Playboy Bukalapak

By Pakean

19.6K 4.5K 3.6K

Bagi gue rasa sakit itu, cukup melihat hewan peliharaan gue, sayang-sayangan sama bini barunya di depan mata... More

1. Salah paham
2. Lamaran Unfaedah
3. Akad - Resepsi dan Rasa Iri
4. Rugi
5. Bukan Balapan Liar
6. Jatuh tapi tidak miskin
7. Suara ditengah malam:v
8. Tanpa Judul:v (Spesial Kemerdekaan)
9. Honeymoon yang tertunda?
10. Belok?
11. Modus mah bebas:v
12. Bukan Kesurupan
13. Hari Paling Sial
14. Bukan Nikung Sumpah!
15. Innalilahi
16. Bukan Adik Gue!
17. Tahan-tahan
18. Pengajian
100. Akhir kisah
20. Jujur
21. Chat
22. Cinta Terlarang:v
23. Bukan Cinderamata

19. Lahiran

384 102 315
By Pakean


"kagak usah baper, kalau nyatanya baper tango lebih renyah daripada baperin anak tetangga.

Typo masih berceceran.

---

Satu kata untuk Raka saat ini munafik!
Baru dua jam lalu dia mengatakan ingin move on, tapi setelah melihat penampakan Adelia dari jendela kamarnya, yang kebetulan terlihat semakin cantik, dia mulai berbuat dosa lagi.

Emangnya salah ya, kalau gue berharap si Adel bakal suka sama gue?

Salahkan saja si informan abal-abal yang membuat gue berharap, dia bilang mereka putus.

Tapi nyatanya apa?

Putus hubungan?

Yang ada, putus asa gue tuh! Kena PHP teros.

Lupakan soal mereka ka, lupakan," gumam Raka sambil memukul kepalanya pelan.

Raka segera beranjak, dan segera menutup jendelanya kamarnya. Udara malam kadang membuatnya lupa diri, menikmati pemandangan pacar orang yang terlihat amat menarik hati. Uhuk!

Raka merebahkan badannya di kasur, dia menghela nafas lelah akibat kejadian pengajian tadi. Dia mulai memejamkan matanya dan tak lama di bergumam.

Semoga kita bisa bertemu di mimpi.

Aisha gue otw ke mampir.

----

02.24

Raka yang tidur beberapa jam terbangun dengan kaget, dia terkejut akibat mendengar suara dering panggilan handphonenya yang memekakkan telinga.

Untung suara deringnya si Irene, coba kalau yang lain, gue otw buang ni hp. Gerutunya

Raka segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo," jawab Raka.

"Wa'alaikumsalam ya ahli kubur," Jawab suara diseberang.

"Mengadi-ngadi sekali anda menjawabnya ya Humairah, Assalamualaikum," jawab Raka sambil sesekali menguap. Kesadaran masih ada di ambang jurang kesesatan.

"Dih, bukan waktunya untuk bercanda nangka!" teriak suara dari sebrang.

Suara jeritan dari seberang membuat Raka membuka matanya sempurna, dan menjauhkan hpnya karena suara itu membuat telinga nya yang suci dan murni terkontaminasi beban berat hidup ini.

Kok si Adelia gaje?

"Siapa juga yang bercanda Del, bisa kagak lo langsung to the poin aja," gerutu Raka.

"Sorry Ka, tadi gue panik sumpah, Lo bisa enggak ke rumah gue sekarang, tidak ada penolakan buruan!" pinta Adelia maksa.

"Lu minta tolong apa maksa?"

"Minta tolong!"

"Gue kagak mau kesana, istighfar Del, kagak baik lu nyuruh anak perjaka kayak gue ke rumah lu, apa kata orang."

"Paling orang bilang, lo mau minta makan," jawab Adelia polos.

"Astagfirullah Del berdosa sekali anda, Gue kagak mau! Gue mau tidur lagi, soalnya besok gue mau sholat shubuh berjamaah di masjid,"

"Lah tumben banget lo," Adelia berucap dengan heran.

