Forever Mine

By 23gwen

4.7M 208K 10.8K

"Apa kau selalu seperti ini?, memerintah orang untuk melakukan apa yang kau mau?" lanjutku sambil menatapnya... More

prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Tolonggg yaaa
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 11

103K 4.6K 79
By 23gwen

Hai, makasih ya buat para reader setia gue yang selalu baca, vote dan komentar cerita ini, maaf kalo kelamaan update ceritanya.

Kalo ada yang mau saran buat chapter selanjutnya juga boleh kok, terus kritik dan sarannya juga gpp, jujur aja biar gue tahu cerita ini emang bener-bener bagus atau jelek, okeee.

Sean mengatakan padaku bahwa hari ini akan diadakan pesta pernikahan kerabatnya, sebenarnya aku enggan untuk datang kepesta semacam itu, tapi aku tidak bisa menolaknya, tidak akan pernah bisa untuk menolaknya. Awalnya aku dikejutkan dengan kiriman beberapa paket untukku dan setelah kubuka isinya, ternyata isinya adalah perlengkapan pesta.

Dan sekarang aku sedang mengamati diriku di cermin, wanita yang ada dicermin itu balik menatapku, aku terlihat layak disebuah acara karpet merah, gaun hitam sepanjang lutut yang kugunakan sungguh sangat menarik, baju ini sangat pas memameskan lekuk tubuh yang sedikit aku miliki. Rambutku tergerai bergelombang disekitar wajahku, aku sangat menyukai gaunku ini, mungkin aku harus memuji langsung perancangnya. Aku menjaga dandananku tetap minimal, dengan penampilan alamiku yang lebih menonjol, mascara, eyeliner dan sedikit perona pipi berwarna pink, juga lipstick pink, aku tersenyum gugup pada cermin, kemudian menggelengkan kepalaku dan meraih dompet clutch hitamku, aku berjalan keluar kamar untuk mencari Sean, dia terlihat sedang bicara pada Richard dan beberapa orang lainnya, wajahnya membelakangiku dan yang bisa kulihat hanyalah punggungnya. Richard memandangku dengan pandangan terkejut dan terpesonanya padaku, pandangan Richard yang lurus kearahku pada akhirnya menyadarkan Sean akan kehadiranku. Dia berputar saat aku berdiri di tengah-tengah tangga dengan canggung. Dan saat dia benar-benar berjalan kearahku aku terkejut melihatnya, dia begitu mempesona, jas biru tua, dasi kupu-kupu yang senada, dan yang membuatku semakin berdebar-debar adalah ketika dua menatapku, tatapannya adalah jenis tatapan penuh kekaguman. Kini dia telah berada didepanku dia meraihku dan mencium ujung kepalaku.

"Ashley Warren, kau terlihat mempesona" aku tersipu mendengar pujiannya didepan Richard dan yang lainnya.

"Siapa orang-orang yang bersama Richard?" tanyaku dengan tenang, dahinya sedikit mengerut tapi wajahnya terlihat cukup tenang

"Mereka akan menjagamu"

"Seperti tim keamanan?"

"Ya, sejenis itu" jawabnya sambil mengulurkan lengannya padaku, aku menyambutnya lalu kami bersama-sama turun dari tangga.

"Itu konyol" aku tidak bisa menahan kata-kataku hingga begitu saja keluar dari mulutku, dan tepat seperti perkiraanku Sean langsung menghentikan langkahnya, dia menatapku dengan tatapan tajamnya, lalu menarik lenganku menuju sofa berwarna krem diruang tamu, dia duduk disofa itu lalu menjatuhkanku di pangkuannya, tangannya melingkar erat di pinggangku, seakan tidak membiarkanku untuk kabur.

"Sekarang jelaskan hal yang menurutmu konyol itu Ash?" dia berkata lembut tapi penuh ancaman, baru mendengarnya saja aku sudah merinding ketakutan.

"Apa yang membuatmu berpikir bahwa tim keamanan untukmu adalah hal yang konyol Ashley?" dia berujar sekali lagi, aku menatap wajahnya berharap bahwa aku akan menemukan jawaban yang aku butuhkan untuk menjawab pertanyaannya, tapi aku tidak menemukannya.

