My Bad Sister || Hold Me Tigh...

By NihaOsh

833K 120K 47.7K

[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa ya... More

00 || Pernikahan papa
01 || Bartender
02 || Barcode
03 || Jaehyun
04 || Jalan malam
05 || Sakit
06 || Peduli
07 || Kissing
08 || Mati?
09 || Kafe
10 || Renang
11 || Celia
12 || Trauma
13 || Mabuk
14 || Kelicikan Yura
15 || Mereka mati
16 || Parasit
17 || Video
18 || Anonim
19 || Rumah sakit
20 || Menyerah
21 || Ayah ingin bertemu
22 || Janji
23 || Ancaman dari Yunho
24 || Menikah?
25 || Lebih dari sahabat
26 || Racun
27 || Rasa sakit
28 || Kenyataan pahit
29 || Pantai
30 || Sekali saja
31 || Cupcake
32 || Ingkar Janji
33 || Menyerah (2)
34 || Ternyata dia juga mencintai Shan
35 || Jalur hukum
36 || Ingkar janji lagi
37 || Pulau Jeju
38 || Jangan tertidur
39 || Jangan tidur terlalu lama
40 || Jeno dan Jaemin
42 || Untuk Shannon [SELESAI]
43 || Ending Scene [BONCHAP]
44 || Jeno

41 || Jangan biarkan dia pergi

13.8K 2.3K 1.5K
By NihaOsh

Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya, Terimakasih 😍😍

.
.
.

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, Shua datang ke rumah sakit di antar Hyunjin, namun Hyunjin memutuskan untuk segera pulang, agar Jaehyun dan Jeno tidak mengetahui hal ini.

Shua menghampiri Jeno yang duduk di kursi dekat brankar Shan, kemudian sedikit membungkukan tubuhnya dan memeluk Jeno.

Tanpa diduga Jeno membalas pelukan Shua, membuat Shua tersenyum senang, "Jeno masih sakit?" Tanya Shua.

"Udah sembuh," gumam Jeno, padahal akhir-akhir ini Jeno jarang menjawab pertanyaannya, bahkan sering mengabaikannya.

Shua melepaskan pelukannya, ia terkejut ketika Jeno menatapnya dengan tajam, padahal sebelumnya tidak seperti itu.

"K-kenapa?" Tanya Shua.

"Bau parfumnya Hyunjin," gumam Jeno yang membuat Shua tak bisa menutupi rasa gugupnya.

"I-itu, gue gak sengaja ketemu di jalan, jadi-"

"Di leher lo," sela Jeno yang membuat Shua merengut sendu.

"Hyunjin emang baik, tapi dia suka mainin cewek, lo bukan satu-satunya cewek yang lagi di deketin Hyunjin, jadi jauhin Hyunjin," ujar Jeno.

Shua pun menghela nafasnya, lalu beralih duduk di samping Jaehyun, memeluk Jaehyun dari samping.

"Jangan marah," gumam Shua, dan Jaehyun menyerah, ia mengusap punggung Shua dengan lembut.

Sementara Jeno kembali memandang Shan yang masih setia menutup matanya, ia pun meraih tangan Shan dan menggenggamnya.

"Gue masih nunggu lo buat bangun," ujar Jeno dengan suara pelan.

"Jangan pergi sebelum lo nepatin janji buat bangun," ujar Jeno lagi, lalu ia tersenyum kecil.

Jeno menghela nafasnya, "Jaemin udah pulang?" Tanya Jeno seraya menoleh pada Jaehyun dan Shua.

"Belum, dia di luar, jangan diemin dia terlalu lama, Emangnya Jaemin punya masalah apa sama lo?" Balas Jaehyun.

"Gue gak suka dia nungguin Shan di sini, dia bukan siapa-siapa," ujar Jeno dengan jujur.

"Dia peduli sama Shan, harusnya lo bersyukur karena masih banyak yang sayang sama Shan," ujar Jaehyun dengan tatapan sengit.

"Orang jatuh cinta beda," bisik Shua di telinga Jaehyun, dan Jaehyun hanya diam.

Sebenarnya Jaehyun sudah siap untuk mengambil hati Shan dan memperbaiki semuanya, namun nyatanya Jeno mencintai Shan lebih dulu, membuatnya harus mengurungkan niatnya untuk jatuh cinta lagi pada Shan.

