Hotalge High School

By Enhyliy

205K 24.9K 1K

Apa kalian tau Hotalge High School? Sekolah ternama di dunia. Mungkin semua murid ingin bersekolah disana. Ta... More

Terpaksa (1)
Tentang Hotalge School (2)
Preliminary Exams (3)
Perpisahan (4)
Makan malam (5)
Teman baru? (6)
Hari perkenalan (7)
Mental orang beda-beda (8)
Rooftop (9)
Iri(10)
Kunjungan orang tua (11)
Chapter exam (12)
Curhat (13)
Game (14)
Buku hilang (15)
Poin berkurang (16)
Jadi bahan gibah (17)
Death note (18)
Maag kambuh (19)
Selamat jalan (20)
Kena hukum (21)
Persiapan semester exam (22)
Rindu ibu (23)
D-day (24)
Dia kembali lagi (25)
Kemarahan orang tua (26)
Jangan lupa bersyukur (27)
Tae-Ra (29)
Saudara tiri (30)
Bad birthday (31)
Sad boy (32)
Tersangka pertama (33)
Salah tuduh orang (34)
Rest in Peace (35)
Tersangka baru (36)
Amaya (37)
What kind of job? (39)
Three cell phones (40)
Who? (38)
Flashback (41)
Confession (42)
43 (END)
44 (EXTRA PART)

Terbunuh (28)

3.4K 472 28
By Enhyliy

Hari ini dipenuhi dengan mata pelajaran yang dipenuhi dengan rumus-rumus yaitu fisika dan matematika.Mungkin ini hari yang menyenangkan bagi Caitlin karena dua mata pelajaran itu adalah pelajaran kesukaannya.

Berbeda dengan Adrin dan Tae-Ra, mereka dari tadi mengeluh tidak terima karena jadwal pelajaran diganti. Seharusnya matematika dan fisika dipisah harinya tapi sekarang kenapa digabung? Ini hanya membuat Tae-Ra dan Adrin ingin muntah rumus.

"Kenapa digabung sih ahhh," keluh Tae-Ra tak henti-henti dari tadi.

"Iya tuh," balas Adrin juga kesal.

"Diem kenapa deh ah," kata Elena sebal. Tae-Ra teman sebangkunya itu sangat berisik dari tadi. Dia sedang belajar pun jadi tak fokus.

"Ih sewot banget sih lo," sambar Adrin.

Elena menatap tajam Adrin."Gue ngomong sama Tae-Ra bukan sama lo ya."

"Yaudah kek kalo mau ketenangan sana lo ke belakang gausah disini. Jangan sok sok rajin belajar deh lo kemaren aja males-malesan. Lo rajin gara-gara dapat peringkat enam belas ya?" kata Adrin membuat emosi Elena tersulut.

Elena menggebrak meja dengan penuh emosi. "Lo tau apa tentang gue hah?" bentaknya di depan muka Adrin.

Adrin memainkan ujung rambutnya lalu menaikkan alis kanannya. "Gue tau banyak tentang lo."

"Gausah sok deket lo sama gue."

"Loh kok kepedean? Yang bilang gue deket sama lo siapa? Gue cuma bilang tau banyak hal tentang lo bukan berarti kita deket kan?"

Muka Elena merah padam dia mengepalkan tangannya tampak sangat emosi.

Elena berdiri menghampiri Adrin. "Sialan lo,"katanya mendorong Adrin dengan satu telunjuk.

Adrin tersenyum remeh tak sampai empat detik  mukanya langsung berubah menjadi datar tanpa ekspresi.

Adrin berdiri lalu benar-benar mendekat kepada Elena. "Lo anak jalang," katanya mendorong bahu Elena dengam telunjuknya.

Emosi Elena sekarang benar-benar tak tertahan lagi dia langsung mendorong Adrin dengan sangat kuat sehingga Adrin terjatuh ke lantai.

Dia berjongkok di samping Adrin dan langsung memukul kepala Adrin dengan cukup keras.

Adrin menatap tajam Elena. "Anak jalang sialan," teriaknya sangat keras.

