Hipokrit ✔️

Galing kay cutputrikh

361K 89.6K 61.5K

❝Dunia ini dikelilingi oleh orang-orang yang pandai berpura-pura.❞ [.] Baru 14 hari berstatus sebagai anak... Higit pa

|Prelude
1| Bingkisan
2| Jangka
3| Teror
4| Kecemburuan
5|Teror Lagi
6| Benci Sentuhan
7| Merasa Bersalah
8| Curiga
9| Kamera
10|Loker Radheya
11| Gelang
12|Banyak Tanda Tanya
14| Minuman
15| Menuduh
16|Tabur Tuai
17| Penasaran
18|Investigasi
19| Hati-hati
20|Pusat Perhatian
21|Stereogram
22|Perihal Menfess
23| Kehilangan dan Party
24|Hampir, Jurnal, dan Rencana
25| Flashdisk
26|Mabuk
27|Perangkap
28|Sebentar Lagi
29|Masalah
30|Tidak Banyak Waktu
31|Ancam-Mengancam
32|Membungkam
33|Sebuah Janji
34| Siapa Penyebarnya?
35|Kebohongan
36|Sulit Percaya
37|Postingan Terakhir
38|Dicurigai Tersangka
39|Penyesalan
40|Peneror
41|Deja vu
42|Pengakuan
43| Akhirnya Berjumpa
44|Mengetahui Semuanya
45|Akhir dari Semuanya
HIPOKRIT SEASON DUA

13|Salah Sasaran

8K 2.2K 1.6K
Galing kay cutputrikh

Jam berapa baca hipokrit?

Menurut kalian sejauh ini, siapa peneror Raline?

Ada gak yang gak kalian curigain?

"So, you still unremember me yet?"

Raline tersentak bangun dari tidurnya. Ia menetralisirkan napasnya yang tak beraturan. Lantas kemudian mendudukkan diri dan menyandar pada palang kasur. Memijat pangkal hidungnya sendiri.

Entahlah, sepertinya tadi Raline bermimpi buruk. Tapi mengenai mimpi apa itu, Raline tidak bisa lagi mengingatnya dengan jelas.

Tok-tok-tok!

Mendengar suara ketukan dari luar- sepertinya bukan dari kamarnya- lantas membuat Raline menoleh bingung. Mengerutkan keningnya, siapa orang yang datang malam-malam begini?

Raline turun dari kasur dan keluar kamar. Membuka pintu rumah dan tidak mendapati siapa-siapa.

Hanya ada sebuah map berwarna coklar yang ditinggal di atas lantai tepat di depan pintu rumahnya. Raline mengerutkan keningnya bingung. Membuka amplop itu untuk mencari tau apa isinya.

Raline membelalakkan matanya, isi amplop itu adalah foto-foto dirinya.

Foto-foto Raline yang diambil saat ia bersama dengan sugar dadynya. Mungkin, lebih dominan fotonya bersama dengan sugar daddynya yang terakhir sebelum yang bersamanya saat ini. Parahnya lagi, semua foto-foto itu dicoret dengan tinta merah.

Wajahnya dicoret-coreti dengan tinta merah. Berikut juga dengan kalimat yang sama yang selalu ia temui turut menghias coretan pada foto-foto polaroid itu.

Go to hell, baby bitch!

Raline menatap foto-foto itu bergantian.  Rautnya menekuk tegang. Tangannya kemudian mengambil kembali sesuatu yang tampaknya masih tertinggal di dalam amplop itu.

Namun nyatanya, yang tertinggal bukanlah sebuah benda.

"Aaaakh!"

Raline sontak melempar amplop itu setelah berteriak. Mengibas-ngibas tangannya yang langsung terasa sakit setelah disengat sesuatu. Raline semakin berteriak kaget dan refleks berjalan mundur kala melihat sesuatu yang berjalan keluar dari dalam amplop itu.

Seekor anak kalajengking.

"Ayah! Ayah!"

Rendriyan langsung keluar rumah melihat Raline yang berteriak ketakutan. Seketika membelalak melihat kalajengking yang ada, langsung mengambil sapu dan mengusirnya.

"Kakak nggak apa-apa?"

Raline menggeleng dengan mata berkaca. Menunjukkan tangannya yang perlahan membengkak karena disengat kalajengking itu. Rendriyan melihatnya sekilas, lalu mengajak Raline masuk ke dalam rumah untuk mengobati tangannya.

[.]

Raline menatap tangannya yang masih bengkak karena kejadian semalam. Karena itu ia menutupinya dengan sarung tangan berwarna dustynya, agar bengkaknya tidak begitu kentara.

