Piece of You : SungTaro

By yourgramm

36.1K 6K 1K

11 tahun yang lalu Shotaro diselamatkan oleh remaja berusia 18 tahun dari tragedi kebakaran apartemen yang me... More

Piece of You ; 1
Piece of You ; 2
Piece of You ; 3
Piece of You ; 4
Piece of You ; 5
Piece of You ; 6
Piece of You ; 7
Piece of You ; 8
Piece of You ; 10
Piece of You ; 11
Piece of You ; 12
Piece of You ; 13
Piece of You ; 14
Piece of You ; 15
Piece of You ; 16
Piece of You ; 17 (End)
a sequel

Piece of You ; 9

1.5K 319 47
By yourgramm

Sungchan keluar dari rumah abu untuk pergi menjemput Shotaro pergi ke sekolah, Mood pagi ini biasa saja menurutnya, tidak baik maupun buruk. Sungchan masuk ke dalam gedung apartemen itu.

Klik...

Sungchan menengok kearah orang yang memencet tombol lift itu. Tatapannya melemah. Sekali lagi sosok yang ia rindukan berada di sebelahnya.

"Beomgyu-ya..."

Beomgyu terlihat manis, rambutnya yang tebal ia sembunyikan ke belakang telinga, ia juga memakai mantel warna pastel dan celana berwarna putih.

Beomgyu dan Sungchan masuk ke dalam lift, Beomgyu sesekali melirik kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan kiri tangannya. Beomgyu kemudian menyentuh tengkuknya karena Sungchan terlalu dekat dengan Beomgyu, jadi membuat Beomgyu merinding.

Setelah sampai di lantai 7, arah yang dituju Sungchan dan Beomgyu sama. Beomgyu menunggu di depan apartemen milik keluarga Shotaro juga. Sungchan kebingungan kenapa Beomgyu menunggu Shotaro.

"Kau dengan Shotaro punya hubungan apa?" tanya Sungchan.

Shotaro kemudian keluar dari bilik apartemennya, Shotaro tersenyum lalu Beomgyu menggandeng tangan Shotaro mengajaknya pergi meninggalkan Sungchan yang kebingungan. Sungchan kemudian mengikuti langkah mereka berdua.

"Hari ini jangan les dulu, kau tidak boleh kecapekan, tubuhku itu juga butuh istirahat" ucap Beomgyu, Shotaro mengangguk.

"Hyung, bagaimana keadaan kekasihmu?" Sungchan terkejut mendengarnya.

"Hahahahhaa, bisa-bisanya cecunguk sepertimu mendapatkan kekasih" ejek Sungchan dibelakang.

"Aku dan Taehyun kemarin habis makan di sebuah restoran dekat Gangnam, dia baik-baik saja" jawab Beomgyu.

Sungchan terdiam. Taehyun. Kang Taehyun. Lelaki yang sangat Beomgyu benci ternyata adalah kekasihnya sekarang. Sungchan tertawa berat saat mengetahui itu.

"Kau ini pernah bersumpah takkan mendekati Taehyun tapi kenapa malah kau pacaran dengannya, dasar bodoh" ucap Sungchan.

"Nanti akan kuceritakan lagi soal Sungchan kepadamu"

Sungchan mengentikan langkahnya lagi. Shotaro telah mengetahui itu. Sungchan bingung harus bereaksi apa. Hal yang selama ini ia inginkan terjadi. Artinya Sungchan akan segera naik ke atas karena permohonannya terkabul. Sungchan jatuh terduduk di jalanan.

"Aku masih nyaman berkeliaran di dunia" ucapnya. "AKU TAK INGIN KE ATAS!!!" rengek Sungchan sambil berguling dijalanan. Untung saja orang tak melihatnya.

🖍️🖍️🖍️🖍️

"Haechan-ah!!" panggil Shotaro.

Haechan menoleh kearah Shotaro, kemudian tersenyum dan bertanya kenapa Shotaro memanggilnya.

