Certain Things《Jaeyong》✔

By acel_kins-

1M 157K 37.7K

[Romance] [M] ❝I'm certain that i'm yours.❞ More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EXTRA PART

Part 26

14K 2.4K 1.1K
By acel_kins-

SENYUM Taeyong mengembang tatkala melihat sosok Jaehyun yang sedang menyiapkan makan malam di dapur, ia baru saja pulang setelah melakukan kegiatan ekstrakulikuler; modern dance. Ada lomba yang di adakan dua minggu lagi, jadi Taeyong perlu berlatih tiga kali di dalam satu minggu.

"Ahjusshi!" sapa Taeyong dengan nada cerianya, ia melempar sepatu ke sembarang arah lalu memeluk erat tubuh Jaehyun dari belakang, "apa yang Ahjusshi masak untuk makan malam?"

Jaehyun tersenyum lembut, ia mengusap pelan lengan Taeyong yang melingkar di perutnya. "Japchae, telur gulung dan bulgogi."

Mendengar itu otomatis perut Taeyong berbunyi, ia melepaskan pelukan dan memberikan kecupan ringan di pipi Jaehyun. Sebenarnya tubuh Taeyong di penuhi keringat, namun ia selalu excited setiap melihat Jaehyun! Bukankah ini yang di namakan cinta sejati? Ups, setidaknya untuk Taeyong!

"Sebaiknya kau membersihkan diri terlebih dahulu, Taeyong." ujar Jaehyun seraya mematikan kompor, ia baru selesai memasak bulgogi yang kini sudah matang dan terlihat begitu lezat, "ada yang ingin aku bicarakan sebelum makan malam."

Sebelah alis Taeyong terangkat. "Membicarakan apa Ahjusshi? Kenapa serius sekali?"

Jaehyun mengusak gemas surai hitam Taeyong. "Aku akan mengatakannya bila kau sudah membersihkan diri."

Kedua pipi Taeyong menggembung, namun dengan cepat ia berlari ke arah kamar untuk menaruh tas dan melepas seragam. Yah, Taeyong memang butuh mandi karena ia berkeringat saat latihan di sekolah. Tapi sungguh, Taeyong cukup penasaran, apa yang akan Jaehyun bicarakan?

Menghela napas panjang, Jaehyun memindahkan bulgogi yang sudah matang ke dalam mangkuk kaca dan menyajikan masakan itu di meja makan bersama Japchae serta telur gulung. Tadinya ia akan menghabiskan waktu di rumah sakit karena keadaan Rose masih belum stabil, namun untungnya Ibu Junhoe datang dan menyuruh Jaehyun pulang.

Kedua orang tua Junhoe adalah pebisnis yang cukup sibuk, tidak selalu bisa menjaga Rose dan memastikan kesehatan wanita itu. Jaehyun sedikit takut bila nantinya Rose akan melakukan tindakan bodoh lagi, jadi ia memutuskan sesuatuㅡtapi sebelum itu, Jaehyun perlu merundingkan hal ini bersama Taeyong.

Semua hal yang Jaehyun bicarakan bersama Rose di rumah sakit, ia perlu membahasnya dengan Taeyong. Jaehyun hanya tidak mau ada kebohongan dan berakhir mengecewakan si lelaki cantik, jadi lebih baik ia mengatakan semuanya.

Jaehyun berjalan menuju ruang tengah, mendudukkan diri di sofa seraya memainkan ponsel untuk melihat cerita milik orang lain di website. Ada naskah yang perlu ia kerjakan, tapi sepertinya Jaehyun akan menunda peluncuran buku barunya karena keadaan yang tidak memungkinkan. Terlebih Rose sebagai editornya sedang dalam keadaan berduka dengan mental yang tidak stabil.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Taeyong untuk mandi, hanya lima belas menit dan kini ia sudah berdiri di belakang Jaehyun mengenakan celana pendek serta kaus santai yang sedikit kebesaran di tubuh. Taeyong melompat ke atas sofa, duduk di atas pangkuan Jaehyun dengan posisi menyamping tanpa permisi, membuat si lelaki tampan tertawa geli.

Namun tentunya Jaehyun tidak menolak, ia menaruh ponsel di atas meja dan memeluk erat tubuh Taeyong, aroma sabun tercium jelas. Terkadang Jaehyun sedikit heran, mereka memakai produk yang sama, tapi kenapa aroma sabun di tubuh Taeyong tercium jauh lebih manis?

