Game Of King||RusIndo||MafiaAU

By CrowListener

14.2K 1.2K 411

Apa pendapatmu mengenai para Mafia? Jas mahal? Sepatu mengkilap? Uang tak terhitung jumlahnya? Blackcard? Pe... More

Family of Mafia
Fight
That Night
Princesses Are Coming
Forgotten Idol
10 Little Soldier Boy
Royals
Far
Overslept
Tired
Festival Disaster
A.G.O.T.I

Aliance

1.5K 118 78
By CrowListener

  Salju turun dengan anggun, udara dingin seolah menusuk paru-paru. Indo terbangun dari tidurnya lantaran kedinginan dan mimpi buruk yang dia alami. Manik ruby nya nampak menatap kaca yang ditutupi es tipis. Entah berapa bulan sejak kejadian monopoli itu, yang jelas sekarang dia bukan kepanasan melainkan kedinginan, berbanding terbalik. Perlahan kakinya turun dari ranjang dan menyentuh lantai yang sedingin es, membuatnya cepat-cepat menarik kakinya lagi.

"Dingin banget parah..." Indo bersungut lantas memakai sendal rumah yang jarang dia pakai.

  Dengan kesunyian ditemani suara langkah kakinya, Indo berjalan melintasi lorong yang menghubungkan semua kamar saudara-saudaranya juga ASEAN. Indo menapaki setiap anak tangga dan dengan penuh kewaspadaan membuka pintu dapur. Sunyi dan gelap. Sebuah senyum terukir diwajah tampannya, penuh kemenangan. Indo menyalakan mesin pembuat kopi dan mulai menyeduh kopi kesukaannya.

"Perfect." Indo perlahan menghirup cairan pekat hitam itu, lalu terseyum puas.

  Para pelayan belum bangun, apalagi yang lain, jam juga masih menunjukkan pukul dua dini hari, Indo bisa berbuat semaunya sampai pukul lima nanti. Dengan sentakan pelan, Indo duduk diatas meja dapur sambil menyeruput kopinya. Dia terbiasa dengan ini, entah kenapa belakangan ini dia susah tidur dan selalu bangun awal, Malay dan Phil selalu menyuruhnya ke dokter, tapi dia selalu bilang itu semua gara-gara dia bergadang keasyikan melihat saham yang terus naik. Sebagai ketua junior ASEAN dia memang lebih sibuk ketimbang yang lainnya. Kalau yang lain sibuk mengerjakan tugas sekolah, dia sibuk mengerjakan tugas sekolah plus perusahaan dan mengurus saham ASEAN yang kursnya tidak boleh cacat dan dipikirkan matang-matang.

  Suara detak jarum jam menggema keseluruh dapur, Indo menatap jam klasik yang digantung diatas pintu dapur itu. Tak terasa kopinya habis, dan sekarang dia bingung ingin melakukan apa sampai pukul lima nanti. Akhirnya Indo turun dari meja dan membuka lemari makanan, tangannya meraih ke bungkusan mie yang terletak diujung.

"Gak sehat, tapi apa boleh buat?" Indo merobek bungkusan mie, dan mulai memasaknya.

  Asap makanan membumbung dan dikeluarkan lewat fentilasi. Terus terbang, bercampur dengan partikel udara, melebur, dan terbawa angin menuju jauh ke utara. Kesebuah tempat dimana salju tidak pernah cair, melintasi atap-atap rumah dan bangunan, melewati pucuk pohon, dan menerpa wajah seorang gadis cantik yang duduk di balkon kamarnya disebuah kastil yang cukup jauh dari kota.

  Rambut panjangnya tertiup angin dingin, nafasnya mengeluarkan uap tipis, manik safirnya nampak menerawang sebuah buku dipangkuannya. Ini masih dini hari, dia tau itu, tapi rasa penasaran membuatnya terjaga dari tidurnya, melupakan kalau hari ini Ayahnya membuat pesta besar-besaran untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-17, dan mengundang tamu-tamu penting, bahkan menyewa penata rias artis untuk merias wajahnya yag tidak dirias pun sudah cantik.

