Certain Things《Jaeyong》✔

By acel_kins-

1M 157K 37.7K

[Romance] [M] ❝I'm certain that i'm yours.❞ More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EXTRA PART

Part 25

14.9K 2.5K 1.5K
By acel_kins-

HARI ini Jaehyun kembali ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Rose, pukul tujuh pagi tadi wanita itu di larikan ke unit gawat darurat karena keadaannya yang tidak stabil, namun kini Rose sudah di tempatkan di ruang VIP. Jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri Jaehyun menunjuk ke angka sembilan, ia tidak bisa membawa Taeyong karena si lelaki cantik harus pergi sekolah.

Jaehyun membawa keranjang berisi buah, ia tidak bisa datang dengan tangan kosong. Sungguh, Jaehyun tentu paham kenapa keadaan Rose tidak stabil, sudah ia katakan bahwa wanita itu sangat membutuhkan Junhoe.

Menghela napas panjang, Jaehyun membuka pintu ruang inap Rose. Namun sedetik kemudian keranjang buah yang ia genggam terjatuh ke lantai dengan teriakan lantang yang keluar dari belah bibirnya. "ROSE!!"

Kaki Jaehyun bergerak terlebih dahulu, tangannya meraih si wanita yang sudah berdiri di pinggir jendela besar; bersiap untuk melompat ke bawah dengan ketinggian lima lantai. Jantung Jaehyun berdegup kencang, ia tidak bisa berkedip selama beberapa saat, tangannya mendekap erat tubuh Rose yang kini memberontak.

"Lepaskan aku!" seru Rose dengan tangisan pilu, wajahnya terlihat sangat pucat, "l-lepaskan aku, Jaehyun!"

Entah kenapa, namun emosi Jaehyun meluap seketika. Apa Rose sudah tidak waras?! Kenapa wanita itu memutuskan untuk melakukan hal yang sangat tidak beradab?! Rose sedang mengandung, apa tidak ada sedikit pikiran di dalam kepalanya untuk membesarkan buah hatinya bersama Junhoe?!

"Rose!" nada suara Jaehyun meninggi, ia menyentuh kedua bahu wanita bersurai panjang itu, mata Jaehyun menatap lurus wajah Rose, "apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?! Apa yang kau pikirkan?! Membunuh dirimu dan janin yang ada di dalam kandunganmu sama sekali tidak akan menyelesaikan apapun!"

Tubuh Rose bergetar, ia menatap Jaehyun dengan tatapan kosong. "A-aku ingin menyusul Junhoe," suaranya terdengar begitu lirih. "Kami s-sudah berjanji untuk tetap bersama selamanya, jangan larang aku.. Hiks.. Aku ingin bersamanya."

Jaehyun menundukkan kepala dan menghirup napas dalam. Rose yang ia kenal tidak seperti ini, wanita itu kuat, energik dan selalu mencemooh nya dengan candaan. Namun kini Rose terlihat sangat rapuh, Jaehyun tidak ingin ke depannya Rose melakukan tindakan bodoh seperti ini. Sial, apa yang harus ia lakukan?!

"Park Chaeyoung, dengarkan aku." kali ini Jaehyun memanggil Rose dengan nama aslinya, "kau tidak bisa melakukan tindakan bodoh seperti ini, kau bisa melewatiㅡ"

"Aku membutuhkan Junhoe!" potong Rose cepat, tubuhnya jatuh terduduk di lantai dan kini Jaehyun berjongkok untuk menyamainya, "aku membutuhkan Junhoe.. Hiks.. Dan anakku membutuhkan Ayahnya! Jadi jangan larang aku, aku ingin menemui lelaki yang aku cintai!"

"Aku tidak bisa membiarkanmu membahayakan dirimu sendiri!" Jaehyun frustrasi, ia merasa pening karena berbicara dengan orang yang kehilangan pikiran rasionalnya, "aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, Chaeyoung!"

Tangis Rose pecah, ia memeluk tubuhnya sendiri dan menyembunyikan wajah di antara lututnya. Sejak kemarin hidupnya terasa begitu hampa, sangat menyedihkan hingga Rose tidak bisa berhenti memikirkan cara untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Ia dan Junhoe sudah berjanji untuk bersama selamanya, oleh karena itu Rose ingin menyusul Junhoe.

Tidak ada yang bisa Rose lakukan tanpa lelaki itu, ia sangat membutuhkan Junhoe melebihi apapun. Mereka tidak akan pernah bertemu lagi dan hal tersebut membuat Rose tidak mampu berpikir jernih. Hanya Junhoe yang memenuhi pikirannya sejak kemarin, ia merindukan lelakinya.

Jaehyun memejamkan mata dan merengkuh Rose ke dalam dekapan hangatnya. Tidak ada cara lain yang terpikir untuk menenangkan wanita itu, Jaehyun tidak habis pikir, kenapa Rose ingin sekali mengakhiri hidupnya? Itu bukan jalan terbaik, Rose bisa membesarkan anaknya bersama Junhoe, bukankah itu satu-satunya darah daging yang di tinggalkan oleh Junhoe?

