Serendipity

By Choirusuun

458 118 15

PROSES TERBIT (Part masih lengkap) Tidak! Cermin itu pecah. Lalu bagaimana sekarang? Bagaimana cara mereka ke... More

Prolog
Bab 1: Sharon
BAB 2: Saras
Bab 3: Agnes
Bab 4: Aghya
Bab 5: Awal Mula
Bab 6: Kekacauan
Bab 7: Raka (1)
Bab 8: Raka (2)
Bab 9: Siapa Aghya?
Bab 10: Teror
Bab 11: Resolusi
Bab 12: Wraith
Bab 13: Perantara
Bab 14: Akhir
Bab 16: Dia Kembali?
Bab 17: Mati
Bab 18: Jawaban
Bab 19: Wanita Ular
Bab 20: Pulang
Bab 21: END
OPEN PO

Bab 15: Selesai

11 2 0
By Choirusuun

"HEI BRENGSEK! IBLIS SIALAN, LEPASKAN DIA!" terdengar Randu berseru dari ujung lorong.

"Sudah ku duga, manusia terlalu naif. Lihatlah, teman mu ini rela mengorbankan nyawa nya demi mu." ucapnya pada Sharon, tertawa kecil.

"Gak usah sok menganggap kalau ini benda yang gak berguna. Gue tahu, lo butuh perantara ini buat membawa kami. Lo hanya Iblis lemah yang gak bisa melakukan apa pun tanpa benda ini." ucap Randu menantang, tangannya terangkat ke atas menggenggam sesuatu. Ia tersenyum mengejek ke arah pria yang sedang mencekik temannya, Sharon. Lebih tepatnya kepada Iblis yang sedang mengendalikan pria itu.

"Wah, tikus kecil. Lagak sekali bicara mu. Apa kau manusia hina, sudah merasa kuat melawan ku, hah?"

"Ya. Gue lebih kuat dari lo."

"HAHAHAHHAHAHAHAHAHAhaaah"suara tawa mengelegar mengisi lorong yang sepi.
"Kalau begitu, akan ku ikuti permainan mu."
Tawanya menghilang, berubah menjadi seringai dengan wajah dingin.

Brak!
Tubuh Sharon terhempas begitu saja kala Wraith melepaskan cengkramannya. Aghya berlari mendekati Sharon, ia menggenggam erat Sharon.
"Maaf, aku sungguh lemah. Maafkan aku." ucapnya, dengan penuh sesal.

Sharon yang masih kesulitan bicara, menggeleng.
"Ran-Randu. Kejar dia." ucapnya.

"Aku sudah memberi sedikit mana' ku pada nya. Wraith akan sulit menangkapnya."

"Terimakasih Aghya."

Aghya mengangguk. Dengan diam, Aghya menutup matanya dengan tangan yang semakin menggenggam erat lengan Sharon. Aghya mengucapkan kalimat yang Sharon tidak mengerti, dan saat itu juga sinar putih keluar mengitari lengan mereka.

"Bagaimana, apa masih sakit?"

Sharon memegang lehernya, rasa sakit dan bekas cekik kan yang di sebabkan oleh orang yang sama, hilang tidak berbekas.
"Wah! Apa itu sihir?" tanya Sharon terperangah.

Aghya terkekeh. "Mirip."

Seakan tersadar dengan apa yang ingin ia lakukan tadi, Sharon berdiri ia menarik lengan Aghya.
"Bantu aku mencari Nic."

"Aku tahu teman mu itu ada di mana. Kalian harus segera membakar perantara Iblis itu dengan dunia ini. Sebelum Iblis itu tahu, kalau apa yang di bawa teman mu Randu itu hanyalah Pin yang palsu. Lewat sini!"

Dengan langkah cepat Aghya menarik lengan Sharon. Namun, Sharon tidak merasa sakit ataupun lelah. Ia merasa langkahnya sangat ringan, lari mereka pun sangat cepat bak pelari profesional.

