Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOL...

By hanwistereia

32.2K 5.2K 1.9K

"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini... More

00 : prolog
01 : new page
02 : another side
03 : as if it's
04 : inner
05 : mood
06 : Jongho
07 : play date
08 : all day long
09 : move on? system not found
10 : don't die
11 : I like him
12 : focus
13 : lunch
14 : thinking out loud
15 : day and night
16 : pleasure
17 : like always
18 : conversation
19 : followed
20 : boy-space-friend
21 : reason
22 : let it all go
23 : sweet talking
24 : attached
25 : Cause I'm Envy
26 : coming home
27 : from home
28 : for home
29 : hands on me
30 : next to you
31 : meet up
32 : sick
33 : almost ended
34 : just a dream
35 : how it's ended
36 : summer break
37 : affirmation
38 : another page
39 : roommate
40 : bothered
42 : dating on the festival
43 : dating on the festival (2)
44 : two is better than one
45 : confident
46 : under control
47 : who's knows?
48 : he knows
49 : tossed around
50 : the bitter part of life

41 : daily of college

347 72 42
By hanwistereia

"Gimana caranya kita tahu kalau kita jatuh cinta sama seseorang, bukan cuman nyaman karena dia baik?"

Jeongin yang kebetulan lagi mumet tambah mumet dengar celetukan sahabatnya. "The fuck are you saying?"

"Wah, Jeongin ngomong bahasa Inggris!"

Jeongin natap Jiheon sepet. "Bukan itu intinya—"

"Gue juga kaget meski pun misuhan, seenggaknya impressive!"

"Diem atau gue gebuk?"

"Ih, tapi serius nanya, gimana caranya kita tahu kalau kita bener-bener suka sama orang?"

"Lo habis nonton apa? Penthouse? Attack On Titan?"

"Kenapa jadi nyambung ke sana...?"

"Soalnya omongan lo ngaco, kayak baru puber aja."

Cemberut Beomgyu habis dikatain.

"Dibanding berantem, mending jajan biar gak sensi." kata Jiheon seraya menarik keduanya memasuki koperasi.

Beomgyu gak kepingin jajan sih, jadi dia ngintilin Jeongin di belakang. "Tapi serius gue tanya, pernah gak sih lo mikir gitu?"

"Enggak, belum pengen pacaran lagian."

"Ya tapi kan suka sama orang belum tentu kudu pacar—"

Ucapan Beomgyu terputus lantaran merasakan getar ponsel di genggamannya sejak tadi. Ada pesan masuk dari teman sekamarnya.


Chanhyuk
Sorry, lo di mana? Gue lupa bawa kunci kamar, sekarang mau ambil laptop

Beomgyu
Kakak di mana?

Chanhyuk
Lo di mana? Biar gue samperin

Beomgyu
Gue di sekitar gedung plano
Kakak di mana? Kalau udah di asrama biar gue aja yang samperin soalnya gue ada kelas habis ini, barangkali kakak susah ketemu gue entarannya buat ngebalikin kunci


"Sumimasen—eh, maksudnya, p-permisi kak,"

Beomgyu yang lagi fokus sama ponselnya langsung menoleh. Persis di belakangnya ada cewek mungil banget.

"Oh, iya, maaf ya," langsung saja Beomgyu bergeser mundur.

"Gak pa-pa, terima kasih ya kak."

Beomgyu cuman ngangguk singkat sambil mikir; ni cewek sopan banget, tapi logatnya agak aneh...

Tapi Beomgyu gak terlalu mikirin karena dia fokus lagi sama chat-nya kak Chanhyuk.

Chanhyuk
Oke, gue tunggu di taman deket jalan ke TB1
Makasih banyak ya, maaf ngerepotin

Ini juga kak Chanhyuk sopan banget, ternyata masih banyak orang sopan dan tahu diri di dunia ini. Beomgyu jadi terhura (yang mana harusnya dia introspeksi diri).

