Certain Things《Jaeyong》✔

By acel_kins-

1M 158K 37.7K

[Romance] [M] ❝I'm certain that i'm yours.❞ More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EXTRA PART

Part 18

22.1K 3.7K 510
By acel_kins-

HARI itu tiba, di mana Taeyong akhirnya pergi camping bersama teman-teman sekolah! Dua hari tiga malam, waktu yang cukup lama hingga Taeyong merasa bahwa sekarang pun ia sudah merindukan Jaehyun; ingin melihat wajah lelaki tampan itu dan memberikan ciuman basah di bibir tebal Jaehyun.

Walaupun semalam keduanya sudah membicarakan banyak hal dan melewati waktu manis untuk sekedar cuddle serta menempelkan bibir satu sama lain. Namun tetap saja, Taeyong masih merasa kurang! Hari-harinya selalu di penuhi oleh Jaehyun, seolah sudah menjadi rutinitas wajib untuk memeluk si lelaki tampan di setiap harinya ketika ia pulang dari sekolah.

Tas ransel besar menghiasi punggung Taeyong, berisi keperluan yang akan ia butuhkan saat camping nanti. Taeyong juga membawa tote bag, banyak sekali makanan ringan yang Jaehyun masukkan ke dalam sana.

"Taeyong!"

Kepala Taeyong yang semula menunduk; menatap ponsel, kini mendongak, memperhatikan Mingyu yang berjalan ke arahnya dengan langkah lebar serta senyuman manis di bibir yang tentunya di berikan untuk Taeyong.

Oh benar, Taeyong memiliki janji yang harus ia tepati, yaitu duduk bersama Mingyu di bis hingga tiba di perkemahan.

"Kau tidak membawa apapun?" tanya Taeyong heran, ia memerhatikan Mingyu yang datang tanpa membawa tas.

Dengan itu Mingyu menunjuk ke arah belakang, terlihat beberapa anak basket kelas sepuluh yang sibuk menata tas serta koper di bagasi samping bis. Seperti sudah menjadi rutinitas di setiap camping, anak basket kelas sepuluh pasti selalu di jadikan kacung oleh Kakak kelas.

"Kau terlihat sangat manis hari ini." gumam Mingyu pelan, ia sangat ingin mencubit gemas pipi Taeyong. Lelaki bermarga Lee itu mengenakan celana denim kebesaran dengan kaus putih serta kemeja kuning terang.

Taeyong tersenyum kecil. "Mungkin karena aku menyukai cokelat, jadi aku terlihat manis." ia tidak ingin memperlakukan Mingyu dengan buruk seperti sebelumnya, "kau juga terlihat hitam, Mingyu."

Apakah itu sebuah pujian? Karena saat ini Mingyu merubah raut wajahnya menjadi datar, tapi Taeyong tertawa cukup kerasㅡmenyadari bahwa ia baru saja mengejek Mingyu secara tidak langsung. Namun sungguh! Taeyong tidak berniat seperti itu, Mingyu terlihat tampan walaupun berkulit eksotis.

Mau tak mau Mingyu ikut tersenyum. "Kau boleh mengejekku sebanyak yang kau mau asalkan aku bisa melihatmu tertawa seperti ini."

Taeyong berhenti tertawa dan memukul pelan lengan atas Mingyu. "Terserah!"

"Aku bisa menaruh tas-mu, itu terlihat berat." sebelum meminta persetujuan Taeyong, Mingyu sudah terlebih dahulu berjalan ke belakang tubuh si lelaki cantik, menarik pelan tas ransel Taeyong dan membawanya.

"Aku bisa melakukannya sendiri!"

"Jika ada aku yang bisa melakukannya untukmu, kau tidak perlu repot, cukup duduk manis karena aku tidak keberatan menjadi dayangmu."

Taeyong merotasikan bola matanya. "Dayang itu sebutan untuk wanita!"