Ada setitik rasa takut di dalam diri Jaehyun, Rose sedang tidak bisa berpikir jernih, wanita itu bisa saja melakukan tindakan bodoh seperti ini lain kali tanpa sepengetahuan siapapun. Jika Jaehyun tidak datang tepat waktu, apa yang terjadi? Tubuh Rose pasti sudah di temukan di pinggir rumah sakit dengan darah yang menggenang di sekitar.

"Kumohon Chaeyoung-ah, kau pasti bisa melewatinya." gumam Jaehyun pelan, tangannya bergerak untuk mengusap punggung ringkih Rose.

Jaehyun harap ia bisa membantu Rose, menghilangkan semua kegundahan di hati wanita itu agar Rose tidak berpikir untuk mengakhiri hidupnya yang masih sangat berarti.

***

Di jam pelajaran yang kosong, Taeyong memutuskan untuk diam di dalam kelas, pikirannya masih membayangkan tentang Rose yang kehilangan calon suaminya dan menderita. Taeyong dengar, Junhoe sudah di makamkan pagi tadi, ia serta Jaehyun tidak bisa datang karena Taeyong memiliki ujian harian di pagi hari. Sementara Jaehyun lebih memilih untuk mengunjungi Rose di rumah sakit.

"Apa kau masih memikirkan wanita yang kehilangan calon suaminya itu?" tanya Ten penasaran, ia menatap lurus pada wajah Taeyong.

Otomatis Taeyong mengangguk. "Bukankah itu sangat menyakitkan? Kehilangan seseorang yang kau cintai dan kalian tidak akan pernah bisa bertemu lagi, selamanya. Hanya kenangan yang tertinggal, aku tidak akan bisa hidup dengan hal tersebut."

Ten mengulum bibir dan menggenggam erat tangan Taeyong. "Itu pasti sangat menyakitkan, tapi kurasa masih ada solusi, kau bisa mengenangnya di sepanjang perjalanan hidupmu, itu bukan kenangan buruk. Maksudku, ada kenangan manis yang tertinggal, kau tidak mungkin ingin melupakan hal itu."

Apa yang Ten katakan ada benarnya, apa Taeyong harus membicarakan hal ini kepada Rose? Maksudnya, wanita itu masih tetap harus berjuang untuk mengenang Junhoe selama sisa hidupnya, walaupun mungkin awalnya terasa menyakitkan, namun Taeyong yakin Rose akan terbiasa dengan itu. Tapi, tentunya ini tidak semudah yang Taeyong pikirkan, ia tidak bisa merasakan apa yang Rose rasakan.

"Aku tidak ingin membicarakannya lagi." gumam Taeyong pada akhirnya, karena ia semakin merasa iba, "kau tidak pergi ke kantin?" ia memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

Ten mencibir lalu menyandarkan punggung pada kursi dan menatap lurus ke depan. "Untuk apa aku pergi ke kantin sendirian?"

Oh benar, sebelumnya Taeyong menolak ajakan temannya itu untuk pergi ke kantin, karena perasaannya tidak nyaman. Taeyong sedikit berharap, semoga Jaehyun bisa membuat Rose merasa lebih baik.

"Kurasa aku membutuhkan udara segar." ujar Taeyong akhirnya, ia tersenyum dan berdiri, "ingin pergi ke kantin? Aku ingin minum soda!"

Kedua sudut bibir Ten terangkat; membentuk senyum manis. "Call! Kali ini aku akan mentraktirmu!"

Mereka berdua tertawa lalu berjalan keluar dari kelas, beruntungnya kelas mereka terletak di ujung bangunanㅡdekat dengan kantin, jadi tidak masalah bila jam pelajaran sedang kosong seperti sekarang dan ada beberapa murid yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di kantin.

Toh ruang guru terletak lumayan jauh, lagi pula Taeyong dan Ten sudah mengerjakan tugas yang di berikan, itu tidak sulit! Hanya biologi, mereka bisa menyelesaikan tugas tersebut hanya dengan lima belas menit.

"Tapi Taeyong," Ten menyikut lengan si lelaki bermarga Lee. "Kau benar-benar sedang menjalin hubungan dengan Ahjusshi itu ya?"

Taeyong menggembungkan satu pipinya. "Memang kenapa? Dengar, aku tidak mau kau menjodohkanku dengan Mingyu, aku sudah tahu rencana busukmu dan Doyoung!" cih, jangan pikir Taeyong tidak tahu bahwa kedua temannya itu bersekongkol dengan Mingyu!

Ten memasang cengiran lebar. "Hehe, kau dan Mingyu sangat cocok, kalianㅡ"

"Aku tidak ingin mendengar apapun." balas Taeyong sinis, ia mendorong kepala Ten dengan jari telunjuknya, "lagi pula, kau juga memiliki kekasih yang umurnya jauh di atasmu! Siapa namanya? Joha? Joojin? Joyㅡ"

"Johnny!" seru Ten tidak terima.