"Raline?" seru Geyzia mengamati tangannya. "Tumbenan banget pake sarung tangan ke sekolah?"

Raline menoleh, menggeleng singkat. Semua gara-gara si peneror sialan itu. Raline mengumpat dalam hati. Siapa sih sebenarnya yang menerornya selama ini? Raline benar-benar tidak akan tinggal diam begitu saja jika pada akhirnya mengetahui siapa pelaku itu sebenarnya.

Raline sempat melihat Ethan dan Alezian yang baru saja masuk ke dalam kelas. Tubuhnya seketika meremang, kembali teringat dengan hal yang kedua lelaki itu lakukan di ruangan rahasia itu.

Semua hal yang terjadi terasa bak plot twist baginya. Ia tidak pernah menduga-duga hal itu. Untuk itu, mungkin saja penerormya juga adalah orang yang tidak ia duga-duga selama ini.

Namun, sampai sekarang Raline belum menemukan jawaban apapun mengenai itu.

"Ayang LinLin? Kok melamun aja sih?" sahutan dari Yovan menyadarkan Raline, menatap lelaki yang tengah menaik-naikkan alisnya itu.

Raline menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba berdiri, memilih untuk pergi ke toilet saja.

[.]

Raline menggusah napasnya saat di toilet, duduk di atas kloset yang tertutup. Mengeluarkan ponselnya yang bergetar.

Anonym
I got u🤪

Raline membulatkan bola matanya. Ia bahkan baru mengganti nomor ponsel serta ponselnya sekalian. Bisa-bisanya si peneror itu masih dapat menemukan nomornya.

Anonym
have received the gift?

Raline
Mau lo apa sebenernya bangsat?

Anonym
Wow. Be calm baby. Jangan kasar dong
Nanti image cewek populer bak malaikat lo itu luntur loh?

Raline
Persetan
Siapapun lo, lo harus bayar semua yang udah lo lakuin ke gue

Dengan perasaan dongkolnya, Raline menelepon orang itu. Namun si peneror itu malah mematikannya.

Raline terkekeh sinis. "Cupu lo. Angkat berengsek!"

Raline menelepon si peneror itu berkali-kali. Namun terus kali dimatikan. Sampai kemudian samar-samar terdengar suara getar milik telepon seseorang dari luar. Raline mengerutkan keningnya. Memastikan bahwa suara itu memang ada di dalam toilet.

Pelan-pelan Raline membuka pintu bilik toilet, lantas kemudian mendapati Tara berada di luar sana. Sedang menyandar di dekat kaca, sembari tersenyum sendiri pada ponselnya.

Raline menaikkan tatapannya, langsung saja menghampiri Tara yang sontak mendongak kala menyadari presensinya.

"Lo ngapain disini?"

Raline menaikkan sebelah alisnya. "Seharusnya gue yang nanya, lo ngapain di sini Tara?"

Tara menatapnya remeh, lalu tertawa sinis. "Hei, bitch. Lo anak baru nggak belagu, bisa?"

Raline mendengus sinis, menatapnya. "Lo yang neror gue kan?"

Tara menaikkan alisnya. "Gila lo ya?"

"Nggak usah bohong, Tar! Barusan gue telponin peneror gue dan disaat yang sama lo lagi senyum ke hp lo. Gue juga tau betul kalo lo gak suka sama gue. Udah cukup kentara kan?"

"Gue nggak ngerti ya lo ngomong apa."

Raline menatapnya sesaat, langsung saja  berusaha mengambil ponsel Tara untuk memastikan tuduhannya. Dengan insting cepatnya, Tara sontak menjauhkan ponselnya.

"What the fuck of you?" Tara mendorong Raline kesal.

"Gue senyum karena habis baca thread di twitter." Tara menunjukkan ponselnya sendiri ke depan wajah Raline. Raline sontak terdiam.

"Bisa-bisanya lo nuduh gue sembarangan?" Tara mendengus.

"Raline." Tara mendorong bahunya kasar. "Seharusnya gue yang mgelabrak elo ya!"

Tara mendorong bahu Raline kasar lagi. "Kalo nggak karena Ethan yang terus ancem mau putusin gue, gue udah labrak lo dari lama. Gak usah belagu jadi anak baru!"

Raline menaikkan alisnya. "Takut diputusin Ethan?"

Mendengar itu, Raline tertawa mencibir. "Lo yakin Ethan beneran macarin lo karena sayang? Lo nggak sebodoh itu kan, Tar?"

Tara memandangnya tidak mengerti.

