He's Dangerous

By wanodyakirana

10.2K 2.1K 7.1K

[Mature Content] "Jung, kau memang berbahaya." Nyatanya, Jeon Jungkook memang sinting. Lebih dari apa pun, Le... More

1. Comfort
2. Treason
3. Risk
4. The Plans That Failed
5. Circulation Of Money
6. Jungkook is Back
7. The Quandary
9. Hiraeth
10. Craftiness
11. Tacenda
12. Bamboozle
13. Strange
14. Peace Agreement
15. Decero: Start From Zero
16. Bae Soora's Death
17. Hidden Facts
18. Leira Becomes A Suspect
19. He's Dangerous
20. Traitor's Neighbor
21. The Right Hand
22. Feeling Relieved
23. The Last Wedding Gift
24. Now It's All Over
25. Wherever I May Go

8. Who is He?

346 94 268
By wanodyakirana

"Aku anggap kau sedang bercanda. Jangan mengada-ngada." Jimin hanya tertawa kecil. Jimin tidak menganggap Leira serius lantaran dia berpikir jika Leira tengah mengerjainya, karena kesal atas sikapnya yang sudah kelewat batas di depan Jung.

Namun, raut wajah Leira tidak menunjukkan jika ia sedang bercanda. "Aku serius, Jim. Kita akhiri saja hubungan ini, atau semuanya akan rumit jika ketahuan."

Sontak mata Jimin membola kaget, kedua tangannya memegang erat pundak Leira. "Bukankah selama dua tahun ini hubungan kita baik-baik saja? tidak ada yang mengetahuinya, siapa pun itu. Lalu, kenapa tiba-tiba kau ingin mengakhirinya? Kau juga ingin terbebas dari pernikahan sialan dengan Jung, kan? Kau sudah janji jika kita akan hidup bersama."

Sebegitunya Jimin tidak ingin melepas Leira.

"Jim, please ... berpikirlah realistis! Semuanya sudah terbongkar, lambat laun orangtuaku juga akan mengetahui perselingkuhan kita. Posisiku sedang sulit saat ini. Kumohon, mengertilah."

Bukan Jimin, jika dia tidak bisa menyakinkan Leira. "Aku tahu dan aku sadar, tapi jika kita terus mengelak dan tidak membongkar kedok masing-masing, kita bisa terus bersama. Bukankah tujuan kita selama ini untuk tetap bersama, hm? Aku juga janji tak akan memaksamu menemuiku, kau bisa bertemu denganku kapan pun kau mau."

"Tapi, Jim—" Sekeras apa pun mencoba putus dengan Jimin, nyatanya hati Leira goyah lagi. Ia tak bisa memegang teguh keputusannya, bahkan seakan sirna setelah mendengar kata-kata manis yang keluar dari mulut Jimin.

Ditambah dengan pelukan hangat dari Jimin, Leira semakin putus asa dengan keputusannya. Untuk saat ini, putus dengan Jimin adalah sebuah kesalahan, karena tak ada orang selain Jimin yang bisa memahami dirinya—begitu pikir Leira.

"Kita akan tetap bersama dan aku akan selalu berada disisimu, menyayangimu, sekaligus mencintaimu. Walaupun aku yang kedua." Jimin dari awal sudah sadar, bahwa hubungan diam-diam ini akan berujung menyusahkan.

Leira mengusak kasar rambutnya, cukup frustrasi karena tidak jadi putus dengan Jimin. Entah kenapa ia bisa memiliki hati dan pikiran yang tidak bisa diajak kerja sama plus plin-plan. Leira sendiri tak tahu saat ini ia tengah menyesal atau malah bimbang. Sial, Jimin bisa membuatnya tak berdaya dalam satu waktu.

Kejadian kemarin di depan ruang rawat Jung, sangat menjadi beban pikiran Leira. Apalagi setelah ia masuk, tatapan keluarganya seperti mengintimidasi, seolah penasaran apa yang ia bicarakan dengan Jimin.

Bebannya semakin bertambah ketika melihat ada sesuatu yang suaminya dan kakak tirinya sembunyikan. Leira kemarin sempat melihat, bahkan mendengar saat Seokjin memeluk tubuh Jung sebelum pamit pergi, suaminya mengucapkan sebuah kalimat yang membuatnya penasaran.

"Terima kasih atas bantuanmu, Hyung."

***

Han mengacak rambutnya kasar, sedikit kesal karena tak menemukan sebuah petunjuk. "Kalau seperti ini, lama-lama kepalaku bisa pecah. Sama sekali tak ada petunjuk, Sonbae." Mereka memang berada di ruang cctv di tempat perlombaan renang tempo lalu.

