Wàhrheit [AOT X READER]

By SandGinger

458K 70.8K 24K

Ymir Fritz bukan Founding Titan yang sebenarnya. (Name) adalah Founding Titan asli yang muncul setelah lebih... More

Teúfel
Chapter 1 : der Beginn
Chapter 2 : Soldat
Chapter 3 : Trost
Chapter 4 : Berühren
Chapter 5 : Hilfe
Chapter 6 : Brief
Chapter 7 : Wette
Chapter 8 : Aufklärungstrupp
Chapter 9 : Ausbildung
Chapter 10 : Endlich!
Chapter 11 : Wiedervereinigung
Chapter 13 : 57. Jotunheimr
Chapter 14 : 57. Geschrei
Chapter 15 : 57. Brutalität
Chapter 16 : Geschockt
SEASON 2 : Wer bin ich
Chapter 17 : Verwirrung des Öffners
Chapter 18 : Reise
Chapter 19 : Niddhavellir
Chapter 20 : Verrat [Muspell und Vanaheimr]
Chapter 21 : Gleiche Person
Chapter 22 : Riesenskelett
Chapter 23 : Ziel
Chapter 24 : Bedrohung
Chapter 25 : Vermasselt
Chapter 26 : Midgard
Chapter 27 : Asgard
SEASON 3 BAGIAN 1 : Unbekannter Gott
Chapter 28 : Geheimnis
Chapter 29 : Strategie
Chapter 30 : Rache
Chapter 31 : Rückkehr
Chapter 32 : Treffen
Chapter 33 : Ojou-chan
Chapter 34 : in Verbindung Gebracht
Chapter 35 : Schreien
Chapter 36 : Wilhelm Ackerman
Chapter 37 : Wàhrheit
Chapter 38 : Wàhrheit (1)
Chapter 39 : Traum
Hidden Chapter : Mütter und Kind
Wàhrheit OVA : Lost Child
Wàhrheit OVA : Lost Child [2]
Wàhrheit OVA : Lost Child [3]
Spesial Chapter : Frohes Neues Jahr
Wàhrheit OVA : Lost Child [FINAL]
Season 3 Part 2 : Berserk [REVISI]
Chapter 40 : Herr der Mauern
Chapter 41 : Anstiftung
Chapter 42 : Freunde
Chapter 43 : Mutter
Chapter 44 : Wàhrheit (2)
Chapter 45 : Fallende Blumen (1)
Chapter 46 : Fallende Blumen (2)
Chapter 47 : Fallende Blumen (3)
Chapter 48 : Erinnerungen und Schicksal
SEASON 4 PART 1 : ENGEL von MARLEY
Chapter 49 : Verschwinden
Chapter 50 : Gojo Satoru
Kiw en Ei
Chapter 51 : Erwin Smith
Chapter 52 : Grisha Yeager
Chapter 53 : Liberio

Chapter 12 : 57. Expedition

10.5K 1.6K 639
By SandGinger










































"Jadi?"

Perempuan bertubuh mungil duduk didepan mereka dengan melipat kedua lengannya di dada, menatap datar para tersangka di depannya.

Disana ada Levi yang lebih tertarik memandangi jendela, Hanji yang cengar-cengir, Mike mengembarakan matanya tak fokus, dan Erwin yang masih anteng terdiam.

"Aku mencium bau busuk disini" sindir (Name).

"Mungkin bau keringatmu" cuek Levi tanpa melihatnya, mata gadis itu langsung melotot ke arahnya. Hanji langsung menginjak kaki pria disamping nya yang terbalut sepatu boot.

"Ahaha.. ah! Mungkin itu bau keringatku, ya keringatku.. maaf ya (Name)-chwan" Hanji tertawa canggung, dan menggerutu kesal pada Levi yang tidak bisa membaca kondisi. Hanji reflek mengaduh saat merasakan orang di sampingnya menggeplak kepala belakangnya.

"Aku sebagai komandan memintaaf padamu sebelumnya karena sudah menyembunyikan rencana ini darimu" dari nadanya terlihat bahwa pria beralis tebal itu sudah lelah dengan permainan kucing-kucingan ini.

"Seperti yang kau dengar tadi, seminggu lagi kita akan melakukan ekspedisi ke-57 di luar dinding" imbuhnya.

"Ekspedisi? Luar dinding? Maksudnya?" Hanji menjerit dan wajahnya memerah melihat wajah polos (Name) yang menurutnya langkah.

"Ehem. Maksudku jelaskan lebih detail" titah (Name) seterlah memperbaiki raut dan nadanya.

'Ingat (Name)! Kau ini sedang marah dan mereka menjadi pihak yang bersalah sekarang. Jarang-jarang bisa begini kan? Jadi berwibalah!' innernya menjerit.

"Tugas pengintai adalah untuk mencari tau apa yang ada di luar dinding. Salah satu tujuan diadakan nya ekspedisi adalah untuk membasmi titan yang ada diluar"

"Kita telah mengalami banyak tragedi, dan juga kehilangan dinding Maria. Tujuan besar kita untuk saat ini adalah mengambil alih dinding itu kembali. Kami sudah menghabiskan waktu sekian tahun dengan melakukan ekspedisi pembersihan titan, demi merebut tanah kami kembali. Tak jarang kami kembali dengan jumlah prajurit yang berkurang" mata yang tadinya menatapnya lurus menjadi sendu dan tertunduk.

"Dan hasilnya kami telah menemukan rute teraman untuk mencapai titik itu. Meskipun teraman, tapi tetap saja yang kita bicarakan sekarang adalah luar dinding tentu tidak akan ada yang namanya keamanan terjamin. Munculnya kau dan Eren membuat kami memiliki harapan lebih untuk kesuksesan ekspedisi kali ini (Name). Maka dari itu kami sangat membutuhkanmu"

"Eren tau rencana ini?"

"Dia sudah tau itu, aku keceplosan mengatakannya saat penelitian bersamanya hehe" ingin rasanya menjotos cengiran Hanji.

"Tapi kalian tidak memberitauku" lirih (Name) yang masih dapat didengar oleh mereka.

"Ck. Kau pikir apa yang akan terjadi jika kami memberitau hal ini lebih awal? Tentu kau akan kabur apalagi memang" (Name) berdecak kesal mendengar bacotan suara berat itu.

"Jadi kalian hanya memanfaatkan ku dan Eren hm?" ucapnya mengacuhkan ejekan Levi.

"Justru kau yang harus berterimakasih pada kami jika tidak gelandangan sepert-"

"ARGHH! URUSAI! INDI BINYIK BICIT. AKU BERTANYA PADA EDWARD! BUKAN PADAMU" sentak (Name) berdiri memarahi Levi dan menunjuk Erwin yang dimaksud.

"Namanya Erwin Smith" sahut Mike membenarkan.

"Ah ya itu maksudku, terimakasih sudah meralatnya Michael"

"Namaku Mike"

"Lidahku keseleo" (Name) mengambil kembali kursinya yang terjatuh dan segera mendudukan dirinya.

"Sebenarnya apa yang dikatakan Levi benar-"

"MAKSUDMU AKU GELANDANGAN?!"

Erwin meremat kedua lututnya dan tertawa aneh, sedikit membuang stress nya.

"Maksudku, kau akan kabur jika kami mengatakan itu di awal. Mengenai kepercayaan, aku percaya pada Eren pasti tidak akan melakukan itu dan diluar dugaan dia malah bersemangat pada ekspedisi kali ini. Tapi tidak denganmu, mengingat kau kabur dengan mudah hanya karena roti"

"Hei itu masalah perut, orang lain kalau lapar juga pasti ngamuk" gerutunya tak terima.

"Hm.. okey.. (Name)-chan akan mengamuk jika kelaparan" gumam Hanji menulis informasi yang baru didapatkan nya.

"Apa yang kau lakukan?" selidik (Name) curiga.

"Eh? Aku harus mencatat apapun kebenaran tentangmu, aku bertugas untuk meneliti kau dan Eren" Hanji menyimpan kembali memonya.

'Demi dewa Mindless titan kuharap kau memakan orang ini' maki (Name) merutuki kegabutan Hanji yang tak berguna.

"Jadi bagaimana dengan memori yang kau lihat dari makhluk imut tak berdosa Sawney dan Bean?!"

'Stress'

"Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini"

"Mungkin permintaan maafku tidak akan cukup untuk kalian"

Netra gadis itu melebar, batinnya berterimakasih pada Hanji yang mengingatkan nya.

"Dia dibunuh" bisik (Name).

"Kami juga tau it-"

"Oleh golongan kalian" raut mereka seketika menegang mendengar jawaban (Name).