  Jemari lentik Russia perlahan membuka buku yang ada dipangkuannya, lalu meraih pena yang terselip diantara lembaran-lembaran kertas. Dengan tenang ditemani pencahayaan dari kamarnya dia mulai menuliskan kalimat demi kalimat, susunan kata apik tertoreh seiring tinta pena menyentuh permukaan kertas. Manik safir itu mengikuti pergerakan dan untaian kalimat yang keluar, memastikan agar tidak ada satupun yang terlewat. Sekali lagi dia menatap buku itu, tersenyum puas, lantas menutupnya. Seekor burung hantu seputih salju menghampirinya dan hinggap dibahunya dengan lembut. Russia membelai burung hantu itu dengan sayang.

"Haaah... Hari ini bakal melelahkan ya Belizna." Kata Russia sambil membelai bulu burung hantu yang selembut sutra itu.

  Jam mulai berganti, di ASEAN Manor semuanya sudah terbangun dan menikmati sarapan ala natal mereka, tak terkecuali Indo yang berebutan steak dengan Malay. Mereka sarapan dengan khidmat, lalu memamerkan hadiah masing-masing.

"Lihat! Aku dapat Lambhordgini baru!" Pekik Thai saat membuka hadiahnya yang berisi kunci Lambhordgini keluaran terbaru.

"Jepit rambut bunga dengan hiasan permata asli!? Ini sangat indah!" Sekarang Phil yang memekik.

  Semuanya saling pamer hadiah mereka, ASEAN cuma geleng-geleng melihatnya. Biasa bocah SMA dapet hadiah pasti seneng bat. Semuanya berbahagia hari itu, pertama sekolah libur, kedua malam ini mereka diundang ke pestanya Russia. Untuk merayakan kebahagiaan tak terdeksripsi ini, mereka memutuskan jalan-jalan ke mall, sekaligus para cewek mau membeli koleksi winter keluaran terbaru Gucci. 

  Kesepakatan dibuat, setelah sarapan semuanya auto ganti baju. Indo nampak keren dengan turtle neck hitam, jaket hijau army dengan tudung bulu, celana jeans, dan boots tentara. Dengan acak Indo mengambil kunci mobilnya yang berjejer rapi di dalam kotak kaca walk-in-closet miliknya. Disaat bersamaan anak-anak ASEAN lain juga melakukan hal yang sama, Brunei numpang mobilnya Singa (biasa, couple, Singa takut ntar Brunei kenapa-napa). Indo membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju basement, dia menekan tombol di kunci mobilnya, sebuah mobil sport mewah berwarna merah mengkilap langsung menyala dan meluncur kedepannya. Indo masuk kedalam mobil, menyalakan pemanas, dan melaju ke halaman dimana yang lain sudah menunggu.

"Ya ampun Indo, mobil mencolok sekali." Cibir Malay.

Indo melirik sinis sambil menurunkan kaca mobilnya "Lalu kau apa? Lambhordgini special edition yang cuma ada 7 unit didunia?" Indo balas julid.

"Sudahlah, ayo kita jalan, semakin cepat semakin baik." Lerai Phil yang menumpang dimobil Malay.

  Akhirnya ke 8 mobil itu melaju bersama dijalanan beku. Suara raungan mesin memecahkan kesuraman kota yang diselimuti salju, Indo dengan santai membuka jendela mobilnya, membiarkan angin musim dingin menerpa wajahnya. Mereka tiba ditujuan tepat waktu, belum kehabisan winter package Gucci. 

"Lihat, outernya cantik kan?" Phil berputar pelan dihadapan Indo dan Malay yang nampak suntuk.

"Udahlah, kalau mau beli ambil aja, jangan plin-plan, bagus semua kok, kalau mau sekalian aja sama tokonya." Gerutu Indo. Phil cuma menyengir, karena Indo lupa membeli kado untuk ultahnya, dia harus membayar semua belanjaan Phil.

(Gua lupa ultahnya Phil kapan betewe, seingetku barengan Russ, au deh, ini aku ngebase dari wiki fandom)

  Setelah memilih, Phil mengambil dua potong baju dan satu set winter package yang totalnya sudah bisa beli motor baru. Indo nampak gemas, tapi salahnya dia juga tidak membelikan kado saat ultah Phil, akhirnya dengan kesal dia melempar Blackcard nya ke meja kasir. Usai urusan membeli winter package, mereka beralih ke Starbucks gara-gara Malay bacot bilang kalau dia kedinginan, jadilah mereka ke lokasi. 

