I Love U Pak Dokter [End✔ ]

By cilok14k

115K 7.1K 539

Budayakan vote & follow [END] Genre: New Adult Brian Aldebaran claretta Liodra Claretta Liodra, gadis yang ke... More

Gak tau mau kasih judul apa?
pak dokter
sembarangan aja.
Gadis Gila
Bekal
Hampir Oleng
Lunar
Ucapan selamat
Claretta Gila Liodra
Perihal Rasa
Kafka beraksi
Perasaan
Luka, Hujan & Badai
Scarletta Arunika
Terimakasih
Dia yang lain
Claretta balik lagi
Claretta bikin ulah
Sasa belom move on
Pikir Aja Sendiri Judulnya
Sesilampir
Ketika Claretta Berfirman
Mereka Dekat?
Patah Jantung.
Aksi balas dendam
Dissociative Identity Disorder
Akting & Mendekat.
Mulai Terbiasa?
Jalan Berdua Nih?
Kok Bisa Ada Di Dia Sih?
Masuk BK
Kita Kenapa Gini?
Apa Lagi Sih?
Terungkap
Sama Sama Dingin Tapi Manis
Cemburu ala Pak Dokter
Edisi Ngambek
Kenangan
Faktanya
Perkara Jodoh
Waktu Bersama
Andhara Maharani
Untung Sayang
Cast
B'Dolvine Girls
Perasaan Claretta
Persoalan
Berubah?
Broken heart
Move On
Titik Terendah
Yang Belum Sempat Terselesaikan
Sudakah Selesai?
B E R I T A
Berbalik Arah
IKATAN
RESTU
WEDDING DAY
AKU KAMU & BONEKA KUCING
LDR [END]
Extra Part : Kita & Cinta
Extra Part: Aku, Kamu, & Seoul
Extra Part : Sasa Gavin

Kembali?

1.1K 86 2
By cilok14k

Hallo fren, apa kabar? Baik nggak? Baik nggak? Baik nggak? Baiklah masa enggak.🤣

Ada yang kangen pak dokter Rian sama mbak Retta nggak nih?, maap kemarin2 ngak up lama, kendala kouta, biasalah kaum misqueen 🤭.

Oke hari ini bini nya Chanyeol update yah guys, jangan lupa ramaikan👌

Sebelum baca cerita ini jangan lupa baca bismillah, jangan lupa vote dan komentar nya yah.

Follow Ig: @Kim_Indah61
Email: @ifaradilla1461@gmail.com
a user

Happy Reading deh:

Disinilah Rian sekarangtepat didepan sang ibu, keheningan lebih mendominasi keadaan, saat dimana Dian meminta penjelasan dari putera nya itu mengenai Claretta dan Scarletta. Dia sudah benar benar tidak habis pikir dengan jalan pikir putera nya yang lebih memilih gadis yang bahkan umurnya jauh di bawah nya, gadis dengan penyakit mental yang di derita nya.

"Mama nggak setuju sama hubungan kamu dan gadis itu, mama nggak mau kamu sama dia," tutur wanita paruh baya itu dengan tegas. Kini dia sudah benar benar putuskan untuk tetap menjodohkan Rian dengan wanita pilihan nya, wanita yang dia rasa cocok untuk mendampingi putera nya kelak.

Rian diam tanpa mau banyak bicara, dirinya terus saja membiarkan sang ibu berbicara sampai dirasanya ibu nya itu selesai dengan topik pembicaraan nya.

"Kamu pikir nggak sih, gadis itu beda jauh banget sama kamu, bahkan umur kalian terpaut jauh, apa lagi dia punya kelainan psikis gitu, apa nggak pantes di sebut gila?" Oceh wanita itu.

Kali ini dia sudah tahu semuanya tentang Claretta, tentang Scarletta, gadis yang menolong nya waktu itu dan gadis yang dia temui bersama Sesil tempo hari itu adalah gadis yang sama namun dengan kepribadian yang berbeda. Gadis itu baik, cantik juga, sopan, tapi yang membuat nya kurang sreg adalah kelainan yang dimiliki oleh gadis itu, gadis yang mungkin di cintai oleh putera nya.

"Cinta nggak pernah nandang usia ma," akhirnya laki laki itu buka suara, Rian mengambil sedikit jeda di tengah ucapan nya " dan juga Claretta nggak gila," lanjutnya.

"Tetap aja mama nggak mau tau, besok malam selesai kerja langsung balik kerumah, kita bakal adain acara makan malam keluarga di rumah teman mama. Sekalian membicarakan acara pertunangan kamu sama Dara, bakal di adain secepatnya," final wanita itu lalu segera beranjak dari tempat duduk nya.