Dia langsung berdiri dan membalas memukul kepala Elena. Ia dengan brutal menarik rambut Elena sampai Elena mengaduh kesakitan.

Keadaan kelas sangat ribut Hideaki dan Gavin berusaha melerai pertengkaran itu tapi sama sekali tak dihiraukan oleh Adrin dan Elena.

"Woi berhenti udah kenapa sih?" Teriak Gavin jenuh.

"Diem lo Vin!" bentak Elena.

"Sialan lo berdua nanti gue juga yang kena woi lahh," katanya benar-benar kesal. Pasti jika ketahuan oleh guru pasti yang akan disalahkan dia karena dia adalah seorang ketua kelas.

Elena menampar pipi Adrin sekuat tenaga hingga menyebakan bekas merah di pipi Adrin.

Tak cukup sampai disitu Elena menyeret Adrin lalu membenturkan kepala Adrin ke dinding. Kepala Adrin langsung memar dibuatnya.

Ini semua benar-benar di luar kendali.

Kenapa guru belum ada yang masuk pagi ini?

Tak ada pilihan lain Gavin langsung menarik Elena dengan sekuat tenaga lalu mendorongnya menjauh dari Adrin.

Adrin merasa kepalanya sangat pusing akibat benturan tadi.

Caitlin langsung menghampiri Adrin. Dia ingin membawa Adrin ke uks. Namun Pergerakkannya terhenti karena teriakan Mrs Lia yang menggema .

"Hei! Apa-apaan kalian ini?" teriak Mrs Lia dengan muka merah padam. Ini kali pertama dia menghadapi murid seperti ini. Dia sudah enam tahun mengajar di Hotalge tapi baru kali ini melihat keributan yang seperti ini. Mungkin biasanya ada keributan tapi hanya adu mulut tapi sekarang muridnya sampai main fisik.

"Gavin!"

Gavin mengerjap kaget."Iya Mrs."

"Bawa mereka berdua ke ruang sidang sekarang!" perintah Mrs Lia tak dapat terbantahkan.

"I-iya mrs," jawabnya gagap. Gavin mencolek lengan Hideaki bermaksud minta tolong agar membantunya membawa kedua gadis yang sedang diselimuti amarah itu.

Hideaki menoleh dengan tatapan heran. "Apa?" tanyanya tanpa suara.

"Bantuin gue bawa tuh dua cewek itu. Nanti mereka ngamuk-ngamuk lagi."

Hideaki mengangguk.

Lalu Adrin dan Elena dibawa ke ruang sidang. Mereka akan disidang karena telah membuat keributan besar di sekolah ini.

⚫⚫⚫⚫

Caitlin dari tadi tak berhenti mondar mandir. Dia cemas jika Adrin akan dikeluarkan dari sekolah. Masalah Elena dia tidak peduli jika dia di keluarkan Caitlin tak peduli sama sekali.

"Duduk kenapa sih?" tegur Evelyn yang mulai jenuh melihat Caitlin dari tadi tak berhenti mondar-mandir.

"Gimana mau duduk ini gue cemas gimana kalo Adrin di drop out hah?"

"Yaiyasih tapi duduk bisa gak sih? Gak capek lo mondar mandir dari tadi?"

Seharusnya pagi ini mereka belajar fisika tapi harus ditiadakan karena Mrs Lia sedang menyidang Adrin dan Elena.

"Percaya sama gue gabakal ada yang di keluarin dari sekolah," ucap Gavin tampak yakin dengan perkataannya.

"Ya lo tau darimana?"

"Gapenting tau darimananya yang penting lo percaya sama gue aja dulu. Sekarang lo duduk! Gausah mondar-mandir gitu. Ga capek apa?"

"Iya-iya," kata Caitlin pasrah lalu duduk di kursinya.

Caitlin memijit pelipisnya tampak frustasi. "Duh lo yakin Vin?" tanyanya masih ragu.

"Iyaaaa Caitlin," jawab Gavin gemas. Rasanya dia ingin mencubit pipi Caitlin sekarang. Dia tampak menggemaskan jika sedang cemas seperti itu.

Ah Gavin mulai ngawur.

Selang beberapa menit Adrin muncul di depan pintu diikuti oleh Elena di belakangnya.

"Drin gimana?" bisik Caitlin ketika Adrin melewati mejanya.

"Poin gue kurang tiga puluh."

Caitlin meringis pelan. "It's okay yang penting lo gak di drop out dari sekolah."

Adrin mengangguk pelan lalu berjalan menuju tempat duduknya.

⚫⚫⚫⚫

Caitlin pagi ini bangun lebih awal. Dia tampak bersemangat pergi ke sekolah. Jam masih menunjukkan pukul 05.45 tapi Caitlin sudah berseragam dengan rapi.

Tapi ada suara bising dari luar kamarnya. Terdengar seperti ada orang yang berteriak-teriak dan berlari ke arah lift.

Caitlin jadi penasaran.

Dia membuka pintu kamarnya dan melihat banyak murid yang berlari ke arah lift.

Apa yang terjadi? Itu yang ada dalam pikiran Caitlin sekarang.

Caitlin berjalan ke kamar Tae-Ra. Dia ingin bertanya apa yang terjadi kepada Tae-Ra. Tapi sudah berkali-kali Caitlin mengetuk pintu kamarnya sama sekali tak ada jawaban.

Caitlin yang penasaran ikut berlari ke lift.

Sesampainya di depan pintu lift Caitlin sedikit terkejut karena begitu ramainya murid mengantri disana.

Padahal lift di setiap lantai ada enam tapi tetap saja banyak yang mengantri saking penuhnya.

Biasanya kalau hari-hari biasa lift tidak akan seramai ini karena orang-orang tidak serentak keluar dari asrama.

Karena terlalu ramai ada beberapa murid yang memilih menggunakan tangga darurat.

Caitlin yang tak tau apa-apa hanya mengikuti murid-murid itu.

"Itu kenapa sih?" tanya Caitlin kepada kakak kelasnya.

"Katanya ada yang dibunuh di lantai lima."

Caitlin mengerjap kaget. "Siapa kak?"

"Denger-denger sih namanya Elena. Teman sekelas lo bukan?"

"I-iya kak," jawab Caitlin masih tak menyangka.

Dibunuh?

Oleh siapa?

Ini semua benar-benar membingungkan.

Tangga darurat makin ramai dinaiki oleh murid-murid membuat Caitlin was-was takut terjatuh karena berdesak-desakan.

Setelah sampai di lantai lima Caitlin langsung menghampiri murid-murid yang berkerumun di depan kamar Elena.

Elena dibunuh?

Atau bunuh diri?

Belum sempat Caitlin melihat jasad Elena polisi sudah datang dan membubarkan para murid-murid yang membuat kerumunan.

Kamar Elena sudah dipasangkan garis polisi bertujuan untuk mengamankan TKP.

Jika Elena dibunuh siapa pembunuhnya?

Sebagian polisi turun ke lantai empat untuk menangkap pelaku.

Pelaku terekam CCTV tadi malam sekitar pukul 02.30 am.

Ada salah satu murid yang pingsan karena dia adalah yang pertama kali melihat Elena terbaring di lantai dengan badan yang berlumuran darah serta ada pisau yang tertancap di perutnya.

Murid itu juga phobia darah.

Caitlin masih tak menyangka Elena mati terbunuh.

⚫⚫⚫⚫

Terimakasih sudah membaca♡️

Sebenarnya aku mau apus beberapa chapter tapi chapter yang mau di apus ada kaitannya sama chapter selanjutnya: (. Aku mau apus gara-gara takut pada bosen karena ga langsung ke konfliknya huhu tapi yaudahlah.

Jangan lupa untuk tinggalin vote sama commentnya ya

To be continued






Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 62.5K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
71.2K 6.5K 36
"Ketika 15 murid jenius memberontak sistem kelas unggulan demi meraih keadilan." -Bukan Kelas Unggulan- ••• [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [FIKSI REMAJA/TE...
8.2K 1.7K 22
Femila merupakan gadis miskin yang serba kekurangan, sifatnya yang urakan sudah menjadi ciri khas dirinya, namun apa jadinya jika tiba-tiba dia terba...
534K 26.6K 45
Kisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yan...