"Aku mau cappucino, dan black forest cake nampaknya enak." Indo menyebtkan pesanannya.

  Pelayan itu mengangguk dan kembali untuk membuat pesanan mereka. Indo meregangkan tubuhnya dan menatap Phil yang mencoba bando tanduk rusa yang dia beli.

"Kau nampaknya suka sekali dengan bando itu." Kata Indo.

"Sangat." Jawab Phil. 

  Mereka berbincang singkat, sebelum pelayan itu kembali dan membawa pesanan mereka. Saat Indo tengah menikmati cappucino nya, manik ruby nya terpaku pada dua sosok yang baru saja masuk kedalam cafe. Dua sosok itu tak pelak lagi dua pewaris tahta Britania, America dan Canada.

"Americano nya tolong."

"Aku root beer saja."

  Phil nampak menegakkan posisi duduknya, sementara para gadis didalam cafe terkikik dan saling berbisik. Hubungan Indo dan Canada masih aman, tapi hubungannya dengan Ame benar-benar tidak baik-baik saja, entah berapa kali mereka bertengkar, saling baku hantam, berusaha membunuh satu dan lainnya. Dan rupanya Canada menyadari kehadiran mereka disana.

"Bonjour MaPhilIndo!" Sapanya ramah.

"Halo juga Canada." Balas Malay sambil menenggak black coffenya.\

 Tanpa peringatan apapun, Canada duduk di meja dekat mereka, yang dengan kata lain Ame pasti bakal ikut duduk disana. Benar saja, sosok jangkung berkacamata hitam itu duduk disamping saudaranya, Indo bisa merasakan tatapan sinisnya. Ame menggunakan turtle neck hitam, kalung militer dan rantai, jaket militer dengan logonya di lengan, celana jeans yang lututnya robek, dan sepatu boots militer. Style mereka berdua tidak beda jauh, cuma Indo tau setiap helai yang membalut tubuh dua orang didepannya ini bisa menyaingi kekayaan ASEAN kalau digabung.

"Kulihat kau membeli winter package keluaran terbaru Gucci Phil." Ujar Ame sambil membuka kacamatanya. Manik biru langit itu menatap Phil dengan ramah, lalu memicing tajam kearah Indo.

"Yeah, aku suka setnya, dan kacamata yang bagus Joe." Puji Phil sambil menyunggingkan senyuman manis. 

"Ahaha, ini bukan apa-apa, tadi aku lewat counter Supreme dan melihat kacamata ini, karena aku tidak bisa tahan akhirnya kubeli deh." Ame tertawa kecil sambil menyimpan kacamatanya di saku jaket.

  Indo mendengus kesal padanya. Ayolah, siapa yang tidak kenal Ame dan hobinya yang suka menghamburkan uang? Dia punya iPhone keluaran terbaru custom, mobilnya cuma ada 3 unit didunia, semua pakaiannya keluaran terbaru dengan brand terkenal, kaos Gucci bukan buat pamer tapi buat jadi lap darurat kalau dia menumpahkan sesuatu, sepatu Channel kalau kena lumpur dikit auto dibuang, blackcard cukup satu? Dia punya tiga bro. 

  Pesanan Ame dan Canada datang, Ame memberi tip 100 dolar pada sang pelayan. Mereka berbincang seru, soal pesta nanti malam, dan event sekolah. Semuanya nampak menikmati obrolan ringan mereka, lalu HP Indo berdering, memecahkan senda gurau mereka.

"Maaf, akan kuangkat." Indo berlari keluar cafe dan mengangkat telponnya. "Halo Pa, kenapa?" Tanyanya.

"Kalian lagi dimana?" Tanya ASEAN dari sebrang telpon.

"Aku, Mal, sama Phil lagi di Starbucks." Jawab Indo.

"Oh, cepetan pulang ya, jangan bablas disana sampai malam, kita pergi jam tiga." Ujar ASEAN.

"Acaranya kan jam tujuh Pa."

"Kesananya lama, belum lagi macet dan kawan-kawannya, udah cepet panggil yang lain sebelum Papa suruh pihak mall ngumumin kalian."

"Oke Pa, Indo bakal ngasih tau yang lain,bye." Indo mengakhiri panggilan dan mendengus.