"Tar, gue kira cewek kayak lo nggak akan mudah diperdaya, apalagi sama cowok kayak Ethan. Tapi, lo malah segampang itu dibodohin?"

Tara hanya mendengarkannya dengan tangan yang mengepal di bawah sana.

"Maksud lo apa, bitch!"

"Maksud lo apa neror gue Tara?"

Tara mendecih. "Gue nggak neror lo Raline! Bukti tadi gak cukup buat lo percaya?"

"Nggak ada yang bisa dipercaya di sekolah ini."

"Then, leave this school."

Tara menggerling malas, hendak beranjak pergi ketika Raline kembali memanggil namanya untuk menunjukkan sebuah gambar di ponselnya. Tara membelalak, melihat gambar yang Raline tunjukkan.

Foto Ethan dan Alezian yang tengah berciuman.

"Ethan..."

"Gue akuin lo emang cantik, Tara. Tapi gue juga nggak bisa bohong kalo sahabat cowok lo kelihatan lebih cantik dari lo." Raline mengulum bibirnya, kemudian tersenyum.

Plak!

Tara menamparnya. Kemudian keluar dari toilet begitu saja, meninggalkan Raline seorang diri.

[.]

R

aline berhenti di depan kelasnya dan duduk di bangku depan kelas. Menggusah napasnya berat.

Seseorang berlalu dan berhenti di depannya, menutupi cahaya mataharinya. Raline mendongak, melihat Radian yang berdiri di depannya dengan pandangan ke depan.

"Lo mungkin salah sasaran, Raline," katanya, kemudian menolehkan kepala memandanginya.

Raline berdiri, sontak mengejar Radian yang hendak berlalu lagi. "Maksud lo apa Radian?"

"Apa?"

"Please, Radian. Gue capek. Kalo lo tau sesuatu, kasih tau gue. Jangan terus-terusan bicara seakan lo ngasih isyarat tersirat. Gue nggak ngerti maksud lo."

Radian menaikkan alisnya. "Gue tau apa, Raline? I only know you— and your dirty secret." Radian menaikkan sebelah sudut bibirnya sesaat, kemudian kembali berlalu pergi.

Baru saja hendak mengejar, deruan ramai-ramai orang membuat atensi Raline seketika teralih. Penasaran, Raline mengikuti orang-orang yang bergerak menuju ruang fotografi. Lantas melihat pemandangan kacau yang sedang terjadi di dalam sana.

"Lin," panggil Dhea mendekatinya.

"Ada apaan?"

"Tara ngamuk-ngamuk, katanya mergokin Ethan yang selingkuh— sama Alezian. Terus—"

"Apa?" tanya Raline penasaran.

"Tara nyerang Alezian pake jangka. Mukanya— dicakar pake jangka. Walaupun udah dipisahin, Tara masih berusaha nyerang Alezian."

Raline turut memperhatikan ke dalam sana, melihat keadaan yang masih kacau itu. Tiba-tiba ponselnya bergetar, menerima pesan masuk yang sontak membuatnya membelalakkan matanya.

Anonym
You such a bitch, Raline

Raline melihat Tara yang masih mengamuk dan dipegangi agar tidak menyerang lagi. Bergantian melihat pesan peneror itu.

Bukan Tara penerornya. Lalu siapa?

Raline memperhatikan semua orang, kemudian tidak sengaja melihat seseorang berkacamata yang berdiri di dekat pilar yang jauh dari kerumunan. Kemudian berbalik badan pergi.

"Affan?"

[.]

Mau ngomong apa buat part kali ini?

Menurut kamu Raline itu?

Menurut kamu Radian itu?

Ada yang mau disampaikan tentang tokoh lainnya?

Spam lanjut disini ya🥰

Tembus 600 vote+1100 komen update lagi?

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

13.4K 1.4K 25
[13+] Bridget Wilson. Seorang penulis muda yang karyanya tidak pernah benar-benar terkenal. Dia didiagnosis memiliki gangguan psikiatri skizofrenia...
20.2K 3.3K 10
"Ra, nasi goreng Pak Mamat, gas?" "Samper sambil bawain cimory squeeze." "On my wa-" "Coklat sama lays rumput laut juga ya hehe." "NGGA JADI, RA. PAK...
9.8K 1.8K 36
Story by: @saskiafadillaaa . . Naura adalah gadis yang bisa melihat waktu kematian di tubuh seseorang. Mengerikan, dia seolah selalu melihat waktu hi...
791K 108K 30
Semenjak kepergian Rigel, Sangga lah yang menggantikan peran Rigel sebagai ketua geng Toxic. Permasalahan demi permasalahan terus datang silih bergan...