This Is Me [END]

Da kmlh09

17.4K 1.5K 78

CERITA ANTIMEANSTREAM.. Kisah Erika Kanaya. Hanya seorang gadis sederhana dengan berjuta kesederhanaan dan... Altro

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
FLASHBACK
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52 (END)
"New Story"
EPILOG
Promosi Aja
New Story

Bab 10

343 38 0
Da kmlh09

Meski perbedaan begitu membatasi kita, hingga banyak ketidak mungkinan untuk bersama. Aku masih punya tuhan untuk mengadu dan berdoa agar ketidak mungkinan yang ada kedepannya bisa menjadi mungkin.

_kmlh09_

Happy Reading


Waktu berlalu begitu cepat sudah seminggu berlalu sejak Gean menginap di kosan Erika, namun sejak saat itu pula kesibukan Erika bertambah.

Karena melihat ketulusan Gean yang benar-benar seperti membutuhkannya, kini Erika melakukan keinginan Aksa namun bukan sebagai babysister hanya pengasuh sementara! Perbedaan nya adalah karena Erika yang sudah ada pekerjaan dan juga jadwal kuliah jadi Erika akan melakukan tugasnya saat sore hari dimana waktunya ia bekerja di restorant.

Gean akan diantar oleh Aksa ke tempat kerja Erika hingga nanti saat Gean sudah tertidur maka Aksa baru akan menjemputnya pulang. Itu saran dari Erika yang penting ia bisa membantu Aksa supaya Gean tidak rewel saja. Namun saat weekend ia akan bersama dengan Gean full dari pagi dan malam baru anak itu dibawa pulang.

Melelahkan? Sudah pasti! Apalagi jika Erika sedang banyak tugas kampus seakan ribetnya kehidupan ada padanya. Tapi seperti biasa Erika bisa menanggapinya dengan santai, ia tak mau ambil pusing kesibukannya sendiri yang ada nanti dia malah stres sendiri. Untungnya Gean selalu jadi anak baik dan penurut padanya hingga dengan itu Erika bisa sedikit bernafas dengan lega.

Kini Erika sendiri sedang berada di kampus, lebih tepatnya di perpus ia sedang belajar dan mengerjakan tugasnya.

"Er udah dulu yuk belajar nya? Gue laper nih" Rengek Hana yang duduk di sebelahnya. Erika memang sedang bersama Hana mengerjakan tugas bersama dari 3 jam yang lalu, kebetulan mereka sedang tidak ada jadwal kelas.

"Kamu aja sana, tanggung dikit lagi aku beres. Lagian aku belum terlalu laper" Balas Erika menatap Hana.

"Ish kebiasaan kalo udah ngerjain tugas terlalu fokus. Ya udah deh gue ke kantin dulu ya" Ujar Hana sambil membereskan peralatannya.

"Mau balik kesini lagi nanti atau langsung pulang?" Tanya Erika saat Hana hampir selesai membereskan peralatannya.

"Gue masih ada urusan sama anak management, jadi lo kalo mau pulang nanti duluan aja karena abis dari kantin gue nemuin tuh orang dulu. Dan tugas nanti gue kerjain di rumah aja" Jelas Hana diangguki mengerti Erika.

"Ya udah sana, kamu kan punya magh harus cepet makan" Titah Erika

"Iya iya gue pergi dulu ya byee" Pamit Hana lalu berlalu dari sana.

Setelah kepergian Hana, Erika kembali fokus pada layar laptop karena tugasnya yang tinggal sedikit lagi.

20 menit berlalu Erika selesai mengerjakan tugasnya, ia menghela nafas sejenak lalu mulai membereskan peralatannya. Baru lah setelah itu dia mengembalikan buku yang ia pinjam tadi ke tempat semula.

Saat hendak menaruh buku terakhir tiba-tiba ada yang menyenggolnya dari sampling hingga beberapa buku yang sempat Erika sentuh karena oleng kini berjatuhan mengenai kepalanya.

"Huh" Hela nafas Erika merasa kan ngilu di kepalanya. Meski hanya sekitar 3 buku yang jatuh termasuk buku yang mau ia simpan tadi, tetap saja rasanya lumayan di kepala Erika.

"Ehh sorry sorry gue gak sengaja nyenggol lo barusan" Ucap orang yang menyenggol Erika, dan itu suara laki-laki.