"Benarkah?" Mingyu tergelak, ia berjalan menuju bagasi samping bis dan Taeyong mengikuti di belakangnya, "aku akan menjadi bodyguard-mu jika begitu. Melindungimu dari orang-orang jahat!"

Kali ini mata Taeyong menyipit, ia mendorong pelan bahu Mingyu. "Bukankah kau termasuk orang jahat?"

"Tentu tidak! Peranku protagonis."

"Ha!" Taeyong bersidekap, memerhatikan Mingyu yang menaruh tas-nya dengan hati-hati di antara tas yang lain, "baiklah Tuan protagonis yang baik hati."

Mingyu terkekeh dan mengusak gemas surai hitam Taeyong. "Ayo masuk ke dalam bis, kita perlu mencari tempat duduk."

"Tapi aku sedang menunggu Doyoung dan Ten." tidak bohong, namun sejak tadi Taeyong menunggu kedua temannya itu yang belum datang.

Mendengar hal tersebut, Mingyu mengulum bibir. Ups, sebelumnya ia sudah mengirim pesan pada Doyoung dan Ten agar keduanya bisa menempati bis lain. Karena Mingyu ingin menjadi satu-satunya yang Taeyong anggap teman di dalam bis ini!

Mingyu menarik pelan pergelangan tangan Taeyong. "Sepertinya mereka naik ke bis lain. Ayo Taeyong, kau bersamaku jadi tidak perlu khawatir, lagi pula sebentar lagi kita akan berangkat."

Menghela napas panjang, akhirnya Taeyong mengangguk dan masuk ke dalam bis bersama Mingyu. Tidak masalah walaupun Taeyong tidak bertemu Ten serta Doyoung, ia masih bisa menemui keduanya saat di area kemah nanti!

Tapi tunggu, sejak Mingyu datang; Taeyong belum memikirkan Jaehyun. Mungkin benar apa yang di katakan oleh si lelaki bermarga Jung, Taeyong akan bersenang-senang tanpa memikirkan apapun. Ia harus menikmati waktu bersama teman-temannya!

***

Sudah sekitar satu jam Taeyong berada di dalam bis yang kini berjalan memasuki jalan tol; mengarah menuju tempat kemah. Ia merasa cukup bosan dan mengantuk, beberapa kali Mingyu mengajak bicara tapi Taeyong hanya menanggapi seadanya.

Mungkin karena tadi malam Taeyong tidur pukul satu pagi, jadi ia masih membutuhkan waktu untuk tidur. Keadaan bis cukup ramai, ada murid yang bernyanyi dan mengobrol, membicarakan banyak hal. Termasuk Mingyu yang berdiri di tengah bis; bernyanyi bersama anak basket lainnya.

Ponsel yang terletak di kantung celana bergetar, tanpa menunggu lama Taeyong meraih benda pipih itu. Nama yang tertera di layar depan membuat senyumnya mengembangㅡ'Ahjusshi Tampan💖'

"Ahjusshi!" seru Taeyong senang, tidak ia sangka bahwa Jaehyun akan menghubungi secepat ini. Apakah lelaki bermarga Jung itu sudah merindukannya?

Jaehyun tertawa di seberang telepon, Taeyong sangat antusias menjawab panggilan darinya. "Bis nya sudah berangkat?"

"Sudah! Ahjusshi merindukanku yaaa?" tanya Taeyong dengan nada suara yang menggoda.

"Aku memang merindukanmu Taeyong, mendengar suaramu berhasil membuat perasaanku jauh lebih baik." balas Jaehyun tanpa ragu, "tapi aku ingin mengingatkan bahwa kau meninggalkan sandal dengan motif spongebob di pintu depan."

Taeyong yang awalnya sudah tersipu malu kini merubah raut wajahnya menjadi kecewa. "Aaaaaa! Padahal aku sudah berniat membawanya! Aku tidak membawa sandal, hanya sepatu, bagaimana ini?"

"Apa aku harus mengantarkannya untukmu? Aku bisa membawanya ke sana. Perkemahan yang akan kau datangi sepertinya tidak terlalu jauh."

