Alcholyte Saga : Tujuh Astral...

By tutdhirata27

1K 504 2K

Rion Angel melakukan sebuah perjalanan untuk mencari keberadaan sang ayah yang tiba-tiba menghilang saat ter... More

✨Chapter Zero: Pembukaan
Chapter 1: Permulaan
Chapter 2: Memulai Perjalanan
Chapter 3: Sorelis Mansion
Chapter 4: Kuil Lunathea
Chapter 5: Abel Forsetti
Chapter 6: Identitas Rion Angel
Chapter 7: Kepingan Memori
Chapter 9: Serangan!
Chapter 10: Monster Mega Ragu Ragla
Chapter 11: Arcanar Asgar
Chapter 12: Astralis Air, Aqualung
Chapter 13: Estardia
Chapter 14: Cliff Estardia
Chapter 15: Lancester Grim
Chapter 16: Kota Mistis, Althena
Chapter 17: Kuil Achidia, Astralis Kegelapan
Chapter 18: Dark Emblem Vs Magis Langit
Chapter 19: Kehancuran Althena
Chapter 20: Organisasi Bayangan
Chapter 21: Dunia Astralis
Bab 22: Mencari Jalan Ke Vandescar
Bab 23: Altair Skyheart Vs Dhaindra Sorelis
Chapter 24: Kemampuan Lurecia
Chapter 25: Invasi Dimulai
Chapter 26: Arc'Angelus
Chapter 27: Terpisah!
Chapter 28: Lunar Meteora
Chapter 29 : Anubis Terra
Chapter 30 : Pandemonium
Chapter 31: Astralis Mekanik
32. Teknik Pembangkit Jiwa
Chapter 33 : Orion Dragonite

Chapter 8: Wolfang Cross

19 8 4
By tutdhirata27

"Jaga baik-baik kalung itu. Akan sangat berguna di masa depan. Suatu saat kita akan bertemu lagi," bisik Reynard sambil mencium kepala bocah tujuh tahun tersebut. 

"Tuan Lios, kuserahkan selebihnya padamu," ujarnya sambil mencabut sebilah pedang panjang keperakan dari punggungnya. "Hiduplah dalam Kedamaian," imbuhnya sambil tersenyum. 

Sementara, telapak tangannya yang mengarah ke ketiga orang itu bersinar dengan terang. Sebuah portal seketika muncul di belakang mereka dan langsung tertutup begitu ketiga orang itu melewatinya.

Bersamaan dengan itu, sebuah ledakan terjadi. Seekor Carberus - iblis anjing berkepala tiga- muncul.

Di tengah keterkejutannya, Rion Angel kemudian terbawa pada kilasan lain peristiwa, yang kini ia sadari adalah perang hitam. Ia melihat sosok Ayahnya melesat ke tengah Pulau Edgar. Rion membuntutinya dengan mudah. Ia merasa tubuhnya amat ringan dan bisa bergerak cepat. Di sebuah tempat yang Rion kenal sebagai Sorelis mansion, Reynard Angel berhenti dan mulai berseru. 

"Keluarlah Sorelis. Aku tahu kalian ada di dalam!" serunya lantang.

Namun, bukan jawaban yang diterima, melainkan sebuah kilatan cahaya hitam keunguan yang melesat dari dalam mansion. Reynard menepis serangan itu dengan pedangnya, hingga menghantam dinding di sampingnya. 

Sebuah tepuk tangan terdengar dari dalam mansion. Seorang pria berzirah hitam muncul. Sebuah kapak besar terselip di balik pinggangnya. 

"Yang diharapkan dari salah satu kesatria Heavenly Ark, anjing penjaga Asgar!" ujar pria itu dingin mencemooh.  

Reynard memberikan seringaian tipis. "Aku yang merasa kecewa dengan seranganmu, Dhaindra Sorelis." 

Pria bernama Dhaindra itu mencabut kapaknya lalu melesat ke arah Reynard siap memenggal kepalanya. Pria berambut putih itu dengan lincah menghindari tiap serangan Dhaindra, hingga membuat pria berzirah itu kewalahan.

" Umur sudah membuatmu melemah Sorelis," ejek Reynard.

"Diam kau!" bentak Dhaindra.

Dengan teriakan keras, sebuah aura merah menyelimuti tubuh Dhaindra. "Akan kurobek mulut busukmu itu!" geram Dhaindra.

"Kuharap ucapanmu tidak sebesar bualanmu Sorelis." Reynard sangat menikmati saat-saat ia memprovokasi pria itu.

Dhaindra mengayunkan kapaknya. Sebuah energi cukup besar meluncur ke arah Reynard yang berdiri menentang serangan itu dengan gagah.

"Kau sebut itu serangan?" Reynard kembali melontarkan ejekannya.

Dhaindra menyerang Reynard Angel dengan serangan memutar dan tebasan-tebasan yang mematikan. Dengan lincah pria berambut putih itu menghindari serangan kapak Dhaindra.

"Demons øks!" Dhaindra menghantamkan kapaknya ke tanah.

Seketika, ratusan tombak-tombak tajam bermunculan dari bawah tanah. Reynard dengan sigap melompat ke atas dan menghalau tombak tanah yang melesat ke arahnya.

"Et portam illusio!"  Reynard Angel menyabetkan pedang panjangnya.

Sebuah portal muncul di hadapannya dan menelan semua tombak tanah yang mengarah pada dirinya. Di bawahnya, Dhaindra mengumpat keras melihat serangannya berhasil di halau dengan mudah. Tanpa pria berzirah itu sadari, Reynard telah berada di sampingnya.

"Kau!" serunya kaget.

