Mengejar Cinta Phi Techno (Re...

By SandiAtmawiharja

10.1K 1K 87

Cover by @castortwelvy Kengkla anak pindahan dari sekolah swasta ternama di kota M, dia adalah playboy nomor... More

Notif
1. Aku Ingin Mengenalmu
2. Rencana dimulai
3. siasat
4. Aku Datang
5. Taman Hiburan
6. Type N' No
7. Kla VS Type
8. Ciuman Pertama
9. Jadikan Aku Kekasihmu
10. Salah Siapa?
11. Serba Salah
Info
13. Phi Bodoh
14. Tin N' Can
15. KlaNo
16. Tanggung Jawab
17. Mark Siwat!?
18. Berkemah part 1
19. Berkemah part 2
20. Dia Kembali
21. Ketahuan
22. Kecelakaan
23. Penjelasan
Sedikit Info
24. Terbongkar Part 1

12. Di Mobil

312 35 1
By SandiAtmawiharja

Hampir seminggu sudah hubungan Type dan Techno merenggang. Techno selalu menghindari Type, dia lebih memilih berangkat diantar Kla atau pun naik bus. Sekarang Techno kebingungan, dia bingung dengan motornya itu. Padahal motornya baru saja di service, tapi akhir-akhir ini sering bermasalah. Kemarin saja, tiba-tiba rem motornya blong dan untungnya Kla kebetulan datang ke rumah yang anehnya Nic sudah raib semenjak pagi.

Sangat aneh, kenapa Nic akhir-akhir ini selalu menghindari Kla? Apa mereka sedang bermasalah? Ah, nanti Techno coba tanya saja.

Tapi, terlepas dari itu, dia beruntung dengan Kla datang ke rumahnya pagi itu. Jika tidak, pasti dia akan bertemu dengan type. Dan memang benar, berhari-hari Type selalu datang ke rumah Techno. Tapi, yang dia dapatkan, Techno sudah raib dari rumahnya dan hari ini dia bertekad akan berangkat subuh sekali.

Memang betul, subuh sekali Type sudah stay di gerbang komplek perumahan Techno dan tepat jam 7 dia baru masuk ke dalam. Suara deru mobilnya terdengar sampai ke dalam yang Techno kira itu adalah Kengkla. Karena sejak semalam dia sudah janjian terlebih dahulu dengan sahabat adiknya itu.

Techno yang tengah menikmati sarapan bergegas menyelesaikannya. Setengah berlari dia mengambil sepatu dan tas yang tergeletak di atas sofa. Tapi, saat keluar dia dikejutkan dengan sosok Type yang tengah berdiri di beranda rumahnya. Dengan kemeja putih dan celana sewarna hitam, juga tas selempangnya, Type menatap tepat ke arah netra Techno.

"Eh ... kau datang pagi sekali, Type. Mau sarapan dulu?" Akhirnya Techno bersuara setelah sekian saat dia terpaku. Type nggak menjawab, dia malah menyeret No menuju mobil. "Masuk! Hari ini kau bareng denganku," ujar Type dengan nada terdengar seperti memerintah.

Techno kebingungan. Jika dia ikut dengan Type, dia sudah kadung janjian dengan Kengkla. Tapi, jika dia menolak ajakan Type, akan sangat kentara jika dia tengah menghindar dari sahabatnya dan akan sangat nggak sopan.

Di saat No tengah kebingungan, suara nada pesan masuk berbunyi dari gawai miliknya. Dirogohnya gawai tersebut dari tas. Tapi, belum sempat dia membacanya, Type sudah membuka pintu mobil dan agak memaksa No untuk masuk. Techno yang melihat raut wajah yang kurang mengenakan dari sahabatnya itu hanya diam dan menurut. Akhirnya mobil pun melaju.

Tanpa mereka sadari, sebuah mobil mewah berjarak beberapa blok sedang berhenti. Di dalamnya—yang sudah pasti—Kla tengah memerhatikan mereka. Dia datang tepat saat mobil milik Type memasuki komplek perumahan kekasih—eh, calon maksudnya. Ya, Kengkla datang saat mobil Type memasuki komplek perumahan calon kekasihnya.

Sebenarnya dia sejak tadi Kla ingin keluar mendatangi mereka dan menyuruh Techno untuk memilih di antara keduanya. Dia sangat yakin jika Phi No-nya itu akan memilih dia. Tapi Kengkla mengurungkan niatnya saat dia melihat Type menarik tangan No. Dia sadar jika mereka punya sesuatu untuk diselesaikan dahulu dan dia nggak berhak ikut campur.

Meski begitu, terbesit rasa khawatir di hatinya. Takut jika Type akan bertindak yang bukan-bukan. Jadi, Kla memutuskan untuk mengikuti mobil Type dan saat memasuki jalanan yang ramai kendaraan, Kengkla kehilangan jejak. Tanpa pikir panjang, Kla langsung menuju kampus No. Sesampainya di kampus, Kla langsung memarkirkan mobilnya dan setengah berlari menuju kelas No.

Apa?

Jangankan letak kelas Techno. Apa pun tentang Techno, Kengkla mengetahuinya. Seperti ... Techno suka memakai CD berwarna kuning dengan karikatur Spongebob?

Oke, lupakan! Saat ini Kla melihat seorang cowok manis yang dia ketahui sebagai teman sekelas Techno tengah berjalan menghampirinya. Tepatnya hendak masuk ke dalam kelas.

"Sawatdii Krab, Phi," ujar Kla sambil memberi Wai. "Aku sedang mencari Phi Techno, apa dia sudah datang?"

"Mai klay Nong. Allay A?"[¹]

"Aku pengin mengantarkan tugas dia yang tertinggal," jawab Kla beralasan.

"Oh ... kau bisa menitipkannya padaku, Nong," tawar cowok manis itu dengan ramah.

"Eh .... mai pen rai, Phi. Biar aku tunggu saja dia." Kengkla beralasan, karena memang nggak ada buku tugas atau apa pun yang tertinggal.

"Hmm .... Baiklah adik kecil, terserah kau saja. Tapi, memang nggak biasanya dia belum datang. Type juga. Biasanya jam segini mereka udah stay," cowok manis itu menjelaskan. "Ya, sudah. Aku masuk kelas dulu, ya. Bye-bye na!"

Cowok berparas manis itu meninggalkan Kla yang termenung di depan pintu kelas. "Jika merka berangkat duluan, harusnya mereka udah sampai sekarang."

****

Sedangkan di dalam mobil Type ....

"Type, ini ke mana? Ini bukan jalan ke kampus."

"Type, jawab aku!"

"Hari ini kita akan menyelesaikan semuanya."

Tak ada obrolan lagi sampai akhirnya mobil yang Type kendarai sampai di sebuah bangunan mewah yang menjulang tinggi dan Techno asumsikan ini sebuah apartemen.

"Di mana ini?" tanya No sesampainya di tempat parkir.  Dia bingung dan agak takut.

"Apartemenku," jawab Type singkat.

No nggak mau bicara banyak kali ini. Dia bisa lihat jika sahabatnya itu tengah dalam kondisi unmood. Techno sudah sejak SD berteman dengan Type dan hanya beberapa kali main ke rumahnya. Sekarang Type sudah nggak tinggal di rumahnya lagi, memang semenjak kuliah hari pertama Type cerita kalau dia pindah di apartemen dan baru kali ini No datang mengunjunginya—itu pun karena dipaksa—. Karena memang dasarnya Type yang sering ke rumah Techno dan menginap.

Mereka terdiam di dalam mobil. Di tambah sekarang weekday yang membuat seisi parkiran kosong dari mobil-mobil.

"Kenapa diam? Kenapa nggak tanya ini, itu, lagi?" tanya Type pada akhirnya.

"Allay, Meung?"

"Harusnya aku yang bertanya begitu. Kenapa kau menghindariku?"

Type berbalik ke arah Techno yang duduk di sampingnya. Matanya menatap tajam seolah hendak menguliti temannya hidup-hidup.

Techno bingung harus jawab apa dan dia nggak berani menatap sahabatnya itu. Meski dia yakin saat ini Type tengah menatapnya begitu dalam.

Click!

Techno sepontan menengok saat suara seatbelt terbuka. Dia sadar jika saat ini sahabatnya itu benar-benar sangat dekat dengannya. Dia merasakan sepasang tangan memegang pundaknya dan memaksa Techno untuk melihat ke arah Type yang membuat mereka saling berhadapan sekarang.

"Katakan sekarang! Apa kau nggak memiliki perasaan padaku, No?"

Techno mendadak agak pusing dan mual, dia selalu dilema jika sahabatnya mengajukan hal seperti itu. Di satu sisi dia nggak mau kehilangan sahabatnya, di lain sisi dia takut semua akan berubah jika dia salah menjawab. No bungkam, dirinya selalu menghindari tatapan mata Type.

Techno mengembuskan napasnya, "Type, kita sudah membahas ini berkali-kali. Kamu adalah temanku yang paling berharga."

"Tapi aku nggak mau sekadar jadi teman." Nada bicara Type agak meninggi.

Tanpa persiapan apa pun, tanpa prediksi apa-apa, tiba-tiba Type mencium Techno dengan paksa. Techno tersudutkan di pintu mobil. Dia mencoba menghindar, tapi karena ruang gerak yang sempit menjadikan Techno nggak bisa banyak bergerak. Tangan kiri Type mencengkram rahang Techno yang membuatnya bisa leluasa memperdalam ciuman tersebut.