Jay tetap diam, masih memperhatikan layar monitor. Mungkin, saat dia lengah di situlah hal yang mencurigakan terjadi. Benar saja, ternyata ada seseorang yang tampak mencurigakan. "Bisa kau ulangi rekamannya?" Pengawas mengangguk.

Rekaman tersebut memperlihatkan seorang pria bertopi dan berjuba hitam tengah menarik sebuah troli yang berisi dua boks besar yang ditumpuk. Ciri fisiknya seperti tidak asing, makanya Jay seperti mengenal sosok ini.

"Mirip dengan sekertarisnya Jungkook, bukan? Bagaimana menurutmu?"

"Aku juga berpikiran yang sama, hanya dia yang terlintas di kepalaku saat ini, Sonbae."

Jay menghela napas. "Tetapi, aku masih tidak yakin."

"Mari tanyakan kepada Jungkook saja, tidak mungkin dia tak mengenali bawahannya ini. Namun, firasatku yakin jika Namjoon yang melakukannya. Pada pertemuan tempo lalu, dia seperti sudah menyusun rencana agar tidak gugup ketika kita ajukan beberapa pertanyaan. Biasanya orang bersalah akan menunjukkan sikap seperti itu."

"Jangan terlalu yakin. Kalau salah target, kita berada dalam masalah," kata Jay, lalu mengalihkan pandangan ke layar monitor. "Tolong salin rekamannya ke ponsel saya." Setelahnya, mereka akan menemui Jung.

***

Jung dan Leira menatap bingung akan kehadiran kedua detektif ini. Mungkin, ada hal baru yang mereka ingin bicarakan. "Maaf menganggu waktu anda. Kami hanya ingin meminta keterangan lebih dari Tuan Jungkook."

"Silahkan anda duduk dulu," kata Leira tersenyum hangat.

"Bu Leira, saat insiden uang yang ada tukar di kolam renang, anda memasukkannya di mana?" tanya Jay kepada Leira.

Leira menggigit bibir bawahnya samar. "Di boks berwarna biru."

"Apakah anda yakin jika kantong uang benar-benar anda taruh di kedua boks itu?" tanya Jay kembali. Dia sengaja memperumit untuk menjebak Leira, agar dia bisa mengetahui jika wanita ini berbohong atau tidak.

"Yakin."

"Lalu, letak boks tersebut di sebelah mana? atau mungkin dekat dengan benda apa?"

Leira memutar bola matanya jengah, kesal seperti dipermainkan. "Kenapa anda sangat berbelit-belit? Tanya seperlunya saja! Jangan membuatku pusing."

"Sayang, jangan marah-marah." Jung menenangkan Leira.

Jay terdiam sejenak, menunggu amarah Leira meredah. Serasa sudah cukup menunggu, dia berkata, "Maaf Bu Leira, kami hanya ingin memastikan agar semuanya jelas. Pertanyaan yang tadi belum anda jawab."

Leira menghela napas kasar. "Di pojok dekat pintu masuk dan di sebelah tangga. Apa kurang jelas?" Sumpah. Leira benar-benar jengkel.

"Terima kasih, sangat jelas sekali." Jay menjeda, dan beralih bertanya kepada Jung. "Apa anda bisa mengenali sosok pria pada rekaman ini, Tuan Jung?"

Saat Jay hendak berjalan menuju brankar, bermaksud memperlihatkan rekaman cctv yang sudah disalin, tiba-tiba ponsel Jung di atas nakas meja berbunyi.

"Tunggu sebentar, saya akan mengangkat ini."

Jay mengangguk dan kembali duduk.

"Jung, aku rasa rumahku sudah tidak aman lagi. Kemarin ada warga yang memberitahuku jika rumahku sudah diincar polisi."

"Oh, Kai. Apa kabar? Kita sudah lama tidak saling mengobrol. Ternyata ini nomormu, aku kira siapa. Katakan ada apa? Aku akan mendengarkanmu." Jung tengah mengalihkan pembicaraan.

"Kau sedang bersama Leira dan para polisi?"

"Iya, Kai."

Untung saja Bae Soora mengerti situasi Jung dan bisa diajak kompromi.

"Aku akan mencari apartemen dan tinggal selamanya di sana serta mengamankan uangmu dengan baik. Jika aku tidak pindah, sudah bisa dipastikan rencana kita akan terbongkar."

"Wah, jinjja? Rupanya kau ke Korea untuk menemuiku. Aku rasa kau bisa mencari apartemen di dekat kantorku saja. Di situ tempatnya sangat bersih dan rapi."

