"Jadi..."
"Sekarang ceritakan tujuan kalian" ujar (Name) dihadapan Reiner dan Bertholt yang masih dalam keadaan telungkup. Mereka berdua melirik waspada terhadap perempuan yang sedang berjongkok dan mengkangkan- persis seperti pembully yang sedang melakukan penindasan.
"Percuma kami mengatakannya. Kau tidak akan pernah mau ikut dengan kami seperti ucapanmu pada Eren tadi" desis Reiner. Pria itu semakin mengeraskan rahangnya saat melihat perempuan yang diajak bicara hanya diam setelah ia mengatakannya.
"Yah kamu menguping ternyata ya.." gumam (Name) dengan datar.
"Tapi tidak ada salahnya kau membuka mulutmu. Bisa saja aku tertarik setelah mendengar alasannya dan ikut dengan kalian. Siapa yang tau?" kepala Reiner langsung menoleh kembali menatap raut wajah serius (Name).
"(NAME)!" bentak Eren memperingati. Dia tak habis pikir kenapa gadis itu sangat labil saat ini? Dan bagaimana dia mengatakannya dengan sangat santai?!
"Kau tidak akan membohongi kami bukan?" selidik Reiner. Dia menatap lurus netra (Name). Sayangnya raut targetnya tidak dalam mode yang mudah ditebak, membuat Reiner semakin berhati-hati terhadapnya.
"Tergantung apa yang kau ucapkan" balasnya dengan acuh.
"(NAME)! KAU TADI MENGATAKAN PADAKU UNTUK TIDAK AKAN IKUT DENGAN MEREKA. TAPI SEKARANG-"
Bugh.
(Name) menghantamkan kepala Eren untuk semakin lekat dengan tanah yang keras. Dia memegang kepala pria itu dengan cukup kuat tak memberikannya kesempatan untuk memberontak.
"Jangan menghiraukannya. Kalian bisa bicara" mata itu selalu mengawasi Reiner dan Bertholt. Melirik mereka seakan jika mereka tidak menurutinya maka neraka akan menyambut mereka.
Bertholt melirik ragu sehingga Reiner mengambil inisitaif untuk membuka mulutnya terlebih dahulu.
"Kami berasal dari luar dinding. Aku dan Bertholt juga.. Annie adalah warrior. Kami memiliki misi mengambil Founding titan untuk menyelamatkan dunia"
"Jadi benar diluar dinding masih ada kehidupan? Bukan hanya titan yang ada diluar dan kalian adalah salah satunya.. lalu apa yang kalian maksud dengan menyelamatkan dunia? Yang kami tau dunia sudah tidak ada dan hanya tinggal pulau paradis yang tersisa"
"D-darimana kau mendapatkan informasi itu?" tanya Bertholt gugup.
"Entahlah.. aku seperti pernah mendengar seseorang yang mengatakannya. Tapi aku lupa itu siapa dan dimana" jawabnya.
"Kami memiliki tugas untuk menghancurkan kalian para iblis" seru Reiner menaikan nada suaranya hingga membuat gadis itu sedikit mengernyit heran.
"Kalian para iblis seharusnya dimusnahkan. Meskipun aku dan beberapa orang yang lain diluar sana juga memiliki darah itu.. tapi kami tetap tidak mau berada di masa lalu kami! Kami berjuang demi bertahan hidup" sudut bibir (Name) melengkung saat mendengar Reiner yang sedang meracau tidak jelas.
"Iblis? Setan maksudmu? Apa yang kau maksud?"
"Pendahulu.. pendahulumu melakukan dosa yang teramat besar membuat seluruh dunia marah dengan kalian. Dan kami yang tidak tau apa-apa juga menjadi korban hanya karena darah kami juga sama dengan kalian para iblis"
"Hah.. tidak. Jangan bilang ini pelajaran sejarah?" gerutu (Name) kesal memijit keningnya sembari mengubah posisinya menjadi menduduki punggung Eren. Wajah seriusnya hilang seketika dan sudah tidak memiliki niat untuk mendengarkan lagi.
Dia tak menyadari jika Reiner sudah melototinya karena jengkel. Itu wajar. Bahkan Bertholt yang sedari tadi hanya mendengarkan dan tak ikut bicara pun ikut menjadi kesal. Ia menghela nafasnya berusaha bersabar.
Ymir terkekeh meledek mereka, dia mendukung (Name) kali ini.
"Intinya.. Eren dan Ymir juga salah satu seperti kami. Titan shifter" ujar Reiner.
"Aku ingat sekarang mindless titan yang memakan teman kami ternyata itu adalah kau Ymir" Ymir menghentikan tertawaannya saat mendengar namanya disebut.
Masa lalu gadis itu terputar kembali begitu cepat. Memori yang dipaksakan masuk ke dalam pikirannya sangat membuatnya merasakan sesak didadanya.
Mulai dari dia yang diberi nama Ymir.
