「TechiMemi」Love Story [ Compl...

Oleh majikayou

1.5K 109 54

Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Hirate Techi, ke sahabatnya. Kakizaki Memi. Sebuah kesalahan yang akhirn... Lebih Banyak

TechiMemi Story
Yurina!?
Meet !
Kesempatan kedua !?
Kenangan...
Because, my little Babu #1
Because, my little Babu #3 [ End ]
「TechiMemi」After story
Bonus part ! 「Jatah 」

Because, my little Babu #2

122 10 4
Oleh majikayou

" Yeeyyy~ ketemu papa~ ''

Yurina tampak loncat kesana kemari kegirangan, bahkan semua ocehan Memi  yang memintanya berhentipun tidak digubris oleh Yurina. Ia begitu tampak kegirangan.

Memi menghela nafas, kemudian menangkap tubuh Yurina yang berlarian kesana kemari. Ia takut jika nanti Yurina terpeleset dan jatuh.

" Kenapa kamu jadi tidak bisa diam hm.. ''

" Yurina sangat senang mama~ '' Ucap Yurina sembari memamerkan deretan giginya 

" Bisakah kita pergi sekarang? Yurina tidak sabar bertemu papa~ '' Tambahnya

" Iya sayang, ''

Memi yang mendengar suara bel apartmentnya berbunyi lantas menoleh dan mulai berjalan membukakan pintu untuk seorang yang memang dia tunggu sejak tadi.

" Papa Kage.. ''
Yurina yang mengekor sebelumnya di belakang Memi lantas berlari kearah Kage sembari merentangkan kedua tangannya meminta untuk di gendong. Tampa basa basi Kagepun menyambut rentangan tangan Yurina padanya.

" Yoo~ kamu sangat bahagia hari ini~ ''

" Tentu saja, Yurina akan bertemu papa Yurina ''

Kage tersenyum kepada Yurina. Mengusap pelan kepala Yurina sebelum akhirnya Kage menatap ke arah Memi. Memberi anggukan sebentar, namun malah di balas oleh Memi dengan gelengan. Tentu saja itu membuat Kage mengernyit heran.

" Kenapa? "

Memi menggigit bibir bawahnya,

" Mi~ ''

" Aku merasa belum siap '' Lirih Memi

Kage menggenggam tangan Memi, membuat Memi menatapnya.

" Yakin sama aku, ayo ''

Dengan menghela nafas pelan, Memi mengeratkan genggaman tangannya pada Kage. Mengikuti Kage keluar dari dalam apartment.

" Yosh~ kau sudah siap Yurina? "
Kage menoleh kearah belakang diamana Yurina tampak mengangguk dengan antusianya.

" Ayolah papa Kage, cepat. Yurina tidak sabar ''

" Siap boss kecil ''

Setelah mereka memasang seatbelt Kage menjalankan mobilnya. Sepanjang perjalanan Memi tidak ada henti-hentinya meremat-remah jemarinya. Kegugupan tiba-tiba melandan, bagaimana tidak. Hampir 5 tahun lebih ia tidak pernah lagi bermonukasi dengan Techi. Dan untuk pertama kalinya, dengan bantuan Kage. Ia akan bertemu dengan Techi. Berbanding terbalik dengan Memi, Yurina justru sangat cerewet bertanya macam-macam kepada Kage. Bagaimana wajah papanya, apakah dia tampan? Apakah papanya baik? Dan hal sebagainya. Bahkan membuat Kage tampak kualahan menjawab serentetan pertanyaan dari Yurina.

***

" Kamu mau kemana? " Risao yang baru saja masuk kedalam ruangan Techi tampak mengernyit saat melihat Techi merapikan meja dan juga meraih jasnya dan memasangnya.

" Aku ada urusan sebentar di luar ''

" Urusan apa? " Tanya Risao kembali

" Haruskah kau tau apa urusanku? "

Plak..

Map yang di bawa Risao mendarat sempurna di kepala Techi.

" Hei~ '' Kesal Techi

" Ya baiklah-baiklah. Kau bossnya.. tapi jangan lupa untuk memeriksa document ini. Dan silahkan kau lihat ada beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama denganmu ''

" Hmm.. sudah? "

" Apa? "

" Kau sudah selesai belum berbicaranya? Aku sudah telat ''

" Tck... ''

" Oh ya, jangan lupa handle semuanya Ok.. '' Techi meraih kunci mobilnya dan menepuk bahu Risao setelahnya ia berlalu dari ruangannya.

