[END] I'am Fun(Fuck) With You...

Oleh QaraTanjung

61K 5.5K 1.5K

Warning! Cerita ini akan menyakitkan dan membuat kesal, ingin memaki serta umpatan yang berujung pada kekecew... Lebih Banyak

Fun(Fuck) Bag I
Fun(Fuck) Bag II
Fun(Fuck) Bag III
Fun(Fuck) Bag IV
Fun(Fuck) Bag V
Fun(Fuck) Bag. VI
Fun(Fuck) Bag VIII
Fun(Fuck) Bag IX
Fun(Fuck) Bag X
Fun(Fuck) Bag XI
Fun(Fun) Bag XII
Fun(Fuck) XIII
Fun(Fuck) Bag XIV
Fun(Fuck) Bag XV
Fun(Fuck) Bag XVI
Fun(Fuck) Bag XVII
Fun(Fuck) Bag XVIII
Fun(Fuck) Bag XIX
Fun(Fuck) Bag XX
Fun(Fuck) Bag XXI [END]
Ha(ppy)rd To Be With You!

Fun(Fuck) Bag VII

2.6K 299 51
Oleh QaraTanjung

Sorry For Typo
07/04/21

Biasakan Vote & Comment

Berlari ke bagian kanan, berbalik kearah belakang dan berputar segala sisi untuk mendapatkan angle gambar terbaik, sebagai mahasiswa tingkat akhir jurusan media dan perfilman membuatnya sibuk memikirkan tugas akhir untuk mendukung skripsinya. Pria kurus berkacamata itu tampak serius menentukan posisi camera yg ia gunakan agar model yg tertangkap oleh lensa nya tampak sempurna.

Membuat film pendek sebagai tantangan akhir untuk melengkapi jati dirinya sebagai mahasiswa di kampus terbaik Pohang, memberikan tanggung besar dan melibatkan mahasiswa dari jurusan lain sebagai pendukung. Semakin kuat intens penglihatannya makan semakin bagus gambar yg ia hasilkan.

"Sumpah, aku sangat jarang melihat sunbae menggunakan kaca mata" mereka saling berbisik di sela pengambilan gambar.

"Sekarang aku tahu kenapa sunbae jarang menggunakan kacamata! itu karena dia sangat menarik"

"Benar sekali wajah seriusnya itu membuat aku ingin memilikinya"

"Tapi ku dengar sunbae sangat menutup hati untuk orang lain"

Menjaga jarak maksudnya? membatasi diri dari interaksinya bersama orang lain, sangat sombong serta terkesan angkuh padahal ia hanya pria lemah yg mencoba tegar serta menguatkan diri.

Park Jimin sebagai senior tingkat akhir sedang melakukan project besar untuk menentukan akhir perjalanannya di kampus ini, ia akan segera menginjak dunia luar biasa sesuai cita-citanya sejak dulu. Dan sekarang ia di tantang menjadi seorang sutradara untuk film pendek yg sedang ia kerjakan bersama tim.

CUT!!!

"Jimin kita sudah melakukan hal ini berulang kali, apa lagi yg salah?" seorang crew yg menjadi bagian dari tim akhirnya bersuara.

Sudah tiga jam lamanya mereka mengambil satu adegan namun tak kunjung usai, mereka tampak lelah dan gerah, hari ini mentari begitu terik.

"Aku tidak suka, ganti modelnya. Mereka amatir!" ujar Jimin lantang tepat di wajah kedua mahasiswa dari kelas actor/actris & Model.

"Mereka adalah mahasiswa terbaik dari keseluruhan"

"Aku tidak peduli" Kedua model yg merasa kesal oleh ucapan Jimin akhirnya pergi tanpa menoleh.

Bahasanya memang sangat buruk dan mimik wajahnya sangat dingin, jika ia tak suka maka ia akan berterus terang.

"Lalu kau ingin pemeran yg bagaimana? semua kau anggap tak berbakat"

"Yang memiliki aura, yg bisa membuat hatiku bergetar karena actingnya"

"Tolonglah Jimin, kau bahkan tak memiliki hati bagaimana kau akan merasakannya?"

Lantas kenapa jika hatinya beku? Jimin menghembuskan nafas perlahan, ia mengatakan untuk istirahat sejenak dan meneruskan lagi nanti jika sudah ada pemeran yg cocok untuk skrip terbaik yg tulis oleh mahasiswa jurusan sastra.