**

My bad Sister
Hold me tight

**

10 hari telah berlalu sejak Shan koma, dan sampai detik ini belum ada perkembangan dari Shan, donor jantung pun belum didapatkan, sementara waktu yang ditentukan tinggal 4 hari lagi.

Jeno terus menundukkan kepalanya, sementara kedua tangannya menggenggam tangan Shan yang membengkak karena cairan infus yang tak henti-hentinya mengalir ke dalam tubuh Shan.

Pintu kamar rawat terbuka, membuat Jeno menoleh, ada Jaemin yang baru saja datang, mengingat Jaemin sempat pulang tadi pagi.

Raut wajah Jaemin terlihat sendu, lalu ia menghampiri Jeno, "sorry, kalau gue bikin lo gak nyaman, gue suka Shan sebagai teman," ujar Jaemin karena Jeno benar-benar mendiaminya akhir-akhir ini, bahkan 10 hari ini Jeno hanya menatapnya dengan dingin atau tajam, padahal dirinya ikut andil menjaga Shan di rumah sakit, dan ia mendapatkan alasan tersembunyi dari sikap Jeno yang seperti itu dari Shua.

"Lo gak perlu cemburu, gue cuma pengen jengukin Shan setiap hari," lanjut Jaemin, dan Jeno tetap terdiam.

Tiba-tiba Jeno menoleh ketika merasakan jari Shan bergerak di genggamannya.

"S-Shan," lirih Jeno ketika melihat mata Shan yang perlahan terbuka.

Jaemin yang melihat itu tersenyum haru.

"Shan, Shannon." Jeno terus memanggil Shan, membuat Shan melirik kearahnya dan tersenyum lemas, hal itu membuat dada Jeno terasa sesak.

"J-Jeno," ujar Shan dengan suara serak dan hampir tak terdengar.

"Iya, ini gue, Jeno."

"Gue gak ingkar janji," bisik Shan, dan Jeno mengangguk.

"Ya, lo gak ingkar, lo bangun dan gue di sini, kita sama-sama gak ingkar janji," sahut Jeno yang membuat Shan tertawa pelan.

Jeno cemas ketika Shan tertawa dengan lirih, Shan benar-benar terlhat lemas, bahkan matanya tak bisa terbuka sepenuhnya.

"Gue panggil dokter," ujar Jaemin.

"Jangan, di sini aja," ujar Shan yang membuat Jaemin terdiam, namun tatapan lembutnya membuat Shan menghangat.

"Gue mimpi," ujar Shan seraya tertawa pelan lagi, bukannya lucu, hal itu membuat Jaemin dan Jeno merasa sakit di hatinya.

"Mimpi apa? Apa ada gue?" Tanya Jeno yang berusaha terlihat tenang, padahal dadanya sudah bergemuruh hingga terasa sakit.

"Ada, ada mama juga, k-kita nonton pesta kembang api di sungai Han."

"Apa kembang apinya secantik yang di Jeju?" Tanya Jeno.

"Y-ya ya, cantik banget, mama suka, kita suka," racau Shan dengan mata yang bergerak gelisah, namun bibirnya tak henti-hentinya tersenyum.

"Mau lagi, mau nonton pesta kembang api lagi." Shan terus meracau, Jeno tersenyum getir.

"Kalau lo udah sembuh, bulan depan gue janji bakal bawa lo ke pesta kembang api," sahut Jeno, entah kebetulan atau tidak, di sungai Han memang akan ada pesta kembang api, seperti yang Shan ceritakan dari mimpinya.

"Sembuh, gue mau sembuh aja," ujar Shan yang membuat Jeno tersenyum dengan mata yang merah dan berkaca-kaca.

"Iya sembuh, lo bakal sembuh, nanti kita jalan-jalan lagi."

Jaemin hanya diam seraya memperhatikan Shan, banyak hal yang ingin ia katakan pada Shan, namun ia tidak enak memotong pembicaraan Jeno, ia tidak mau Jeno merasa tersaingi olehnya, melihat Shan tersadar pun sudah membuatnya bersyukur.

Cklek

Taeyong yang baru saja datang terkejut melihat Shan yang sudah sadar, ia segera menghampiri Shan, kemudian tersenyum lirih.

"Hai Shan," sapa Taeyong yang berusaha untuk terlihat baik-baik saja, padahl ia begitu mencemaskan kondisi Shan, dan Shan hanya tersenyum lemah.