Erika mengangkat kepalanya karena tadi ia refleks menunduk saat buku itu berjatuhan.

"Kamu kan temennya Hana" Ucap Erika saat yang ia lihat adalah Ardan yang waktu itu Hana cerita kan.

"Ah Hana, iya. Lo gak papa?" Balas Ardan masih merasa bersalah mungkin.

"Nggak gak papa, lain kali hati-hati kalo mau ngegeser, saya lagi jinjit barusan jadinya oleng" Ucap Erika tak mempermasalahkan kejadian barusan lalu ia berjongkok mengambil 3 buku yang jatuh tadi.

"Baguslah kalo lo gak papa" Ucap Ardan

"Iya. Nih tolong taruh lagi di atas sana, males jinjit gak sampe" Pinta Erika menyodorkan 3 buku itu pada Ardan.

"Dasar pendek" Cibir Ardan sambil mengambil 3 buku Erika, Dan menaruh di tempat nya.

"Buta ya kamu? Saya gak pendek, kalo dibandingin sama Hana aja tinggi saya lebih dari dia. Cuma emang untuk keatas sana kurang nyampe, jadi bukan pendek" Balas Erika santai seakan cibiran Ardan tak membuat nya kesal.

"Sama aja" Balas Ardan setelah menaruh buku itu.

"Terserah deh. Eh tapi by the way ini pertama kalinya kita bicara kayak gini" Ucap Erika. Memang kebetulan beberapa kali Erika pernah berpapasan dengan Ardan, namun tak pernah saling sapa dan ini pertama kalinya untuk mereka berbicara. Apalagi Erika hampir sering bertemu dengan Ardan ya saat dia menolak wanita.

"Udah inget lo sama tingkah lo waktu di festival?" Tanya Ardan sambil menaikan alis nya sebelah. Erika akui Ardan memang tampan, sayang persona itu tidak cukup untuk nya.

"Emm inget ternyata benar kata saya waktu itu kan, tidak ada yang namanya kebetulan, takdir memang sudah menggariskan kita untuk selalu bertemu." Ucap Erika diakhiri cengiran nya.

"Ck Salah gue ngigetin lo soal di festival, gila dasar" Cerca Ardan malah dibalas kekehan Erika.

"Gak baik bilang orang kayak gitu tau"

Ardan mendekat kan wajahnya pada Erika. "Kenapa? Gak suka?" Ucap nya pelan.

Erika sedikit terdiam memandang wajah Ardan yang lumayan dekat dengan wajahnya ini. Tapi akhirnya Erika nyengir.

"Kamu ganteng, tau gak kalau saya suka banget liat orang ganteng" Erika dengan polos mengatakannya.

Lelaki dihadapannya ini malah menatap aneh Erika, sudah biasa dipuji ganteng tapi tak pernah ia mendengar dari orang seperti gadis didepannya ini bahkan mendengar dengan nada seperti ini.

"Lo dari awal gue kenal kayaknya kabur dari pengobatan kejiwaan ya" Ucap nya sambil menjauhkan wajahnya dari Erika.

"Kamu juga sejak awal kita ketemu kayaknya udah jadi takdir saya deh"balas Erika ngawur.

"Gila" semprot lelaki itu membuat Erika tertawa.

"Eh jangan gitu ntar kayak judul lagu Judika lagi. Awasss nanti jatuh cintaa" balas Erika dengan menyanyi di kalimat akhirnya lalu berlalu meninggalkan Ardan yang masih bersikap seakan tak percaya akan kelakuan Erika.

*****

"Mama" Semangat Gean saat Erika datang ke restorant, ternyata bocah itu sudah duluan datang.

"Haii anak baik, sama siapa kesini?" Tanya Erika pasalnya ia tak melihat Aksa dan barusan Gean malah sedang bersama Aldo yang seperti nya sudah bersiap pergi pergantian shift nya.

"Gean datang sama saya" Tiba-tiba dari samping seseorang menyahut membuat Erika kembali berdiri dari tadi jongkok dihadapan Gean agar tinggi nya setara kini menghadap orang itu.

"Ouh ibu ternyata, bundanya pak Aksa bukan?" Tanya Erika kala ia ingat orang itu adalah neneknya Gean yang waktu itu ia lihat juga saat kumpul keluarga Aksa waktu Gean di culik.

