Pernikahan selayaknya didasari oleh perasaan cinta kedua belah pihak. Bukan karena kekuasaan, keinginan merebut takhta, ataupun tujuan sesaat
.1693.
"Pasukan utama menyerang bersamaku; gunakan formasi frontal satu sisi untuk menembus pertahanan kemudian menyebarlah. Dengan tujuan mengurangi peluang kekalahan! Sementara sayap kanan dan kiri dipimpin langsung oleh komandan Ludra dan ksatria Hector" Sang raja menunjuk skesta medang perang menggunakan belati perak bermata tajam kebanggaannya. Raut wajah penuh keyakinan terpasang angkuh, seakan-akan menunjukkan bahwa perang kali ini-pun pasti dimenangkan oleh kerajaan northern dan dirinya sebagai seorang pemimpin "Terakhir adalah bagian selatan, dipimpin sendiri oleh adik beserta istriku"
Chanyeol menatap satu-persatu para petinggi kerajaan sebelum pada akhirnya mengepalkan tangan di udara sembari berdiri tegak nan kokoh, tanda telah usainya perundingan "Percaya diri, berpikir cerdik, dan tak mengambil langkah gegabah adalah hal utama dalam perang. Diskusi akan dilanjutkan kembali saat tengah malam, saya mengutus burung elang hitam sebagai pengantar pesan rahasia. Dengan nama yang maha agung, saya; Chanyeol Ludwig membubarkan rapat!"
"PERINTAH LAKSANAKAN. SEGALA KEMENANGAN MENYERTAI NORTHERN!"
Sang raja lantas tersenyum bangga. Sebagai penguasa sementara, sudah menjadi tugas dasar baginya untuk mengambil setiap tanggung jawab menyeluruh termasuk terlaksananya perang agar harga diri kerajaan tak dipertaruhkan. Di atas takhta, ia telah bersumpah sehidup-semati demi membela bangsanya sendiri "Hmm, pertempuran sialan..." Tak berlangsung lama, lamunan sang raja seketika terbagi dikala tidak sengaja menangkap kehadiran sang adik kedua yang tengah bersembunyi di sisi daun pintu "Jaehyun Chevalier, kemarilah. Tak perlu takut untuk menghampiri kakak-mu sendiri, sekalipun dirimu baru saja menguping sebagian besar rahasia diskusi"
"K-kak itu, aku... aku ingin ikut berperang!" Sentak Jaehyun dengan intonasi tinggi di akhir ujaran. Usia sang pangeran kini menginjak 15 tahun, yang dimana angka tersebut telah dirasa lebih dari cukup untuk dipandang sebagai sosok dewasa dan siap mengemban kewajiban "Aku tidak bisa terus-menerus diam dan bersembunyi di balik punggung tegapmu. Aku ingin— tidak, lebih tepatnya harus ikut berperang sebagai bagian sah dari kerajaan. Aku memaksa!"
Jaehyun tentu membenci dirinya sendiri yang tak mampu tampil bebas di khalayak luas sebagai seorang pangeran sejati nan tangguh. Sejak kecil sang raja serta ratu pendahulu senantiasa membelenggu si remaja tampan di dalam istana utama nan megah, dan kini kakak-nya pun menurunkan perintah serupa. Sungguh, ia bukan lagi seorang bocah kecil yang menangis karena tak berhasil menguasai puluhan bahasa dalam waktu singkat. Kini dirinya menunjukkan perubahan signifikan, menjadi; Pangeran Jaehyun Chevalier si pewaris takhta yang telah beranjak remaja, mencari jati diri sesungguhnya, dan mengabdikan seluruh hidup demi keberlangsungan kerajaan
Baru saja sang raja ingin membuka suara, sekilas ucapan lebih dulu menginterupsi keduanya. Sehun, pangeran kedua memasuki ruang rapat dengan langkah gagah-berani sembari menyunggingkan senyuman simpul penuh makna "Tidak adik cerdas-ku. Ajakan perang kali ini dikibarkan langsung oleh raja Trophy... Fakta berucap, bahwa awal-mula berdirinya kerajaan tersebut merupakan berkat pemisahan setengah bagian dari northern. Itu artinya, Trophy telah menginjak harga diri, kesucian bangsa kita, serta nama baik keluarga kerajaan!"
