Hotalge High School

Por Enhyliy

205K 24.9K 1K

Apa kalian tau Hotalge High School? Sekolah ternama di dunia. Mungkin semua murid ingin bersekolah disana. Ta... Más

Terpaksa (1)
Tentang Hotalge School (2)
Preliminary Exams (3)
Perpisahan (4)
Makan malam (5)
Teman baru? (6)
Hari perkenalan (7)
Mental orang beda-beda (8)
Rooftop (9)
Iri(10)
Kunjungan orang tua (11)
Chapter exam (12)
Curhat (13)
Game (14)
Buku hilang (15)
Poin berkurang (16)
Jadi bahan gibah (17)
Death note (18)
Maag kambuh (19)
Selamat jalan (20)
Kena hukum (21)
Persiapan semester exam (22)
Rindu ibu (23)
D-day (24)
Dia kembali lagi (25)
Kemarahan orang tua (26)
Jangan lupa bersyukur (27)
Terbunuh (28)
Saudara tiri (30)
Bad birthday (31)
Sad boy (32)
Tersangka pertama (33)
Salah tuduh orang (34)
Rest in Peace (35)
Tersangka baru (36)
Amaya (37)
What kind of job? (39)
Three cell phones (40)
Who? (38)
Flashback (41)
Confession (42)
43 (END)
44 (EXTRA PART)

Tae-Ra (29)

3.2K 480 13
Por Enhyliy

Caitlin berlari mengikuti para polisi yang menuju lift. Dia sangat penasaran siapa pembunuh yang terekam cctv itu, dan juga katanya pembunuh itu berada di lantai empat lantai yang sama dengan kamar Caitlin. Sialan Caitlin jadi makin penasaran.

Caitlin ikut masuk ke dalam lift bersama polisi-polisi berbadan tegap itu. Hanya dia yang perempuan di dalam situ.

"Pak pembunuhnya siapa?" tanyanya frontal.

Salah satu polisi disana mengernyitkan keningnya tapi tak menjawab pertanyaan Caitlin.

"Pak siapa pak? Jawab dong saya penasaran nih."

Polisi itu tetap diam sama sekali tidak menjawab pertanyaan Caitlin.

Caitlin mengerucutkan bibirnya kesal. Apa susahnya si menjawab pertanyaannya itu?

Padahal polisi itu hanya menyebutkan nama saja. Tidak susah.

Tak lama setelah itu pintu lift terbuka. Para polisi berlari ke arah?

Kamar Caitlin?

Oh bukan kamar Caitlin lebih tepatnya ke kamar yang ada di sebelah kamar Caitlin.

Tae-Ra?

Maksudnya apa?

Tae-Ra pembunuhnya?

Pantas saja tadi ketika Caitlin mengetuk pintu dia tidak menyahut.

Tapi apa benar Tae-Ra pembunuhnya. Caitlin tidak yakin.

Caitlin kenal betul siapa Tae-Ra, dia tidak mungkin melakukan hal keji seperti itu.

Arghhhhhh Caitlin harus bagaimana sekarang?

Polisi tidak mungkin salah tangkap orang kan?

Dengan beberapa kali ketukan Tae-Ra keluar dengan keadaan yang benar-benar ughhh. Dia seperti orang stres sekarang. Rambut acak-acakan dan dia masih menggunakan baju tidur matanya sudah bengkak sepertinya dia menangis semalaman.

Dan!!!

Ada bercak darah di baju tidurnya.

Jadi dia benar-benar pembunuhnya?

Tidak mungkin.

"Tae-Ra lo beneran ngebunuh Elena hah?" tanya Caitlin marah.

Tae-Ra menggeleng cepat. "Bukan gue, percaya sama gue Caitlin."

"Tapi semua bukti mengarah ke lo gimana gue bisa percaya sama lo?"

"Percaya sama gue," kata Tae-Ra mulai terisak sedangkan tangannya sudah dipasangkan borgol oleh polisi.

Caitlin hanya mematung kaku. Dia belum bisa menerima semua ini.