  Oke, bagaimana cara menyeret pulang saudaramu yang sedang ngobrol seru dengan teman-temannya tanpa harus mengganggu mereka? Sebuah ide gila terlintas dikepala Indo, mau tau itu apa? Bohong kalau saham ASEAN jebol-

  Tau apa? Itu berhasil. Sekarang Indo tengah bersiap dikamarnya, tangannya lincah membuat dasi, lantas mengambil sepasang sepatu. Indo melihat dirinya di kaca, memperbaiki jasnya, lalu tersenyum. Sempurna. Anak-anak ASEAN sudah siap dengan baju pesta mereka, para cowok memakai jas, sementara para cewek menggunakan gaun. ASEAN memberi isyarat agar mengikutinya. Dihalaman sebuah limusin lengkap dengan penjagaan sudah siap mengantar mereka menuju Soviet Manor. Indo duduk dekat jendela, jadi dia bisa menikmati pemandangan dari luar. Sebenarnya dia agak gugup, entah kenapa dia punya firasat hal yang tidak dia duga dan perhitungkan akan terjadi.

  Arakan mulai melaju membelah jalanan, gedung-gedung semakin jarang, entah berapa jam mereka berkendara yang jelas sekarang mereka tengah dihamparan luas salju. Cuma ada pepohonan dan salju. Sudah.

"Kita tidak tersesat kan?" Tanya Phil sambil melirik keluar.

"Tenang, jalannya memang begini." ASEAN menenangkan Phil sambil menenggak coklat panasnya. "Sekarang suhunya bakal lebih dingin dari pada rumah kalau gak pakai pemanas, lebih baik kalian pakai jaket kalian."

  Tanpa disuruh dua kali anak-anak ASEAN langsung memakai jaket mereka yang modelnya sama semua dan dibedakan oleh warna. Limusin berhenti didepan sebuah kastil besar nan mewah, gerbang terbuka lebar, menunjukkan halaman luas kastil yang dipenuhi mobil-mobil mewah. Mereka turun satu persatu, dan pandangan Indo tertubruk pada sebuah keluarga yang baru datang juga. Britania.

"Ayo Indo, makan-makan kita." Malay menarik lengan Indo menuju manor.

  Indo cuma bisa pasrah ditarik Malay. Didalam, pesta besar-besaran dilaksanakan, makanan tersaji. Russia nampak cantik dalam balutan gaun navy selututnya, para cowok sesekali meliriknya, tapi tidak cukup berani untuk mengajaknya berdansa, sampai Ame yang datang dengan set jas Gucci tampang bad boy menghampirinya.

"Nona Russia, sang putri musim dingin, kecantikan yang menurun dari leluhurnya." Ame memulai pembukaannya sementara Russia tidak angkat suara. "Maukah kau berdansa denganku?" Ame mengulurkan tangannya dan mengedipkan sebelah matanya.

"Tidak." Jawab Russia singkat dan langsung meninggalkan Ame.

"A-apa!?" Ame nampak tidak percaya, kacamata hitamnya yang dia gantung dikerah bajunya sampai jatuh.

"Sabar, mungkin belum masanya dia menerima cintamu." Hibur Nada sambil menggandeng Ukraine.

  Ame mengumpat pelan, dia tidak akan melepaskan Russia semudah itu, sampai ada yang berani merebut Russia darinya, lihat saja akibatnya. Sementara itu USSR nampak berbincang dengan ASEAN, perbincangan yang cukup serius walau diselingi tawa.

"Emm... Papa katanya manggil Indo ya?" Tanya Indo gugup.

"Ah ya, sana ikut tuan USSR." ASEAN menepuk punggung Indo, sementara USSR menarik tangannya, Russia juga muncul dan berjalan disamping ayahnya, mereka sekarang diatas podium ditengah ruang pesta. Indo tegang ditempatnya berdiri, kenapa ini? Dia bikin salah?

"Ladies and gentlemen! Terimakasih sudah datang ke pesta ulangtahun putriku yang ke 17, sebuah kehormatan bisa mengundang Anda semua kesini. Tidak perlu berlama-lama, disini saya akan menyampaikan pengumuman, bahwa putriku yang sudah beranjak dewasa ini dan tuan Indonesia yang berdiri disampingku resmi kami jodohkan!" USSR memberi pengumuman yang memuat banyak reaksi.