Orang yang mengagungkannya tanpa ia mengerti apa maksud dari itu.
Nikmat yang ia rasakan hanya sebentar dan langsung jatuh begitu saja.
Saat kedok semua orang terbongkar. Penangkapan. Penyiksaan. Hingga tempat itu...
Dimana semua orang yang ia lihat berteriak setelah mereka melakukannya.
Semua gelap. Hingga dia tersadar di tempat berpasir dengan langit malam yang indah dan sesuatu yang silau meneranginya.
"Niddhavellir menjadi milikmu untuk saat ini"
"Dia akan menjagamu seperti dia menjagaku saat itu"
"Kau harus menerima takdirmu..
Plak.
"...Ymir?! Hoi!" saat tersadar pipinya langsung memanas dan merasa sakit setelah tamparan yang dihadiahkan seseorang.
"Kau melamun sambil melotot kukira kesurupan" gumam (Name) mengibaskan tangannya yang ia pakai untuk menggampar Ymir.
"(Na-Name)... t-tid-tidak mungkin"
"Apanya?" Ymir tak menjawab. Ingatannya secara abstrak langsung mengarah ke perkataan yang pertama kali (Name) ucapkan saat mereka baru saja bertemu.
"Ymir? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Itu kau.. ITU KAU (NAME)!"
"APANYA?!"
"Aku pernah bertemu denganmu sebelumnya" bisik Ymir tak percaya.
"Sepertinya dia sudah mulai mengingat sesuatu yang penting saat belum menjadi Jaw titan" sahut Bertholt.
"Jenis titan yang kami miliki sebelum diambil Ymir. Dan kami akan mengambilnya kembali. Bersama dengan titan Eren" imbuh Reiner saat melihat kebingungan tercetak di wajahnya.
"Dan juga kau sebagai Founding titan (Name). Target utama kami" sambungnya. Dia merasakan tangan dan kakinya sudah mulai tumbuh lagi perlahan. Asap menguap seiring tangan dan kakinya tumbuh kembali.
"Aku? Founding titan? Hahaha.. Jangan bercanda. Mana ada" ujarnya mencoba menyangkal.
"Orang idiot pun akan tau setelah melihat kau yang berubah menjadi titan sebesar itu tadi. Dan juga kemampuan mu dalam mengontrol titan.. itu sudah jelas mengatakan siapa dirimu"
"Aku (Name)"
"Jati dirimu yang kumaksud bodoh! Tentang siapa kau sebenarnya!"
"Siapa aku ya.."
"Jika kau tetap ada di pihak musuh, itu akan sangat berbahaya.. mengingat kau yang tidak ada tandingannya" ujar Reiner memelankan kalimat terakhirnya.
'Awalnya aku tidak mengerti.. tapi saat ini aku sudah paham semuanya' batin Ymir melirik Reiner dan Bertholt lalu beralih ke (Name) dan Eren.
"Sekarang.. pilihanmu ada dua (Name). Ikut kami dengan cara baik dan aku akan menjamin keselamatan penduduk dalam dinding. Atau kami akan menjemputmu secara paksa dan kehancuran Paradise tidak bisa dihindari" ucapnya seraya membangunkan dirinya perlahan setelah kaki dan tangannya telah lengkap. Begitu juga dengan Ymir.
Regenerasi yang tergolong cepat dibanding dengan Eren dan Bertholt yang masih menumbuhkan tangan mereka perlahan.
Eren melirik was-was kearah (Name). Dalam pikirannya sudah bergumam terus-menerus untuk mempercayai gadis itu. Tapi sepertinya hal mengejutkan yang tidak ingin Eren dengar justru terucap dari bibir itu.
"Baiklah" netra emerald Eren bergetar tak percaya. Begitu juga dengan Reiner dan Bertholt tak percaya jika (Name) dapat dibujuk semudah ini.
Ymir menggenggam pergelangan tangan (Name) saat melihat gadis itu berdiri dan mendekat kearah kedua penghianat di seberang mereka. Namun belum dia membuka mulutnya, tangan Ymir sudah ditepis dengan pelan tanpa melihat kearahnya.
Tap.
"Kau tidak akan pernah kemana-mana" Eren tiba-tiba bangun dan berdiri mengejutkan (Name) dengan menghentakan kepalanya pada dahi (Name).
"Kau akan tetap disini. (Name)" tegas Eren menekan semua kalimatnya. Aura dominan dari pria itu membuat (Name) merinding seketika, dia tak pernah menyangka bahwa Eren akan semarah ini.
"Aku juga tidak akan membiarkan kalian membawa siapapun dari sini. Aku yang akan menghabisi kalian semua!" sentaknya pada Reiner dan Bertholt tak memperdulikan bagian jari jemarinya yang masih belum lengkap.
"Eren. Founding titan telah memutuskan" mata Reiner menyipit bersikap siaga. Dia tau betul watak nekat temannya yang bertindak sesuai hatinya.