"Maling mana ada yang mau ngaku," sarkas Airen yang tiba-tiba sudah berada di samping Caitlin.

Airen menghapus air matanya yang jatuh. "Lo pantes dapet hukuman mati! Dasar pembunuh!" teriaknya di depan muka Tae-Ra.

"Gue bukan pembunuh," balas Tae-Ra histeris.

"Di cctv itu jelas lo yang bunuh Elena! Dan di pisau itu cuma ada sidik jari lo!"

"Mau ngelak gimana lagi lo hah? Semua bukti udah menjelaskan kalo lo itu pembunuhnya!"

"Dasar binatang!" teriak Airen murka.

Tae-Ra hanyak menunduk takut. Orang-orang membencinya sekarang.

Polisi menyeret Tae-Ra untuk berjalan.

Tae-Ra yang dipaksa berjalan berusaha menghadap ke belakang. "Caitlin bukan gue."

Caitlin hanya menghela nafas gusar. Siapa yang harus dipercaya sekarang?

Tak berapa lama Tae-Ra lenyap dari pandangannya.

Sungguh malang.

"Lo gausah percaya sahabat lo itu! Dia jelas pembunuh." kata Airen kepada Caitlin. Setelah mengatakan itu Airen berjalan meninggalkan Caitlin.

Caitlin memijat pelipisnya. "Gamungkin Tae-Ra."

"Tapi bukti mengarah ke dia semua," katanya frustasi.

Caitlin berniat masuk kembali ke kamarnya namun kericuhan kembali terjadi. Teman-temannya yang sudah masuk ke kamar kembali keluar dan kembali berlari menuju lift.

Apalagi yang terjadi kali ini?

Tae-Ra mengamuk?

"Itu kenapa lagi?" tanya Caitlin kepada Gavin yang ikut berlari.

"Ada yang bunuh diri!"

"Ayo cepetan liat," katanya menarik tangan Caitlin.

Gavin masih menarik lengan Caitlin hingga sampai ke kerumunan tempat orang bunuh diri itu.

Caitlin berusaha melihat siapa yang bunuh diri. Dia sedikit berjinjit untuk melihat jasad orang yang bunuh diri itu.

"Dia kan? Yang waktu itu minta nomor kamar gue di lift Vin!"

Caitlin teringat ketika cowok itu meminta nomor kamarnya.

Flashback on

"Caitlin ya?" Tanya salah satu cowok di dalam lift itu.

"Iya kak," Jawab Caitlin.

"Nomor kamar lo berapa?" Tanyanya lagi.

"Maaf tapi buat apa?"Caitlin balik bertanya.

"Siapa tau lo butuh gue. Bisa aja gue ngajarin lo beberapa materi," Tawar cowok itu.

"Maaf tapi gue bisa belajar sendiri kok," Jawab Caitlin mulai risih.

"Oh yaudah, " Balas cowok itu, dia tidak memaksa Caitlin untuk memberikan nomor kamarnya dia tau mungkin itu privasi Caitlin. Dia juga masih tau batas.

Flashback off

⚫⚫⚫⚫

Sekolah diliburkan untuk sementara waktu karena kasus pembunuhan dan bunuh diri yang terjadi.

Ini mungkin adalah tahun terburuk Hotalge. Pihak sekolah pasti akan benar-benar berusaha membuat nama sekolah kembali bagus.

Dengan cara mencetak prestasi sebanyak-banyaknya, agar berita buruk ini tenggelam. Dengan seperti itu orang-orang pasti akan kembali bertekad kuat untuk bersekolah di Hotalge.

Bukan berarti sekolah diliburkan siswa kembali ke rumah.

Tidak!

Siswa akan tetap berada di asrama. Tidak ada yang boleh keluar dari asrama untuk beberapa hari ke depan.

Benar-benar menyiksa.

"Jadi si Gilang itu pure bunuh diri kan? Gaada sangkut pautnya sama kematian Elena?" tanya Evelyn memastikan.

"Iya dia emang bunuh diri di jaket yang dia pake pas bunuh diri itu ada surat yang isinya penyebab dia bunuh diri. Dari tulisannya itu emang tulisan dia. Itu informasi yang gue dapet dari teman sekelasnya," balas Adrin.

"Penyebab dia bunuh diri apa?"

"Dia pecandu narkoba."

"Pasti dia takut kalo ketahuan dia bakal langsung di drop out dan pasti dia gamau ngerasain malu jadi dianya bunuh diri gitu gasih?"

"Nah itu," Adrin menjetikkan jarinya.

"Tangkep," kata Evelyn melempar sebotol cola-cola kepada Caitlin.

Dengan sigap Caitlin menangkapnya. "Thanks."

Evelyn kembali duduk lalu menyodorkan sekaleng cola-cola kepada Adrin.

Adrin menggeleng. "Gamau."

"Yaudah," jawab Evelyn kembali menyimpan minuman itu ke kulkas miliknya.

"Yang gue heran gimana dia bisa makai narkoba disini?" Tanya Evelyn cukup heran.

"Tadi gue nanya sama teman sekelasnya. Katanya si Gilang itu sering dapet paket pas ditanya sama teman-temannya dia jawab itu paket dari orang tuanya."

"Bentar-bentar," Caitlin mulai berpikir keras.

"Kalo gue nyimpulannya gini. Jadi kan dia nerima paket, paket itu isinya mungkin narkoba terus mungkin dimasukin beberapa barang lain supaya orang gak terlalu curiga. Nah gue mikirnya yang nganter itu paket kesini pasti pengedar narkoba yang nyamar jadi kurir paket. Menurut kalian gimana?"

"Gue setuju sama pendapat lo."

"Gue juga!"

"Oke berarti Gilang itu gak masuk ke kasus pembunuhan Elena ya."

"Iya."

"Oke tugas kita selanjutnya adalah mecahin kasus pembunuhan ini. Gue yakin Tae-Ra bukan pembunuhnya dia pasti cuma dijebak."

"Evelyn semalem kita belajar bareng kan di kamar lo ini?"

"Iya."

"Gue pulang sama Adrin sekitar pukul sepuluh malam, dan Tae-Ra disini ketiduran kan?"

Flashback on

"Tae-Ra lo mau bareng sama gue ke kamar?" tanya Caitlin membangunkan Tae-Ra yang tertidur di kasur Evelyn.

"Lo duluan aja nanti gue nyusul. Gue capek banget," ucapnya masih setengah sadar.

"Yaudah. Evelyn gue balik dulu ya sama Adrin,"

"Oke."

Flashback off

"Iya dia ketiduran. Terus dia balik ke kamarnya tengah malem gue gatau jam berapa soalnya gue udah ngantuk banget gue cuma kasih tau password pintu gue ke dia."

"Semalem mati lampu gasih beberapa menit gitu?"

"Bukan beberapa menit lagi tapi hampir 1 jam an gitu deh kayaknya."

"Gue yakin yang matiin lampu itu si pembunuh aslinya," kata Caitlin yakin.

"Iya bener. Nah dia ngelakuin aksi pembunuhan itu ketika lampu mati."

"Nah pas lampu hidup si Tae-Ra keluar dari kamar lo terus kamar lo ini kan jaraknya gak jauh dari kamar Elena dan mungkin Tae-Ra refleks megang pisau yang ada di perut Elena. Dan pas juga lampu hidup lagi dan otomatis cctv ngerekam dong." ujar Caitlin sesekali meneguk minumannya.

"Nah bener."

⚫⚫⚫⚫

Terimakasih sudah membaca♡️

Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan commentnya ya.

















Seguir leyendo

También te gustarán

1.4M 61.3K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.4M 142K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.5K 74 5
BELUM DIREVISI!! Sebuah sekolah di ibukota menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan oleh pihak berwenang. Sekelompok remaja dari sekolah terse...
12.8K 1.5K 23
#SERIES SEKOLAH MISTERI 2 SMA BATAVIA bukan sekolah favorit seperti kebanyakan sekolah yang berada di pusat kota. Tapi sekolah itu terkenal dengan "S...