10. Salah Siapa?

309 32 1
                                    

Techno kalut, dia nggak menyangka jika sahabatnya itu akan melakukan hal konyol kepadanya. Padahal Type sendiri tahu jika dia jomblo sejak orok, kenapa Type malah menggoda dengan cara seperti itu?

"Menyebalkan!"

Techno sudah pulang, sepanjang perjalanannya pulang, dia masih kepikiran kejadian tadi dan sesampainya xi rumah, tiba-tiba dia kepikiran obrolannya dengan Type saat masih di SMA.

Saat itu mereka sedang berjalan santai sepulang sekolah. Type bertanya, "No, siapa yang kau sukai? Kenapa nggak cari pacar?"

Techno yang tengah meminum minumannya itu pun tersedak. "Pertanyaan macam apa itu?" tanyanya agak kesal. "Kau pikir aku setampan dirimu dan Technic yang bisa dengan mudahnya mengganti pacar?"

"Tapi, kau pasti punya orang yang kau sukai, 'kan?" Type masih keukeuh dengan pertanyaannya.

"Hmm ...." Techno bergumam. Tangan dia memegang ujung dagunya seperti tengah berpikir keras.

"Aku hanya bertanya siapa yang kau suka, kenapa susah sekali untuk menjawab?" desak Type jengkel.

"Diao! Aku sedang memilih siapa yang benar-benar aku suka. Karena banyak sekali yang aku suka."

Mendengar ucapan polos Techno,  Type mengangguk-angguk paham dan —.

"Allay?! Banyak? Kenapa aku nggak pernah tau dalah satunya?"

No menggeleng. "Meung, kau tau. Tapi memang kau yang nggak peka."

"Euh, oke. Jadi siapa yang kau pilih?"

"CR7!!" No mengacungkan jarinya. "Agak susah, sih sebenarnya. Karena aku suka dia dan Lionel Messi."

Entah pertanyaan Type yang salah, atau memang temannya ini absurd sehingga memberikan jawaban sekonyol ini. Tapi, yang jelas Type kehilangan kesabarannya. Ditarik lengan temannya itu sehingga No sekarang berada dalam pelukannya. Begitu mudah, Type memeluknya dari belakang dan jika sudah begini, Techno sulit bergerak dan nggak gampang untuk keluar dari belitan temannya ini. Dengan posisi seperti ini, No hanya bisa membungkuk dan Type mengikuti gerakannya.

"Eui, meung! Lepaskan ...." Techno berusaha melepaskan tangan Type yang sekarang melingkar di atas perut dan dadanya.

"Mai! Sebelum kau bilang kalau orang yang kau sukai itu aku," ujar Type mengeratkan pelukannya.

"Heui, Type ... lepaskan! Permintaan macam apa itu?"

"Jika kau nggak bilang, aku akan nyium kamu paksa." Type mengancam. Bibirnya sudah nyosor-nyosor hendak menerkam Techno.

Techno berteriak nista, "maaaaiii ...!! First kiss-ku hanya untuk orang yang aku cintai.

"Jadi kau nggak mencintaiku?" tanya Type tiba-tiba melepas pelukannya dan No langsung berbalik menatap Type yang sedih dan terluka.

Reflek No mendekat dan ... cup! Dia mencium pipi kanan Type yang membuat si pemilik pipi terkaget dan memegang pipinya.

"Ai ngo! Kamu itu termasuk harta paling berharga di hidupku. Jadi, mana mungkin aku nggak suka kamu. Jangan kayak anak kecil yang selalu menanyakan hal seperti ini.

"Lagian, emang kurang dengan kau selalu di sisiku setiap saat? Bahkan untuk tidur pun kau menumpang di tempatku. Menyebalkan!" ujar No sembari pergi meninggalkan Type.

"Heui, No! Diao di!" Type pun mengejar No dan merangkulnya. "Jadi, mulai hari ini kita pacaran?" ujar Type sepihak yang nggak dihiraukan Techno.

Dan memang, memang ini kesalahannya. Sekarang dia benar-benar bingung, kenapa Techno nggak tegas saat itu? Dialah yang membuat perasaan sahabatnya itu semakin besar.

Sebenarnya Type sudah berberapa kali bicara secara jelas kalau dia menyukai No. Hanya saja, Techno selalu menanggapinya dengan bercanda. Sama seperti hari ini, meski No tahu dan dengan jelas melihat tatapan sahabatnya itu bukan tatapan biasa, melainkan tatapan yang penuh napsu, tetap saja dirinya masih menganggap dan bersikeras jika itu hanya bercanda.

.

.

.

Type pun pulang ke apartemennya. Awalnya Type ingin menginap di rumah Techno, tinggal di apartemen  sendirian itu sangat menyedihkan. Tapi, dia sadar. Pasti Techno enggan bertemu dirinya saat ini karena kejadian di kampus tadi.