Cewek mungil tadi ternyata kesusahan meraih minuman yang diinginkannya. Beomgyu gak menyadarinya meski pun berdiri gak jauh di dekatnya. Cewek itu mau minta tolong Beomgyu, tapi ngerasa gak enak.

"Mau ambil yang mana?"

"Eh?"

Beomgyu baru sadar pas kedengaran suara Jeongin ngomong ke cewek mungil itu. Dia langsng ngantungin ponselnya.

"Biar gue—aku ambilin, kamu mau ambil yang mana?"

"I-itu, yang rasa jeruk, tolong..."

Jeongin langsung meraihnya dan menyerahkannya. "Nih."

"Hai—eh, maksudnya nde (iya), makasih banyak!" cewek itu membungkuk dalam yang cuman disenyumin Jeongin sebelum menarik Beomgyu pergi.

"Tu cewek kecil banget yak, kayak Minion." komentar Beomgyu pas mereka udah keluar sama Jiheon juga.

"Heh! Sembarangan lu kalau ngomong!"

"Apa sih? Kenapa? Kenapa?" Jiheon kepo.

"Tadi di dalem ada cewek mungil banget, lucu, terus gak nyampe jadi dibantuin sama Jeongin."

"Mana? Yang mana?" Jiheon langsung ngintip lagi ke dalem.

"Heh, kalian gak usah aneh-aneh, entar dikira ngejulidin ya!" Jeongin langsung narik Jiheon ngejauh.

"Ah, iya, ngomong-ngomong gue mau ke asrama dulu, kalian duluan aja ke kelas."

"Ngapain?"

"Ketemu mantan." jawab Beomgyu asal soalnya lagi males ngejelasin terus langsung ngacir begitu saja sambil dadah-dadah.

Setengah berlari Beomgyu menuju asrama. Atau tepatnya ke tempat Chanhyuk menunggu. Agak bingung juga kenapa teman sekamarnya itu gak menunggu di selasar asrama saja atau di atas sekalian.

Tapi, tanya itu terjawab ketika mencapai taman dan melihat Chanhyuk yang duduk sendiri di bangku tepat di bawah teduh pohon dengan kepul asap mengelilinginya.

Ngerokok lagi. Entah Chanhyuk memang perokok berat atau dia sedang gabut, sebenarnya Beomgyu gak mempedulikannya tapi melihat kakak tingkatnya kalau merokok sendirian agak... gimana gitu.

Seolah-olah dia tengah melepaskan beban hidupnya lewat tembakau bakar. Setiap satu hisapan dalam yang manis namun terasa pahit di saat bersamaan seperti menerima tumpah rasa kehidupan. Lantas dilepas bebas dan lenyap kala angin mengikis asap putih kelabunya.

Beomgyu jadi ragu menginterupsi.

Di tengah kegiatannya, Chanhyuk duluan malah yang menyadari kedatangan Beomgyu. "Cepet juga datengnya," Chanhyuk tersenyum dan segera mematikan puntung rokoknya di wadah portable.

"Kan gue bilang di sekitar gedung plano, deket kan jalannya kalau ke asrama."

"Iya sih, ya udah yuk, lo jalan duluan."

"Emangnya kenapa?"

"Gue habis ngerokok, you see that, nanti baunya kecium banget."

Beomgyu masih gak ngerti hubungannya apa. "Terus?"

"Well, lo gak ngerokok, jadi—"

"Apa sih? Gue gak ngerti. Udah ayo cepet ke kamar, gue masih ada kelas habis ini." greget sendiri, akhirnya Beomgyu meraih tangan Chanhyuk dan menariknya.

Yang lebih tua terkejut ketika tiba-tiba digandeng tapi gak berkata apa pun.


❏❏❏


Waktu bergulir. Musim panas berakhir. Daun-daun mulai menguning hingga kemerahan sampai beberapa rontok dari tangkainya. Petang juga datang lebih cepat membuat matahari lebih cepat tenggelam dari sebelumnya. Tanda waktunya memasuki musim gugur.