"Iya. Saya Irene, bundanya Aksa. Panggil saya tante saja" Nenek Gean itu menyodorkan tangannya pada Erika tanda memperkenalkan diri.

"Saya Erika tante" Ucap Erika membalas uluran tangan Irene dan mengikuti keinginan Irene untuk memanggil tante.

Ini pertama kalinya orang lain yang mengantar Gean kesini, biasanya Aksa langsung yang mengantar, jadi cukup kaget saat Irene yang datang mengantar Gean. Tapi Erika pikir nenek Gean ini ramah orang nya.

"Kalo kamu berpikir dimana Aksa, karena saya yang mengantar Gean kesini. Itu karena Aksa sedang ada tugas keluar kota 2 hari jadi karena Gean tetap ingin bertemu kamu saya yang mengantar nya kesini" Jelas Irene, sebenarnya Erika tidak terlalu peduli kemana Aksa pergi dan siapa yang akan mengantar Gean. Tapi ia hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Baiklah tante, saya mau ganti baju dulu apa tante masih akan disini atau bagaimana? Masalah Gean saya pastikan akan baik-baik saja" Bukannya tak sopan seperti mengusir, tapi Erika hanya basa basi, ia kan harus kerja juga masa terus ngeladenin obrolan Irene.

"Ahh baiklah, saya pergi saja kebetulan saya ada urusan juga. Titip cucu saya ya dan oh iya sepertinya hari ini Gean akan ikut dengan kamu soalnya saya dan suami saya tidak akan ada di rumah malam ini sedang kan Aksa besok baru pulang. Apa tidak masalah?" Jelas Irene dibalas senyuman Erika.

"Begitu ya, baiklah tak apa tante in sya allah Gean aman dengan saya" Ujar Erika memang tak masalah jika kali ini Gean ikut ke kosan nya.

"Kamu gadis baik, terimakasih sudah mau membantu Aksa dan Gean. Maaf sudah terlalu banyak merepotkan" Tulus Irene.

Erika tersenyum manis. "Tidak apa-apa tante saya kan di gaji juga oleh pak Aksa jadi ini sudah menjadi tugas saya" Balas Erika terlampau jujur namun wajahnya polos saat mengatakannya.

Irene terkekeh mendengar nya dan mengangguk mengerti. "Baiklah saya pergi dulu. Kamu baik-baik sama mama nya ya" Ucap Irene pada Gean diangguki anak itu. Erika bingung kenapa Irene malah menyebutnya seperti Gean memanggilnya. Padahal Aksa sendiri memanggilnya tante untuk Gean. Tapi sudah lah terserah mereka.

Irene tersenyum sebelum benar-benar pergi dan Erika hanya mengangguk balas menyapa kepergian Irene.

"Udah kerja sana malah kayak patung disini" Aldo berucap di samping Erika.

"Iya ini juga mau ganti baju dulu, kamu udah mau pulang?" Tanya Erika diangguki Aldo.

"Iya gue mau balik, tapi ada job juga hari ini jadi gitulah" Balas Aldo. Erika mengangguk mengerti job yang Aldo maksud adalah kerja sampingannya ya itu seorang photography.

"Baiklah hati-hati dijalan, aku mau ganti baju dulu" Ucap Erika diangguki Aldo kemudian gadis itu menggandeng Gean untuk kebelakang.

Jika kalian bertanya kenapa Erika bisa mendapat izin bekerja sambil mengasuh Gean, itu karena kan Erika pegawai kesayangan Delina. Dan juga karena Delina tau jika keluarga Aksa pengusaha besar jika ditolak itu juga bisa berdampak buruk bagi restorant nya, Erika paham jika dalam bisnis itu memang menyulitkan.

"Kak Rena titip Gean sebentar ya, aku mau ganti baju dulu" Pinta Erika pada Rena yang berada didepan kasir diangguki sang punya nama.

"Gean disini dulu ya sama tante Rena, tante mau kebelakang dulu" Ucap Erika kini pada Gean dibalas anggukan oleh Gean dengan senyumannya.

Baru setelah itu Erika kebelakang untuk mengganti bajunya. Dan saat ia hendak menaruh tas nya di loker, ada notifikasi masuk ke ponselnya membuat ia membuka dulu itu.