"Lanjutkan" perintah Erwin. Hanji langsung mengeluarkan memonya kembali, bersiap mencatat segala informasi penting yang akan (Name).

"Aku tidak bisa masuk lebih dalam mengenai apa yang ia lakukan sampai kedua karnivora itu terbunuh"

"Tapi aku melihatnya, dia memakai jubah prajurit. M-matanya tajam dan aku pastikan dia perempuan"

"Lalu apa yang menyebabkan kau pingsan (Name)? Apa itu memang efek sampingmu setelah melihat memori mereka?" tanya Hanji bersikap normal.

"D-di-dia aku m-m-" Levi mendengus melihat tubuh (Name) yang kembali bergetar.

"Hei tenanglah brat. Minum lah dulu" Levi mendorong cangkir berisi teh miliknya sampai di depan gadis itu.

"Maafkan aku (Name)-chan. Aku tidak bermaksud membuat mu seperti itu" sesal Hanji merasa bersalah. (Name) hanya menggumamkan bahwa dia baik-baik saja, namun tetap gemetaran saat mengangkat cangkir teh yang Levi berikan dan segera menyesap nya.

"Tak kusangka (Name)-chan mau minum bekasnya pak tua ini" orang yang dimaksud itu langsung memberikan deathglare andalan nya.

Kening (Name) berkerut heran. Memang apa salahnya satu cangkir dengan orang lain? Dia bahkan pernah minum air dari selang yang biasanya ia gunakan untuk memandikan Tonton. Langsung dari selang nya.

"Hmm.. Levi memang punya modus yang bagus" angguk Mike setuju.

"Aw~kalian minum dari tempat yang sama. Ini adalah ciuman tidak langsung"

Brufffff

(Name) langsung menyemburkan teh nya tepat mengenai wajah Erwin yang apesnya sedang didepan nya.

'Ci-ciuman? Berarti selama ini aku sudah berciuman dengan Tonton' wajahnya memerah malu mengingatnya.

"Aha! Lihat wajahnya memerah, Levi kau harus mentraktirku!" ucapannya membuat dirinya jatuh terjengkang karena kaki wajahnya yang harus mencium sepatu suci pria itu.

"Hanji.." tegur Erwin.

"S-sumimasen~" nyalinya langsung menciut mendengar suara rendah Erwin yang mengartikan lelaki itu sedang marah.

"A-ah maafkan aku Er.. Er.." ucapnya terbata. Matanya mencari kain untuk membersihkan kekacauan yang ia perbuat.

"Erwin"

"Ya maafkan aku Erwin" wajahnya memelas. Dia segera berdiri dan melepas ikatan slayer di kepalanya, memutuskan untuk menggunakan benda itu.

(Name) tanpa pamit mengusap wajah dan rahang tegas Erwin dengan lembut. Erwin membuka bibirnya berniat protes, namun melihat wajah (Name) yang merasa bersalah dan gerutuan merutuki kebodohan nya sendiri yang ia dengar membuat lelaki itu mengurungkan niatnya.

Ini pertama kalinya ia melihat perempuan secantik ini, ditambah dengan jarak mereka yang hanya beberapa senti. Dengan Erwin yang duduk dan (Name) posisi berdiri, membuat gadis itu harus sedikit menunduk dan Erwin mendongak keatas.

Tanpa sadar lelaki blonde itu menatap dalam netra (Name). Padahal pertemuan mereka termasuk singkat, tapi kenapa ia merasa tenggelam saat melihat iris (eyes color) yang sangat indah menurutnya.

'Harum' kesan pertama Erwin saat slayer itu menyentuh wajahnya.

"Kenapa aku bisa menyemburkan nya sampai ke leher dan masuk ke baju mu komandan" rutuk (Name) dengan tangan kanannya yang mengusap leher Erwin membuat lelaki itu sedikit merinding dengan sentuhan nya. Sementara tangan yang lain ia bawa menuju kancing kemeja Erwin berniat untuk-

Hanji memekik melihatnya.

"Oi oi apa yang kau lakukan kusogaki, kau berniat menelanjanginya?!" cegah Levi dengan cepat mencekal pergelangan tangannya.

"Aku tidak bisa membersihkan nya jika tidak dibuka, lihat dada Erwin basah" tunjuk (Name).