"Semua ini, semua ini terasa sangat aneh untukku, kau tiba-tiba datang dan memberiku segalanya yang dulu bahkan takut untuk kubayangkan, dan hari ini saat kau mengatakan bahwa aku memiliki tim keamanan untuk menjagaku itu membuatku sangat... sangat..." aku binggung mencari kata-kata untuk meneruskan kalimatku yang menggantung.

"Katakan padaku Ash" dia bahkan tidak mau memberiku waktu untuk berpikir, astaga dia benar-benar keras kepala, kenapa seseorang bisa bersikap menjengkelkan dan manis disaat yang bersamaaan.

"Yang sedang coba kukatakan padamu adalah  bahwa kau adalah pewaris dari Blackstone Company, bukan aku, aku hanya...aku bukan siapa-siapa, sungguh Sean, kau tidak perlu melakukan ini untukku" kini aku melepaskan apa yang ada dalam pikiranku. Dia terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya dia meraih wajahku dan memaksaku untuk melihat wajahnya.

"Dengarkan aku, tidak seorangpun boleh mengatakan itu padamu, termasuk dirimu sendiri, kau adalah milikku, kau seutuhnya milikku, tidak akan ada seorangpun yang akan memilikimu selain aku, aku pernah mengatakan bahwa aku akan memberikan seluruh dunia padamu, dan aku tidak bercanda ketika aku mengatakannya, jika ada seorangpun yang menyakitimu aku bersumpah aku akan menghancurkannya dan aku akan melenyapkannya dari dunia ini!, sekarang kau mengerti kenapa aku memiliki tim keamanan untuk menjagamu?!"

"Y... ya, Sean"

"Bagus, sekarang mari kita pergi" dia kambali mengangkat tubuhku hingga aku berdiri dengan kedua kakiku sendiri, aku terdiam ketika dia meraih pinggangku dan membawaku menuju mobilnya, kami duduk dikursi belakang, Sean melingkarkan lengannya disekeliling pinggangku, tangannya yang bebas meraih telapak tanganku dan membelainya penuh dengan kelembutan, sesekali dia juga mengecupnya, dia terlihat begitu bahagia.

Setengah jam kemudian kami telah sampai pada tempat yang kami tuju, aku melihat ada antrian mobil mahal menuju jalan masuk sebuah mansion yang terlihat sangat berkelas, berbagai macam hiasan semakin menambah elegan suasana disekitarnya, saat itu aku seolah-olah tengah berada didunia ajaib, semuanya begitu tertata dengan indah dan menarik, aku melirik kearah Sean. Aku mencoba untuk tersenyum kepadanya sebelum dia meraih pinggangku dan membawaku memasuki tempat acara. Sebuah karpet berwarna kehijauan terbentang menuju salah satu sisi mansion, mengarah ke halaman belakang yang terlihat sangat mengesankan. Sean melingkarkan lengannya secara posesif ditubuhku, meletakkan tangannya dipinggangku, saat kami mengikuti karpet hijau yang terbentang itu, tamu-tamu disini sangatlah luar biasa mereka mengenakan pakaian terbaik mereka juga dengan riasan mereka yang menurutku terlihat bagus, mereka pasti menghabiskan jutaan dollar untuk penampilan mereka saat ini, aku tidak akan pernah bisa mengerti gaya hidup mereka, meskipun aku telah mencoba bertahun-tahun untuk mengerti dan membiasakannya seperti yang selalu dikatakan oleh Melisa.

"Apa keluargamu juga mengundang wartawan disini?" tanyaku polos padanya saat dia mengambilkanku segelas champagne, dia mendengus karena pertanyaanku, dan dia mengulurkan champagne padaku, lalu kembali merengkuh pinggangku.

"Keluargaku tidak suka publikasi, mereka akan melakukan segala cara untuk menghindari wartawan" dia menjelaskan sambil membawaku berjalan kedalam mansion.