Ternyata ada transfer uang 10jt dari Aksa dan juga ada pesan dari lelaki itu. "Itu untuk upah kamu hari ini, saya juga titip Gean malam ini sama kamu, bunda bilang Gean akan menginap di tempat kamu. Sebagian uang itu bisa kamu belikan keperluan Gean dan apapun yang Gean mau, saya baru bisa memberikan itu saja karena seperti yang kamu bilang jika Gean tidak pernah banyak mau tapi jika itu tidak cukup kamu kabari saja saya" Itu Isi pesan dari Aksa.

Erika menghela nafasnya mendapat transfer uang sebanyak itu, dan lagi Isi pesan Aksa sungguh membuat nya takjub. Sebenarnya kekayaan keluarga Aksa sebanyak apa? Erika tak habis pikir.

Setiap hari nya saat menjaga Gean, Erika selalu mendapat transfer uang dari Aksa sebesar 5jt dan katanya itu bisa ia pakai untuk kebutuhan Gean dan juga gaji untuknya perhari. Dan Erika pastikan itu bukan apa-apa bagi Aksa.

Erika pernah bilang pada Aksa jika itu terlalu banyak karena Gean memang tak pernah ingin macam-macam saat bersama nya meskipun anak itu dari keluarga kaya. Gean akan selalu makan apa yang Erika berikan dan menurut apa kata Erika. Tapi Aksa bilang 'itu terserah saya mau ngasih kamu berapa yang pasti itu upah kamu dan untuk kebutuhan Gean jika ingin apa-apa. Tidak mungkin kan pakai uang kamu terus'

Akhirnya Erika tersenyum saja pada Aksa bagaimana pun baginya itu menguntungkan. Iya dong jadi tabungannya akan penuh oleh uang dari Aksa. Syukuri saja, pikir Erika.

Setelah menaruh ponselnya itu tanpa membalas pesan Aksa, Erika kini kedepan dan menghampiri Gean.

"Makasih ya kak" Ucap Erika dulu pada Rena diangguki wanita itu.

"Gean udah makan belum?" Tanya Erika duduk di samping anak itu.

"Blum." Balas Gean dengan aksen cadelnya. Erika terkekeh mendengar nya. Menurut nya Gean termasuk pintar sudah lancar dalam berbicara yang kata Aksa sih umurnya baru 2.5 tahun. Meski beberapa kali kata cadelnya juga keluar.

"Mau makan dimasakin tante gak?" Tanya Erika diangguki Gean.

"Mauuuu maaa" Semangat Gean membuat Erika terkekeh.

"Yaudah yuk turun kita ke dapur buat makanan dulu untuk Gean ganteng" Ajak Erika sambil menurunkan Gean dari atas kursi dan menggandeng nya ke dapur. Kebetulan restorant sedang tidak terlalu rame jadi ia bisa mengurus Gean dulu baru ia mulai bekerja.

Erika tentu saat bekerja mendapat banyak bantuan mengurus Gean, Delina sendiri kadang turun tangan saat Erika akan melayani pelanggan, bos nya itu bermain dengan Gean. Jadi Erika bisa bekerja dengan professional dan sekalian menjaga Gean juga secara bersamaan.

*****

Pulang larut seperti biasa dari resto, dan sekarang Erika sudah waktunya pulang setelah seperti biasa pula ia membereskan beberapa hal. Gean sedang tertidur di kasur yang memang disediakan untuk pegawai jika ingin istirahat.

Setelah selesai membereskan semuanya, Erika menggendong Gean karena tak mungkin ia membangunkan nya, kasian pasti kecapean anak ini. Merapatkan jaket Gean, bagaimanapun ini sudah larut dan hawa dingin pasti menerpa mereka.

Berjalan menjauhi area resto, Erika sesekali membenarkan posisi Gean di gendongannya agar nyaman. Dan aneh nya ni anak gak keganggu gitu Erika gerak gerakin dikit masih pules aja tidurnya.

"Woy cewek gila" Entah datang dari mana Ardan dengan motor nya kini berada di samping Erika.

"Ternyata benar kata Hana kamu itu nyebelin ya" Ucap Erika saat tau itu Ardan karena kaca helm pria itu dibuka.

"Gue sih mendingan nyebelin lo sendiri gila. Tapi ngomong-ngomong ini udah malem ngapain lo samaaa... Anak lo masih berkeliaran di jalanan sepi kayak gini" Entah lah tapi Erika pikir Ardan ini tipe orang cerewet menurut nya sama seperti Aksa. Padahal yang ia dengar waktu itu dari Hana jika Ardan itu tipe orang cuek. Dihh boro-boro.

"Mau pulang. Kenapa?" Tanya Erika sambil tak memperdulikan pemikiran Ardan soal Gean ini anak nya, toh Ardan tak perlu tau juga jika Gean benar anak nya atau bukan.

"Disini sepi,..."

Belum selesai Ardan berbicara, tiba-tiba ada segerombolan orang yang datang menghampiri mereka. Ardan yang entah bagaiman melihat kumpulan orang itu langsung turun dari motor dan melepas helm nya mendekat pada Erika.

"Kalian siapa?" Berbeda dengan Ardan yang waspada, Erika sendiri malah bingung dan bertanya dengan santai.

"Lo lagi ternyata cewek sok ikut campur. Tapi untuk sekarang lo bener bener harus nyerahin tuh anak sama kita" Balas salah satu dari mereka. Dan karena ucapan itu Erika kini tau orang-orang ini ternyata yang waktu itu komplotan penculik Gean dan yang berbicara itu adalah yang menusuknya waktu itu.

"Eh bapak lagi bapak lagi, masih ada niatan nyulik anak ini?" Tanya Erika sambil melirik Gean sekilas yang masih tertidur nyenyak.

"Lo kenal mereka?" Tanya Ardan masih dengan wajah waspada meski tadi nya ia sempat takjub akan pembawaan Erika yang masih bisa santai dikepung gini.

"Nggak sih cuma pernah ketemu aja" Balas Erika seadanya.

"Bacot lo berdua. Sekarang serahin anak itu dan jangan coba melawan karena kali ini kita bener bener gak main-main" Ujar yang melukai Erika waktu itu dan kini kembali menodongkan pisau ke arah Erika. Namun sayangnya kali ini bukan cuma satu orang itu yang membawa pisau seperti waktu itu, tapi semua yang mengepung dia dan Ardan menodongkan pisau mereka.

"Sialan lo berurusan sama orang berbahaya cewek gila?" Tentu Ardan tak percaya Erika masih bisa santai dengan keadaan seperti ini. Apalagi situasinya mereka benar-benar dalam bahaya. Oke jika hanya 2 3 orang yang mengepung mereka tapi ini 8 orang.

"Tenang... "

"Turunin senjata tajam kalian" Potong seseorang sebelum Erika menjawab pertanyaan Ardan.

Dari beberapa arah kini kembali datang orang orang yang jumlahnya hanya 4 orang, namun Erika akui badannya pada Atletis. Namun tetap Erika bingung memang 4 orang itu siapa?

"Lo kenal mereka juga?" Tanya Ardan lagi.

"Nggak kok, asing muka mereka mah" Balas Erika.

Setidaknya dengan kedatangan 4 orang itu, 4 orang pihak penodong Erika kini menghadap pada 4 orang itu. Tapi tetap saja kondisi Erika tidak aman akibat 4 lainnya masih menodongkan Erika pisau.

"Ardan kamu bisa berantem kan?" Tanya Erika saat melihat 4 orang yang melawan 4 orang yang baru datang sudah mulai berantem kini pastinya para 4 lainnya yang mengepung nya akan menyerang nya juga untuk segera membawa Gean.

"Bisa. Kenapa?" Tanya Ardan

"Stt stt stt" Kembali lagi sebelum Erika menjawab keempat orang itu mulai menyerang Erika dan Ardan.

Namun takdir baik masih ada pada Erika karena 4 orang yang tadi datang untuk membantu nya selesai dengan pertarungan nya lebih cepat lalu mereka membantu Erika menghabisi 2 orang yang menyerangnya sedangkan Ardan kini masih bertarung dengan satu orang .

"Ma ma hiks" Baru Erika sadari ternyata Gean terbangun akibat gerakan nya menghindari todongan pisau tadi.

"Eh jagoan jangan nangis, kita gak akan kenapa napa" Ucap Erika menenangkan meski terus sesegukan dan air mata yang keluar, setidaknya Gean sedikit lebih tenang. Erika bisa melihat sebentar lagi pertarungan akan selesai dan ia lihat Ardan sedikit terkena pukulan di wajahnya.

Beberapa menit akhirnya para penodong itu selesai diurus dan sudah pada kabur. Erika menghampiri Ardan yang terjongkok di atas aspal mungkin merasa kan ngilu di wajahnya

"Ardan kamu gak papa? Aish salah nanya aku, pasti sakit ya?" Mau khawatir tapi malah keliatan lucu Erika itu.

Ardan sendiri langsung berdiri dan sedikit meringis menatap Erika. "Gak papa" Balas nya seadanya.

Erika masih menatap wajah lebam Ardan sampai 4 orang yang tadi menolong mereka menghampirinya.

"Den Gean dan Nona tidak apa-apa?" Tanya salah satu dari mereka membuat Erika mengalihkan tatapannya begitupun Ardan.

"Tak apa pak makasih atas bantuannya. Tapi kalau boleh saya tau kalian ini siapa?" Tanya Erika

"Kami bodyguard keluarga den Gean. Nona bisa tanya kan itu lebih lanjut pada bos kami, saya tau Nona mengerti siapa yang saya maksud" Balas orang yang tadi bertanya.

Erika paham jadi mereka suruhan Aksa ternyata.

"Baiklah saya mengerti, terimakasih sudah membantu kami pak"

"Tidak masalah Nona. Kalau begitu kami permisi dulu" Ujar nya diangguki Erika.

Sepeninggal keempat orang itu, Erika kini beralih pada Gean. "Udah gak takut?" Tanya nya pada anak itu.

"Ada mama, Gean gak takut" Balas anak itu sambil memeluk Erika erat.

Erika terkekeh lalu menatap Ardan kembali.

"Lukamu mau saya obati dulu? Kebetulan didepan sana kosan saya sudah dekat" Ajak Erika. Bagaimanapun ia harus sedikit berterimakasih atas bantuan Ardan.

"Tak apa sudah malam takut ngerepotin. Tapi gue akan anter lo sama anak lo sampai ke depan kosan lo biar aman takut nya ada yang datang lagi" Balas Ardan diangguki mengerti Erika.

"Baiklah ayo" Ucap Erika kemudian mereka berjalan menuju kosan Erika dengan Ardan membawa motor nya sambil jalan. Karena kosan Erika kan cuma didepan tanggung kalo naik motor.

"Ini kosan lo?" Tanya Ardan saat mereka sudah sampai.

"Iya. Kamu beneran gak mau saya obati dulu?" Tanya Erika dibalas gelengan Ardan

"Bisa gue urus sendiri. Kalo gitu gue pamit ya" Balas Ardan dan Erika tak bisa memaksa Ardan pula jadinya ia  mengangguk saja.

"Terimakasih sudah membantu, jangan sering-sering nyapa saya sampe nolongin saya kayak barusan, ntar kamu rugi karena saya nantinya bisa aja baper hahaha" Ucap Erika saat Ardan menaiki motornya. Hanya ingin mencairkan suasana dari tadi serius banget soalnya.

"Kumat lagi lo. Ya udah lah byee" Balas Ardan tak terlalu menanggapi gombalan Erika dan melajukan motornya menjauh dari kosan Erika.

_TBC_

Ini panjang banget aku buat nya, tapi tak apa... Semoga suka dan kalian bisa menghargai karyaku ini, jika tidak suka saya memaklumi karena cerita ini tak sebagus cerita lain. Jadi kalo gak suka jangan lanjut ya takutnya malah makin gak suka hehehe

Dan makasih buat yang mau mampir dan baca apalagi sampe vote terus comment dan follow aku. Dukungan kalian berarti buat aku:)

Thank you very much😍

See youuu

To be continue😀

Continua a leggere

Ti piacerà anche

163K 12.9K 67
Menjadi seorang single daddy bukanlah pekara yang mudah. Membesarkan, mendidik, dan mengasuh anak semata wayangnya, Shaqil Tashanlar ditengah - tenga...
2.9K 108 32
Fabia Yanuar Rizky seorang gadis blasteran Tegal Banyumas yang dikenal periang oleh kebanyakan orang baru saja mengalami putus cinta. Namun berkat pa...
545K 54.7K 37
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
8.1K 767 51
"Aku mencintaimu, tapi mengapa aku tidak bisa memilikimu?"-Kharel. "Cintai dulu Tuhanku baru aku."- Maira. "Jika keyakinan dijadikan penentu jodoh se...