Krubuk krubuk

Mata Beomgyu sudah setengah tertutup ketika kelas berlangsung, langsung terangkat kembali dan menoleh ke Junseo di sebelahnya.

Junseo yang sadar ditatap, tapi diam saja membuat Beomgyu ikut diam. Tapi—

Krubuk krubuk

"Lo gak makan siang ya?" bisik Beomgyu pelan, soalnya sekarang lagi kelasnya Pak Jonghyun, kalau ketahuan berisik bisa dikasih pertanyaan tiba-tiba. Serem bor.

"Udah, t-tapi laper lagi..."

"Yeu,"

Junseo meringis pelan. "Kalau musim dingin gue gampang laper soalnya."

Pernyataan Junseo benar-benar bikin Beomgyu; hah? Apa hubungannya Bambam? Perasaan kagak ada hubungannya kayak kak Soobin sama kak Yeonjun.

Udahlah, Beomgyu diemin aja. Dibanding dia emosi kalau tahu alasannya lebih lanjut.

"Materi hari ini, cukup sampai sini saja." kata Pak Jonghyun membuat seluruh mahasiswanya bersorak YES dalam hati. "Tapi—"

Anjrot, ada 'tapi'-nya ternyata.

"Saya akan memberikan tugas analisa portofolio teknologi. Cakupannya supaya kalian memahami proses asesmen dari produk atau jasa yang kemudian dikaji dampaknya terhadap lingkungan."

"Kalau dari omongannya kok kayaknya tugasnya ribet ya?" bisik Junseo ke Beomgyu.

"Kalian bisa melihat contoh materi dari situs yang pernah saya kirimkan, berisi jurnal termasuk rangkuman materi dan tugas-tugas milik beberapa mahasiswa sebelumnya. Gunakan sebagai referensi dan tinjauan supaya tidak mengambil topik yang sama, atau setidaknya kalian gunakan sebagai landasan untuk mengembangkan teori."

"Otak gue gak nyampe."

"Diem dulu, shut!" Beomgyu membekap mulut Junseo.

Junseo akhirnya ikut menyimak karena mulutnya dibekap sepanjang Pak Jonghyun menjelaskan sampai akhir.

"—sampai sini, ada yang ingin ditanyakan?"

"Pak,"

"Iya?"

"Tugasnya dipresentasikan atau hanya laporan saja?"

"Tugasnya laporan saja, dikumpulkan minggu depan pada pertemuan selanjutnya. Ah iya, tugasnya dikerjakan berkelompok—"

Wah! Seisi kelas langsung berseri-seri.

"—berisi dua orang."

Yaelah, ternyata click bait.

"Selain ini masih ada tugas lagi sebelum UTS dan masih ada tugas besar di akhir semester, jadi saya tidak mau membebankan dengan tugas individu terlalu banyak. Lagipula kemampuan dan pemahaman kalian di mata kuliah ini sesungguhnya akan terlihat ketika ujian dan di tubes nanti." papar beliau. "Apa masih ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak ada, kelas hari ini sampai sekian dan ketua kelas tolong kirimkan via surel daftar kelompok dan topik laporan paling lambat malam ini pukul 8. Dimengerti?"

"Baik, Pak."

"Saya undur diri kalau begitu. Terima kasih banyak."

"Iya, terima kasih banyak, Pak!"

Junseo menepok-nepok tangan Beomgyu. "Hmp, hhngn..."

"Oh iya, lupa," Beomgyu langsung menurunkan tangannya dan akhirnya Junseo bisa bernapas lega.

"Lo mau sama siapa, Gyu?" tanya Junseo.

"Sama siapa aja sih gua mah. Lo sama gu—"

"Beomgyu! Lo udah ada sama siapa? Sama gue ya!"

Beomgyu langsung menoleh pada Oh Sungmin yang tahu-tahu saja sudah merangkulnya.

No need to describe, but of Beomgyu's get irritated immediately. Dia bahkan gak sempat menyahut—apalagi menolak—karena Dongha langsung berbicara lagi.

"Beomgyu sama gue, biar Junseo sama Wonjin. Kita kan udah saling kenal, jadi bisa saling bantu. Ya kan?"