Taeyong mengecek keadaan Shan sejenak, ia juga mengatur laju cepatnya air infus yang mengalir ke dalam tubuh Shan.

"Ada yang sakit?" Tanya Taeyong.

"Semuanya, tapi gak apa-apa, udah biasa," sahut Shan yang membuat Jeno memejamkan matanya sejenak untuk menahan tetesan air matanya.

"Rasa sakitnya bakal hilang, tunggu suster datang buat kasih kamu obat."

"Gak mau tidur, gak mau tidur, takut," lirih Shan yang membuat Taeyong tersenyum kecut.

"Y-ya, obatnya gak akan bikin kamu tidur," sahut Taeyong.

Taeyong menghela nafasnya, "aku bawa kabar baik buat kalian semua," ujar Taeyong yang membuat Jaemin dan Jeno penasaran.

"S-soal apa?" Tanya Jaemin dengan suara yang mendadak terbata.

"Pihak rumah sakit udah nemuin jantung yang cocok buat Shan," ujar Taeyong yang membuat Jaemin terskejut, sementara Jeno terkejut dalam diam, tangannya mengusap punggung tangan Shan dengan ibu jarinya.

"K-kak Taeyong serius? S-Shan, Hmm Shan bisa sembuh?" Tanya Jaemin dengan suara gemetar, dan Taeyong menganggukan kepalanya.

"Kita berdoa aja buat kelancaran operasinya nanti," ujar Taeyong seraya tersenyum.

Jeno terdiam sejenak, lalu ia tersenyum kecil pada Shan, "lo denger? Lo bakal sembuh," bisik Jeno dengan air mata yang tiba-tiba menetes, ia benar-benar nenjadi cengeng karena Shan, entah sudah berapa kali ia menangisi Shan.

"Kenapa nangis?" Tanya Shan dengan dahi berkerut sendu.

"Senang, gue senang banget," sahut Jeno seraya mengusap air matanya, lalu menatap Shan sambil tersenyum getir.

Shan tertawa pelan, namun dengan mata yang kembali menutup, hal itu membuat Jeno cemas.

"Jangan tidur lagi," pinta Jeno, dan Shan kembali membuka matanya.

"Gak tidur, gue juga takut buat tidur," sahut Shan yang banyak tersenyum.

"S-siapa?" Tanya Shan seraya menatap Taeyong.

"Siapa orang baik mau donorin jantungnya buat aku?" Tanya Shan lagi.

"Setelah operasi, kamu bakal tau," sahut Taeyong seraya tersenyum kecil.

"Apa udah meninggal?"  Tanya Shan lagi, dan Taeyong menghela nafasnya sambil kembali tersenyum.

"Jadwal operasinya 3 hari lagi, 7 Juli, jam 9 pagi, aku bakal kabarin lagi buat tahap menuju operasi," ujar Taeyong, dan Shan hanya diam.

"Aku keluar dulu," ujar Taeyong lagi, dan Jeno menganggukan kepalanya, Taeyong pun keluar dari ruang rawat Shan.

"Jangan pergi," ujar Shan seraya membalas genggaman tangan Jeno, dan Jeno menganggukan kepalanya.

"Gue jelek ya?" Tanya Shan, sontak Jeno menggelengkan kepalanya.

"Lo selalu cantik di mata gue."

"Gue bakal hapus tato," ujar Shan dengan suara lirih.

"Gak boleh, itu bakal nyakitin diri lo, gue suka lo apada adanya, tato yang ada di tubuh lo jangan dihapus, asal jangan nambah tato lagi," ujar Jeno yang membuat Shan tersenyum dengan mata terpejam lemah.

"G-gue mau hitamin rambut, sesuai apa yang lo mau," bisik Shan.

"Enggak perlu, gue suka semua yang ada sama diri lo, gak perlu dirubah demi gue," sahut Jeno yang membuat Shan merengut sendu, matanya berkaca-kaca.

"Makasih, Jeno."

Jeno mengangguk kecil, Jaemin yang melihat interaksi Jeno dan Shan hanya tersenyum getir.

Tanpa mengatakan apapun lagi Jaemin keluar dari ruang rawat Shan.

**

"Jeno," panggil Shan, dan Jeno mengusap punggung tangan Shan dengan ibu jarinya.

"Hm?"

"Mau ketemu bunda," sahut Shan yang membuat Jeno tersenyum.

"Nanti bunda ke sini, bunda masih sakit, tapi nanti bunda jenguk lo kok, ditunggu aja."