"Dan kau, tugasmu adalah melindungi kerajaan northern selama kami terjun langsung ke medan pertempuran" Senyum si lelaki bersurai hitam legam semakin tercetak miring tatkala raut wajah sang adik berubah kesal sekaligus kebingungan. Ia jelas mengenal Jaehyun, remaja yang memiliki sifat serba ingin tahu tetapi terkadang memiliki ego besar untuk sekedar bertanya. Adiknya yang satu itu lebih senang mengetahui sesuatu melalui pencahariannya seorang diri "Tanggung jawab terberat dipikul olehmu, Jaehyun Chevalier. Kau harus melindungi seluruh titik kerajaan, seluruh rakyat, dan jangan lupakan kehadiran Irene dan Jeno"
Chanyeol mengangguk tanda setuju dengan sang pangeran kedua tersebut. Jika boleh berujar secara gamblang; alasan utama yaitu karena Jaehyun belum cukup berpengalaman, sementara perang yang akan segera berlangsung di perkirakan terjadi dalam skala besar-besaran. Itu sebabnya baik dirinya dan Sehun berusaha sekeras mungkin agar para bangsawan tidak menekan peran penting sang adik selama mempertahankan kemerdekaan negri northern. Setidaknya untuk saat ini, biar-lah pewaris takhta sah berada di antara orang-orang terpercaya serta tempat yang terjamin keselamatannya
"Apa yang dikatakan oleh Sehun merupakan suatu kebenaran. Alih-alih meremehkan, justru kami mempercayaimu..." Chanyeol sontak menarik lengan Jaehyun, membawa si remaja putih-pucat tepat ke hadapan skesta strategi perang "Kau bisa lihat dengan mata kepala sendiri. Sebagai pemimpin pertempuran, aku bertanggung jawab atas 25.000 jiwa yang bersumpah siap bertumpah darah, sementara kau—" Sang raja menggerakkan belatinya mengitari ilustrasi bentuk kerajaan sebelum kembali memberi penjelasan "Kau wajib bertanggung jawab atas nama kerajaan. Dimana tidak hanya puluhan, ratusan atau ribuan kepala yang harus dilindungi segenap jiwa dan raga, tetapi jutaan!"
Jaehyun paham dengan baik, rencana kedua kakaknya ternyata jauh lebih matang dibanding perkiraan. Selama ini ia selalu berpikir buruk jikalau fraksi kerajaan berani merendahkannya karena tak pernah menunjukkan usaha nyata sebagaimana Chanyeol ataupun Sehun bertindak. Tapi nyatanya, hal tersebut tidak perlu digubris sampai sedemikian rupa. Orang membicarakan apa yang ingin dibicarakan, melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang ingin didengar "Aku mengerti! Aku berjanji kepada yang mulia untuk menjaga kerajaan dengan bersungguh-sungguh. Aku berani menjamin berlangsungnya kemakmuran negri kita ditengah perang mendatang!"
Sehun ikut mengangguk bangga. Sang pangeran lantas sedikit merunduk demi mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan sang adik "Pintar! Kau selalu sukses membuatku kagum. Namun tersisa satu perihal penting yang harus kau ingat dan kau lalukan. Anggap saja hal ini sebagai perintah tanpa pengelakkan..." Ia kemudian menggulirkan pandangan; berusaha meminta persetujuan Chanyeol melalui tatapan tersendiri, sementara sang raja-pun langsung memberi anggukan perlahan walau sembari menghela napas tanda kekhawatiran
"Apa kau ingin memiliki kekuasaan mutlak? Apa kau ingin menjadi raja terkuat sepanjang torehan sejarah? Apa kau ingin seluruh insan tunduk dibawah kekuasaanmu?" Tanya sang pangeran beruntun, sukses membuat sang adik lagi dan lagi dipenuhi perasaan linglung nan kebingungan "Cukup jawab pertanyaanku dengan tegas. Apa kau menginginkan seluruh hal yang ku sebutkan di dalam pertanyaan?! Jaehyun Chevalier, fokus!!!"