"Nggak!"

Dian langsung menghentikan langkah, menoleh ke belakang tepat kearah putera nya duduk. Tetap dengan muka datar nya Rian berucap

"Saya sibuk, dan nggak punya waktu untuk itu! Lagi pula besok saya ada janji sama Claretta!" Ujarnya menekankan kata Claretta.

"Ini perintah, dan mama nggak suka di bantah!" Tukas Dian.

"Ma, saya sudah dewasa jadi apapun tentang saya mama sudah tidak berhak lagi untuk mengatur-atur saya baik itu masalah pekerjaan atau pun jodoh, saya selama ini selalu menghormati mama tolong jangan buat saya jadi anak yang durhaka karena tidak mau mengikuti apa yang mama mau," balas lelaki itu. Lalu berbalik pergi begitu saja.

Bugh

Saat sudah berapa langkah menuju tangga, bunyi benturan di belakang nya mengalihkan fokus nya, Rian segera berbalik dan melihat apa yang terjadi.

"BUNDA!" pekik Sesil yang berdiri tepat di belakang tubuh sang kakak. Tanpa banyak bicara dengan cepat dokter Rian langsung berlari ke arah sang mama, mengangkat tubuh kurus mama nya, dengan cepat menuju garasi mobil.

***

"BUNDA nggakpapa kan kak?" Dokter Rian yang baru saja keluar dari ruangan mama nya langsung mendapat serangan pertanyaan dari Sesil. Gadis itu terlihat benar-benar sangat cemas, seraya menggigit buku buku jari.

Tak ingin membuat Sesil bertambah cemas, Rian mengusap pucuk kepala sang adik. "Mama nggakpapa, cuma kecapean aja," balas nya yang langsung di angguki oleh Sesil.

"Syukur deh, aku takut banget tau bunda kenapa-napa," ujar gadis itu menatap sang kakak membulatkan matanya.

"Nggakpapa, mama baik-baik aja," dokter Rian mengelus rambut panjang Sesil dengan penuh sayang. Meskipun mereka tidak serahim tapi dia begitu menyangi adik nya ini.

"Emang nya bunda kenapa bisa sampai gitu sih kak? Ada masalah sama perusahaan atau gimana?" Tanya nya.

Rian menggeleng, lalu mulai menceritakan seluruh kronolgi yang terjadi sebelum penyakit ibu nya kumat. Sesil dengan seksama mendengarkan apa yang di ceritakan sang kakak, gadis itu membulatkan matanya.

"Apa? Kakak mau di jodohin? Terus Retta gimana?" Pekik gadis itu heboh sendiri. Dokter Rian menajamkan tatapan nya kearah sang adik mengode agar tidak berisik, sementara yang di kode hanya menyengir seraya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Dokter Rian mengendikan bahu tak tahu, dia tidak ingin melihat mamanya sakit, tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Claretta begitu saja, gadis itu sudah terlalu banyak memakan janji dari nya. Dia sungguh tidak ingin membuat gadis kecil nya kecewa.

"Aku selalu dukung kakak, apapun keputusan yang kakak pilih. Claretta itu anak nya baik yah meskipun rada ngeselin sih, tiap hari aku selalu berantem sama dia, cuma karena cowok, yah meskipun aku tau disini aku yang salah sih, Claretta nggak punya salah apa apa sama aku, aku nya aja yang terlalu merasa tersaingi oleh dia aku selalu bully dia padahal dia nggak salah apa apa, tapi sekarang aku udah sadar kok, dan aku sama dia juga udah berteman baik yah meskipun dia orang nya ngeselin banget. Aku suka kalau kakak sama dia, dia juga kelihatan cinta banget sama kakak, jujur sih aku nggak pernah liat dia sejatuh cinta ini sama orang, apa lagi orang itu kakak aku sendiri, sekarang dia udah jadi sahabat aku kak. Dan aku harap kakak nggak akan nyakitin perasaan sahabat aku yah," ujar gadis itu panjang lebar, sementara dalam hati nya Rian tidak tahu harus merespon seperti apa.

***

Pertemuan dua keluarga sekarang sudah di laksana, bukan pertemuan resmi sih, paling hanya sekadar makan malam bersama setelah itu berbincang-bincang, sekaligus membuka jalan bagi Rian dan calon tunangannya agar lebih dekat dan saling mengenal satu sama lain.