Taeyong menjentikkan jarinya. "Benar, Johnny! Kudengar ia adalah mahasiswa tingkat akhir di kampus."

Ten hanya bisa mengerucutkan bibir, terserah! Ia dan Taeyong memang memiliki sedikit kesamaan, yaitu menyukai lelaki yang lebih tua! Walaupun Ten selalu memuja pangeran sekolah seperti Eunwoo, Mingyu atau yang lainnya, namun tetap, di dalam hati, ia hanya menyukai Johnnyㅡkekasihnya.

"Kita impas sekarang, jadi hentikan semua rencanamu untuk membuatku dekat dengan Mingyu, kami hanya teman." setelah mengatakan itu Taeyong memasukan uang ke dalam mesin minuman dan memilih soda, meninggalkan Ten yang hanya bisa menggerutu.

***

Rose menatap kosong ke depan, sepuluh menit yang lalu suster sudah memberikan obat penenang yang membuatnya jauh lebih stabil. Mata dan hidungnya memerah; terlalu banyak menangis, suara Rose bahkan sedikit serak karena ia selalu berteriak.

Perlahan tangan Rose bergerak; mengusap perutnya. Ia memiliki janin yang seharusnya di rawat bersama Junhoe, mereka baru akan memulai kehidupan bersama, dengan keluarga kecil yang bahagia. Jika saja kejadian tragis itu tidak menimpa Junhoe, mungkin saat ini Rose sudah memasang wajah bahagia, menikmati waktu bersama Junhoe.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jaehyun yang baru saja masuk ke dalam ruangan, sebelumnya ia menemui dokter untuk mendengar kabar tentang keadaan Rose.

Kandungan wanita itu sangat lemah, bila Rose terus merasa stress dan frustrasi, mungkin Rose bisa kehilangan janin di perutnya. Terlebih sejak kemarin wanita bermarga Park itu belum mengkonsumsi apapun, hanya air putih.

Rose menatap Jaehyun dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Kau tahu?" ia tersenyum lemah, "Junhoe lebih dari sekedar kekasih, ia adalah teman dan keluargaku. Satu-satunya hal berharga yang aku miliki, bukankah rasanya sangat menyedihkan? Aku tidak bisa bertemu dengannya lagi, melihat atau bahkan menyentuhnya, itu mustahil." kali ini Rose memandang ke luar jendela, "aku hanya ingin menemuinya dan hidup bahagia."

Jaehyun menghela napas jengah, ia duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Rose. "Itu adalah pilihan yang buruk, kau masih bisa bertahan, aku yakin itu. Bunuh diri? Kuharap kau tidak akan memikirkan hal tersebut untuk yang kedua kali."

"Aku memikirkan banyak cara untuk mengakhiri hidupku sendiri." balas Rose cepat, tidak peduli bahwa kini Jaehyun terlihat sangat kesal, "aku dan Junhoe sudah berjanji untuk tetap bersama selamanya."

"Apa kau tidak memikirkan janin yang kau kandung?!"

"Buah hatiku dan Junhoe? Sekarang janin ini sudah tidak memiliki Ayah, jadi mungkin ia harus ikut bersamaku untuk menemui Ayahnya."

"Chaeyoung, sungguh." Jaehyun menggenggam erat tangan Rose, "tidak bisakah kau sedikit memiliki pikiran rasional? Kau harus bertahan, aku akan mendampingimu, aku berjanji."

Rose menunduk, memperhatikan tangannya yang di genggam oleh Jaehyun. "Aku membutuhkan Junhoe."

Jaehyun mendesah keras, pikirannya berputar, mencari cara agar Rose tidak terus seperti ini. "Lihat aku, Chaeyoung-ah." kali ini mereka berdua bertatapan, Jaehyun bisa melihat kekosongan di dalam bola mata Rose, "jika anakmu membutuhkan seorang Ayah, aku bisa melakukan itu. Aku akan menjadi Ayahnya, jadi tolong, jangan memiliki niat bodoh untuk mengakhiri hidupmu sendiri."

Kening Rose berkerut dalam, tidak terlalu mengerti dengan apa yang Jaehyun katakan.

"Hingga kau melahirkan janin itu, aku berjanji untuk selalu ada di sisimu. Menemanimu dan memenuhi semua kebutuhanmu, tolong pertimbangkan hal itu. Aku akan menjadi Ayah untuk anakmu." ujar Jaehyun dengan nada seriusnya, ia tersenyum lembut, "jadi kumohon, hidupmu terlalu berharga."

Rose hanya diam lalu mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak mempedulikan Jaehyun yang kini mengusap lembut punggung tangannya.

Tbc

😏

Continue Reading

You'll Also Like

70.6K 3.4K 21
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...
34.4K 5.6K 16
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
2.9M 208K 51
Apapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. 𝙍𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙀𝙧𝙖𝙣𝙙𝙤 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 Terim...
178K 19.5K 23
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...