Pertama kali aku menginjakkan kakiku kedalam mansion itu aku bisa melihat seluruh keluarga Blackstone berada disana sedang bercengkerama dengan gembira dan penuh dengan kebahagiaan, saat kami masuk kedalam ruang keluarga manson itu semuanya terlihat bahagia melihat kami atau mungkin hanya Sean, mereka mengucapkan selamat datang kepada kami, bahkan mempelai pria dan wanita langsung berdiri dan menyalami kami, mempelai pria itu adalah James Brown, saudara sepupu dari Sean, Melisa pernah menunjukkan fotonya padaku, sebenarnya aku telah melihat semua foto dari keluarga Blackstone, Melisa memintaku menghafal dan mempelajari profil mereka, catatan pendidikan mereka, perusahaan mereka, bahkan catatan kesehatan mereka, aku bahkan mengingat satu persatu wajah dari mereka walaupun aku belum pernah sekalipun dalam hidupku bertemu dengan mereka, semua seakan tersimpan rapi dalam otakku.

"Aku pikir kau tidak akan datang sepupu" James memeluk Sean dengan erat layaknya sebuah saudara, padahal beberapa tahun lalu mereka sempat memperebutkan saham yang ada di Blackstone Company, tentu saja James tidak berhasil mendapatkannya, itu karena sampai kapanpun Melisa akan selalu berpihak kepada Sean.

"Tentu saja aku harus datang" Sean berujar, tapi aku tahu dia tidak benar-benar ingin melakukannya, dia hanya sekedar berbasa-basi pada sepupuny didepan seluruh keluargaku, Sean beralih pada sang mempelai wanita, mempelai wanita itu terlihat cantik dengan gaun putihnya, dia bahkan sempat memerah ketika Sean menatapnya, aku hampir saja membelalakkan mataku ketika melihat kejadian itu, apa-apaan ini bekankah dia baru saja menikah kenapa dia bisa memerah semudah itu saat seorang pria menatapnya.

"Selamat atas pernikahanmu" Sean berujar kepada mereka berdua dan mereka membalasnya dengan senyuman bahagia mereka.

Kini semua anggota keluarga telah berdiri untuk menyambut kami, aku memasang senyuman yang sudah diajarkan Melisa padaku, yaitu jenis senyuman yang akan memperlihatkan ketulusan, kecantikan, kecerdasan dan pesona, itu terbukti berhasil ketika aku melihat respon positif dari keluarganya.

"Well, apakah ini adalah wanita muda yang sedang hangat dibicarakan sebagai calon nyonya muda keluarga Blackstone" seru seorang wanita yang menggenakan gaun merah dengan senyuman palsu kepadaku, aku hanya balas tersenyum kepadanya.

"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu Mrs Connor, aku sangat mengagumi karya lukisanmu" aku berujar sambil menunjukkan pengetahuanku tentang beberapa lukisannya, jujur saja sebenarnya lukisannya sangatlah biasa dan tidak ada yang istimewa, aku heran kenapa dia masih saja mengadakan pameran untuk karyanya walaupun jarang ada orang yang tertarik dengan hasil karyanya.

"Ohh, kau tahu tentang lukisanku" dia memekik dengan heboh, dia terlihat sangat senang mengetahui jika ada orang yang akhirnya tahu jika dia seorang pelukis.

"Tentu saja aku tahu, aku suka dengan karya yang berjudul Heaven, Mrs Connor" aku kembali tersenyum padanya, aku melihat Sean bergerak meraih pinggangku seolah ingin menyelamatkanku dari wanita dideppanku ini.

"Ow, panggil saja aku Rose"

"Senang bertemu denganmu Rose, namaku Ashley Warren" aku tersenyum sekaligus memperkenalkan diriku pada seluruh keluarga Blackstone.

Aku bahkan juga mengangguk pada Macon Blackstone yang duduk dengan tidak nyaman disalah satu sofa, semuanya terlihat menerima kedatangan kami dengan baik, bahkan aku sempat bertemu dengan Henry Blackstone, yaitu paman dari Sean.

"Miss Warren" dia tiba-tiba telah berada didekatku yang sedang menikmati musik jazz yang mengalun lembut di telingaku, aku yang tadinya memejamkan mataku langsung membuka mataku dan melihatnya telah berada didepanku, saat itu Sean masih berada didalam untuk bicara beberapa hal dengan Macon, aku sama sekali tidak ingin berada didekat Macon, jadi aku meminta Sean membiarkanku mengambil minuman sendiri, awalnya dia menolak tapi aku terus memohon padanya dan akhirnya dia membiarkanku, tapi aku tahu bahwa dia menyuruh Richard untuk berada didekatku, karena sedari tadi Richard terus saja mengikutiku kemanapun aku pergi.