"Shua juga."

"Iya, Shua sering datang ke sini buat jenguk lo, pokonya banyak yang jenguk lo, karena lo orang baik, jadi banyak yang sayang sama lo," sahut Jeno.

Shan tersenyum, "kalian juga orang baik."

Shan menghela nafasnya lirih, "Jeno.."

"Ya?"

"Gimana kalau operasinya gagal?"

Jeno terdiam sejenak, ia pun memikirkan hal itu.

"Jeno.." panggil Shan lagi.

"Berdo'a, semoga semuanya lancar."

"sebelum masuk ruang operasi, kita harus pelukan dulu," ujar Shan, dan Jeno mengangguk.

"Jeno..."

"Iya Shan?" Tanya Jeno dengan suara lirih, pasalnya Shan sejak tadi memanggil namanya terus.

"Sayang Jeno."

"Gue tau, gue juga sayang sama lo," balas Jeno, dan Shan tersenyum.

"Shan, setelah operasi nanti, lo harus janji tentang beberapa hal sama gue," ujar Jeno.

"Apa itu?"

"Janji buat jaga kesehatan, jaga pola makan, jangan ngerokok, jangan minum minuman yang mengandung alkohol, jangan pergi ke bar, lo harus lakuin hal yang berguna."

Shan tertawa pelan, "iya, janji. Lo bisa Ingetin atau tegur gue kalau gue ingkar janji."

Jeno tersenyum kecil, "sekarang lo mau sesuatu?"

"Cuma mau sama lo, gak pengen apa-apa lagi," sahut Shan, dan Jeno mengangguk kecil.

**

Jaemin memasuki kamarnya dengan langkah gontai, lalu ia duduk di pinggiran kasur, mengeluarkan berkas yang baru ia dapat dari Taeyong tadi pagi, ia pun membacanya kembali walau Taeyong sudah menjelaskan semuanya.

Perlahan mata Jaemin terlihat memerah dan berkaca-kaca, lalu ia menteskan air matanya.

"A-ayah.."

"Maafin Jaemin, hks, maaf ayah.."

Jaemin menundukan kepalanya, kemudian tangisannya pecah begitu saja, tangisan yang terdengar memilukan, sesekali ia memukul dadanya sendiri.

Tanpa Jaemin ketahui, Yoan berdiri di depan kamar Jaemin, mendengarkan tangisan Jaemin yang menbuatnya ikut meneteskan air matanya.

Yoan pun melangkahkan kakinya menuju pintu belakang, mengunci pintu dan mencabut kuncinya, dan ia melakukan hal yang sama dengan pintu depan.

Arin, bundanya Jaemin dan Yoan yang baru saja keluar dari kamar mengerutkan dahinya bingung melihat Yoan melakukan itu.

"Ada apa Yoan?" Tanya Arin yang menatap Yoan dengan tatapan cemas, pasalnya Yoan terus meneteskan air matanya.

"J-jangan biarin kak Jaemin pergi, nanti aku sendirian," sahut Yoan dengan suara lirih dan gemetar, lalu Yoan mendekat pada bundanya.

"Janji sama aku ya bun, jangan biarin kak Jaemin pergi, Jaemin milik kita, bukan orang lain," ujar Yoan seraya meremat lengan bundanya.

"Kenapa kamu tiba-tiba ngomong gitu, Yoan?"

Yoan tersenyum kecil, "gak apa-apa, aku cuma takut ditinggal kak Jaemin," sahut Yoan, lalu ia memeluk Arin, Arin yang tak mengerti pun tetap menbalas pelukan Yoan, membiarkan Yoan menangis lirih di pelukannya, sampai akhirnya ia menyadari sesuatu, yaitu tangisan Jaemin yang memilukan di dalam kamarnya.

.
.
.
.
Tbc

Next?

Tunggu chapter selanjutnya ya😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 424 42
[ C O M P L E T E ✓ ] • Weeeklyhypen stories || Heesoojin • Soojin dan Heeseung ditantang untuk berkencan selama 2 bulan. Berpikir itu adalah permain...
1.7M 64.6K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
2.8K 909 16
"Seenggaknya buat hidup lo berguna." Deva
9K 329 2
Bagaimana jika takdir bahkan tuhan sekalipun menentang hubungan mu dengan orang yang kau cintai setengah mati? Apakah kamu akan bisa bertahan dan mem...