Rian berjalan keluar dari mobil sedan putih nya, malam ini cowok itu nampak sangat tampan dengan setelah kemeja putih yang di balutkan dengan Tuxedo hitam, dengan rambut yang di tata serapi mungkin, di samping nya berdiri sang mama yang juga sudah sangat terlihat elegant dengan busana ala ibu ibu sosialita tidak lupa pula sanggul cetar membahana nya, sementara di belakang berdirilah Sesil, gadis itu tampak anggun dengan dress berwarna gold serta rambut hitam legam yang di biarkan tergerai indah.

Sepasang kakak adik itu saling melirik, Sesil mencoba meyakinkan sang kakak untuk tetap tersenyum, dia benar benar tidak bisa banyak membantu dalam keadaan seperti sekarang ini, dia hanya bisa meyakinkan dan terus memberi semangat pada sang kakak. Berkat permintaan sang mama waktu di rumah sakit cowok itu tidak bisa menolaknya, dia hanya mampu mengiyakan agar kondisi sang mama tidak drop kembali.

Mobil mereka berhenti di sebuah pekarang rumah mewah, ketiganya memasuki pintu utama dan langsung mendapat sambutan hangat penghuni rumah.

"Hy Dian, kamu apa kabar," sapaan Marissa tertuju untuk sahabat nya.

"Aku baik kok, kamu gimana ?" Tanya wanita itu balik.

Marissa mengangguk "Aku baik kok," jawab Marissa seraya tersenyum.

"Mas Anton gimana?" Tanya Dian lagi, menyapa lelaki berumur setengah abad, yang berdiri di samping Marissa, sahabat dari suaminya.

"Saya baik kok! ayok sini mari masuk kedalam,"

"Ayo sini sini masuk," ajak Marissa langsung menuju ke arah ruangan tengah, yang begitu mewah, sesampainya di meja makan panjang mereka semua duduk dengan seksama.

Disebelah kiri Marissa duduk tepat di samping suami nya, sedangkan di sebelah kanan dokter Rian duduk tepat di sebelah sang mama, di sebelah juga terdapat Sesil yang duduk dengan senyum kaku, sedari tadi tatapan gadis itu tidak pernah lepas dari cowok yang saat ini duduk tepat di hadapan nya, saat tatapan keduanya bertemu dengan cepat Sesil membuang muka kearah lain, membuat sang empu yang duduk di seberang nya terkekeh kecil, seraya memperlihatkan seringai tajam di ujung bibir nya, gadis itu bergidik ngeri, oh Tuhan kenapa mereka harus di pertemukan di situasi seperti ini? Dia juga tidak menyangka jika cowok yang duduk di seberang nya ini adalah cowok yang waktu itu menganggu nya di jalan.

"Vano panggil kakak kamu, dari tadi lama banget dandan nya," gerutu Marissa, yang sedari tadi sudah menunggu kehadiran sang puteri.

Dengan malas cowok dengan pakaian yang urak-urakan itu beranjak menuju tangga, langka nya berhenti sebelum sebuah suara lembut memekak di seluruh indera pendengaran mereka.

"Maaf lama, tadi anting aku hilang, nggak tahu di mana padahal aku naruh nya di---

Ucapan gadis itu berhenti saat manik hijau miliknya bertunrukan tepat dengan manik hitam sekelam malam milik dokter Rian. Keduanya sama-sama diam, termakan masa kelam, kembali pada sejarah dimana pertama kali keduanya di pertemukan, kenangan-kenangan kecil itu masih terus berputar dalam ingatan, bermain seperti film film pendek dengan potongan durasi cukup pendek, tapi masih sangat jelas. Kerinduan terpapar dari sinar dari manik kelam itu, ada rasa yang sulit di jelaskan di dalam nya, kerinduan, benci, dan bahkan mungkin hal untuk melupakan, rasa itu apa masih tetap sama? Nama itu apa masih tersimpan pada posisi terbaik di hatinya atau sudah digantikan dengan nama gadis lain, gadis yang kemarin ia curi ciuman nya.

Dengan cepat gadis itu memutuskan kontak mata antara keduanya, perihal rasa mungkin masih sama, tapi apakah lelaki di seberang nya ini masih sama juga rasanya kepada dia, terlepas dari kejadian masalalu yang pernah mereka lalui. Sementara di tempat nya Rian tanpa henti menatap kearah gadis itu, gadis yang kata ibu nya pantas untuk mendampingi dirinya, gadis yang dulu menjadi salah satu semangat nya gadis baik yang dulu selalu melempar senyum manis kearahya, gadis itu sekarang sudah dewasa, sangat cantik bahkan anggun, perasaan ini, debaran ini apakah masih untuk gadis itu? Tapi kenapa rasa nya sekarang beda?.