"Oh Mr Henry Blackstone, aku tidak menyadari jika anda disini" aku menjawab dan dia hanya tersenyum ketika mendengar jawabanku, senyuman itu hampir sama seperti milik Sean hanya saja menurutku senyumannya sedikit lebih berbahaya dari senyuman Sean.

"Aku mendengar banyak tentangmu Miss Warren, tapi sayang sekali, sulit sekali untuk menemukanmu, aku bahkan baru bisa melihatmu hari ini, saat kau akhirnya menunjukkan dirimu di depan keluarga Blackstone lainnya, kurasa Melisa menyembunyikanmu dengan baik" katanya lagi, aku langsung menangkap adanya sinyal yang berbahaya dari tatapan Henry.

"Melisa Blackstone adalah wanita yang mengagumkan, kenapa kau pikir dia akan melakukan hal-hal seperti yang kau katakan itu?, apa keuntungannya dengan melekukan hal-hal seperti itu?" aku bersuara, aku menanggapi kata-katanya dengan tenang.

"Mungkinkah dia menyembunyikan sesuatu Miss Warren, sesuatu tentangmu"

"Benarkah itu Mr Blackstone?, jika memang dia menyembunyikan sesuatu tentangku kurasa pasti kau juga akan mengetahuinya, karena aku tahu seberapa keras usahamu untuk mengetahui semua tentangku, tenang saja Mr Blackstone, aku adalah buku yang terbuka" aku bahkan tidak percaya aku mengatakan semua itu padanya, astaga aku benar-benar tidak punya kenadali diri yang cukup ketika aku menghadapi orang seperti Henry Blackstone.

"Kau cerdas Miss Warren, setidaknya aku tahu hal itu ada pada dirimu dan aku pikir aku tidak bisa lagi meremehkanmu"

"Seharusnya kau melakukan itu dari awal Mr Blackstone"

"Ijinkan aku memulainya lagi dari awal Miss Warren, berdansalah denganku" dia berkata sambil mengulurkan tangannya padaku, aku melihat kelicikan jauh didalam matanya.

"Dansa pertamanya hanya untukku paman!" tiba-tiba aku mendengar suara berat itu di belakangku, dia berjalan kearahku kemudian membungkus lengannya di pinggangku, itulah pertama kalinya aku merasa lega akan kedatangan Sean.

"Oh, aku pasti terlalu terpesona dengan kecantikan nona muda ini" Henry tersenyum kearah Sean kemudian mengangkat tangannya keatas mengisyaratkan bahwa dia telah kalah. Sean melangkah kearahku lalu mengangkat daguku hingga aku bisa melihat matanya, astaga dia benar-benar tampan saat ini, itu masuk akal karena dia telah menjadi pusat perhatian wanita semenjak dia menginjakkan kakinya disini, dan sekarang aku bertaruh para wanita pasti menginginkanku untuk lenyap dari sisi Sean secepat mungkin.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya sambil mencium pelipisku dengan lembut, aku melihat wanita disebelahku yang sedari tadi melirik kami, mengerucutkan bibirnya tidak suka, masa bodoh, aku tidak perduli dengannya. Aku memaksakan senyuman dibibirku lalu aku mengangguk padanya.

"Dansa denganku?"

***

Gue bener-bener sibuk belakangan ini jadi gak bisa update, otak gue juga buntu bgt, gak ada inspirasi, gak ada yang kasih saran buat chapter selanjutnya juga, tapi chapter selanjutnya semuanya pasti bakalan suka deh, udah ada sih buat chapter selanjutnya tapi gak gue muat, biar semuanya pada penasaran mungkin besok bakal gue update.

Gue ingetin sekali lagi buat vote dan komentar chapter ini, komentar yang buanyakkk ya, biar gue semangat nulis buat kalian semua, okeee, kalo udah banyak komentarnya ntar gue langsung update chapter selanjutnya, tapi kalo masih dikit sih, yahhh kapan-kapan aja kali yaaa. haha.

 byee

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 172K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
604K 96.3K 38
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
2.3M 253K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
939K 43.9K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...