Terlambat. Sebuah hantaman mendarat dengan telak di rahang Dhaindra dan membuat pria itu terhempas menghantam dinding mansion.

Reynard dan Dhaindra kembali bertukar serangan. Dengan amarah yang memuncak, Dhaindra mengerahkan semua kemampuannya untuk membungkam Reynard Angel.

Percikan-percikan api dan kilatan cahaya menerangi halaman depan mansion tersebut. Rion hanya bisa ternganga melihat kecepatan pertarungan keduanya. 

Setelah pertukaran beberapa puluh jurus, tiba-tiba  hantaman keras sebuah cemeti mengenai Reynard Angel. Tubuh pria itu melesat dan menghantam sebuah bangunan hingga hancur. Pria berambut putih itu berdiri lalu menatap penyerangnya dengan sebuah senyuman yang sulit diartikan.

"Kau terlambat Azilla." Dhaindra berujar sinis pada seseorang yang muncul dari sampingnya. 

"Ada urusan mendesak di tempat pembangkitan. Kita harus ke sana secepatnya," ujar sosok yang ternyata seorang wanita itu.

Ia mengenakan jubah hijau dengan membawa sebuah cemeti. "Kau kewalahan menghadapi anjing seperti dia?" tunjuk Azilla pada Reynard yang melangkah mendekat.

Pemandangan di hadapan Rion Angel kembali memudar dan berganti dengan sebuah tempat yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sebuah kuil dengan ukuran sedang, berlokasi di tengah hutan yang ia yakini masih di Edgar. Selain Dhaindra dan Azilla, nampak tiga orang lagi yang berada di sana. Ketiganya merupakan sosok pria yang sama-sama mengenakan jubah hijau menutupi sampai kepala. 

"Mengapa lama sekali, Cornelius?" tanya Dhaindra gusar.

Pria yang bernama Cornelius hanya mendengus kesal. "Ada yang kurang, Dhaindra," ujarnya pelan. 

"Kita membutuhkan roh Astralis sebagai wadah," sambung pria jangkung di sebelah Cornelius. 

Mendengar itu, Dhaindra tampak tersenyum penuh arti.

 Pemandangan tersebut kembali menghilang dan Rion kini bisa melihat sosok pria berjubah putih dengan gradasi merah, tengah mengamati sosok yang berada jauh di atasnya. 

"Ayah," gumam Rion pada dirinya sendiri, melihat sosok sang ayah yang berdiri di hadapannya. 

Rion Angel mendongak, dan bergidik ngeri melihat pemandangan yang dilihatnya. Meski tidak berpengaruh apa pun terhadapnya, tetap saja kilasan masa lalu saat perang hitam terjadi, begitu mencengangkan untuknya.

Sesosok makhluk, dengan sepasang sayap serta memegang sebuah pedang sangat besar tengah disibukkan oleh seekor naga hitam yang mengeluarkan kilatan-kilatan petir dan api dari mulutnya.

Berada jauh di atas pertempuran antara naga dan makhluk misterius tersebut, sebuah benda terang dengan aura kehitaman tampak melayang. Sementara di sekitarnya, sebuah kubah pelindung melingkupi seluruh daratan Edgar. Beberapa orang yang merupakan rekan Dhaindra Sorelis, terlihat terkapar dengan kondisi mengenaskan di belakang Reynard Angel.

"Inilah takdirmu Puteraku, takdir sebagai pewaris Vallian. Akan ada orang-orang yang berusaha melenyapkanmu. Tapi percayalah, bantuan akan datang dari tempat yang seharusnya. Yang perlu kau lakukan adalah, percayalah pada hati dan orang terdekatmu."

Sepersekian detik, Rion Angel merasa sangat yakin ayahnya, Reynard Angel memandang ke arahnya sambil mengulas sebuah senyuman hangat, sebelum dalam sekejap tubuhnya menghilang dengan cepat. 

Sebuah ledakan keras dan dahsyat terdengar di udara. Langit yang gelap pun berubah terang benderang akibat ledakan itu. Angin ledakan menyapu segala hal yang ada di sekitarnya sampai radius puluhan kilometer. Seekor naga hitam tampak terbang secara acak sambil melontarkan bola-bola energi ke arah mahluk kegelapan yang di yakini Rion sebagai Genesis. 

Pemandangan kembali berubah, Rion melihat ada tiga orang yang tengah merapal mantera. Dari langit, muncul sebuah lingkaran sihir berukuran  besar. Lingkaran sihir tersebut berputar sangat kencang, dan mulai mencoba menghisap Genesis dengan kuat. Rion pun melihat dua orang meloncat dari punggung naga hitam yang turut terhisap ke dalam lingkaran sihir. 

Kedua orang itu, sambil tersenyum mengarahkan telapak tangan mereka ke arah Genesis yang tengah berkutat dengan lingkaran sihir.

"Sacri Palatti, Sanctuary Relic!" 

Segalanya menjadi sangat terang. Rion harus menutup mata dengan kedua tangannya. Saat ia kembali membuka mata, nampak seorang kakek tua yang diselimuti cahaya terang ada di hadapannya. 

"Selamat datang putera Vallian, Rion Angel," sapanya ramah sambil tersenyum.

"Siapa kau?" tanya Rion. 

"Aku hanyalah sebuah roh yang ditugaskan oleh ayahmu. Namaku, Wolfang Cross."

Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 102K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
587K 36.2K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
79.7K 5.4K 22
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...
137K 327 13
21+++ Mengandung unsur kekerasan sexual dan pornografi. Ga suka? Skip. Plagiat menjauh! Tentang Cesa yang menikah dengan seorang pria kaya. Bukannya...