Bukan Jimin tidak memiliki hati, hanya saja di halangi oleh kabut asap dan dinding yg kokoh menghalangi mentari masuk di sela-sela kekosongan namun gagal, mungkin penyebabnya adalah luka masa lalu yg tak dapat ia lupakan.

Kacamata ukuran tebal itu di lepasnya dan mengurut pelipis yg terasa berat karena pekerjaan tak kunjung usai, deadline untuk film pendek ini hanya satu bulan, jadi ia harus bisa menyelesaikan sesuai target.

Film pendek ini akan di tampilkan pada saat acara kelulusan, penghargaan atas karya-karya yg di ciptakan generasi muda penerus bangsa.

"Aku menawarkan seorang model sesuai keinginanmu, tapi ia dari kampus dua, bagaimana?" salah seorang crew menghampiri Jimin.

"Fakultas?"

"Seni rupa & Desain"

"Aku akan melihatnya"

"Lihat ini, pertunjukan mereka bulan lalu dan sukses mengharumkan kampus kita" Jimin mengamati seseorang yg sedang berlakon di dalam panggung drama tersebut.

"Besok bawa dia untuk melakukan sesi poto, aku ingin melihat kelihaian tubuhnya" ujar Jimin pelan, ia bangkit dari tempat duduk.

Jimin memakai kembali kacamata yg sempati ia lepas beberapa saat, sehari-hari ia menggunakan softlens untuk menunjang penampilan namun jika membutuhkan konsentrasi lebih maka ia akan menggunakan kaca mata. Meski begitu pandangannya tetap buram bahkan terkadang membayang.

*

Hilir mudik langkah kaki semua crew yg sedang mempersiapkan setting area untuk pemotretan model siang ini,  mereka tampak khawatir jika saja hasil kali tetap mengecewakan Jimin. Calon sutradara sukses di masa depan itu sangat pemilik untuk sesuatu yg akan di ambil atau yg bisa di jadikan bintang pada film-film yg akan ia garap.

"Semua sudah beres? Model sudah datang?"

"Sudah Cap, model tahap dandan akhir, sebentar lagi dia akan keluar"

"Tim fotografi sudah standby?"

"Aman Cap"

"Sutradara sudah datang?"

"Jimin baru saja sampai, dia di parkiran"

"Baiklah ayo kita mulai sesi poto terlebih dahulu, persilahkan modelnya masuk"

Persiapan awal sudah di mulai, mereka akan melakukan sesi pemotretan tanpa menunggu Jimin, ini sudah biasa dilakukan. Jimin hanya akan melihat hasil jepretan atau ikut melihat sebentar saja. Tidak berselang lama calon sutradara muda itu telah hadir diantara para crew.

"Sutradara sudah datang" bisik seorang crew kepada Kapten utama Kim Seokjin selaku penanggung jawab.

"Arraseo, siapkan kopi untuknya. Aku akan berbicara padanya"

"Okay"

Kim Seokjin mendekat kearah Jimin yg berdiri di sudut ruangan, tampilannya sangat casual, tidak menggunakan kaca mata.

"Bagaimana dengan yg satu ini?"

"Tidak terlihat jelas"

"Maju lah kedepan! atau gunakan kaca mata mu"

"Ketinggalan di mobil"

"Lihat lebih dekat Jiminah" Seokjin menarik tangan pria yg sangat tertutup itu.

"Ini kopi mu sutradara" Crew menyerahkan secangkir kopi americano kepada Jimin.

"Heum.. Gomawo"

Mereka kembali fokus melihat layar utama, hasil poto yg di dapatkan sangat terlihat bagus, modelnya juga terlihat bagus di layar elektronik tersebut.

"Tunggu sebentar..."

"Wae?" Seokjin melihat wajah terkejut Jimin.

"Na-na-nama nya siapa?"

Jimin menatap Seokjin penuh keraguan, wajah ini sangat mirip dengan seseorang. Sedikit berbeda karena make up yg menutupi sebagian lingkar matanya tertutup oleh warna hitam yg kuat.

"Jiminah... Jimin, gwencahan?"

"Namanya s-siapa?"

"JK"

"Bukan nama panggungnya, nama aslinya siapa?"  Jantung Jimin sudah berdetak tidak karuan, ia mencoba setenang mungkin tapi nafasnya memburu hebat.

"Jeon Jungkook" bagai di sambar petir setelah mendengar nama itu, seketika cangkir yg ada dalam genggamannya jatuh menghantam ubin hingga belingnya tersebar ke segala arah.