Brak!
Suara benda yang jatuh menghentikan langkah mereka. Sharon menatap Aghya dengan cemas.
"Apa ia sudah tahu?" tanya nya.

"Sharon aku tidak bisa mendekati Iblis itu, karena jika aku berada dekat dengannya kemampuan ku perlahan akan menghilang, dan aku tidak akan bisa melindungi mu lagi. Tapi, aku bisa memberikan mana ku pada mu, untuk melawannya, memang tidak bisa sampai membunuhnya, tapi cukup untuk melumpuhkannya sementara. Apa kamu bisa pergi dan menolong Randu?" jelas Aghya dengan cepat, mereka tidak punya cukup banyak waktu sekarang.

"Bagaimana dengan Nic?"

"Aku yang akan menolongnya."

Sharon mengangguk cepat.
Ia meringis, kala Aghya memberikan Mana miliknya. Dadanya serasa sesak seperti terhujam, namun juga hangat.

"Randu masih berada di lorong yang sama dengan yang tadi. Kamu hanya perlu berbelok ke kiri setelahnya."

Tanpa menunggu perkataan Aghya lebih lanjut, Sharon berlari sekuat yang ia bisa menuju asal suara.

Tepat di ujung lorong, Randu terbaring dengan tangan memegang besi panjang, dengan tubuh pria yang tergeletak tak jauh darinya.

"Randu, lo baik-baik aj-" Sharon tersentak melihat pemandangan di depannya.
Wajah dan lantai di sekitar pria itu di lumuri dengan darah.

"Gue baik-baik aja. Tapi dia-" dengan tangan gemetar Randu menggenggam lengan pria di sampingnya, memeriksa denyut nadi pria itu.

Randu bernafas lega. "Dia masih hidup." ucapnya.

"Kenapa bisa gini? Lo gak luka kan?"

"Gue cuma luka kecil. Dia, maksud gue Iblis itu mau membunuh gue menggunakan tubuh pria ini. Gue reflek melawan, mukul dia dengan itu." jelas Randu menarik tubuh pria yang hendak membunuhnya tadi.
"Bantu gue bawa dia ke perawat."

Dengan sigap Sharon menuruti perintah Randu, tak peduli dengan tubuhnya yang ikut ternoda darah.

"Ah iya, Nic bagaimana dia?"

Sharon terdiam memikirkan apa yang harus ia ucapkan.
"Sharon jawab." desak Randu.

"Ya dia baik-baik saja. Dia sedang membakar benda itu."

"Iblis itu pasti mencari Nic. Dia tau kalau gue menipunya. Sebaiknya gue susul Nic."

"Biar gue aja, Lo bawa petugas ini." ucap Sharon menyetujui. Mengingat ucapan Aghya yang bilang kalau kekuatannya akan melemah jika bertemu Iblis itu membuat Sharon khawatir.

"Gimana kalau Iblis itu melukai lo juga?"

"Gue gak selemah yang lo pikir Randu. Yang justru mengkhawatirkan di sini lo. Sebaiknya lo obati luka lo dulu." belum sempar Randu menjawab Sharon segera berlari meninggalkan nya.

Sebenarnya Sharon sendiri tidak tahu pasti, di mana Nic berada. Ia hanya mengikuti instingnya.

"Aghya!" panggil Sharon, Aghya yang mendengar panggilan Sharon di belakangnya, berbalik. Berjalan cepat ke arah Sharon.

"Kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?"

"Aku baik-baik saja. Di mana Nic?"

"Ia ada di ruangan itu." ucap Aghya menunjuk ruangan yang berada paling pojok.

"Apa dia berhasil?" sharon berujar lirih.

"Ya. Kalian berhasil." sahut Aghya dengan senyum manis yang selalu ia tunjukkan pada Sharon.

*****

Sehari telah mereka lewati sejak hari itu. Kini mereka tengah berkumpul di kamar Nic. Mereka memutuskan menginap di tempat Nic sepulang dari rumah sakit, pada malam itu.