"Sudah kubilang dia tidak akan kemana-"
"Hentikan Eren. Kau terlalu naif-"
"Aku naif kau bilang?! Lalu katakan padaku sebenarnya ada apa denganmu!" (Name) langsung melotot saat Eren membentaknya tepat di wajahnya.
Gadis itu menghela nafas berat melihat Eren yang masih keras kepala menahannya.
"Apa yang kau lihat?! Kau tidak mendengarkanku (Name)" geraman Eren menyentak marah ketika netra (eyes colour) (Name) justru tak fokus padanya. Dan melirik kearah lain.
(Name) tak menghiraukannya dan justru perhatiannya teralih kembali pada surai kuning yang melayang diantara semak-semak.
"Eren! Tidak ada waktu lagi-"
"Bicara omong kosong sekali lagi maka aku akan membungkam mu"
(Name) menghempaskan lilitan tangan Eren dengan kasar. Eren memandangnya tak percaya saat gadis itu mengangguk perlahan kearah Reiner dan Bertholt yang ada di belakangnya.
Belum satu langkah (Name) menjauh, dia merasakan tarikan kuat di pergelangan tangannya. Batang hidungnya menghantam sesuatu yang keras membuat dia sedikit mengaduh.
Matanya tetap menatap lekat pada surai kuning yang semakin mendekat. Tak memberikan atensinya pada pria didepannya.
"Erwin- ummhh" tangan Eren melilit leher belakang gadis itu, mendorong nya mendekat membuat (Name) tersentak seketika saat merasakan sesuatu yang basah dan kenyal menyapa permukaan bibirnya.
Ymir bersiul dan menyeringai nakal. Dia mengakui keberanian Eren dan juga otak bodoh pria itu.
"Mmmhh! Mppft" tangan mungil gadis itu menepuk dada Eren dengan brutal. Hingga memaksa Eren mencengkram kedua tangannya.
Eren memperdalam ciumannya menambahkan gigitan nakal beberapa kali. Dengan insting prianya dia berinisiatif menyapu bibir (Name) dengan lidahnya, bermaksud meminta ijin gadis itu untuk membuka bibir merahnya agar ia bisa menjelajah lebih jauh lagi.
"Kalian tidak tau tempat!" sentak Bertholt sudah dengan wajah memerahnya. Membayangkan ia dan Annie melakukan hal yang sama dilakukan orang gila didepannya.
Reiner juga tanpa sadar membuka mulut mereka. Kedua pipinya bersemu merah melihat kedua orang didepan mereka justru bercumbu dikondisi yang tidak tepat.
Reiner tak mengerti ada hubungan apa kedua orang ini sebelumnya? Mereka tampak seperti lebih dari seorang teman. Lagi pula (Name) hanya menyebut nama komandan- tunggu...
'Dia tadi menyebut nama Erwin?' Reiner mengumpat. Mereka lengah.
BRAK
Saat dia menoleh dibelakangnya dan Bertholt sudah ada berpuluh-puluh prajurit yang mengepung dan menerjang mereka.
'Shimatta!' makinya. Dia berusaha memberontak. Tubuh besarnya berulang kali menyodok brutal prajurit yang ada dibelakangnya. Belum sempat dia berdiri, seseorang sudah menginjaknya dengan sangat kuat.
"Kalian menjijikan" suara berat itu mendesis.
(Name) semakin memberontak. Dari balik tengkuk Eren, netranya menangkap Levi yang menatap mereka tajam bahkan mungkin dia dapat mati hanya karena tatapan kaptennya.
Duagh.
"Argh!" Eren terjatuh dan memegang pangkal pahanya. Berguling kesakitan karena (Name) yang telah menendang adik kecilnya.
"(Name)! I-ni sakit.." ringisnya. Gadis itu menatap lurus kearah belakangnya. Membuatnya ikut menolehkan kepalanya, mencari alasan apa yang menyebabkan (Name) menendangnya.
"Ereh.." tatapan kekecewaan dan amarah menusuk menghakimi mereka.
...........
Sesi curhat open (bisa di skip)
SKAKALZCMRNJSJAJNZNN
Maaf kalo feelnya berantakan. Terimakasih semuanya yang udah support dan nunggu book W.
Entah kenapa dari terakhir update udah sulit dapet alurnya T_T
Cuma bisa berharap book ini ga berhenti tengah jalan.
Betewe pada survive menolak ending manga. Mengsedih.
Tenang Eren. Disini kamu aku buat bahagia kok. Tapi masih gatau bahagia di dunia ato surga wkkwkw. Canda jamet.
Eren : gini amat jadi MC perasaan yang sebelah endingnya masih agak ngotak.
Note: jangan ngamok Ereh Voxy buat liar khusus chap ini :))
Open donasi buat santet Isayama.
Double up?
Ga canda.