"Jadi," Taeyong memainkan kedua jemarinya dan menyandarkan kepala di bahu Jaehyun. "Apa yang ingin Ahjusshi bicarakan?"

Jaehyun menghirup napas dalam. "Tadi pagi Rose mencoba untuk membunuh dirinya sendiri dengan lompat dari lantai limaㅡ"

"Apa?!" kedua bola mata Taeyong membesar, dengan reflek ia memotong kalimat Jaehyun, "lalu bagaimana?"

"Aku berhasil menghentikannya." balas Jaehyun seraya mengusap lembut surai hitam Taeyong, "namun mentalnya sangat tidak stabil, aku takut bila Rose akan melakukan tindakan bodoh itu lagi. Ia bahkan berniat untuk mencobanya jika tidak ada yang mengawasi."

Taeyong mengulum bibir, itu sangat mengerikan. Maksudnya, bagaimana Rose bisa berpikir untuk mengakhiri hidupnya? Ia tahu bahwa semuanya memang tidak mudah, tapi saat ini Rose sedang mengandung! Dengan kondisi mental yang tidak stabil, Taeyong ragu jika kandungan Rose akan baik-baik saja.

Jaehyun menempelkan pipinya di kepala Taeyong. "Jadi aku menawarkan diri untuk menjaga dan mendampinginyaㅡ"

"H-huh?" Taeyong menjauhkan wajah, menatap lurus pada iris cokelat tua Jaehyun dengan tatapan tak percaya, "Ahjusshi akan menikahi Noona?"

"Bagaimana kauㅡ"

"J-jadi itu benar?" suara Taeyong terdengar sedikit bergetar, hatinya seketika berdenyut nyeri, seolah di tusuk oleh ribuan jarum. Ia berniat untuk beranjak dari pangkuan Jaehyun, namun si lelaki bermarga Jung menahan tubuhnya.

Jaehyun tertawa geli. "Astaga, bagaimana kau bisa memikirkan hal itu, Lee Taeyong?" ia mendekap si lelaki cantik dengan erat dan memberikan kecupan manis di bibir Taeyong, "aku tidak mungkin menikah dengan Rose. Satu-satunya orang yang akan aku nikahi adalah kau."

Taeyong mengulum bibir, semburat merah muda muncul di pipi, sedikit malu karena sudah memiliki pikiran bodoh seperti tadi. "L-lalu, apa maksudnya?"

"Begini, dengarkan aku, sayang." Jaehyun mencubit gemas pipi Taeyong, "aku akan mendampinginya hingga ia melahirkan, aku juga berjanji untuk menjadi Ayah angkat dari bayi yang dia kandung. Rose tidak ingin anak itu lahir tanpa Ayah, aku hanya memikirkan solusi terbaik. Sebenarnya aku ingin memintamu untuk mendampinginya juga, kita berdua bisa menolong Rose agar ia tidak merasa kesepian dan berakhir memiliki pikiran mengakhiri hidupnya sendiri."

Untuk sementara Taeyong terdiam, masih mencerna apa yang baru saja Jaehyun jelaskan. "Ahjusshi akan menjadi Ayah dari anak Noona?"

"Ya, seperti Ayah angkat yang akan menjaganya dan menafkahinya, kau tahu apa yang aku maksud." gumam Jaehyun pelan, ia mengusap kepala Taeyong, berharap bila lelaki cantik itu akan menghargai keputusan yang ia buat, "kedua orang tua Junhoe terlalu sibuk, mereka tidak bisa terus mengawasi Rose. Aku sedikit takut bila Rose sendirian, ia akan memiliki pikiran negatif. Jika kita menemaninya hingga ia melahirkan nanti, Rose tidak akan merasa sendiri lagi karena buah hatinya, kau mengerti kan?"

Taeyong mengangguk pelan, apa yang Jaehyun katakan ada benarnya. Mereka mungkin bisa menemani Rose hingga wanita itu melahirkan.

"Dan sayang," Jaehyun tertawa ketika Taeyong menatap wajahnya dengan bola mata yang berbinar. "Kuharap kau tidak keberatan bila aku mengajak Rose untuk tinggal di sini sementara. Dia bisa memakai kamarmu, kau akan tidur bersamaku. Lagi pula kamarmu tidak terpakai, setiap malam kita selalu tidur bersama, bukan begitu?"

Kening Taeyong berkerut dalam. "Apa ini akan baik-baik saja? Bagaimana bila aku merasa canggung? Kita tidak bisa bersikap seperti ini, aku memeluk atau menciummu dengan leluasa, hanya ada satu tempat untuk melakukannya."

Kali ini Jaehyun tidak bisa menahan tawanya, ia terbahak keras. "Hanya itu yang kau khawatirkan?"

Taeyong segera membuang pandangan ke arah lain. "T-tentu saja! Aku ingin memeluk dan mencium Ahjusshi setiap saat!"

Jaehyun menggesekkan hidungnya di pipi Taeyong. "Kita masih tetap bisa melakukan hal itu, hanya saja kau harus sedikit menahannya bila Rose ada di sekitar. Jadi, apakah kekasihku mengizinkannya atau tidak? Tentang Rose yang tinggal bersama kita?"

Taeyong menghirup napas panjang dan mengangguk. "Itu bukan masalah besar, aku bersedia membantu Noona. Kita tidak mungkin membiarkannya menderita sendirian kan, Ahjusshi?"

"Benar." Jaehyun menangkup kedua pipi Taeyong dan mengecup dahi lelaki cantik itu, "terima kasih karena sudah memberi izin, aku menghargai itu."

"Huum!" hanya saja, Taeyong tidak ingin melihat Rose menderita terlalu lama. Bukankah kehilangan pasangan adalah hal terburuk? Terlebih saat ini Rose sedang mengandung.

Dan juga, Taeyong bisa memiliki keponakan yang lucu! Baiklah, Taeyong akan membantu Rose dengan tulus, ia serta Jaehyun bisa melakukannya.

***

Karena keadaan Rose sudah sedikit membaik, wanita itu di izinkan pulang setelah tiga hari menginap di rumah sakit, Jaehyun membantu mengurus administrasi serta menebus seluruh obat dan vitamin yang perlu Rose konsumsi sebagai ibu hamil.

Kini keduanya berada di mobil, menuju apartemen Jaehyun. Taeyong tidak bisa menemani karena masih memiliki kegiatan di sekolah.

"Apakah tidak masalah?" Rose menatap lurus ke depan, memerhatikan jalanan yang tidak begitu ramai, "sepertinya aku akan sangat merepotkan."

Jaehyun membawa mobilnya dengan kecepatan rata-rata, ia melirik Rose sekilas sebelum menggeleng pelan. "Aku sudah berjanji untuk mendampingimu. Jadi kumohon, jangan lakukan hal bodoh yang bisa mengancam nyawamu. Saat ini kondisi kandunganmu sudah baik-baik saja, jangan memikirkan banyak hal yang bisa membuat janinmu terganggu. Aku dan Taeyong pasti membantu."

Rose mengulum bibir dan menyamankan diri di kursi penumpang, ia mengusap pelan perutnya. Jaehyun sudah berbaik hati menawarkan diri untuk menjaga dan mendampinginya. Setidaknya, walaupun sedikit, Rose perlu menghargai niat baik lelaki itu.

"Apa kekasihmu baik-baik saja mengetahui hal ini?" tanya Rose tiba-tiba, ia ingat bahwa Jaehyun memiliki seorang kekasih.

Jaehyun tersenyum lebar. "Dia baik-baik saja, aku sudah membicarakan hal ini dengannya."

Rose tersenyum kecil. "Aku tidak sabar untuk bertemu kekasihmu."

"Kalian akan bertemu nanti, sekarang kau hanya perlu fokus untuk memulihkan diri." ujar Jaehyun dengan lembut, ia menepuk pelan tangan Rose, berharap bila wanita itu akan baik-baik saja.

"Terima kasih Jaehyun." Rose memiringkan kepala dan menatap jendela di samping, tangannya tidak berhenti untuk mengusap perut yang masih datar. Rasa rindu kepada Junhoe masih sangat melekat, namun Rose harus bisa merelakan lelaki itu secara perlahan. Ini sangat menyakitkan, menahannya seorang diri terlalu menyakitkan.

Tbc

Apasi Jaehyun nikah sama Rose, gila yah? 😏

Continue Reading

You'll Also Like

100K 17.5K 35
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
655K 76.5K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
133K 11.7K 71
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
662K 47.8K 43
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...