"Gue merasa sedang bermimpi." gumam Saras.

"Kalau benar ini mimpi, gue gak mau bangun." sahut Agnes dengan mulut yang sedang mengunyah chiki.

"Telen dulu, baru ngomong. Jorok lo." protes Randu."

"Baiklah Kakanda, maafkan adinda."
Agnes membungkukkan sedikit badannya, bak Putri yang memberi hormat pada Rajanya.

"Sumpah gue gak pernah ngira bakal ngalamin ini semua dalam hidup gue." Nic berujar, ia memejamkan matanya kala merasakan pijatan dari kursi pijat yang ia duduki.

"Lucu gak sih? Niat kita yang pingin habisin liburan dengan senang-senang di villa. Malah jadi tawuran dengan setan."

"Tapi seru kan? Nanti kita punya cerita yang bisa kita ceritain ke anak cucu kita. Ketika orang lain tawuran, kelahi sama pelajar SMA yang lain, Kita berantem sama Iblis. Level kita naik 10 kali lipat dari mereka."

"Seru pala lo, kita hampir mati anjing!" Saras mendorong kepala Agnes dengan penuh kelembutan.

"RAKA ITU PUNYA GUE BANGSAT!"

"PUNYA GUE ANJING! PUNYA LO KAN UDAH LO ABISIN!"

"ITU YANG ABIS PUNYA LO YA BANGSAT! HEH CURUT BALIKIN GAK!"

"NIH AMBIL NIH! AMBIL DI MULUT GUE!" Raka membuka mulutnya yang berisi ke hadapan Sharon.

"AKHH! GAK ADAB LU YE! GUE SUMPAHIN LO MATI KESELEK BURGER!"

"ah elah ribut lo bedua."

"Ini nih Si kampret!" ucap Sharon tidak santai, menunjuk Raka dengan jari kakinya.

"Siapa suruh lo naruh nya di tempat gue, jadi gue kira punya gue kan." ucap Raka yang masih sibuk meunyah beef burger hasil maling dari Sharon.

"Gue jambak lo ya!"

"AMPUN AMPUN! ENTAR GUE GANTI! SUER! SUMPAH! SERIUS!"
Raka bergerak menghindari Sharon yang hendak menarik rambutnya.

"Pesen lagi elah, jangan kek orang susah." sahut Nic, ia yang hendak terbang ke alam mimpi harus tertunda karena keributan kedua sahabatnya itu.

"Lo yang bayar ya?"

"Hmm." Nic menjawab Sharon dengan gumaman.

"YES! Emang yang peduli sama gue cuma lo! Sayang banget gue sama lo!" ucap Sharon membuka ponselnya.

"Pak gue juga ya!" ucap Raka, melihat Nic.

"Yaaa." Nic menjawab malas.

"Yess! Pesan yang banyak Shar, pizza juga. Oh! itu juga enak. Eh, yang ini enak Shar, gue pernah nyoba nih."

"Pesan semuanya aja." ucap Sharon

"Boleh boleh." sahut Agnes dan Raka bebarengan.

"GAK TAU DIRI YA KALIAN!"

Continue Reading

You'll Also Like

29.2K 784 43
•BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA• Setelah meninggalkan tempat dirinya di lahirkan, Erlang pergi nge-kost. Tidak di sangka juga, Tetangga nya adala...
95.8K 7.7K 87
[COMPLETED] Kematian seorang Guru di SMP GENTAWIRA membawa Zuna dan Diana kembali ke sekolah lama mereka. Awalnya hanya Zuna yang ditugaskan untuk me...
524K 60.2K 56
Horor - Thriller Bagaimana jika seorang indigo bertemu dengan psikopat? Dan bagaimana jika psikopat bertemu dengan indigo? Seperti inilah kisahnya...
29.7K 1.8K 10
Haechan yang di jual dan harus menjadi budak darah bagi putra putra Jung, yang merupakan bangsa vampir. #jaehyuck #markhyuck #nohyuck #nahyuck #jihyu...