"Kau terlihat bersemangat ada apa?" tanya Haechan.

"Aku sudah mengetahui siapa yang menolongku, nanti aku akan berkunjung ke rumah abu tempat abunya diletakkan" ucap Shotaro.

"Ah ya ampun, aku ikut senang mendengarnya, makanlah yang banyak, hari ini kau akan menemui orang yang spesial" ucap Haechan sambil memberikan lauk miliknya untuk Shotaro.

"Kau akan menemuiku ya" ucap Sungchan.

Splash!!!

"Ya!!"

"Shotaro-ya, kau lupa janjimu atau bagaimana saat ulangan tadi? Apa kau tuli sehingga mendengarku memanggilmu?" tanya salah seorang siswi setelah menuangkan air dingin keatas kepala Shotaro.

"Brengsek!" umpat Sungchan lalu bangkit. "Apakah Tuhan tidak memberimu otak hingga kau tak bisa berpikir? Cukup jadi beban orang tuamu saja jangan jadi beban orang lain" omel Sungchan.

"Ah, tunggu namamu diumumkan untuk dipanggil ke bimbingan konseling, kau sama sekali tak punya otak hingga kesulitan berpikir rupanya" ucap Haechan, Sungchan tersenyum mendengarnya. Haechan mendekati siswi itu dan mencengkram tangannya kuat. "Berlakulah yang benar saja atau tidak ku patahkan batang hidungmu!" ancam Haechan lalu mendorong siswi itu. "Mood makanku hancur, ayo kembali ke kelas" ajak Haechan sambil menarik Shotaro pergi dari sana.

Suasana gaduh di kantin kembali seperti semula. Siswi itu melirik Haechan dan Shotaro tajam.

"Matamu ingin kucongkel?" tanya Sungchan. Siswi itu lantas pergi dari kantin menuju tempat lain di sekolah itu.

🖍️🖍️🖍️🖍️

"Jika kau diperlakukan seperti itu patahkan saja hidungnya, jangan terlaku baik" ucap Haechan sambil mengeringkan rambut Shotaro.

"Aku tak ingin dicap sebagai anak nakal, Haechan-ah" Haechan berdecih saat mendengar jawaban dari Shotaro.

"Kalau begitu aku saja yang mematahkan hidungnya jika kau tak bisa" ucap Haechan kemudian bangkit dan membereskan semuanya.

Shotaro dan Haechan keluar dari kamar mandi menuju ke kelas mereka. Pada saat sedang menuju ke kelas, mereka melewati mading di lorong kelas 12, Shotaro melihat sebuah tulisan disana.

'Ayo bangkit dan bahagiakan orang tuamu, semangat ujiannya kawan!!'

Shotaro tersenyum melihatnya, matanya menelusuri tulisan lain di dekat tulisan itu. Sampailah matanya di satu kalimat di bawah kata semangat itu.

'Jung Sungchan 12-3'

Shotaro terkejut melihat itu. Ia tak percaya bahwa Sungchan juga murid disini.

"Berarti kau meninggal saat akan menghadapi ujian akhir" ucap Shotaro tiba-tiba.

"Eo?" suara Haechan menyadarkan Shotaro dari lamunannya. Shotaro menggeleng.

"Kau tau dia?" tanya Shotaro. Haechan mendekat ke arah foto itu. Lalu ia mengangguk.

"Jung Sungchan, ku dengar dia adalah anak yang cukup pintar, katanya sekarang ia tengah menempuh pendidikan di Australia" ucap Haechan. Shotaro terdiam mendengar itu.

Sungchan menyembunyikan kematiannya, bahkan sekolah pun hanya tau bahwa ia sedang kuliah di Australia. Namun pada kenyataannya dia telah tiada 11 tahun yang lalu.

"Pasti sekarang ia telah memiliki keluarga" ucap Haechan. Shotaro merendahkan pandangannya. "Kelas akan dimulai, ayo kita kembali ke kelas" ajak Haechan.