" Kira-kira kejutan apa yang di maksud oleh Kage? " Techi tampak menerka-nerka kejutan apa yang di bicarakan Kage dihari sebelumnya.

Bahkan sampai Techi menuju parkiran ia tidak henti-hentinya menerka dan rasa penasan pun mulai memuncak dimana Kage juga memberitaukannya kejutannya ada hubungannya dengan Yurina.

Semakin membuat Techi berpikir keras.

" Yurina... Apa hubungannya? "

" Sialan.. Kage sialan.. dia benar-benar membuat kepalaku berpikir keras ''

Techi melirik jam tangannya, dia mengetuk-ngetuk stir mobil saat jalan begitu ramai.

" Astaga... kenapa macet sekali.. aku hampir telat ''

Entah kenapa rasanya begitu tidak sabar mengetahui kejutan yang di maksud Kage.

" Haduhh.. ayo dong.. ''

Techi kembali melirik jam tangannya, 30 menit berlalu.

" Apa ada kecelakaan? "
Terka Techi karena melihat kendaraan yang begitu padat di tambah dengan polisi yang mengatur keadaan lalu lintas.

Techi benar-benar tidak sabar, ia karena mobilnya sama sekali tidak bergerak. Akhirnya ia memilih untuk keluar, dan lebih memilih untuk berjalan kaki. Sebelumnya Techi sudah menelpon salah satu bawahannya untuk mengurus mobilnya yang dia tinggal begitu saja.

Dan benar saja dugaan Techi, ternyata ada kecelakaan. Techi yang awalnya tidak menghiraukannya tiba-tiba merasa penasan dan memilih untuk mendekat melewati kerumunan orang-orang.

" Mobilnya sepertinya aku kenal ''
Techi mengingat-ngingat mobil yang tampak familiar untuknya. Dengan mata terbelelak Techi bahkan tidak sadar sudah mendorong salah seorang pria untuk menjauh dan memberinya jalan.

Techi semakin membelelakkan matanya ketika mengintip dari balik jendela mobil.

" Memi ! ''

Seperti kesetanan Techi mencoba membuka pintu mobil yang sangat sulit di buka. Bahkan sesekali ia menggedor kaca mobil itu memanggil nama Memi. Namun percuma, tidak ada jawaban apapun. Techi semakin gusar saat mendengar salah seorang yang berada di tempat kejadian bahwa di kursi belakang ada seorang anak kecil. Techi mengintip dari balik kaca mobil. Ia semakin terkejut saat melihat ada Yurina disana.

Techi terus berusaha membuka pintu mobil itu sekuat tenaga dan juga di bantu oleh orang-orang disana, entah kekuatan dari mana Techi berhasil membukanya. Techi terpaku melihat darah yang merembes dari dahi Memi.

" Memi~ ''
Mengusap pipi orang yang selama ini dia rindukan.

" Heii bangun.. Memi.. ''

Tersadar saat seorang membawa Yurina keluar dari dalam mobil itu.

" Memi? Yurina? " Lirih Techi

" Apa anda mengenal korban? "

Techi hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan tersebut. Tepat setelah itu ambulan sampai dilokasi.

Techi ikut serta dalam ambulan, semakin rasa bertanya itu menyerang pikirannya. Apa hubungan Memi dengan Kage? Lalu Yurina?

Rasanya benar-benar sangat pening. Tapi saat ini, rasa khawatir lebih mendominasi perasaan Techi.

Techi beralih melihat kearah Yurina ketika mendengar Yurina merintih memanggil ' papa '

Techi berpindah menggenggam tangan kecil itu.

' papa.. papa.. ' begitulah rintihan yang terus saja keluar dari mulutnya dengan mata yang masih terpejam.

Rasa tersayat tiba-tiba menyerang ulu hati Techi. Matanyapun memanas buliran air mata itupun tidak bisa dihentikan untuk tidak terjatuh.

Selama perjalanan kerumah sakit, jantung Techi terus berpacu dengan cepatnya. Berharap tidak terjadi apapun dengan ketiganya.

***

Techi berjalan mondar mandir di luar gawat darurat.  Menunggu dengan perasaan gusar. Rasa khawatir, cemas, kalut bercampur menjadi satu.

Techi terkejut saat mendengar suara ponselnya, ia melihat ada nama Risao disana.

" Kamu diaman? Kenapa mobilmu bisa-bisa kau tinggal ''

" Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang ''

" Apa maksudmu? "

" Risao, aku tidak bisa bicara apapun saat ini ''

" Kenapa suaramu terdengar bergetar? "

Melihat seorang dokter yang keluar dari ruangan itu Techi dengan sepihak mematikan sambungan telponnya.

" Gadis kecil itu kehilangan banyak darah, dia butuh transfusi darah ''

" Lakukan dok, selamatkan dia, lalu bagaimana dengan mereka berdua dok? "

" Luka keduanya tidak begitu parah, sang wanita mungkin hanya shock dan hanya mengalami benturan kecil, laki-lakinya juga tidak memiliki luka yang serius.. hanya saja.. gadis kecil itu- ''

" Selamatkan dia dokter ''

" Kami akan berusaha semaksimal mungkin ''

" Dokter, kita kekurangan darah O ''
Seorang perawat datang di antara mereka, keduanya menoleh kearah sang perawat tersebut secara bersamaan.

" Kamu sudah cek sus? "

" Sudah dok, bahkan sampai ke laboratoriumpun sudah habis ''

" Golongan darah saya O, silahkan ambil darah saya ''

Sang dokter memandang Techi, kemudian menyuruh sang suster mengecek darah Techi.

Sementara itu.

Memi tampak meringis dengan pelan. Membuka matanya dengan perlahan. Memi yang sebelumnya sudah di pindahkan keruangan rawat pasien kini mulai berusaha menyesuaikan penglihatannya. Melihat dimana ia berada sekarang membuatnya terbelelak. Dengan cepat Memi berusaha bangkit dari berbaringnya, meskipun seorang suster menahannya untuk beristirahat karena kondisi Memi yang masih belum sehat sepenuhnya.

Tapi Memi tampak menghiraukan ucapan sang suster. Walau menahan rasa sakit, rasa khawatir terhadap Yurina lebih mendominasi Memi daripada mengkhawatirkan dirinya.

Saat bertanya kepada salah satu suster, Memi melangkah dengan tertatih kearah ruangan gawat darurat. Memi menutup mulutnya terkejut saat melihat tubuh kecil Yurina terbaring tidak berdaya dengan alat bantu di dalam ruangan itu. Tangispun tidak bisa ditahannya.

***

Techi menghela nafas, setelah berhasil mentransfusi darah. Dengan cepat-cepat Techi keluar dari ruangan dan hendak ingin melihat kondisi Yurina.
Saat melangkah ke arah ruang gawat darurat. Langkah Techi terdiam, memandang seseorang yang berdiri sembari menatap kearah dalam ruangan tersebut. Langkah demi langkah diambil oleh Techi untuk mendekat kearah seorang yang selama ini dia rindukan. Dengan jantung yang berpacu dengan cepat di setiap langkahnya.

" Memi~ ''

Memi terdiam, dengan terpatah-patah ia mulai menoleh kearah dimana sekarang Techi berdiri tepat di belakangnya.

Mata Memi yang sudah basah oleh air mata dan juga pipi yang tampak basah. Membuat jantung Techi tidak berhenti untuk berpacu.

" Siapa sebenarnya Yurina ! " Suara parau dari Techi kini terdengar

" Katakan padaku.. Siapa Yurina.. ''

" Apa hal yang kamu sembunyikan dariku? "

" Apa hubunganmu dengan Kage? "

Memi hanya bisa menangis tak mampu menjawab serentetan pertanyaan dari Techi.

" Techi~ Memi ''

Keduanya menoleh kearah Kage yang kini sudah berdiri tak jauh dari keduanya. Techi melangkah mendekat kearah Kage. Bahkan tampa memikirkan kondisi Kage, Techi meraih kerah baju Kage.

" Apa maksud dari semua ini? "

" Tolong tenangkan dirimu dulu ''

" Kejutan apa yang kau maksud hah ''

" Techi.. ini rumah sakit.. aku akan mengatakan semuanya padamu.. sekarang kita mencari tempat.. ''

Techi memejamkan matanya, melepas cengkramannya di kerah Kage. Dan berlalu bahkan tanpa menoleh kearah Memi.

Kage mendekat kearah Memi. Mendekap tubuh Memi yang terasa bergetar.

" Kamu tenang dulu ya.. Aku yang akan menceritakan semuanya pada Techi ''

" Kamu tidak apa-apa kan? "
Memi hanya mengangguk,

Kage melepaskan dekapannya pada Memi. Mengusap lembut kepala Memi kemudian menyusul Techi.

--

--

--



Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

273K 2.9K 4
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
351K 9.9K 65
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
2.8K 166 8
Serial ke 108. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal d...