  Ame tersedak wine, anak-anak ASEAN bertepuk tangan riuh, saudara-saudara Russia juga bertepuk tangan. Aula manor dipenuhi suara tepuk tangan dari para tamu undangan. Di podium Indo nampak terbelak kaget. Dijodohkan!? ASEAN tidak pernah memberi tau ini padanya, pasti ada kesalahan!

"M-maaf tuan USSR, sepertinya Anda salah." Kata Indo dengan suara gemetar.

"Oh, tidak Indo, ini memang kesepakatanku dengan ASEAN." Jawab USSR santai,lalu mengacungkan gelas berisi vodka nya. "Bersulang untuk calon pasangan baru!!"

"CHEERS!!!"

Para tamu undangan serempak mengacungkan gelas mereka kecuali Ame. Dia menatap Indo penuh dengki dan amarah. Semudah itu Indo mendapat Russia? Perjuangannya yang rela membuat hujan mawar terus apa? Ame menghentakkan kakinya, mengambil sebotol sampanye, dan berjalan keluar. Dia butuh penenangan diri.

  Sementara itu diruang tamu, USSR dan ASEAN tengah berbincang, Russia dan Indo hanya saling tatap dari tadi, Indo bahkan berkali-kali salah tingkah karena ditatap seperti itu.

"J-jadi... Yah, kuharap hubungan kita tidak rusak gara-gara ini." Indo memulai topik.

"Mimpi, kita belum benar-benar menikah, ini cuma persyaratan dari aliansi Papa, kalau kau benar-benar menginginkanku, buktikan kalau kau memang pantas." Ujar Russia sambil menyilangkan kakinya.

"Emm... Ya, tentu...Erh, air? Atau Vodka? Beer mungkin?" Indo mulai mencari alasan.

  Russia mendengus dan memalingkan wajahnya. Indo merasa serbasalah sekarang, dia ingin kabur dan menemui saudara-saudaranya sekarang. Walaupun dijelaskan sejuta kali alasan dia dijodohkan dengan Russia, dia tetap tidak bisa menerimanya, bahkan dalam perjalanan pulang pun dia masih berdebat seru dengan ASEAN.

"Tapi masalahnya kenapa harus aku? Kan ada Malay, Myan, Singa, Campa, kok aku yang jadi tumbal? Indo dosa apa Pa?" Rengek Indo.

"Indo bukan disitu letak maqsalahnya, USSR sendiri yang minta, dia rasa kau cocok dengan Russia walau sikap kalian beda 180 derajat. Terima saja kenyataannya Indo." Balas ASEAN.

  Indo menunduk. Bukan, bukan begitu. Russia itu banyak yang suka dan sudah banyak yang rela melakukan apapun demi mendapatkan hatinya, dia cuma anak ASEAN biasa yang kagum padanya kala pertamakali mereka bertemu di MOS, sekarang seluruh cowok yang perasaannya ditolak pasti akan memusuhinya. Apalagi Ame, cowok satu itu benar-benar mengejar Russia dan rela melakukan hal gila, hubungan mereka berdua sudah cukup buruk, ditambah dengan status Indo yang dijodohkan dengan Russia sekarang pasti Ame bakal mendeklarasikan perang padanya. 

Dirinya terancam tinggal nama sekarang. Bagus.







Author note

Sori, gua lupa ultahnya Russia itu kapan, kalau ada kesalahan tolong dikoreksi ya! 

Continue Reading

You'll Also Like

9.4K 756 23
TENTANG SEORANG MATA MATA YANG TERCIDUK DENGAN TARGETNYA SENDIRI APAKAH SANG MAFIA AKAN MENEMBAK SANG MATA MATA ATAU ADA OPSI LAINNYA??? WARNINGS🚨 ...
56.2K 3.8K 24
BOBOIBOY MOVIE 2 & BOBOIBOY GALAXY SORI × READER
79.9K 7K 100
Tokyo Noir Familia salah satu keluarga Mafia di kota TokyoVerse.Dipimpin oleh Rion Kenzo yang dipanggil dengan Papi dan Caine Chana yang selalu dipan...
39.2K 4.4K 17
Kalok luu suka, vote nya jangan sampe ketinggalan. Neken bintang gak bakal mutusin urat nadi luu! ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ã…¡ Haechan tak secerah ketika b...