Kemudian otak Adelia yang cerdas memahami arti 'sholat berjamaah' dalam pikiran Raka. Berdosa sekali niatnya.

"Pasti tu anak mau lirik-lirik anak Pak Ustad,"gerutu Adelia kesal.

"Y-a...y-a gue kan mau tobat, mau jadi anak Sholeh dulu, biar bisa membanggakan kamu," ucap Raka gugup dan cengengesan.

"Modus terus sampai mampus, lama-lama gue masukin kardus," ucap Adelia jengkel.

Raka yang mendengar balasan Adelia diseberang seketika hatinya berbunga-bunga.

"S-erius g-ue mau di masukin kardus? Pasti karena gue gemesin?" tanya Raka gugup dan terdengar antusias.

Sementara diseberang sana Adelia mengernyit dengan jijik mendengar kata gemesin yang keluar dari mulut Raka.

"Jijik banget lo, bilang gemesin, gemesin juga si Bagas kemana-mana," balas Adelia.

Mendengar nama Bagas yang disebutkan Adelia seketika jiwa antusiasnya menurun sampai sukses.

Sakit, tapi tidak berdarah. Nyelekit sampai pengen nyekik. ucap batin Raka

"Hallo, Ka? Kok lo diam aja, buruan kerumah gue urgent nih," ucap Adelia dengan panik.

"Oh," balas Raka pendek.

"Bukan oh doang, buruan lo kesini!" ucap Adelia maksa.

Adelia yang tidak memahami hati Raka yang terluka, tetap memaksanya untuk datang. Dan diam-diam amarah Raka sudah diambang batas, dan siap keluar.

Tarik nafas ka, tarik, tarik aja sampai nafasnya keluar dari badan.

"MINTA AJA SAMA SI BAGAS, NGAPAIN LO HUBUNGIN GUE, GUE BUKAN SIAPA-SIAPA LO KALAU-KALAU LO LUPA," ucap Raka ngegas.

Sedangkan Adelia yang mendengar amarah Raka tertegun sejenak, dia kaget mendengar Raka yang terang-terangan mengungkapkan kalau Dia- dan Raka tidak ada hubungan apa-apa, tapi mereka sahabat kan? Sahabat dari kecil.

Sedih sih, sedih banget malah.

"T-api kita sahabat kan Ka? Masa Lo lupa," balas Adelia.

Hening sejenak.

Raka menarik nafasnya dan mulai membalas kembali panggilan Adelia dengan suara tenang. "Ya, kita sahabat, akan tetap jadi sahabat, dan selamanya kita sahabat. Tapi mulai sekarang kita jaga jarak."

"T-api bukan balasan seperti ini yang gue harapkan Ka,"

"Udahlah Del, jangan gini, mending kita jaga jarak."

"LO, KALAU NGOMONG JAGA JARAK LAGI, LAMA-LAMA GUE KIRIM KE AFRIKA, STOP DRAMA MURAHAN KAYAK GINI,"

"Gue kagak drama, gue serius." ucap Raka mantap.

"Halah-halah, buruan kesini si Selena mau lahiran dari tadi kagak ada yang bawa dia ke Rs, Lo tau sendiri Si Jason sebagai suami kagak ada gunanya selain nemenin main doang."

"Kok lo baru bilang sih Del! Gimana kalau anak gue koid! Maksud gue anaknya si Jason," teriak Raka panik.

"Ya elo malah ngajak nge drama pagi, mana kagak ada yang nonton lagi, rugi gue." gerutu Adelia.

"Gue otw," ucap Raka.

----

Rumah Adelia

Didepan rumah Adelia sudah ada ambulan yang terparkir disana.

Raka yang melihatnya segera berlari masuk kedalam rumah dan segera berlari kearah kamar Selena.