Tanpa disadari No, Type menarik tuas kursi mobil agar sandarannya tertarik ke belakang dan membuat ruang gerak menjadi cukup luas. Meski begitu, itu bukanlah hal yang menguntungkan bagi cowok pemilim bibir yang tengah dicumbu habis-habisan itu. Karena, sekarang Techno tepat berada di bawah Type, mengungkungnya bak roti lapis yang siap dimakan.

Type melepaskan ciumannya. "Type, hentikan in—akh!" Tetapi bukan berarti Type melepaskan leher putih milik No tersebut, dia menyerangnya dengan segala kecupan dan jilatan yang membuat Techno bergelinjang.

"Type ...." Berkali-kali No memanggil nama sahabatnya. Terdengar seperti memohon untuk dilepaskan atau itu memang desahan?

Di saat pergumulan sepihak oleh sahabatnya sendiri, Techno masih sempat berpikir jika lehernya merupakan bagian sensitif. Berbeda saat Type menciumnya, No masih bisa berpikir jernih dan merasa ketakutan. Tapi, saat lidah sang sahabat turun dan menerjang hamparan kulit lehernya, berkali-kali mencumbu dan mengecup cupingnya, Techno nggak tahu sensai apa yang baru kali ini dia rasakan. Tubuhnya bergelinjang, bergetar menahan sensasi aneh tapi begitu memabukkan.

Nggak hanya sampai situ, Type yang sudah nggak tahan akhirnya beralih ke bawah lagi. Dia menyibak kemeja slimfit milik Techno yang entah sejak kapan dia membukanya.

Type terdiam sejenak, dirinya tersihir oleh hamparan salju di atas perut sampai dada No yang di atasnya terdapat dua bulatan pink kecil. Tapi, itu hanya sebentar. Type kembali sadar saat sahabat di bawahnya kembali berontak yang membuat Type melanjutkan aksinya. Lidah dan bibirnya kembali beraksi menuju dada, meninggalkan leher Techno yang dipenuhi dengan kissmark.

Kali ini Techno nggak segan untuk mendesah. Dia nggak tahu apa lagi yang bisa dia perbuat, dirinya nggak cukup kuat yang berujung pasrah. Bahkan tangan kirinya yang bebas dari cengkraman Type pun hanya bisa menarik lembut rambut Type seolah memintanya untuk nggak berhenti.

Lidah Type terus bergerak lincah, semakin turun menjalari perut rata Techno. Sampai akhirnya Type membuka kancing celana No yang membuat si empunya tersentak dan akhirnya bangun menarik tangan Type agar menjauh dari area sensitifnya.

"Kumohon ... jangan lanjukan ini, Type ...," ujarnya dengan wajah berantakan, matanya memerah menahan tangis.

"Aku harus meyakinkan ini, meyakinkan jika kamu adalah milikku."

Techno yang nggak tahu harus berbuat apa, dia hanya bisa memeluk Type erat. Dia begitu menyesal karena telah membuat teman dekatnya menjadi seperti ini.

TBC ....

Hai! Hai! Hai! Wkwkwk maaf, ya, beneran stuck di adegan itunya meski ya ... adegannya baru gituan doang.

Oh, iya. Yang aku kasih tanda [¹] artinya aku belum tahu benar konteks kalimat aslinya buat apa. Cuma, kurang lebih maksudku itu kayak "nggak, sih Nong. Kenapa emang?"

Kayak gitu .... wkwk. Maaf ya kalo agak membingungkan. Ah, dan untuk pembaca yang bukan rakyat raikantopeni dan nggak tahu kalimat-kalimat romanji Thailand yang aku gunakan bisa bertanya di kolom komentar.  Pribadiku bebas kena kritik, kok. Aplagi bahas soal KBBI dan PUEBI. Dijamin nggak akan pundung lalu gamau lanjut nulis lagi wkwkwk. Selagi kritik membangun saya terima dengan senang hati dan jika anda mencaci maki isinya juga gpp. Paling komennya saya hapus. Wkwkwk ... selamat menikmati.

P.S saya bukan penyembah KBBI dan PUEBI.

Continue Reading

You'll Also Like

718K 70.3K 41
𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏 J. Alexander Jaehyun Aleron, seorang Jenderal muda usia 24 tahun, kelahiran 1914. Jenderal angkatan darat yang jatuh cinta ke...
55.8K 3.1K 19
seorang gadis bernama Gleen ia berusia 20 tahun, gleen sangat menyukai novel , namun di usia yang begitu muda ia sudah meninggal, kecelakaan itu memb...
219K 23.5K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
911K 75.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...