"Uh— Tentu! Tentu diriku sangat-amat menginginkannya!" Jawab sang pangeran muda secepat kilat ketika tersadar akan bentakkan. Sejujurnya ia masih tak mengerti, tetapi tak jadi masalah, perlahan tapi pasti sang kakak pasti akan menjelaskannya secara merinci "Aku ingin menjadi penguasa mutlak sekaligus sebagai sosok pemimpin yang dapat di andalkan, menjadi raja terkuat, serta membuat tunduk setiap manusia di bawah telapak tanganku! Aku menginginkannya tanpa ragu!"
Chanyeol beralih menatap serius ke arah sang adik, kali ini tak ada kelembutan seperti hal-nya hari-hari penuh kegembiraan. Benar, Jaehyun telah beranjak remaja, maka sudah sepatutnya bagi sang adik untuk mengetahui segala peluang rahasia yang dapat dimanfaatkan "Kecamkan satu hal; setelah bebas bepergian, carilah seseorang yang bernama Taeyong Afreeda— Lelaki cantik dengan surai pirang berkilau bak sebuah bongkah emas, mata berbinar indah sedalam lautan, bibir semerah mawar ranum bermekaran, dan tutur-kata seanggun tarian angsa. Hanya yang tersemat Afreeda di namanya"
"Nikahi dia... jika kau haus akan kekuasaan mutlak" Entah dianggap jahat ataupun tidak, Chanyeol hanya menginginkan yang terbaik untuk sang adik. Ia pikir, tak masalah bila dirinya telah mendoktrin pemikiran polos seorang remaja. Sebab sang raja memiliki alasan tersendiri, dan sayangnya alasan tersebut mungkin terdengar tidak masuk akal "Aku pernah berkata bahwasanya pernikahan dilandasi oleh cinta, namun untuk kali ini.... Bisa kah kau mengikuti permintaanku tanpa bertanya lebih dahulu? Cukup nikahi dia, maka kau akan tahu—"
"Raja! Musuh baru saja menyerahkan surat bersimpul kain penuh darah hewan!" Sela perdana menteri Calciver tanpa mengucap hormat. Bukan tanpa alasan, ia tak sengaja berlaku demikian karena rasa panik yang luar biasa menegangkan "Nampaknya kita perlu segera bersiap sebelum matahari terbenam! Trophy rupa-rupanya sudah tidak sabar menerima serangan mematikan dari pasukan kita, wahai yang mulia"
Chanyeol dan Sehun saling berpandangan sesaat lalu memberi anggukan tegas sebagai jawaban. Keduanya lantas mendekap erat tubuh sang adik, kemudian tanpa basa-basi berlari menuju ruang persenjataan "Sampai jumpa Jaehyun Chevalier— Dan tolong... terus ingatlah permintaan dari kakak-mu yang tidak seberapa ini. Aku menyayangi kalian"
Jaehyun tak bisa melakukan apapun selain terpaku diam di tempat. Kedua saudara tiri terkasihnya baru saja meninggalkan ia seorang diri di tengah luasnya ruang rapat. Bahkan sekedar memberikan dekapan sesaat sebagai kata perpisahaan... "Kalian dengan tega merenggut kemampuanku , namun naasnya kalian tidak berhasil menghapus ingatanku— pftt hahahaha!" Sang pangeran perlahan-lahan tersenyum lebar, menunjukkan kedua titik cacat serta mimik gembira walau kenyataannya perang tengah berada tepat di depan mata "I can't wait to meet you in the future, my beloved quen..."
Pangeran? Putra mahkota? Raja? Oh tentu tidak serendah itu— Ia bisa menjadi apapun jikalau bersangkutan dengan sosok Afreeda. Sekalipun menjadi seorang kaisar? Ah entahlah, Jaehyun hanya memperdulikan janji yang telah diucapkannya bersama seorang lelaki cantik pemikat hati bertahun-tahun silam lamanya
TBC
🙌🏻VOTE&COMMENT🙌🏻
Chapter ini hanya flashback! Chapter depan mungkin bakal panjang + Adult content... Dan maafkan aku kalau updatenya lama/ gak nentu hehehe. Karena 97% dari 100% Mapel itu ada tugas, aku juga keteteran kurang tidur, jadi gak bisa mikir lebih untuk susunan kalimatㅠㅠ