"Ya Jiminah, astaga" Seokjin segera meminta bantuan para crew untuk membersihkan kekacauan. Kapten tim itu juga membawa tubuh lemas Jimin ke sisi lain.

"Tunggu disini sebentar, aku akan mengambil air untukmu" Jimin hanya mengangguk dan membiarkan Seokjin pergi.

Tentu saja Jimin shock, setelah sekian lama tidak bertemu, tak berbicara ataupun berganti kabar dengan mantan kekasihnya itu, kenapa sekarang mereka bisa di pertemukan dalam keadaan yg sangat tidak terduga. Beberapa tahun lalu mereka memilih jalan masing-masing bahkan Jimin meninggalkan Seoul untuk mengubur masa lalunya yg buruk, ia bahkan melarikan diri sampai ke Pohang untuk memulai kehidupan baru.

"Lama tidak bertemu Park Jimin" suara yg sedikit lebih berat itu menyapanya.

Keraguan tergores di mata coklat muda milik Jimin, ia menatap wajah seseorang yg berdiri tegak di hadapannya. Sudah 6 tahun mereka tidak bertemu, Jimin melihat ada perubahan yg signifikan dari penampilan Jungkook. Mantan kekasihnya itu terlihat lebih tinggi, tubuhnya lebih bersisi (profesional) dan suaranya menjadi lebih dalam.

"....."

"Suatu kebetulan yg tidak terduga, aku segera menghampiri saat tahu jika mereka menyebutkan namamu. Aku senang bisa bertemu lagi denganmu"

Jimin menekan dadanya dengan kuat, kepingan masa lalu yg begitu menyiksa kembali berputar di memori otaknya. Memang saat itu mereka masih sangat muda, tapi dari kenangan masa muda yg begitu busuk membuat Jimin pernah berada di posisi terburuk dalam hidupnya.

Menghirup nafas berkali-kali untuk menetralkan perasaan kesalnya, Jimin mencoba mencari rasa tenangnya agar bisa menghadapi cinta pertamanya di masa lalu yg begitu hitam.

"Permisi" hanya itu dapat Jimin katakan, ia segera pergi meninggalkan ruang pemotretan bahkan tidak meminta izin pada crew yg bertugas.

"Jiminah!" Jungkook mengikuti kepergian Jimin dari belakang.

Jimin tidak menoleh sama sekali, ia hanya ingin pergi agar perasaannya tenang namun pria dari masa lalu itu terus mengikutinya bahkan meninggalkan sesi pemotretan yg belum usai.

"Jimin!" teriaknya lagi.

"Jiminah!!" Jungkook menarik lengan kecil itu hingga langkahnya berhenti.

"Mwo?" Tatapan mata yg sangat dingin dengan nada penuh penekanan.

"Kenapa kau menghindari aku?"

"Aku sibuk"

"Apa kau masih mengingat masa lalu kita? itu sudah sangat lama"

"Aku tidak ingat"

"Lalu kenapa kau menghindar? Kau belum bisa melupakanku?"

"Ya brengsek, haha kau bukan siapa-siapa"

"Jika memang tidak cobalah bersikap profesional" Jungkook melepaskan tangan Jimin.

"Aku ingin muntah saat melihat wajahmu"

Jungkook sedikit kaget mendengar ucapan dingin seorang Park Jimin, sikapnya bahkan lebih angkuh dari pada saat di sekolah dulu. Jungkook tak melupakan hal buruk yg ia lakukan kepada Jimin dan sahabatnya, namun itu hanya kegilaan di masa muda, saat ini mereka sudah dua puluh lima tahun.

Jungkook berada di Pohang untuk melanjutkan S2 nya setelah wisuda S1 di Seoul pada akhir tahun lalu. Di awal tahun ia terbang ke Pohang untuk melanjutkan study. Sementara Jimin baru akan menyelesaikan gelar S1 karena jurusan ia tempuh membutuhkan banyak waktu dan kematangan yg layak untuk meraih cita-citanya menjadi seorang sutradara. Jimin akan lulus akhir tahun ini setelah menghabiskan masa menimba ilmunya dalam enam tahun terakhir.

"Kau terlihat kesepian"

"Aku tidak punya banyak waktu, jangan menghalangi aku lagi" Jimin siap pergi dari hadapan pria busuk ini.

"Bagaimana kabarmu dengan Taehyung?" lagi-lagi Jungkook memukul tepat di luka hati nya yg tergores sangat dalam.

"......"

"Sepertinya kalian masih bertengkar, Jiminah jangan memikirkan dirimu saja, dia juga terluka sama seperti mu" ujar Jungkook cukup tenang.

"Sial, ya! kata-kata pertama yg harus kau ucapkan padaku adalah maaf! yg kedua jangan merasa kita cukup dekat haha astaga dimana otakmu? kau menanyakan bagaimana kabarku? menurutmu aku bagaimana sialan?"

"....."

"Kau masih bertanya tentang Tae-- nan molla!! bukan kah kalian yg berbuat di belakangku kenapa seakan-akan kalian adalah korbannya? Cuih!"

"....."

"Persetan dengan kau dan dia, aku tidak perduli! jangan mengusik hidupku lagi dan enyahlah dari hadapanku"

"Rupanya kau masih mengingat itu"

"Seharusnya kau sudah puas dengan ke maksiatan mu"

"Pertama-tama aku akan mengakui kejahatan yg pernah ku perbuat dimasa lalu, aku meminta maaf karena melukai hatimu" Jungkook membungkuk dengan pasti. " Aku yg saat itu tidak memikirkan hal-hal yg ku anggap sepele termasuk persahabatan mu dan Taehyung"

"Aku tidak ingin mendengar apapun" Jimin memotong percakapan tidak penting menurutnya

"Kau masih mencintaiku?"

"........"

"Apakah masih memiliki rasa suka kepadaku?"

"Ya... berhentilah mengatakan omong kosong!"

"Lalu apa yg membuatmu terus merasa kesal?"

"BANGSAT! AHH JINJJA! AKU MEMBENCIMU DENGAN SELURUH JIWA DAN RAGAKU, KELAKUANMU YANG SANGAT MENJIJIKAN, PEMBUAT ONAR DAN PANDAI MEMPERMAINKAN PERASAAN ORANG LAIN. YA BAJINGAN APA KAU KIRA MASA LALU ITU HANYA KEKONYOLAN? BAGIMU MUNGKIN MENYAKITI ORANG LAIN SANGATLAH MENARIK, TAPI KAU TAK MEMIKIRKAN BAGAIMANA LUKA DI HATI ORANG LAIN YANG DI RASAKAN KARENA KEBURUKAN YANG KAU LAKUKAN!"

Jungkook membungkam mulutnya tanpa berkomentar apapun, ia mendengarkan semua ungkapan kesal dari lubuk hati Jimin.

"BAGI MU MUNGKIN HAL ITU SEPELE, TAPI BAGIKU DAN TAEHYUNG ITU SANGAT BERAT! PENGKHIANATAN SAHABAT DAN JUGA KEKASIH BAJINGAN YG MENYESAKKAN, KAU BILANG DIA TERLUKA? JIKA BEGITU BERARTI POSISIKU DALAM KEADAAN SEKARAT! JIKA YOONGI TIDAK MELINDUNGI AKU HINGGA LULUS SEKOLAH, AKAN JADI APA DIRIKU? SEMUA ORANG MENYUDUTKAN KU KARENA SIFATKU YANG SOMBONG? TENTU SAJA AKU SOMBONG KARENA AKU TIDAK BERADA DI TINGKAT YANG SAMA DENGAN ORANG RENDAHAN"

"Sudah merasa lebih baik? kau menyumpahi aku di hadapan orang ramai"

"kau pantas mendapatkannya bajingan"

"Aku akan menebus kesalahan itu untukmu"

"Aku tidak membutuhkannya, kau tak berarti apapun bagiku" Jimin pergi meninggalkan Jungkook tanpa menoleh sekalipun.

Sementara mantan kekasihnya itu mengusak rambut berkali-kali karena mendengarkan pengakuan tak terduga dari Jimin, ia memendam rasa sakit itu sendiri dan tak pernah mengobati luka itu. Jungkook merasa ia perlu memberikan obat penawar untuk luka yg telah ia goreskan di hati Jimin.

Sikap Jimin yg sangat dingin ini bahkan lebih dingin berkali-kali lipat dari masa lalu, mulutnya kejam dan matanya memandang orang lain dengan hina. Sepertinya Jimin tak pernah menganggap orang lain sebagai teman, bola mata coklat muda itu telah kehilangan cahaya, yg tampak hanyalah kebencian dan sakit.


Bersambung

"......" isi sendiri

Qara Mizuki

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

3.5M 38K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
826K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
205K 6.2K 16
all x Jungkook request silahkan komentar di chapter [open request] Highest Rank #1 in freefire (08/21-09/22)
3.4M 49.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...