Raka mematung diambang pintu kamarnya, Dia melihat Selena yang merintih kesakitan.
Mendadak dia menjadi ngilu dan sedih, terbayang ekspresi emaknya pas melahirkannya ke dunia, pasti ekspresinya tidak jauh berbeda dengan Selena saat ini.

Kok gue jadi melow.

Adelia yang sedang ada didalam kamar tersebut, segera menghampiri Raka dengan wajah cemasnya. Adelia menepuk pundak Raka dengan pelan. Dan mengucapkan kata-kata penenang, Adelia menyadari bahwa Raka pasti sedih melihat istrinya akan melahirkan anak pertama mereka.

"Ka, sabar ya, Selena pasti selamat. Dokter pasti bisa menyelamatkan mereka," ucap Adelia prihatin akan nasib Raka yang akan segera menjadi duda.

Sedangkan Raka masih mematung ditempatnya tanpa menggubris ucapan Adelia, menurut Raka ekspresi Selena yang akan melahirkan terlihat amat lucu. Dan Raka menyadari bahwa dia mulai jatuh cinta pada Selena.

Astagfirullah barusan gue ngomong apa!

Adelia yang diabaikan Raka hanya bisa menghela nafasnya dengan kesal, melihat respon Raka yang mulai mengabaikannya.

Tak berapa lama dukun beranak menghampiri mereka dan dia mengatakan kata-kata yang membuat dunia Raka runtuh seketika.

"Sabar ya pak, mbak Selena harus segera di bawa ke rumah sakit," ucap Mbak dukun tersebut.

"K-enapa dia harus dibawa ke RS?" tanya Raka gagap.

"Soalnya mereka harus di operasi sesar pak, mbak Selena tidak bisa melahirkan secara normal, saya benar-benar minta maaf."

"K-enapa....K-enapa?" tanya Raka.

"Kenapa mulu Lo Ka? Kan si mbak dukber bilang udah jelas." ucap Adelia jengkel.

"Maksud gue bukan itu!" ucap Raka ngegas.

"Lah terus maksud lo apa hah! Yang jelas dong," ucap Adelia jengkel.

"Maksud gue, kenapa si Selena disebut Mbak-mbak sementara dia hewan bukan mbak-mbak ya, gue kagak terima!"

Adelia yang mendengar jawaban Raka segera menggeplak kepala Raka dengan keras.

Raka mendelik dengan garang, siap membalas Adelia dengan pukulan kasih sayang, tapi niatnya urung karena dukber dan perawat rumah sakit sedang memindah Selena ke brangkar, dan siap di masukan kedalam ambulan, tapi tindakan mereka terhalang badan Raka yang menghalangi jalan. Segera saja mereka menatap Raka dengan garang, karena menghalangi jalan. Raka beringsut mundur kebelakang dengan kepala tertunduk dalam.

Sementara itu Adelia segera membuka lemari dikamar Selena, dia mengambil tas jinjing bergambar boneka beruang, Adelia segera berlari kearah luar untuk menyusul para medis yang bertugas di ambulan. Sementara Papanya yaitu Pak Firman sudah ada di RS untuk membooking kamar VVIP untuk kelahiran cucu pertamanya.

Raka masih menunduk. Dia tidak berani mengangkat wajahnya. Tapi teriakan dari luar segera membuat dia mengangkat wajahnya dan segera berlari pontang-panting mencari sesuatu.

"RAKA AMBILIN STROLLER DI KAMAR SELENA BURUAN BAWA KESINI!" teriak Adelia.

"I-ya Del," jawab Raka panik.

Sementara semua orang panik, hanya satu hewan yang masih santuy bergelung di dalam selimut tanpa rasa bersalah.

Benar-benar tidak berguna.

----

Rumah sakit

Semua yang ada didepan ruang operasi menunggu dengan harap-harap cemas, tak lama berselang suara tangisan bayi terdengar. Mereka yang ada disana menghela nafas lega dan mengucap syukur.

Alhamdulillah.

Hanya Raka yang mengernyit wajahnya dengan heran, sejak kapan bayi kucing bisa nangis mirip manusia, dan sejak kapan tangan Adelia bergelayut manja di lengannya. Tapi diam-diam Raka girang juga.

"Akhirnya setelah sekian lama, gue di gandeng juga sama si Adelia.Yang lama ya Del gandengnya, gue ikhlas kok kalau itu elo." bisik hati Raka girang

Gue harus tahan, jangan sampai gue gerak dan mengahancurkan momen langka ini.

Dan tak berapa lama dokter keluar juga dari ruang operasi itu, dokter tersebut berjalan kearah Raka, Raka sudah panas dingin, dokter itu berhenti. Bukan berhenti di depan Raka melainkan berhenti didepan bapak-bapak muda yang tadi ikut-ikutan cemas menunggu pasien yang di operasi. Raka hanya bisa melongo melihat.

Gue kira mau datangin gue, ternyata bukan, oh gitu ye Bu dokter mulai PHPin gue, untung cantik.

Ditengah pikiran absurd nya, Raka tersentak kaget karena tangannya tiba-tiba ditarik seseorang, seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Adelia yang sudah waras kembali.

Raka melepaskan tangannya, dan melirik Adelia dengan sinis.

"Maksud lo apa sih Del, narik-narik gue, suka lo ya sama gue,"

"Ngawur aja lo, gue narik lo, karena tadi lo dipanggil Papa gue disuruh masuk kamar rawat Selena." ucap Adelia.

"Tinggal bilang aja, kagak usah narik-narik segala, kita kan bukan muhrim."

Padahal dalam hati Raka bahagia.

"Udah sonoh masuk, enggak usah godain gue." ucap Adelia sewot.

----

Kamar rawat

Raka memasuki kamar rawat Selena dengan tenang, tapi dia terkaget karena Selena sudah ada didalam kamar ini.

Lah kapan tuh kucing bisa teleportasi.

Raka mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan dan terlihatlah calon camernya, yang sedang duduk anteng di sofa.

Raka berjalan dan menghampiri Pak Firman dengan gaya sopan yang di buat-buat.

"Assalamualaikum Pah," ucap Raka.

Sementara itu Pak firman yang mendengar ucapan salam Raka segera menatap Raka dengan binar bahagia.

"Wa'alaikumsalam Ka, akhirnya kamu datang juga. Bapak capek nunggu kamu dari tadi."

Mendengar ucapan Pak Firman yang menunggunya membuat Raka tersenyum bahagia.

Raka membalasnya dengan disertai senyuman yang tidak luntur. "Ada apa ya Pah, manggil Raka?" tanya Raka.

Pak Firman kembali berucap."Kak, tolong adzani anak-anak Selena, kamu kan juga bapaknya, enggak mungkin kalau Jason yang disuruh adzan."

Seketika senyuman Raka memudar, dia melirik Selena di ranjang, dan dia juga melirik anak-anak Selena di ranjang bayi yang berjumlah 3 ekor.

Raka meringis dengan pedih.

Kenapa harus gue, kenapa kagak bapak aja, bapak juga kakeknya, seandainya gue punya keberanian untuk bilang itu. ucap hati Raka tertawa getir.

Jason sialan!

-----
Sebaris pantun untuk kesialan gue.

Jual panci ke warung Mpok Minah
Mpok minah nya kagak ada dirumah.
Kenapa harus gue yang kena getah
Sementara si Jason asik-asik dirumah.

-----

Akhirnya selesai juga ngetik haha..
Susah banget gue luangin waktu buat ngetik.
Lama ye? Sorry kadang gue lupa punya hutang update.

Udah cocok belum gue jadi author?

Pertama kali gue buat karya yang membuat gue bangga, meskipun sering telat update,

Thanks yang sering mampir ke lapak gue, Yg vote thanks kawan. Yang baca apalagi.

Doakan gue sehat, kalian juga.




















Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

599K 28K 50
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
238K 18.1K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
720K 74.2K 43
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.1M 242K 30
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...