🖍️🖍️🖍️🖍️

Sungchan dan Jisung sedang berjalan menuju rumah sakit karena Jisung ingin melihat keadaan Chenle. Saat sampai di depan lobby, Sungchan mengehela napas sambil tersenyum melihat keadaan rumah sakit itu.

"Banyak yang berubah dari rumah sakit ini" ucap Sungchan.

"Eo? Kau pernah kesini?" tanya Jisung. Sungchan mengangguk.

"Aku bahkan mati disini" ucapnya. "Ah sudah lupakan, ayo kita masuk" ajak Sungchan.

Sungchan dan Jisung menuju ke ruang ICU untuk melihat Chenle. Jisung menembus pintu itu lalu melihat Chenle yang masih tertidur pulas. Jisung duduk di kursi dekat brankar Chenle lalu menggenggam tangan Chenle. Tangannya hangat, ia tersenyum merasakan itu. Ia lega karena Chenle baik-baik saja.

Jisung mengelus kepala Chenle lalu tersenyum melihatnya.

"Bangunlah, sebulan lagi kau akan wisuda, kau tak mau melewatkan itu kan?" tanya Jisung. Jisung menghela napas lalu tersenyum melihat Chenle. "Setelah kau bangun makanlah yang banyak, tubuhmu kurus sekali" lanjutnya.

Pandangan Jisung spontan beralih ke jari Chenle yang bergerak, Chenle menggerakkan kelopak matanya. Jisung langsung panik melihat itu.

Sungchan dengan cepat menarik Jisung keluar ruangan ICU. Jisung kebingungan kenapa Sungchan menariknya keluar padahal ia ingin melihat Chenle bangun dari komanya.

"Kenapa kau menarikku, hyung?" tanya Jisung. Ia hendak masuk kembali ke dalam ruangan namun Sungchan menahan tangannya.

"Kau mau membuatnya terkejut dan mengalami serangan jantung?" tanya Sungchan.

"Apa maksudmu?" tanya Jisung tak mengerti.

"Chenle itu baru bangun dari komanya, jika ia melihatmu ia takkan melihatmu dengan keadaan yang seperti ini, dia akan melihatmu seperti itu" ucap Sungchan sambil menunjuk kaca yang memantulkan bayangan Jisung yang penuh darah dan luka. Jisung sendiri merinding melihatnya. "Bagaimana?" tanya Sungchan.

"Jadi kapan aku bisa melihatnya?" tanya Jisung.

"Setelah Chenle benar-benar membaik, baru kau boleh mengunjunginya" ucap Sungchan.

Tak lama kemudian dokter datang dan masuk ke dalam ruang ICU untuk mengecek keadaan Chenle. Pandangan Jisung beralih ke koridor rumah sakit. Dua orang sedang berlari menuju ruang ICU. Wajah Jisung seketika murung. Dua sosok yang ia rindukan.

"Jake, Yedam..." gumamnya. Sungchan menoleh ke arah dua orang yang dilihat oleh Jisung.

"Mereka temanmu?" tanya Sungchan.

"Iya, teman baikku" jawab Jisung.

Jisung melihat Yedam dan Jake yang telihat khawatir. Jisung tersenyum melihat Yedam. Ia berjalan mendekatinya lalu memeluk Yedam dari belakang.

"Ya! Kau membuat badannya sakit nanti" ucap Sungchan.

Arwah yang belum sampai 7 hari meninggal tidak boleh mendekati kerabatnya yang masih hidup karena akan membuat auranya menjadi negatif. Jisung menjauh dari Yedam lalu kembali ke dekat Sungchan. Tak lama kemudian dokter keluar dan memberitahu bahwa Chenle sudah sadar dari komanya. Yedam dan Jake menghela napas lega, kemudian dokter itu meninggalkan mereka berdua, serta Jisung dan Sungchan.

Jisung berjalan dan melihat Chenle dari kaca besar yang tembus ke dalam ruang ICU. Ia tersenyum melihat Chenle yang sedang berusaha menggerak-gerakan jarinya bersama seorang perawat disana.