Pipi Taeyong menggembung, Jaehyun memang terlalu baik! Tapi mana mungkin Taeyong akan membiarkan lelaki tampan itu datang hanya untuk mengantarkan sandal!

"Tidak perlu Ahjusshi. Aku bisa membelinya di sana mungkin, atau meminjam kepada temanku." gumam Taeyong pelan, ia mengigit bibir bawahnya, "aku merindukanmu."

Jaehyun terkekeh. "Aku juga merindukanmu, aku akan menunggumu pulang, Taeyong."

Jantung Taeyong berdegup dua kali lebih cepat. Ugh sial, kenapa Jaehyun sangat manis?! Ini seperti Taeyong benar-benar sudah menemukan tempat yang tepat untuk pulang, rumah sesungguhnya.

"Uhm kau memang harus menungguku! Ahjusshi jangan nakal, jika nakal, Taeyong akan marah!"

"Iya sayang." ujar Jaehyun dengan nada lembutnya, berhasil membuat pipi Taeyong memerah.

"Aaaaaa! Aku ingin memelukmu!"

"Nikmati perjalananmu Taeyong. Jangan lupa untuk tidur dan makan tepat waktu. Aku akan menghubungimu lagi nanti, tapi aku juga sangat ingin memelukmu. Berbicara di telepon hanya membuatku tersiksa, jadi aku akan menutupnya."

Taeyong mengangguk kecil; walaupun Jaehyun tidak melihat hal tersebut. Berbicara di telepon memang sangat menyiksa, Taeyong sangat setuju.

"Baiklah Ahjusshi, sampai nanti!"

"Iya sayang." setelah mengatakan panggilan manis itu, sambungan terputus, berhasil membuat Taeyong mengerucutkan bibir.

Sesudah mendengar suara berat Jaehyun, Taeyong jadi ingin kembali ke rumah dan tidak ingin menghabiskan waktu untuk camping bersama teman-teman! Memang labil.

"Taeyong~"


"Yaa!" jujur saja Taeyong sedikit terkejut ketika Mingyu tiba-tiba muncul di hadapannya dengan bunga di tangan, "kau dapat bunga dari mana?!"

Mingyu tertawa geli, ia memberikan satu tangkai bunga tersebut pada Taeyong. "Dokyeom membawanya, entah, dasar orang aneh." ia mendudukkan diri di dengan nyaman di samping Taeyong, "jadi, bisakah sekarang aku mengajakmu berbicara?"

Sebelah alis Taeyong terangkat, ia mengendus bunga yang Mingyu berikan, tidak ada aroma apapun yang menguar dari sana. "Huh? Mengajakku berbicara?"

"Ya, karena sejak tadi kau terus diam. Aku sudah memberimu bunga, jadi bisakah aku mengajakmu berbicara?"

"Kau menyogok dengan bunga?"

"Exactly!"

Taeyong mengembalikan bunga tersebut dan melemparkan pandangan ke arah lain. "Aku tidak terlalu menyukai bunga, itu tidak bisa di makan!"

Kening Mingyu berkerut dalam. "Bagaimana dengan cokelat?"

"Hmm, mungkin bisa."

"Baiklah!" Mingyu kembali berdiri, "aku akan mendapatkan cokelat untukmu setelah itu kau harus mengobrol denganku!"

Sebelum Taeyong menjawab, Mingyu sudah terlebih dahulu pergi ke kursi belakang. Meninggalkan Taeyong yang terkekeh dan menggelengkan kepala, padahal ia hanya bergurau! Tapi tetap saja, Taeyong tidak bisa menolak cokelat!

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

37.2K 6.8K 77
Marsha anak yang sangat pintar di sekolahnya, dengan prestasi yang ia dapat ia lolos ke perguruan tinggi negeri yang ia mau selama ini. Namun, masala...
73.7K 9.6K 102
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
323K 34.7K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
216K 20.2K 73
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...