"Erwin bisa membersihkan dirinya sendiri. Simpan kain jelekmu itu" Mike memberikan sapu tangan nya yang langsung dirampas oleh Levi dan menyerahkannya pada Erwin.

"Kenapa jadi dia yang nge gas" gerutu (Name) kembali duduk.

"Ehem. Sudahlah Levi" lerai Erwin.

"Apa kau sudah sedikit lebih tenang?"

"Umm.. yah"

"Tolong lanjutkan ceritamu"

"Saat melakukan nya, aku merasakan sesuatu dalam diriku. Perasaan ini sama seperti waktu pertama kali bertemu dengan Alf- Eren. Aku... seperti telah mengenalnya sangat lama" kepala dengan surai (hair color) itu menunduk dalam. Menyembunyikan ekspresi nya.

"He?? Itu berarti kau mengenal orang yang membunuh Sawney dan Bean?!"

"Tunggu.. apa kau sudah mengenal Eren jauh sebelum ini?" tanya Mike memotong perkataan Hanji.

"Eh? Aku bertemu Eren pertama kali di akademi militer saat ah ngapain ya..? Oh ya mengirim pesanan daging saat itu sebelum kejadian Trost"

"Itu berarti kau baru mengenalnya kan? Lalu kenapa kau merasa sudah mengenalnya sejak lama sama seperti penyusup ini?"

"Hmm.. benar juga ya" mereka harus menerima jawaban tak memuaskan itu, karena saat mereka menekan nya, perempuan dihadapan nya ini malah mengamuk balik dan mengatakan ia tidak tau.

"Tapi percayalah! Dia bukan orang sembarangan, orang itu berbahaya. Dia seperti memiliki kemampuan spesial"

"Maksudmu ada orang yang bisa berubah titan selain Eren?" seru Hanji.

"Aku tidak yakin, tapi sepertinya iya"

"Kemungkinan besar penyusup itu ada hubungan nya dengan kejadian dinding Shiganshina. Aku menduga dia menyelinap dan memanfaatkan keadaan yang kacau saat itu" Erwin menjelaskan semua kecurigaan nya selama bertahun-tahun ini.

"Bajingan itu yang menyuruhku, maaf mungkin ini akan sedikit sakit"

"Er-Erwin.. kau harus membatalkan ekspedisi itu" ujar (Name) menatap horor komandan di depannya.

"Kenapa harus?"

"Dia- ah tidak, mereka para penghianat itu ada lebih dari satu. Aku yakin ada yang mereka incar sehingga membuat mereka harus masuk menjadi pasukan militer" (Name) mengepalkan kedua tangan yang ada diatas pangkuannya.

"Artinya apa yang mereka cari kemungkinan ada di antara kita" gadis itu mengangguk kaku setuju dengan pernyataan Erwin yang satu jalur dengannya.

"Jika kau mengadakan ekspedisi diluar, itu akan mempermudah mereka untuk menyerang kalian. Dengan titan saja masih kewalahan, belum lagi ditambah para penghianat itu"

Suasana menjadi hening seketika, hanya terdengar suara gumaman Hanji yang tidak jelas.

"Keputusanku sudah bulat" bibir (Name) tertarik garis melengkur dengan lebar.

"Ekspedisi ke-57 tetap akan dilakukan minggu depan" senyuman nya lenyap begitu saja.

"Kau gila?! Komandan macam apa kau saat tau ada orang gila menyamar dan malah melakukan hal yang akan membuat para bawahanmu terbunuh lebih cepat?!" bentak (Name) menggebrak meja di depannya hingga terbelah menjadi dua.

Levi dan Mike yang melihat itu langsung berdiri. Sementara Hanji mulai mencatat, mungkin saja ada informasi penting yang keluar secara tidak sengaja dari mulut (Name) saat dia marah.

"Keputusanku sudah final" Erwin dengan tenang masih duduk di kursinya dan menatap (Name) yang mengamuk.

"Aku sudah memperingatkan kalian" desis (Name) tajam.

"Aku tidak mau ikut andil dalam ekspedisi ini!"

































...............


"Kenapa aku ada disini.." gerutu (Name) melirik sebal Erwin yang ada di sebelahnya. Tepat dihadapan mereka sudah menjulang gerbang yang akan mereka buka sebentar lagi.

Tangan nya meremas kuat tali kekang Jean.