Kala menyebut nama Wonjin, cowok Ham itu masih membereskan peralatannya gak jauh dari tempat mereka dan ditunjuk begitu saja oleh Sungmin.

Malah Junseo yang kelabakan. "E-eh, t-tapi gue—"

"Gue sama siapa aja." sahut Wonjin gak peduli dan lanjut membereskan barangnya ke dalam tas sebelum mengenakannya dan pergi lebih dulu.

"Tuh, dia bilang gak pa-pa! Nanti kita kerjainnya bareng-bareng biar gampang. Nah, mending sekarang kita pergi, masih ada kelas lagi kan habis ini?"

Junseo cuman nyengir terus beranjak. Mengikuti Sungmin yang juga beranjak masih sambil merangkul Beomgyu.

Tanpa tahu kalau cowok Choi itu sedang menahan gondoknya.


❏❏❏


Beomgyu ingin ngekutuk Dongha, tapi dia takut si karma lagi gabut terus nanti kutukannya malah dibalikin ke Beomgyu sama si karma. Terus hancur sudah kehidupan perkuliahannya.

"Ugh," Beomgyu memijat pangkal hidungnya. "belum juga UTS udah stress aja."

Malam ini, Beomgyu sendirian di kamar Karena Chanhyuk bilang ada acara di luar. Beomgyu sendiri gak ada keinginan buat bertanya, kemana gerangan kakak tingkat sekaligus teman sekamarnya itu pergi setiap malam. Kalau itu cuman buat ngerokok, kenapa dia baru kembali ketika matahari hendak terbit? Aneh. Tapi Beomgyu gak mau mengusiknya lebih jauh.

Ting nung

Layar laptopnya tiba-tiba menampilkan ruang obrolan online.


Oh Sungmin
Oit, Beomgyu, lagi apa lo?
Gak mungkin belajar kan wkwkwk kan besok gak ada kuis


Kalau Doraemon beneran ada. Beomgyu ingin minta pintu ke mana saja buat menghampiri Oh Sungmin dan menusuknya seketika biar diem tu orang.

"Ah, gak boleh gitu. Gue gak suka sama dia tapi kan dia gak suka sama gue." Beomgyu mengusap wajahnya sambil mengerang. "Tapi ketikannya anjing banget, gue belajar atau enggak kan emang apa ngaruhnya ke dia, BANGSAT."

Sebagian diri Beomgyu kini sedang menepuk-nepuk pundaknya sambil bilang; sabar, sabar, sabar. Orang sabar nanti duitnya banyak, jodohnya kak Soobin. Bilang apa? Amin.

Akhirnya Beomgyu mengetikan balasan.


Choi Beomgyu
Lagi baca-baca aja
Kenapa?

Oh Sungmin
Baca apaan?
Eh, kita mau kumpul bahas laporan Pak Jonghyun kapan?

Choi Beomgyu
Besoknya siang sambil makan aja gimana?

Oh Sungmin
Ah, nanti lo bareng sama si Jeongin, gue males sama dia


Beomgyu langsung berhenti ngetik.

FITUR PUKUL ONLINE SEBELAH MANA SIH?


Choi Beomgyu
Lo bisanya kapan?

Oh Sungmin
Terserah lo aja, gua mah ngikut

Choi Beomgyu
Gue pukul juga ya lo pake linggis (delete)
Besok sore sehabis kelas terakhir gimana? Di perpustakaan

Oh Sungmin
Boleh tuh

Choi Beomgyu
Oke


Beomgyu langsung menutup ruang obrolan dan memasang headphone kemudian log in buat nge-game.

"Ini namanya, refreshing dan pengalihan pikiran. Yosh! Starteu!"


❏❏❏


Selain kegiatan akademik bersama tetek bengek tugasnya yang kian menumpuk, kegiatan non akademik juga turut mengiring. Salah satunya seperti yang pernah dibahas di chapter sebelumnya. Festival ulang tahun kampus.

"Ayo makan! Ayo makan!"

"Hei, jangan pergi dulu! Kalian belum bayar iuran buat minggu ini!"

"Nanti aja lah gue seminggu sebelum acara, belum dikirim duit nih."

"Gak bisa! Perjanjiannya kan setor seminggu sekali biar gak langsung gede bayarnya, itu kan udah keputusan bersama!"

"Nanti gua bayar. Janji!"

"Mana ada—heii!! Jangan pergi!"

Sementara itu, Beomgyu dan kawan-kawannya memutuskan makan siang di kantin umum. Stress mereka kalau makan di kantin fakultas, lagi muak ketemu anak-anak sejurusan. Nanti bukannya gossip dan makan, malah diskusi tugas.

"Tapi mending sih, sekarang tugasnya tuh gak langsung rentetan banyak gitu. Ada jedanya. Gak kayak semester kemarin, mana banyak tugas kelompok pula. Saking banyaknya sampai sempat ketuker gua." curhat Jiheon.

"Bener dah, sampai tiap Minju ngasih kerjaan atau nanya-nanya, gue tanya dulu; ini kita lagi ngebahas matkul apa? Berasa banget gobloknya gue padahal jelas-jelas topiknya beda."

"Lo kan emang goblok, Jeong."

"Gak usah ngajak berantem. Saksi keributan kita gak cuman anak-anak sefakultas di sini." Jeongin menunjuk Beomgyu dengan sumpitnya.

Akhirnya mereka lanjut makan dengan tenang. Bahkan mereka sengaja cepat-cepat menghabiskan makanan supaya jatah ngobrolnya lebih lama. Meski pun gak ada pengaruhnya juga, tapi ide nyeleneh Beomgyu dipercaya aja sama yang lain.

Lima belas menit sebelum kelas berikutnya, mereka telah beranjak kembali ke gedung fakultas.

"Kyaa! Aduh!"

Di tengah perjalanan, terdengar bunyi gedebuk disusul pekik cewek membuat ketiganya menoleh.

"Eh, si cewek kecil," celetuk Beomgyu tanpa sadar sebelum menghampiri cewek itu.

"Kamu gak pa-pa?" Jiheon langsung berjongkok di depannya.

"Ng-nggak pa-pa, Nako—eh, aku gak pa-pa, makasih..."

"Sini, aku bantuin berdiri." Jiheon langsung meraih Nako membantunya berdiri, sedangkan Jeongin dan Beomgyu membereskan barang yang terjatuh.

"Ya ampun, lutut kamu lecet!"

"Ah, gak pa-pa kok, gak sakit. Hehehe, makasih ya udah bantuin Nako—eh, aku maksudnya!"

Beomgyu memberikan totebag-nya. "Lain kali hati-hati ya, jalannya emang agak licin soalnya banyak daun."

"I-iya, maaf, makasih banyak!" Nako membungkuk dalam sebelum pamit. "Sekali lagi, makasih banyak, aku pergi dulu—"

"Bentar, nih, bawa ini." Jeongin menahan tangan Nako dan memberikan botol minumnya.

"Eh—"

"Buat bilas lukanya, sorry gak bawa plester atau begituan."

Nako mematung di tempatnya, bahkan sampai mereka pamit pergi karena masih harus mengejar kelas duluan.

"Tadi Jeongin romantis banget deh! Kayak adega di drama-drama gitu!" ledek Jiheon.

"Apanya anjir?! Cuman ngasih aer doang karena kebetulan belum gue buka! Toiletnya dari sana jauh lagian, kasihan kakinya lecet gitu kalau gak keburu dibilas!"

"Sumpah Jeong, kita gak ada yang nanya, tapi makasih loh udah mau ngasih tau niat baik lo." Beomgyu ikut ngeledek.

"Gue gebuk beneran lo ya!"


###


[01-06-2021]

ah cape q, siska kohl ga buka jasa asisten buang buang duit ya? wkwkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

826K 87.3K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
54.8K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya
492K 5.2K 87
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
50.6K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...