Dia Andhara Maharani, gadis yang dulu menjadi penyemangatnya, gadis dengan mata bulat sabit ketika ia tersenyum cerah, gadis yang menjadi penyebab luka di hatinya. Sekarang gadis itu duduk tepat di depan nya, terlihat masih sama, tapi ada ragu dalam hatinya, mendadak dia merindukan Claretta sekarang, sedang apa gadis kecil nya itu?. Kenapa baru sekarang? Kenapa harus kembali di saat sudah ada gadis lain yang sudah dia beri janji namun belum ada kepastian.

"Cantik!" Puji Dian tertuju untuk Dara, gadis yang mendapat pujian itu langsung menyungging senyum kearah Dian "makasih tante," ucap nya lembut.

Di kursinya Marissa tersenyum penuh arti, "Dara kenalin itu anak tante Dian nama nya Rian, dia itu seorang dokter loh, jadi kalian harus saling kenal mengenal satu sama lain yah biar cepat akrab," ujar wanita itu dengan penuh semangat.

Di kursi nya Dara mengangguk

"Nah kalau yang ini namanya Sesil, calon adik ipar kamu, cantik yah" ujarnya Marissa menunjuk ke arah Sesil, sementara di tempat nya Sesil menatap sinis kearah Dara, perempuan cantik yang di gadang-gadang akan menjadi kakak ipar nya, cih.

"Dokter Rian ini Dara anak saya," dokter Rian hanya mengangguk sebagi respon.

"Sesil ini Vano adiknya Dara, dan nanti dia juga bakal jadi saudara kamu-----

Belum sempat Marissa berucap sudah di potong oleh Sesil.

"Oh jadi nama nya Vano, namanya aja bagus sama tampang nya tapi kelakuannya nggak ada akhlak!" Tukas Sesil ketus seraya menatap kearah Vano yang terlihat masa bodoh.

Seluruh yang ada di meja makan itu membulat kan mata kaget, menatap Sesil dan Vano secara bergantian, ada masalah apakah diantara kedua remaja beda jenis tersebut.

"Sesil jaga omongan kamu!" Bentak Dian, seketika gadis itu langsung menatap sang ibu dan langsung menutup mulut nya.

"Vano kamu kenal Sesil? Kamu punya salah apa sama dia?" Tanya Marissa menatap tajam kearah Vano yang terlihat sangat santai, sementara si kursi masing masing Rian dan Dara masih terus diam tanpa membuka suara, keduanya masih di landa kecanggungan yang amat besar.

"Nggak punya salah apa apa, dianya aja yang berperan," balas cowok itu acuh. Sesil mendelik tajam.

Marissa menghelah nafas nya panjang " Vano minta maaf sama Sesil sekarang," perintahnya.

Dengan malas Vano mengangguk "maaf," ujarnya dengan sangat tidak ikhlas.

"Nggak gitu caranya Vano, minta maaf yang benar," ujar Anton buka suara.

Dengan berat hati cowok itu mendengus jengkel "Gadis bon cabe, gue minta maaf," ucap nya ketus. Sesil kembali mendelik tajam

"Nama gue Sesil," ketus nya.

"Yah maksud gue Sesil, gue minta maaf," ucap nya malas.

Sesil melirik sinis lalu kembali melirik kearah sang bunda yang melirik nya tajam, mati lah dia nanti setelah pulang dari sini, tapi apa boleh buat, dia juga sudah terlalu kesal dengan cowok bernama Vano ini, cowok nggak ada akhlak.

Tbc

Vote & comment jangan lupa.
Di part ini nggak ada Claretta yah guys dia lagi liburan soalnya. Jadi disini aku mau jelasin dikit kalau Dara itu adalah mantan dokter Rian, yang sampai saat ini mungkin, ini aku bilang mungkin yah masih memiliki posisi terbaik di hati dokter Rian. Eh btw sampai ketemu di part part kedepannya kalian bakalan di bikin greget dan sakit hati sama sifat dokter Rian.

Ini udah ku kasih spoiler, mencium bau bau cinta segitiga nih, kira2 dokter Rian bakal milih siapa yah?

Salam sayang dari Kim Indah buat kalian semua, ikuti terus kisah ini sampai akhir yah guys.


Next chapter.....

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 301K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
509K 19.3K 45
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
385K 2K 16
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
3.3M 25.7K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...