Yah.. gadis itu mulai terbujuk karena Erwin dengan otak pintarnya dan (Name) dengan otak bersel matinya. Komandan terhormat itu menyogoknya dengan memberikan Jean pada (Name) kembali. Membuatnya menjadi sedikit- hanya sedikit luluh.

Yang membuatnya menjilat ludahnya sendiri adalah

Flashback.

Setelah pertemuan itu, (Name) selalu menghindar dari para senior pasukan pengintai. Bahkan (Name) juga mendiami Eren, karena ia menganggap Eren bersengkokol tidak memberitaunya.

Tidak mau bicara, menatap, bertemu padanya. Membuat Eren sangat frustasi dan kelabakan.

Ingin menepati janjinya bahwa dia menolak mentah-mentah rencana ini. (Name) sampai melakukan beberapa pemberontakan dan keonaran yang membuat kantung mata Levi menebal.

Pria itu merutuki Erwin menyalahkan nya karena telah membuat (Name) menjadi lebih liar. Demi kelamin titan! Gadis itu sudah tidak ada takutnya lagi padanya.

Bahkan pernah sekali ia sampai harus memborgol tangan (Name) dengan tangan Levi sendiri agar gadis itu tidak jauh-jauh darinya dan tetap diam tidak berbuat onar. Gadis itu menjadi mogok melakukan sesuatu, latihan bersamanya dan penelitian dengan Hanji tidak menghasilkan sesuatu yang besar.

Sampai Erwin datang dan menjelaskan semuanya.

"Ada urusan apa denganku?!" Erwin tertawa pelan mendengar bentakan itu.

"Hanya ingin mengunjungimu"

"Pala bapak kau la"

"Ayah ku sudah meninggal lama" sahut Erwin.

'Lah kok jadi dark?'

"Pala ibumu"

"Aku membawa kudamu kesini-"

"BENARKAH?! JEAN- ehem maksudku apa yang kau inginkan sebenarnya"

"Aku hanya ingin menjelaskan alasan ekspedisi tetap dilanjut, supaya kau tidak merajuk lagi"

"Aku ga ngambek pirang!" sergahnya.

"Aku sudah membicarakan ini dengan Mike, Hanji dan Levi. Penghianat itu membunuh titan penelitian Hanji pasti ada alasan dibalik itu, seperti tanda bahwa mereka tidak suka jika kita melakukannya. Aku percaya dengan perkataanmu yang mengatakan bahwa penghianat itu memiliki kemampuan berubah seperti Eren, dan bukti membunuh titan penelitian, bukankah itu berarti dia sudah nekat?" kerutan itu muncul didahinya, (Name) berusaha mencerna pikiran dari Erwin.

"Cepat atau lambat mereka akan terungkap. Permasalahan nya adalah penyusup itu ada diantara kita dan jika sampai dia berubah dan membuat masalah di dalam dinding itu akan menjadi mimpi buruk berkelanjutan (Name)" lelaki itu berusaha menjelaskan nya dengan kalimat yang mudah dipahami, karena dia tau macam kapasitas dari otak (Name) seperti apa.

"Dengan kita melakukan ekspedisi di luar, maka penghianat itu akan ikut bersama kita dan akan menghentikan kita. Ditambah dengan mereka yang mengincar sesuatu dari kita, aku yakin dia pasti menampakan dirinya. Kita harus segera mengungkap kebenaran nya sebelum mereka melangkah lebih jauh kedepan"

"Kau ingin segera membongkar identitas nya agar dapat melindungi orang didalam dinding tapi kau tau semua resiko bawahan mu akan mati?" tanya (Name) menatap Erwin tidak percaya.

"Itu memang sudah tugas mereka. Mereka harus mengabdikan jantung mereka demi kemanusiaan" tegasnya.

"Apa ada yang tau selain kita tentang penghianat itu?" bisik (Name) yang sekarang menatap sendu Erwin.

"Tidak. Hanya kau, aku, Levi, Hanji dan Mike untuk sekarang ini. Tapi kedepannya mungkin akan ada banyak yang tau"

"Apa bawahanmu hanya tau jika tujuan dari ekspedisi ini hanya untuk mencapai titik yang kau maksud?"

"Ya"

"Kau benar-benar picik Edmund"

"Terimakasih. Tapi namaku Erwin" pria itu tesenyum kecut. (Name) tertawa miris merasa kasihan dengan para prajurit yang tak tau alasan kematian mereka yang sebenarnya.
























.................


"Strateginya adalah pasukan pemasok akan membantu kita sampai kota lama saja, mereka tidak ikut selepas dari sana"

"Pasukan pengirim sinyal yang beranggotakan prajurit rekrutan baru akan menyebar untuk mensurvei sekeliling area rute yang telah dipilih"

"Jika mereka menemukan titan, maka pengirim sinyal harus menembakan suar bewarna merah yang menandakan bahwa area itu tidak bisa dilewati dan harus mengambil arah lain"

"Pusat Komando bertugas untuk menentukan jalur rute yang aman dengan menembakan suar warna hijau. Dengan begitu kita bisa mneghindari wilayah titan lebih efektif. Anggota terdiri dari Hanji Zoe, Mike Zacharias dan (Name). Dipimpin langsung oleh komandan Erwin"

Levi berdecak kesal mendengarnya. Dia sudah berdebat dengan Erwin mengenai ini, Levi bersikukuh untuk memasukan (Name) dalam regunya dengan alasan dia lah yang bertanggung jawab dengan kehidupan (Name) seperti yang dikatakan nya saat pengadilan.

"Tunggu kenapa aku tidak bersama Eren?"

"Kami tidak menjamin memberikan pengamanan yang sangat ekstra saat kedua orang berkemampuan khusus seperti kalian masuk menjadi satu" sahut Levi menyampaikan jawaban yang ia dapat dari Erwin sebelumnya.

"Ah begitu ya" Eren juga mendesah kecewa. Ini pertama kalinya mereka akan keluar dinding dan rasa kekhawatiran nya akan kesalamatan gadis itu mendominasi pikirannya.

Nanaba segera melanjutkan penjelasan startegi yang telah Erwin buat.

"Regu khusus ada di bagian tengah. Anggota Eren Yeager, Petra Ral, Oluo Bozado, Eld Ginn dan Gunther Schultz. Dipimpin oleh kapten Levi. Mereka harus menjamin keselamatan Eren Yeager bagaimana pun juga"

"Kalian berdua, terutama kau (Name). Tidak boleh bertarung dan mengeluarkan kekuatan kalian saat ekspedisi berlangsung-" Eren sontak beridiri dari duduknya begitu juga dengan (Name).

"Strategi bodoh. Lalu apa alasan kalian membawa kami jika tidak menggunakan kami untuk mengusir titan telanjang itu?!" cerca (Name) menggebu-gebu.

"Aku juga tidak setuju dengan itu, tujuan ku masuk ke pasukan pengintai untuk menghabisi seluruh titan yang ada didunia ini" mata Eren menggelap.

"Eren, (Name)-san kembali duduk" bisik Petra dengan gerakan isyarat.

"Simpan ambisi kekanak-kanakan kalian bocah" ucap Levi tangan nya menepuk pundak (Name) yang kebetulan duduk disampingnya.

"Penyusup itu sudah tau tentang titan Eren, dan juga kekuatan spesialmu. Kalian sudah banyak di perbincangkan. Dengan kalian yang tidak bertarung dan tetap dalam pengawasan akan membuat dia kebingungan dengan posisi kalian dan dia akan kehilangan fokus" jelas Erwin.

"Lagipula kalian harus menyimpan tenaga dan kekuatan kalian. Tugas utama kalian berdua adalah untuk menyingkirkan titan yang ada di titik ini, jadi sebelum kita sampai disana tolong bekerja sama dengan baik untuk tidak bertarung terlebih dahulu" Erwin menunjuk titik pusat yang mereka tuju.

'Membantu dengan diam dan tidak bertarung? Aku masternya! Lalu kenapa kau tidak membuatnya menjadi membantu dengan tidur? Aku akan senang hati melakukannya!' batin (Name) protes.

"Jadi tujuan mu masih dengan mencapai titik di dinding itu ya? Dan membongkar identitas penyusup itu sekaligus dalam satu waktu? Aku akan memberimu penghargaan jika itu memang berhasil" seringai (Name).

"Aku akan menantikan penghargaan apapun darimu" Erwin tersenyum tipis.

"Tunggu.. tapi formasi ini akan diketahui oleh prajurit lain dan akan menyebabkan kemungkinan orang yang kita incar itu tauh keberadaan kami"ujar Eren.

"Maka dari itu aku membuat formasi palsu"

"Hah?"

"Yah.. prajurit lain selain kita hanya akan tau tentang formasi palsu. Sebenarnya formasi palsu itu sama seperti formasi yang kita bahas, tapi bedanya hanya letak kalian berdua. Aku mengatakan jika letak kalian ada di sayap kanan"

"Bravo bravo Erwin memang tidak bisa diragukan" Hanji bertepuk tangan dengan keras seperti mainan monyet.

"Sebenarnya berapa persen keberhasilan ekspedisi ini?" ucap (Name) dengan lirih.

"0,27%" semua orang disana hanya santai mendengar jawaban Erwin selain Eren dan (Name) yang melongo.

"Kalian mempertaruhkan ini semua hanya untuk 0,27%?! Wah aku tidak salah telah menjuluki kalian 'pasukan gila ingin cepat mati'" maki (Name).

"Hoho~julukan yang keren (Name)-chan"

"Itu sindiran bodoh" amuknya.

"Lagipula 0,27 itu sudah tinggi. Ekspedisi yang sudah-sudah bahkan jauh dibawah itu" jawab Mike.

"Selama masih bukan 0 maka masih ada harapan untuk melawan dan menang" sahut Erwin menimpali.






Flashback off.

"Aku mempunyai firasat buruk tentang ini" gumam (Name) hatinya tidak tenang.

"Wah pasukan pengintai! Mereka terlihat hebat"

"Apa kau tau? Lambang mereka adalah sayap kebebasan"

(Name) menoleh kearah sumber bisikan itu, dia melihat dua bocil yang sedang mengintip dan menatap kagum mereka.

Gadis itu tersenyum dan tertawa pelan melihatnya, mungkin jika dia masih kecil dan melihat pasukan pengintai dia pasti akan mencemooh dan mengejek nya.

Eren tersenyum lega mendengar (Name) yang ada didekatnya tertawa dan sudah tidak gelisah lagi.

"Mereka menatap kagum padamu" bisik Eren.

"Dia mengagumi orang yang salah kalau begitu" tawa (Name) masih terdengar.

"Percayalah padaku. Kita bisa melakukan ini (Name)" Eren meyakinkan nya. Mendengar orang terdekat menyemangati nya membuat wajah (Name) memerah.

"Jaga dirimu. Kau harus hati-hati mengerti?" tekan Eren padanya.

"Eren kau juga harus hati-hati. Aku khawatir karena tidak ada didekatmu" alih alih (Name) menjawab, Mikasa lah yang menyahuti Eren.

"Mikasa aku bukan anak kecil lagi" sentak Eren berbisik.

"Hei jangan bertengkar" lerai Armin.

Tingkah mereka membuat (Name) menahan tawanya. Baiklah dia mendapatkan mood nya sekarang.

"SEMUA TITAN DISEKITAR PINTU MASUK DINDING SUDAH DISTERILKAN, DALAM 3 MENIT LAGI GERBANG AKAN DIBUKA. PERISAPAN!"

Tangan berkulit putih cerah itu mengelus lembut surai Jean. Mengatakan bahwa mereka harus melalui ini bersama dan tidak akan meninggalkan nya lagi.

Semua prajurit menyiaplan diri dan kuda mereka. Gerbang lerlahan naik keatas.

"MAJU" seru Erwin memacu kudanya untuk melaju diikuti dengan prajurit lain yang ada dibelakangnya.

Suara derap kuda bersahutan dan berirama. Membuatnya sedikit bersemangat. Dan juga suara..

"Aku tidak mau tau, kau harus kembali dalam keadaan utuh kusogaki" bisikan itu terdengar berhembus seperti angin, bertepatan dengan kuda Levi yang menyalipnya kencang.

"Ya."















................





Sudah masuk ke part penting yaw.. simpen dulu nggacor nya #modeserius (◔ڼ◔)

Bau romance yang hambar ( ̄ε ̄*)

AING MASIH KASIAN SAMA MIKASA COWEG









Continue Reading

You'll Also Like

127K 323 8
Ketiga kakak tirinya yang bejat dan maniak sex; Mark, Jendral, dan Nathaniel adalah mimpi buruk bagi Naya. Naya hancur. Ketika mengadu untuk memint...
279K 17.3K 25
Apa jadinya bila Almira Pradista Pertiwi, perempuan dua puluh empat tahun menikah karena dijodohkan dengan duda kaya raya beranak dua, berumur empat...
614K 30.8K 44
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
972K 87.5K 22
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...