Dia ingat betul apa yang dilakukannya tadi dan sangat sadar jika hal tersebut memanglah keterlaluan. Tapi, mana ada yang bisa nahan saat orang yang sudah lama banget disukai ada di depan muka persis dengan bibir yang menggoda? Mungkin ada juga yang lebih memikih menahan ketimbang menerkamnya. Tapi, Type termasuk golongan yang demikian. Jadi, daripada dia menyesal karena melewatkan kesempatan yang belum tentu datang lagi seumur hidupnya, lebih baik dia nikmati saja.

Berkali-kali senyuman nakal mengembang dari bibir Type kala dia teringat saat Techno mendorongnya agar melepakskan ciuman itu yang malahan Type lebih memperdalam ciumannya. Sudah banyak bibir yang pernah Type coba, entah kenapa baru kali ini dia merasa berbeda. Sepertinya dia harus mencoba lagi lain waktu.

Tiba-tiba Type teringat momen di mana dia pertama kali jatuh cinta pada sahabatnya itu, tahun ke tiga di SMP. Hari itu udara panas, cukup membuat seekor anjing menjulurkan lidahnya. Techno dan Type tengah berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya, meraka bukan sedang menggalakan kebiasaan go green. Bukan. Hanya saja jarak rumah mereka ke sekolah lumayan dekat dan untuk menghemat uang.

"Mau mampir?" ajak No saat sampai di depan gerbang rumahnya. "Aku baru beli komik Naruto keluaran terbaru, lho ...."

Tanpa berkata apa-apa, Type melangkahkan kakinya memasuki pelataran rumah dan Techno sudah tahu dengan itu.

"Kau tunggu di kamar aja, ya. Aku mau ambilkan minum dulu," No berkata sembari pergi menuju dapur.

Type pergi ke kamar No di lantai dua, sesampainya di dalam dia merebahkan diri di atas kasur milik sahabatnya itu. Dia lelah harus berjalan kaki, jika saja bukan Techno ... pasti dia malas dan nggak akan mau melakukannya.

Sebuah derit pintu terdengar, menampilkan sosok Techno yang sedang memegang sebuah nampan berisi dua gelas minuman dan setoples camilan, juga tas yang masih tersampir di badannya.

"Mandi? Atau ganti baju aja?" tawar No sambil menyimpan nampan yang dia pegang di atas meja belajar. Sekarang sudah jam empat sore, dan memang mereka sama-sama kegerahan, juga penuh keringat.

"Mai pen rai, di rumah aja." Type masih berlagak malas, mukanya mendusel-dusel bantal layaknya seekor kucing.

"Ya, sudah, lah. Tadinya aku pengin ngajak kamu mandi bareng. Aku mandi dulu, ya."

Sontak Type membalikan badannya yang semula tengkurap menjadi telentang. Matanya menangkap sosok Techno yang tengah membuka baju seragamnya. Terlihat slow motion di pandangan Type. Satu per satu kancing seragam sewarna putih itu terlepas tautannya menampakan tubuh putih dan mulus yang masih terbungkus kaus kutang. Dan sekarang kaus kutang itu sudah raib dari tubuh pemiliknya. Meskipun mereka berteman hampir satu dekade, tapi, Type baru kali ini melihat sahabatnya itu polos tanpa baju.

Kedua mata Type nggak berkedip sama sekali, bahkan sebelah mata pun enggak. Bukan karena dia pengin bersikap genit atau gimana, tapi dia nggak mau melewatkan tubuh tanpa cela di depannya ini barang sesenti pun, dan baru disadari air liurnya akan terjatuh. Jika saja dia telat, pasti dirinya sudah mirip dengan seekor anjing yang melihat daging. Ditelannya paksa air liur tersebut.

Saat ini Techno sudah naked, hanya sebuah kolor pendek yang itu pun hanya menutupi daerah selangkangan dan separuh pahanya yang tiba-tiba membuat Type panas mendadak. Terlebih lagi dia merasa ada yang mengganjal di bagaian pangkal pahanya.

Heui! Shia meung!

Dengan santai Techno berjalan menuju kamar mandi. Tapi, saat dia sudah masuk dan tangannya akan menutup pintu, Techno dikagetkan oleh sahabatnya yang menahan lengan dia agar pintu tetap terbuka. Type sudah ada di depan kamar mandi, menatap Techno sampai akhirnya dia berkata, "aku ikut mandi juga."

TBC ......

Hai, hai, hai .... sawatdii krab? Sabai dii mai, meung, meung?

Aku masih usahain, ya meski nyicil sehari beberapa kata. Jangan bosen dan terus pantengin lapak ini. Koo rak meung ^^

Mengejar Cinta Phi Techno (Remake Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang