NEULAND | txt ft. itzy

By janearayaa

240K 36K 13.2K

Selamat! Anda telah terpilih sebagai penduduk kota Neuland! 彡Friends for day, foes for night彡 [SUDAH DITERBIT... More

Intro
TRAILER
00. Prologue #5
00. Prologue #1
00. Prologue #2
00. Prologue #3
00. Prologue #4
01. Strange City
02. Infection
03. What is Neuland?
04. Platform 4
05. Incident in the Center of NEUC
06. Chase The Stick Game
07. Postponement Night
08. [1st Night] Player & Controller
09. [1st Night] Snatch the Stick
10. Don't Trust the Girls
NEULAND II - Intro
Neuland's House Plan
🌃 21. Quarantine Day
🌃 22. Subway Crash
🌃 23. Half-Blood
🌃 24. The History of Zoo
🌃 25. Puma Evolution
🌃 26. The First Section, Again
🌃 27. We Adopt The Red Haired Pet
🌃 28. Leader is Not Believer
NEXT FF (bkn update)
00. The Vaccine
00. The Zoo That Became History
DIBALIK LAYAR
PENGUMUMAN 🌆
PENGUMUMAN II 🌆
NEULAND UNIVERSE
READY STOCK DI SHOPEE 🌆
WEBSITE OPEN! 🌆
NEXT FF
INFO PRE-ORDER 2 🌆
PRE-ORDER 2 🌆

00. Pure-Blood

2.4K 426 577
By janearayaa

! 3000+ words

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

28 Desember 2093

"Masukkan celanamu ke keranjang cucian. Mencucinya besok saja. Ganti celana pendek. Bersihkan lukanya terlebih dahulu baru istirahat. Hei, Kak Yeonjun, dengar aku tidak? Kalau butuh bantuan, panggil aku, ya!"

"Tidak usah mencari gara-gara sekarang, dasar anak yatim jelmaan saus mayones."

Dua kutipan dialog yang sangat berbanding terbalik itu disampaikan oleh orang yang sama. Menunjukkan pribadi seseorang dengan rasa kepedulian yang sangat tinggi, namun juga memiliki sifat yang buruk.

Kekontrasan antara kedua kutipan itu terus terngiang-ngiang di kepala seorang lelaki berstatus mahasiswa semester tiga dari jurusan Aeronautika, Universitas Yushin di distrik Bundang, kota Seongnam.

Sedari tadi, kepalanya menoleh ke arah jendela, tak mau memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan materi kepada anak-anak didiknya. Memang, sekarang adalah jadwalnya mata kuliah Manajemen dan Kewirausahaan, matkul paling ia benci dari segala matkul.

"Saya dengar di kelas ini ada seorang CEO perusahaan dari Namhangjin. Siapa?" ujar sang dosen.

Seluruh kawan sekelasnya menoleh ke arah pria muda berambut pirang yang mata kanannya terlindungi sebuah eye-patch putih bersih, Choi Yeonjun yang sedari tadi melamun merenungkan dua kutipan dialog yang terus muncul di kepalanya.

Yeonjun terbangun dari lamunannya, bingung, dan hanya membalas, "Y-ya?

"Tuan Choi, anda adalah seorang CEO dari perusahaan asal Namhangjin, bukan?"

"Oh, y-ya."

"Coba jelaskan strategi macam apa yang kau lakukan untuk membuat perusahaan yang kau pimpin tetap berjalan dengan baik."

"Oh? Strategi? Aku tidak bisa mengatakan apa-apa soal itu."

"Tenang saja. Saya tidak bermaksud meniru strategi yang kau lakukan, saya hanya ingin anda memberikan contoh nyata kepada teman-teman anda."

"Masalahnya, ya, Pak, aku tidak pernah mengurusi perusahaan itu. Aku tidak paham sekali, aku masih 19 tahun, Pak."

Bel berbunyi, kelas selesai. Yeonjun menjadi mahasiswa yang paling bersemangat untuk keluar dari kelas. Ia berjalan di koridor kampus dengan langkah yang besar, semi melompat, sungguh ceria. Sling bag-nya diayun-ayunkan di udara.

Tepat di depan gerbang, Yeonjun menyapa seorang gadis berseragam SMA yang sedari tadi menunggu disana, merangkulnya, dan berseru, "Mari kita pergi!"

Gadis muda yang wajahnya sudah merengut itu segera melepas rangkulan tangan Yeonjun dan mengomel, "Katanya kelasnya berakhir pukul 9 pagi! Ini sudah jam 9 lebih lima menit!"

"Oh my god, Yuna! Kelasku ada di lantai 10, paling pojok! Elevatornya juga ramai sekali! Butuh waktu lima menit untuk aku tiba di gerbang!"

"Tuan Choi!" suara seorang gadis lain yang terdengar melengking itu masuk ke telinga Yeonjun.

Yeonjun menoleh ke sumber suara, melihat sosok gadis lain yang membuatnya terkejut setengah mati, Choi Lia. Yeonjun melotot kaget dan memalingkan wajahnya, kemudian berbagai macam pertanyaan muncul di benaknya, kenapa Lia ada disini? Kenapa dia jauh-jauh pergi dari Namhangjin ke Bundang dan meneriakiku seperti itu? Kenapa?

Yeonjun segera mendorong tubuh Yuna untuk segera kabur, namun Lia dengan lihai menarik tubuh Yeonjun untuk tidak kabur, "Mau kabur kemana lagi!? Sudah dua minggu kau tidak mengunjungi NEUC dan dengan santainya menyerahkan seluruh tanggungjawab NEUC padaku!"

"Ah, Lia! Aku kan harus kuliah!"

"Akyu kyan hyarus kyuliah! Semudah itu kau memberi alasan! Cepat kembali ke Namhangjin! Ada rapat para petinggi besok sore di kantor NEUC yang harus kau hadiri!"

Yeonjun merengut dan membalas, "Ah, baiklah. Aku akan ke Namhangjin."

"Bagus. Aku ambil mobilku terlebih dahulu, tunggu disini," balas Lia sambil pergi berlalu, berlari kecil menuju suatu tempat.

Yeonjun hanya memandangnya dari kejauhan dan membatin, jauh sekali tempat parkir mobilnya.

Memanfaatkan kesempatan, setelah memastikan bahwa Lia belum kembali menyusulnya, Yeonjun segera mengganti almamater universitasnya. Ya, berganti pakaian tepat di depan gerbang kampus. Kemudian menarik Yuna untuk kabur.

"Tidak jadi ke Namhangjin?" tanya Yuna.

"Shutt, katanya mau berlibur ke Ansan?" Yeonjun tersenyum sambil membuka pintu mobilnya.

"Hehe, kau memang kakak terbaik!"

"Dua hari satu malam di Pegunungan Ansan?"

"Gas!"

***


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
29 Desember 2093

HOW DOES IT FEELS TO BE A MONSTER?

Tentunya sungguh tidak membahagiakan dan tidak menyedihkan pula menjadi seonggok makhluk minoritas yang hidup di antara mayoritas. Lelaki tampan bertubuh tinggi yang diketahui bernama Choi Soobin itu sudah merasakannya sendiri.

Terkadang merasa terdiskriminasi, terkadang merasa spesial.

Soobin tertawa kecil ketika memikirkan nasib hidupnya yang tidak jelas. Matanya menatap ke depan, ke arah jalanan. Kedua tangannya mengendalikan setir, sesekali memperbaiki eye-patch putih yang melindungi mata kirinya.

Mobil jenis Quadra V-tech berwarna biru neon yang dikendarainya itu melaju dengan kecepatan normal di sepanjang jalan menanjak menuju pegunungan Ansan. Jurang yang terjal seharusnya nampak di sisi kiri jalan, namun kabut yang terlalu tebal membuat mobilnya seolah-olah melaju diatas awan.

Hari masih terlalu pagi, matahari belum sepenuhnya keluar dari cakrawala. Di musim dingin bulan Desember seperti ini, suhu udara dan kelembapan menyebabkan kabut tebal turun di pagi hari.

Sambil berkendara, Soobin mengobrol dengan seseorang melalui panggilan telepon.

"Kudengar para monster berdarah murni sedang diburu oleh NEUC," ujar Soobin.

Seorang pemuda dalam panggilannya membalas, "Ya. Sebagian sudah tertangkap dan kini sedang dipendam di tempat penahanan."

"Bisa jelaskan bagaimana kondisi tempat penahanan itu?"

"Tidak terlalu buruk. NEUC menyediakan tempat penahanan yang luas dan nyaman bagi para monster. Para monster berdarah murni, dan monster berdarah campuran diizinkan untuk tetap hidup di tempat tertutup itu, hingga menua dan mati."

"Itu kejam."

"Setidaknya tidak membunuh."

"Lalu bagaimana dengan Monster X?"

"Monster X masih diizinkan hidup menyatu dengan kehidupan manusia. Selama pencarian vaksin, pemerintah menetapkan hak asasi manusia secara merata pada kaum monster X, kecuali hak untuk kawin, haha."

Soobin ikut tertawa kecil dan tersenyum.

Kemudian lelaki dalam panggilan itu mulai berbasa-basi, "Kabutnya tebal sekali, ya."

"Ya, pembatas jalan sampai tak terlihat."

"Mau bertanding?"

Soobin terdiam bingung. Kemudian sebuah mobil berwarna neon pink berjenis sama melaju dengan kecepatan tinggi dari sisi kanannya, menyalip mobilnya. Sang pengemudi mobil pink mencolok itu mengeluarkan tangannya dari jendela, memberi kode dengan jari-jarinya yang lentik untuk bertanding, balapan.

Soobin kaget, hanya bisa mengomel pada pria dalam panggilan yang merupakan pengemudi dari mobil yang menyalipnya barusan.

"Kak Yeonjun, jangan gila! Kau ingin balapan di tengah kabut tebal seperti ini!?"

"Cih, takut?"

"Pembatas jalannya nyaris tak terlihat, berbahaya."

"Cemen."

Soobin sudah terbiasa mendapat ledekan kecil dari rekannya yang satu itu. Namun, tidak selamanya Soobin mengabaikan harga dirinya yang berkali-kali dijatuhkan oleh Yeonjun. Lagipula, siapa yang tidak geram ditantang seperti itu?

Menambah kecepatan mobilnya, Soobin segera menyusul mobil di depannya, tak mau kalah.

Pagi itu, jalan menanjak menuju pegunungan Ansan berubah menjadi arena balap yang mempertandingkan dua pria muda berjuluk One-eyed Boy. Kedua mobil berwarna kontras itu sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi di tengah kabut tebal.

Mobil di depan Soobin masih terus melaju. Kabut yang tebal memang membuat Soobin tak bisa melihat wujud mobil tersebut, namun lampu belakangnya yang menyala masih tetap terlihat. Soobin segera menambah kecepatan lagi untuk menyusul mobil Yeonjun.

Ketika mobil Yeonjun menemui sebuah tikungan tajam, dengan lihai ia segera melakukan drifting. Gerakan mendadak itu membuat suara decitan ban mobil dengan aspal terdengar nyaringnya bukan main.

(*Drifting : Teknik belok dalam dunia balap mobil yang biasa dilakukan untuk berbelok tanpa mengurangi kecepatan mobil.)

Pembatas jalan tak terlihat dan Soobin juga tidak tahu bahwa tepat di depannya ada sebuah tikungan tajam. Soobin yang posisi mobilnya sudah terlalu dekat, tak siap melakukan drifting dadakan.

Mobil yang dikendarainya menabrak pembatas jalan, menembus, mobilnya terjun betulan ke jurang yang entah seberapa dalamnya karena tertutup kabut.

Sempat nyangkut sebentar di tebing, Soobin dengan segala kecerdikannya segera keluar dari mobil yang sudah dalam posisi miring 85 derajat. Tepat setelah Soobin keluar, mobil mewahnya itu langsung terjun bebas, tenggelam ditelan kabut.

Soobin masih bertahan di tebing. Tangan dan kakinya terus berusaha memanjat bebatuan tidak rata yang setidaknya bisa menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

Tak lama kemudian, sosok pria berambut pirang memunculkan kepalanya dari atas tebing dan berteriak sambil mengulurkan tangannya, "Choi Soobin!"

Soobin selamat.

Setelah proses penolongan Soobin, Yeonjun mengangkut Soobin di mobilnya sambil diomel-omeli berkali-kali sebelum akhirnya tiba di lokasi tujuan mereka, di sebuah penginapan sederhana di pegunungan Ansan.

Setibanya disana, dua sosok gadis menyambutnya. Lia dan Yuna.

Yeonjun hanya terdiam di dalam mobil, melotot kaget. Lia segera mendekati mobilnya dan memukul-mukul kaca mobilnya sambil mengamuk, "Tuan Choi Yeonjun! Liburannya sudah selesai!? Cepat kembali ke Namhangjin! Ada rapat nanti sore! Ada rapat, bodoh!"

Yeonjun membuka jendela mobilnya, "Kau jauh-jauh menyusulku ke Ansan, lagi!? Oke, oke aku akan pergi ke Namhangjin! Ayo pergi, ayo!"

"Ajak aku juga, aku rindu Kai," ujar Soobin.

"Aku juga, aku juga!" seru Yuna.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Namhangjinㅡ Hari menjelang petang, Soobin berada di rooftop, lantai 60, lantai tertinggi dari keseluruhan gedung di wilayah kekuasaan kantor pusat NEUC. Ia hanya terdiam seorang diri, merenung, sambil menunggu matahari tenggelam dibawah langit jingga kemerahan.

Entah merenungkan apa, mungkin sedang meratapi nasib hidupnya setelah ditinggal mati sang Quadra V-tech. Tentunya mobil mewah itu meninggalkan berjuta kesedihan karena pemiliknya sudah bersusah payah mengumpulkan uang untuk membelinya.

Kesedihannya berlangsung dengan tidak estetis. Suara musik menggelegar dari sebuah ruangan luas tepat dibawah rooftop menemani kegalauan Soobin. Suara tabuhan gendang, suara musik dari speaker berkualitas tinggi, hingga suara cempreng Yeonjun, semuanya masuk ke telinga Soobin.

Dibawah sana, tepat setelah rapat  berakhir, terjadilah sebuah pesta dadakan. Yeonjun memimpin, ditemani Yuna. Para staff-nya hanya bisa menurut. Dengan memajang sebuah potret wajah Tuan Kang di tengah ruangan, mereka mengadakan pesta musik.

Yeonjun bilang, untuk merayakan wafatnya Tuan Kang.

"Sekte sesat," ujar Soobin pelan.

Tak menyangka, monolog-nya dibalas oleh suara seorang gadis, "Sesat sekali."

Soobin menoleh ke belakang, melihat sosok Lia yang menghampirinya dan kini mulai ikut duduk di sebelahnya.

Lia bertanya lagi, "Bagaimana kabarmu?"

"Tidak buruk, tidak baik juga."

"Maafkan aku."

"Untuk apa?"

"Untuk vaksinnya, yang hingga sekarang tak kunjung ditemukan."

Soobin tersenyum, "Bukan masalah. Aku sudah bahagia dengan statusku sekarang, monster X."

"Kau sudah bahagia?"

"Nanti, dunia akan terbagi menjadi dua kubu. Menjadi dua kekuasaan. Menjadi dua spesies. Manusia, makhluk yang berakal dan monster, makhluk yang kuat sekaligus berakal."

"Apa maksudmu?"

Soobin tersenyum lagi. Namun tak memperjelas kalimatnya barusan.

Lia yang masih menunggu jawaban pun mendapat sebuah pesan darurat dari ponselnya yang membuatnya terkejut. Lia memandang wajah Soobin geram, sebelum akhirnya ia langsung pergi meninggalkan rooftop dengan langkah kaki yang panik.

Lia berjalan masuk ke arena pesta yang berisiknya bukan main, ditariknya tubuh Yeonjun yang masih asyik bermain gendang, "Tuan Choi!"

Yeonjun segera melepas kacamatanya yang menyala kerlap-kerlip, "Ada apa, sih!?"

"Para pure-blood kabur dari Distrik Hitam!"

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
PURE-BLOOD

Black Districtㅡ Beberapa kilometer ke arah timur dari kantor pusat NEUC, masih di kota Gangneung yang terkenal akan kesejahteraan rakyatnya, sebuah distrik baru dibangun dibawah tanah. Black District. Distrik Hitam.

Distrik baru ini dibangun oleh NEUC. Luasnya hanya tiga hektar, memang sedang dalam tahap pembangunan. Penduduknya adalah para kaum monster berdarah murni.

Semenjak dibuka di awal bulan Maret tahun 2093, kini populasi Distrik Hitam sudah mencapai 219 jiwa dan NEUC masih terus memburu para kaum darah murni yang belum tertangkap.

Namun, seperti yang sudah dijelaskan, para darah murni diizinkan untuk melangsungkan hidup mereka di tempat tertutup itu hingga tua dan mati.

Tempatnya nyaman, setiap individu diberi ruang masing-masing, diizinkan bersosialisasi, diizinkan melakukan apapun, kecuali kawin. Karena dibangunnya Distrik Hitam sendiri bertujuan untuk memusnahkan populasi para monster.

Sementara Monster X mendapat keringanan. Mereka masih diizinkan hidup menyatu dengan manusia namun dikenai aturan yang sama dengan yang berada di Distrik Hitam.

Tambahan lagi, seluruh penduduk Distrik Hitam tidak bisa melarikan diri dari habitatnya dikarenakan sebuah garis kuning legendaris disusun di setiap batas distrik, melindungi wilayah tersebut.

Namun malam ini, NEUC mendapat laporan bahwa beberapa penghuni Distrik Hitam berhasil melarikan diri.

Sang CEO mengirim beberapa staff keamanan untuk melakukan pemburuan serta meminta untuk mengurung sang provokator rencana kabur ini di penjara.

Yeonjun selaku CEO-nya ikut mengunjungi Distrik Hitam malam itu, ditemani oleh Lia dan Yuna, serta beberapa staff yang lain. Mereka menelusuri jalan setapak di distrik yang langitnya adalah dinding baja, sambil melihat-lihat aktivitas beberapa penduduk tersisa di ruangan mereka masing-masing.

Di salah satu ruangan, Yeonjun melihat dua gadis muda yang sedang asyik menonton film, Lea dan Baheey, saudara kandung Kai. Yeonjun pun bertanya, "Dimana Kai?"

Lia menjawab, "Akhir-akhir ini dia jarang terlihat. Sepertinya lebih suka menyendiri."

Yeonjun dan Yuna hanya mengangguk paham. Kemudian Lia bertanya lagi, "Mau bertemu Kai?"

"Tidak. Aku ingin bertemu dengan provokatornya! Siapa provokator yang membuat para penduduk kabur!? Dimana dia sekarang!?"

Seorang staff membalas, "Tenang, Tuan. Sesuai perintah anda, kami sudah menangkap dan mengurungnya."

"Pertemukan aku dengannya."

Seorang staff laki-kaki segera mengantar Yeonjun menuju suatu tempat di Distrik Hitam yang wilayahnya agak redup dan suram. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah sel penjara dimana ada seorang gadis yang mendekam di dalamnya.

"Hoho, nona Yeji, sudah kuduga, kau adalah otak dari kekacauan di Distrik Hitam," ujar Yeonjun.

Gadis yang sedang duduk di lantai sambil menunduk di dalam sel-nya itu mengangkat kepalanya. Matanya bertatapan dengan seorang pemuda bertubuh tegap dari balik jeruji besi.

Yeonjun menabok pantat staff laki-lakinya, "Tinggalkan kami berdua," perintahnya.

Setelah staff penurut itu pergi, Yeonjun mulai mendekati sel. Ia berjongkok agar matanya sejajar dengan sang tahanan. Gadis di hadapannya, Yeji, masih menatapnya tanpa menyapa.

"Hai?" sapa Yeonjun.

"Maaf, karena tidak bisa menjadi seseorang yang kau percayai."

"Hoho, santai."

"Mau apa kau kemari?"

"Hanya ingin melakukan interogasi singkat kepada provokator dari kaburnya penduduk Distrik Hitam. Jadi, kenapa kau melakukannya?"

"Masih bertanya kenapa? Perusahaan sialan yang kau pimpin itu mengurung kami semua disini seumur hidup, kau pikir kami hanya bisa diam saja diperlakukan seperti ini?"

"Oh, oke, maaf, NEUC memang tidak sopan. Tetapi, hanya inilah satu-satunya cara paling manusiawi.. eh.. monsteriawi? Yah, atau apalah itu."

"Kak Yeonjun,"

"Kenapa?"

"Nanti, dunia akan terbagi menjadi dua kubu. Menjadi dua kekuasaan. Menjadi dua spesies. Manusia, makhluk yang berakal dan monster, makhluk yang kuat sekaligus berakal."

Yeonjun mengerutkan dahinya bingung, kemudian bertanya, "Apa yang kau rencanakan?"

Yeji tersenyum, "Kau pikir kami hanya melakukan rencana kabur?"

Yeonjun semakin dibuat bingung, "Apa maksudmu? Apa rencana lain yang sudah kau lakukan?"

Yeji mendekatkan tubuhnya, berbisik sembari berpegang pada jeruji besi, "Memperbanyak populasi."

Yeonjun terdiam.

Yeji melanjutkan, "Aku juga ikut turun tangan."

Yeonjun paham. Kemudian ia bertanya dengan kalimat yang sedikit ditekan, menahan amarah, "Dengan siapa kau melakukannya?"

"Your right eye."

***

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Yuna yang sedari tadi mengambil terlalu banyak foto di wilayah Distrik Hitam kini akhirnya bosan. Ia hanya duduk di pinggir jalan, sembari menunggu Lia yang sedang sibuk berurusan dengan para staff.

Karena merasa bosan, Yuna memilih untuk berjalan-jalan menelusuri distrik unik yang baru pertama kali ia kunjungi ini. Sambil sesekali memperhatikan aktivitas para penduduk di sepanjang perjalanannya.

Semakin jauh menelusur, Yuna tiba di sebuah wilayah yang tambah asing. Ia masuk ke dalam sebuah ruangan luas yang penerangannya sangat minim, remang-remang.

Namun Yuna tetap bisa melihat segala sesuatu yang ada di ruangan luas itu. Bayi. Masing-masing di dalam sebuah inkubator. Jumlahnya tak terhitung, mungkin mencapai sekitar 60 inkubator, dan semuanya penuh.

Tentunya Yuna terkejut melihat pemandangan horor tersebut.

Kemudian, pintu ruangan terbuka, salah seorang penjaga masuk ke dalam. Yuna hampir telat bersembunyi, untungnya ia ditarik oleh seseorang untuk diajak bersembunyi dibalik rak.

Seorang anak laki-laki muda yang menarik tubuh Yuna barusan itu berbisik sambil menegasi Yuna, "Kau cari mati, ya?"

Yuna bisa bernapas lega ketika menyadari laki-laki dihadapannya adalah seseorang yang ia kenal, Jung Kai.

Kai bertanya lagi, "Apa yang kau lakukan disini? Ini bukan wilayah yang boleh dimasuki manusia."

"Aku.. hanya.. jalan-jalan. ㅡSebentar, apa maksud dari ini semua? Para monster darah murni memperbanyak populasi mereka? Ini kriminal!"

"Shutt, kalian tetap tidak bisa menghentikan kami."

"Kai.."

"Jika kau ingin hidupmu tetap aman, kumohon jangan membocorkan hal ini kepada NEUC."

Yuna hanya terdiam. Kemudian Kai berbisik,

Mereka semua akan tumbuh besar dan menjadi awal dari kehancuran umat manusia.


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

CHOI SOO BIN

"Kejahatan terbesar di dunia tidak dilakukan oleh orang-orang yang melanggar aturan, tetapi oleh orang-orang yang mengikuti aturan."
ㅡ Banksy

Soobin's Personality
ISFP

Penyendiri yang suka kebebasan.

Menjalani kehidupan dengan penuh keestetikaan, membuatnya terlihat berkarisma dan berwibawa.

Tidak tertarik menjadi pemimpin karena tidak suka mengatur orang lain. Namun, jika terpaksa, ia akan menjadi pemimpin yang mengajak anggotanya bangkit bersama bukan pemimpin yang suka mengatur kehidupan anggotanya.

Senang berkumpul dengan teman-temannya, terlihat ekstrovert. Namun tetap seorang introvert yang sesekali menjauhi kerumunan untuk menyendiri dan memulihkan energi.

Lebih memikirkan sesuatu yang terjadi hari ini daripada besok.

Tidak suka dikritik.

Mudah terlibat ke dalam perdebatan panas, namun setelah berakhir ia akan membiarkannya berlalu dan melanjutkan hidup seolah tidak terjadi apa-apa.

Mudah terhasut.

Mudah untuk menjadi seseorang yang mementingkan kesejahteraan bersama. Namun juga mudah terjebak dalam hal yang mementingkan diri sendiri, egoisme.

Soobin is the best character?

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

CHOI YEON JUN

"Hidup adalah petualangan yang menantang atau tidak sama sekali."
Hellen Keller

Yeonjun's Personality
ESTP

Memiliki peluang besar untuk menjadi psikopat.

Pekerja keras yang penuh semangat dan gairah.

Suka menjadi pusat perhatian. Jika ada yang diminta naik ke panggung, ia akan menjadi sukarelawan atau menawarkan temannya yang pemalu.

Selalu melakukan hal secara spontan tanpa memikirkan resikonya. Hal ini membuatnya terbiasa belajar dari kesalahan. Namun, tetap saja diulangi.

Melakukan sebelum melihat. Memperbaiki kesalahan sambil bertindak.

Memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat.

Selalu ingin terlibat ke dalam sesuatu yang menantang.

Senang mempelajari suatu hal yang hanya ingin ia pelajari secara kompleks. Itulah mengapa pendidikan formal tidak cocok dengan gaya belajarnya. Terlihat bodoh, namun cerdas.

Sulit untuk peka dan kadang tidak sadar bahwa ia telah menyakiti perasaan orang lain.

Tidak suka terikat dengan aturan.

Terkadang jenaka.

Yeonjun is the best character?

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

JUNG KAI

"Aku tidak tertarik dengan apa yang kau lakukan. Aku hanya ingin tahu apakah kau berani terlihat bodoh demi cinta, demi impian, dan demi petualangan hidupmu."
Oriah Mountain Dreamer

Kai's Personality
ENFP

Berjiwa bebas.

Membuat segala sesuatu menjadi menyenangkan adalah salah satu kelebihannya.

Ramah dan mudah bergaul dengan orang baru.

Sulit bagi seseorang untuk tidak suka bergaul dengannya.

Tidak pernah menganggap dunia sebagai tempat yang kejam, ia pribadi yang selalu bersenang-senang. Namun, sekalinya tertimpa masalah, ia bisa menjadi manusia paling pendiam di dunia.

Emosional, setia, tulus, selalu memberi dukungan motivasi kepada rekannya.

Cinta damai dan menjunjung tinggi keharmonisan.

Tidak pernah gengsi untuk meminta maaf atas kesalahan sekecil apapun.

Tidak pernah menyalahkan takdir dan selalu bisa menjalani hidup tanpa halangan, lebih tepatnya, ia mampu melawan semua hal-hal yang menghalanginya untuk berbahagia.

Kurang bisa untuk menyampaikan argumen dan ide dalam konteks yang serius.

Kai is the best character?

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ABSOLUTELY END.

Bentar mau nangis udah 100k readers :' aku sayang kalian readers dan siders:''

Continue Reading

You'll Also Like

844K 183K 30
❝Cari buku itu secepatnya.❞ Dibaca sebelum Laboratorium & Mirror
228K 34.3K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
919K 44.3K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
98.8K 21.2K 28
Bukan detektif atau polisi. Namun karena suatu kesalahpahaman, mereka diutus untuk menyelidiki kasus hilangnya salah seorang pelajar SMA 2 tahun yang...