"Aku akan berangkat hari ini juga dan menyewa apartemen dekat kantormu. Sebelum itu, aku akan membakar habis rumahku ini."

"Kau yakin? Kenapa?" Napas Jung tiba-tiba tercekat. Kaget.

"Yakin, Jung. Hanya ingin menghilangkan jejak, akan kupastikan rumahku habis terbakar dan tidak menyisakan benda sekecil pun."

"Ya sudah jika itu keputusanmu, Kai. Aku akan menunggu kedatanganmu dari Jepang, jangan lupa hubungi aku dulu, ya." Gila. Bae Soora benar-benar nekat, batinnya.

Jay yang menyaksikan obrolan Jung dengan temannya hanya menatap heran. Dia memerhatikan gerak-gerik pria itu. Tapi, Jung sama sekali tidak menampakkan gelagat aneh.

"Bisa kau tunjukkan rekaman tersebut?"

Jay berjalan ke arah Jung. Dia memutar rekaman cctv dari awal sampai akhir. Jung memerhatikan dengan teliti. Otak kecilnya masih menerka-nerka siapa sosok pria berbaju hitam ini.

"Apa anda bisa mengenali pria ini?" tanya Jay.

Jung menghentikan layar. Kedua jarinya memperbesar layar tersebut. "Seperti tidak asing. Tapi, saya merasa mengenal dekat sosok pria ini."

Mata Han berbinar. Dia turut berdiri dan menghampiri atasannya, sedangkan Leira hanya berdiam diri—menyaksikan percakapan kedua orang di hadapannya.

"Tubuhnya seperti ... aduh! saya lupa. Tetapi, cara berjalan pria ini seperti sosok pria yang selalu bersama saya."

"Anda yakin?" Jay bertanya dengan alis yang menyatu.

"Mungkinkah, Namjoon?" Jung balik bertanya dengan raut wajah polosnya., seolah-olah ia hanya asal menebak. "Tapi, jika benar itu Namjoon, untuk apa dia melakukan hal ini kepada saya? Padahal dia pria yang baik."

Seketika keyakinan Han runtuh mendengar ucapan Jung yang terasa ambigu. "Semua orang tidak menentu akan selalu baik. Bisa saja di depan bersikap manis, tetapi di belakang bersikap seperti iblis," jelasnya kepada Jung.

"Benar juga yang anda katakan. Saya masih tidak yakin jika Namjoon melakukan hal ini. Ah, saya pasrahkan kepada anda saja. Kalau ingin menangkap Namjoon, silahkan. Asal itu benar-benar Namjoon yang melakukan." Jung mengalihkan ponsel untuk ditunjukkan kepada Leira. "Sayang, kau menaruh uang itu di boks ini, kan?"

"Aku menaruh kedua kantong di boks biru itu. Jadi, dia penculik yang menculik dirimu?"

"Masih tidak pasti." Jung mengembalikan ponsel ke tangan Jay. Setelah itu, kedua detektif berpamitan untuk pergi.

"Terima kasih atas waktu yang ada berikan. Informasi yang kami dapatkan cukup memuaskan. Kami akan menyelidikinya lebih lanjut, anda tidak perlu khawatir. Kalau begitu, kami pamit." Jay dan Han membungkuk sopan, lalu pergi dari ruangan Jung dan diantar oleh Leira sampai depan pintu.

Peluang bagus untuk Jung mengirim pesan pada nomor yang tidak ia tandai di kontak ponselnya. "Permainan baru sudah dimulai, bersiaplah."

Pun, setelah itu Jung mengembuskan napas pasrah dan bergumam, "Ternyata, masih belum berakhir juga."

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 196K 72
š’š¢š§šØš©š¬š¢š¬: Baru saja Kayla memaki tokoh antagonis dalam novel 'Fall in Love' yang ia baca, Kayla tak menyangka, setelah kecelakaan, ia malah t...
23.9K 1K 66
cerita dewasa tentang penyuka sesama jenis, bagi yang umumnya dibawah 18 tahun, harap segera pergi dari lapak saya! sekian, terima kasih!šŸ˜‡
424K 53.6K 56
(Sudah Diterbitkan) Note: karena restock fanbook habis, untuk pembelian versi pdf bisa DM di ig *pluveejey --- Sejak awal, pernikahan mereka memang t...
9.3K 1.1K 5
Di tengah gejolak panas dunia bisnis, Hasa yang dianggap sasaran empuk, suatu hari membawa seorang pria berpakaian serba hitam yang diperkenalkan seb...