"Coba saja aku ada di sampingmu, maafkan aku" ucap Jisung.

🖍️🖍️🖍️🖍️

Hari ini turun hujan namun langit cerah, menandakan ada arwah yang datang ke rumah abu.

"Siapa lagi yang datang kesini" ucap Sungchan. Jisung kebingungan dengan ucapan Sungchan.

"Bagaimana kau bisa tau?" tanya Jisung.

"Hujan turun bersamaan dengan langit yang cerah, Seohyun-noona yang memberi tau, jika ada hujan yang bersamaan dengan langit cerah maka ada arwah yang datang kesini" ucap Sungchan. Jisung mengangguk.

Saat sampai di rumah abu, banyak sekali mobil irirng-iringan, sudah jelas yang meninggal pasti orang kaya atau orang penting. Sungchan berjalan dan melihat salah satu mobil melintas hendak meninggalkan rumah abu. Namun ia mengenali nomor plat itu. Sungchan terkejut dan langsung berlari masuk ke rumah abu.

Sungchan melihat keramaian disana, namun langkahnya ditahan oleh sebuah tangan. Karina muncul dari belakang Sungchan. Ia bertanya siapa yang meninggal.

"Seorang wanita tua" jawab Karina.

"Wanita tua seperti apa?" tanya Sungchan lagi. Karina berdecih.

"Nenek-nenek" ucap Karina spesifik. Sungchan kemudian mengangguk. "Nenek itu bilang kalau ia memiliki keinginan yang belum tercapai" ucap Karina. Sungchan bertanya apa impian nenek itu. "Nenek itu belum sempat memeluk cucu laki-laki yang ia sayangi" jawab Karina. "Kau ingin lihat?" tanya Karina. Sungchan mengangguk lalu mengikuti Karina yang berjalan menuju kerumunan arwah itu.

Karina menyuruh Sungchan untuk masuk ke kerumunan itu. Sungchan masuk. Lagi-lagi semuanya seolah berhenti. Sungchan terpaku melihat siapa yang ada di depannya.

"Sungchan-ah..."

"Nenek?"

Wanita tua itu berjalan mendekati Sungchan dan memeluk tubuhnya. Sungchan membalas pelukan itu dan menaruh kepalanya di ceruk leher wanita tua itu. Sungchan menangis. Ia benar-benar rindu dengannya. Orang yang selama hidupnya selalu memahaminya kini ada bersamanya.

"Apa yang terjadi? Kau bisa lihat nenek?" tanya wanita tua itu. Sungchan bingung harus jawab apa.

"Keluargamu tak mengetahui kau telah tiada?" tanya Yoona.

Wanita tua itu sontak kaget mendengar ucapan Yoona. Wanita tua itu memeluk Sungchan. Ia menangis sambil mengucapkan nama Sungchan.

"Kenapa takdirmu seperti ini? Maafkan nenek tidak tau kau telah tiada" wanita tua itu meraung sambil memeluk Sungchan. "Lee Taeyong!!! Dasar manusia tak tau diri!!" maki wanita tua itu.

"Nenek, jangan salahkan ibu, aku bisa sampai disini karena hal baik, bukan karena ibu, ibu tak salah apa-apa" ucap Sungchan sambil menghapus air matanya.

Wanita tua itu kembali menarik Sungchan ke pelukannya. Mengelus punggung Sungchan pelan lalu mencium pelipis sang cucu sambil mengucapkan kata maaf. Sungchan mengangguk dan membalas pelukan hangat itu.

"Aku iri, benar-benar iri" gumam Karina di belakang saat melihat Sungchan berpelukan dengan neneknya.

🖍️🖍️🖍️🖍️








































nangis akunya malah 😀

~'grm

Continue Reading

You'll Also Like

98K 17.7K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
77.2K 7.6K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
1M 84.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
72.5K 7.1K 20
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG