4. Aku Datang

411 46 7
                                    

Di sebuah kamar yang sangat rapih—ini antonim—dua bocah tengah sibuk dengan tumpukan buku di atas kasur. Bukan buku tentang pelajaran, lebih tepatnya tumpukan komik dan beberapa majalah dewasa. Technic begitu serius memerhatikan foto-foto model wanita berdada besar yang tengah memakai bikini di majalah tersebut.

"Kla, besok belikan aku edisi terbaru majalah ini," ujar Nic sambil mengacungkan majalah tersebut dan memperlihatkan seorang wanita seksi berbikin yang tengah memegang gelas berisi wine.

"Bahkan, aku punya edisi terbatasnya."

"Wah, benarkah?!" seru Nic penuh binar.

Alih-alih menjawab, Kla malah menggerutu karena kebosanan. Sudah sejak sore tadi dia berada di rumah Nic, mendekam di kamar Nic sambil berguling menunggu sang pujaan hati pulang.

"Cepat kau telepon dia!" Sepertinya cowok flamboyan ini benar-benar kehabisan sabar.

"Sabarlah sedikit."

"Sudah cepat telepon!"

"Kenapa kau memaksa?" Nic begitu terlihat kesal karena dia menjadi babu di rumahnya sendiri.

Oh, Nic, kau harusnya ingat siapa orang yang ada di sampingmu sekarang.

"Apa kau ingin aku membatalkan semua perjanjian kita?"

Nah! Kau nggak tahu jika cowok satu ini punya kartu AS atas dirimu, Nic.

"Dai, dai, dai ...," dengkus Nic mengalah, karena dia cukup ketakutan jika perjanjian mereka dibatalkan. Cowok dengan rambut sewarna hitam itu meraih gawai yang ada di sampingnya dan dengan setengah hati dia mengusap-usap layar lalu menelepon sang kakak.

Perlu beberapa saat sampai akhirnya terdengar bunyi halo di ujung telepon.

"Phi, kau di mana sekarang? Kapan pulang?" Serbuan pertanyaan dari Nic membuat sang kakak keheranan. Kenapa akhir-akhir ini adiknya jadi lebih perhatian?

Tak ada jawaban, yang ada hanya derit pintu kamar Nic. Menampilkan sosok yang sedari tadi ditunggu Nic—sebenarnya Kla—itu. Techno masuk ke dalam kamar masih dengan gawai yang digenggam dan menempel di telinga. Keadaan menjadi canggung, terlebih untuk Kengkla, sebab Techno masuk ke dalam mengenakan seragam putih dengan 3 kancing slimfit-nya terbuka, menampakan kulit dada No yang begitu putih dan mulus. Terlihat semakin mengilat karena kucuran keringat.

"Oi, Phi! Ternyata kau sudah pulang. Kenapa nggak bilang saja? Menghabiskan pulsaku saja," Nic berteriak kesal sambil mematikan sambungan teleponnya.

Lain, Nic, lain pula Kengkla. Meski sang calon adik iparnya—ekhm!—begitu kesal, sebaliknya dengan Kengkla. Dia begitu tersihir memandangi suguhan di hadapannya. Satu porsi dada putih milik Techno yang begitu terpampang jelas. Ditambah dengan garmis Techno sedang mengibas-ngibaskan bajunya karena kegerahan. Tampak bulir keringat jatuh dari leher No dan meluncur begitu saja ke dadanya. Membuat cowok manis—juga mesum—yang sejak awal kedatangan Techno nggak berkedip sama sekali itu menelan paksa ludahnya.

"Ah, ternyata ada Kla." Nggak memedulikan kekesalan adiknya, Techno malah semakin masuk ke dalam kamar memerhatikan sekeliling. "Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya pria kurus itu menatap hamparan komik dan beberapa majalah yang berserakan di lantai. Matanya tertuju pada sebuah majalah ber-cover seorang wanita dengan dada besar dan memakai bikini sewarna merah yang tengah tersenyum nakal.

"Apa itu?" No melangkah ke arah majalah tersebut yang berada di samping Kengkla. Sepontan membikin Kla dan Nic panik seketika karena ketahuan. Bahkan, sekarang No sedang menunduk untuk mengambil majalahnya.

Dengan cepat Kla berusaha mengambil majalahnya juga. Tapi, tangan keduanya memegang masing-masing sisi secara bersamaan. Seketika wajah Kengkla memerah. Bukan karena dia malu sudah tertangkap basah tengah membaca majalah dewasa. Tapi, karena pemandangan di depannya yang sukses membuat jantung Kla ingin loncat. Phi No-nya itu sedang menunduk dengan kerah dan kancingnya yang terbuka. Sehingga memberi celah bagi mata Kla untuk melihat isi di balik baju Techno dengan leluasa. Sepasang nipple sewarna merah muda, dua buah dada yang agak menonjol, dan hamparan perut rata yang begitu putih dan mulus. Tentu saja ini jauh, jauh, berkali lipat lebih menggoda daripada gambar majalah yang sekarang dia sedang pegang.

Kengkla nggak mampu berkata apa-apa lagi. Pikirannya sudah melayang jauh ke mana-mana. Dia sekuat tenaga berusaha untuk mengindari suguhan pemandangan itu lama-lama. Dia harus menghindar! Tapi, area yang dipilih Kengkla salah. Sekarang dia malah tengadah dan mendapati sebingkai wajah Techno yang terpampang jelas. Sepasang mata yang begitu sipit dan panjang. Juga, sepotong hidung mancung dengan sebuah bibir seksi yang begitu berisi tengah terbuka sedikit dan itu membuat Kengkla nggak tahan lagi. Cepat-cepat dia bangun dari duduknya sebelum lepas kendali.

"Heui ... kalian dapat dari mana?" Techno berdiri sembari membolak-balikan lembaran majalah di tangannya. "Bukannya sulit, ya, membeli majalah seperti ini? Terlebih untuk seorang pelajar seperti kita."

Nggak ada jawaban, yang ada Kla sedang mencoba menetralisir detang jantungnya. Ritme jantungnya ini seperti tengah mengajaknya perang saja. Dan juga Nic, dia hanya melongo nggakntahu harus berkata apa.

"Kalian hebat! Tapi, jangan dibawa ke sekolah, ya! Nanti bahaya jika ketahuan guru," ujar No sambil meletakkan majalah tersebut ke tempat semula dan pergi begitu saja meninggalkan dua onggok daging hidup yang kebingungan. Yang satu kaget setengah ketakutan karena ketahuan membaca majalah dewasa dan yang satunya lagi terkejut—hampir—setengah mati karena melihat pemandangan non-legal yang belum saatnya itu.

TeBeCeh ....

Kamis, 07 Jan 2021. Jam 23.22

Akhirnya .... maafkan aku yang telat update. Harusnya kemarin (sial, aku mangkir dari jadwal). Daku sibuk ngelonin suami yang lagi sakit. Maklum, dia suka manja begitu. Juga, aku sibuk dua hari kemarin dan untungnya besok libur. Yay! Moga aja bisa nyelesain next chap.

Segitu ae, met malam dan met baca all. Love u ^^

arcangel_akira
Winwini_e

Ohm Ababil11, baca, nih! Sapa tau suka hahaha ....

Mengejar Cinta Phi Techno (Remake Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang