「TechiMemi」Love Story [ Compl...

By majikayou

1.5K 109 54

Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Hirate Techi, ke sahabatnya. Kakizaki Memi. Sebuah kesalahan yang akhirn... More

TechiMemi Story
Meet !
Kesempatan kedua !?
Kenangan...
Because, my little Babu #1
Because, my little Babu #2
Because, my little Babu #3 [ End ]
「TechiMemi」After story
Bonus part ! 「Jatah 」

Yurina!?

144 11 11
By majikayou

" Kamu serius meninggalkannya disini? "

" Aku hanya meninggalkannya sebentar saja. Sekembalinya aku, dia udah gak ada disini ''
Dia mulai terisak. Khawatir ketika tidak mendapati sang anak yang seharusnya berada dimana seharusnya ia bermain.

" Memi, kamu tenang. Kita pasti bisa menemukan Yurina ''

" Mama.. Papa.. ''
Suara anak kecil itu lantas membuat kedua orang dewasa itu menoleh dengan cepat. Memi, tampak begitu lega saat melihat putrinya baik-baik saja.

" Kamu kemana saja sih.. '' Memi memeluk tubuh sang anak, dia sungguh sangat cemas jika sampai saja ada hal buruk yang terjadi dengan Yurina.

" Maafin Yurina ma, tadi Yurina hanya mengambil bola ini yang menggelinding '' Nada penyesalan dari Yurina membuat Memi melepas pelukannya. Mengusap pelan kepala Yurina kemudian memberikan kecupan di kening.

" Ya sudah ga apa-apa. Mama hanya khawatir kamu kenar-kenapa ''

" Maafin Yurina ma ''

" Ya sudah yuk kita pulang ya.. '' Memi mulai bangkit berdiri dari jongkoknya.

Yurina mengangguk. Kemudian ia merentangkan kedua tangan kecilnya ke arah laki-laki yang berdiri disamping Memi.

" Papa.. Gendong Yurina ''

" Gak ah. Kamu berat '' Laki-laki itu sengaja menggoda Yurina.

" Mama... Papa jahat. Yurina kan tidak gendut ''

Memi memukul bahu laki-laki di sampingnya itu.

" Jangan seperti itu ih.. ''

" Habisnya lihat ini.. '' laki-laki itu sekarang berjongkok menyamakan tingginya dengan Yurina.

" Kenapa pipimu terlihat seperti ini hm.. '' Laki-laki itu memberikan cubitan-cubitan kecil di kedua pipi Yurina yang memang tampak tembam.

" Mamaaaaa ! Papa jahat ! " Yurina mulai mengerek kepada Memi.

" Kage ! Cukup ih.. nanti Yurina nangis ''

" Lucu tau Mi, kalau dia sampai nangis ''

" Kage ! ''

Kage hanya tertawa mendengar gertakan Memi. Karena ia tau, gertakan yang seharusnya menyeramkan, malah sebaliknya. Terkesan lucu dan manis jika Memi yang melakukannya.

" Ya sudah. Sini Papa gendong mbem.. ''

Mendengar Kage memanggilnya dengan mbem membuat Yurina menepis tangan Kage.

" Gak mau. Udah gak mood. Mama gendong Yurina '' Mendengar tolakan Yurina membuat Kage malah tertawa.

Yurina sekarang merentangkan kedua tangannya kearah Memi. Tampa mengatakan apa-apa. Memi langsung menyambut tangan mungil sang anak.

Selama perjalanan menuju parkiran. Yurina tidak henti-hentinya mengoceh, menceritakan segala hal kepada sang mama. Memi hanya menjadi pendengar saja, mendengarkan segala ocehan sang anak dan sesekali di tanggapi Memi dengan senyumam dan juga kekehan. Memi tersenyum getir melihat Yurina begitu cerewet dalam menceritakan sesuatu hal yang menarik perhatiannya atau hal yang dia sukai. Membuat Memi mengingat seseorang yang bahkan hampir 5 tahun tidak pernah ia tau kabarnya bagaimana. Mungkin saja, sekarang dia sudah bahagia dengan orang yang dia cintai.

" Mau langsung pulang saja, atau mau cari tempat makan dulu? " Tanya Kage kepada Memi yang berada di samping tempat duduknya setelah mereka masuk kedalam mobil.

" Kayaknya langsung pulang aja. Sepertinya Yurina juga sudah kelihatan mengantuk '' Memi mengusap pelan punggung Yurina ketika gadis kecil itu mulai merengek karenan rasa kantuk yang sepertinya mulai menyerangnya. Yurina terlihat begitu erat memeluk tubuh Memi, mencari posisi senyaman mungkin dalam dekapan sang mama. Kage tersenyum kecil. Tangannya mulai terulur mengusap kepala Yurina. Dan sepertinya Yurina telah sampai pada pertualangan mimpinya. Sepertinya Yurina kelelahan selepas bermain tadi.

" Kage ! Terima kasih ya '' Kage menatap Memi, setelah ia berhasil menjauhkan usapannya dari kepala Yurina. Ia tersenyum tulus kepada Memi dan kini tangannya beralih memberikan usapan di kepala Memi.

" Kamu itu ya, kamu sudah sangat sering mengatakan ini.. Apa kamu tidak bosa mengatakannya terus-terusan? "

Memi menggelengkan kepalanya. Memi merasa bahwa, rasa terima kasihpun belum cukup untuk membalas semua kebaikan Kage terhadap dirinya dan juga kepada sang anak.

" Aku hanya merasa sangat beryukur, jika saja tidak ada kamu waktu itu, aku tidak tau yang akan terjadi. Dan jika bukan karena kamu, mungkin Yurina ak- ''

" Sshhhttt..! Kamu gak boleh bicara apapun tentang hal itu. Dan bagaimanapun juga Yurina tidak salah apa-apa. Aku sudah menganggap Yurina sebagai anak aku sendiri ''

Memi tidak bisa lagi membendung air matanya mendengar ucapan dari Kage.

" Hei.. kok nangis sih? Udah dong malu kalau Yurina lihat mamanya cengeng gini.. ''
Kage mulai mengusap cairan bening itu.

" Kalau kamu masih nangis gini.. apa perlu aku cium nih.. '' Goda Kage, namun reaksi Memi malah memberikan Kage sebuah delikan tajam dan juga kepalan tangan. Kage malah tertawa dengan reaksi yang di berikan oleh Memi.

" Udah ihh.. jalan ''

" Siap nona.. ''

***

" Paman ! Itu milik Yurina ''

" Oh, milik kamu ''

" Terima kasih paman ''

" Yu-Ri-Na ! "

" Hah... ''

Techi menubrukkan badannya kearah sofa, entah sejak pulang dari taman Techi terus kepikiran tentq sosok gadis kecil yang di temuinya bernama Yurina.

Ting !

Suara notifikasi yang menandakan adanya sebuah pesan masuk kenomornya. Dengan rasa malas Techi meraih ponsel miliknya yang sebelumnya ia taruk di meja di depannya.

From : Hono
Sub : -

Apa kamu ada waktu?
Aku ingin bertemu denganmu

Techi menghela nafas, ia sudah lelah dan tidak ingin pergi kemanapun dan tidak ingin bertemu dengan siapapun.

Maafkan aku Hono, tapi aku sedang malas pergi kemanapun, atau bertemu denganmu

Techi meletakkan ponselnya kembali, kemudian menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa. Menutup mata dengan lengannya, tidak lama kemudian suara balasan pesan dari Hono datang kembali.

From : Hono
Sub : -

Kenapa? Tidak biasanya? Apa kamu mulai bosan bermain denganku? Apa kamu sudah mendapatkan mainan baru hmm?

Techi mendecih membaca balasan dari Hono, Techipun sama sekali tidak berniat membalas pesan tersebut, di taruhnya ponsel itu kedalam saku celananya kemudian menaiki tangga munuju kamar miliknya.

Sesampainya dikamar Techi segera meraih handuknya kemudian menuju kamar mandi. Mengisi bathtub dengan air hangat setelah penuh Techi masuk kedalam bathtub, merilikskan pikirannya.

"

Memi...- ''

" Apa kamu tidak akan pernah memaafkanku? "

" Apa aku tidak punya satu kesempatan lagi? "

" Memi..! "

" Aku mencintaimu ! "

Tidak ada yang tau, bahwa setiap malam Techi terus berharap, berharap, dan selalu berharap, bahwa dia bisa mengulang semuanya. Ia selalu membiarkan matanya mengalirkan cairan bening itu, bahkan tanpa rasa malu sedikitpun. Membiarkannya jatuh bersama dengan rasa penyesalan yang tidak pernah ada ujungnya.

" Kumohon kembalilah ! "

" Aku merindukanmu- ''

***

" Terima kasih ya sudah nganterin aku ''
Kage hanya tersenyum menanggapi ucapan Memi.

" Ya sudah, sekarang kamu masuk, kamu juga butuh istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri. Jika memang kamu butuh sesuatu kam- ''
Memi menggeleng dengan cepat dan memotong ucapan Kage.

" Aku tidak ingin terus-terusan bergantung sama kamu. Kamu sudah banyak membantuku selama ini. Aku takut, aku takut jika aku tidak bisa membalasnya ''

" Memi. Aku melakukan hal ini karena kamu adalah sahabatku. Aku tidak mungkin membiarkanmu kesusahan dan menanggung semuanya sendirian. Dan perlu kamu ingat, hal yang selama ini aku lakukan ke kamu, kamu tidak perlu membalas dengannya apapun. Hanya dengan kamu baik-baik saha itu sudah cukup buat aku bahagia ''

Sudah tidak terhitung kebaikan seperti apa yang telah Kage lakukan untuknya.

" Jadi diri ya. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu hubungin aku saja ''
Kage mendekatkan dirinya kearah Memi, mengusap kepala Yurina yang tertidur didalam gendongan Memi.

" Istirahat yang cukup ''
Memi lagi-lagi hanya menganggukkan kepala, Kage mulai berlalu dari apartment Memi. Memi melangkah masuk kedalam apartmentnya, membawa Yurina kedalam kamar. Memi meletakkan Yurina dengan hati-hati, takut jika tidur sang anak akan terganggu.

Wajah damai Yurina ketika tidur mengingatkan Memi dari papa biologis Yurina, siapa lagi jika bukan Techi.

Seminggu setelah kejadian dimana ia melakukan hal tersebut dengan Techi, Memi menjadi sering merasa mual. Awalnya Memi hanya mengira jika dia masuk angin, namun semakin hari rasa mual dipagi hari benar-benar menyiksa Memi. Dengan perasaan ragu, Memi mencoba membeli sebuah tespack, dan benar saja, hasilnya adalah positive.

Jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya, bisa saja hari itu Memi langsung meminta pertanggung jawaban dari Techi. Tapi Memi tidak menginginkan hal tersebut. Memi tidak ingin Techi memaksadiri untuk bersama dengannya. Karena itu, Memi ingin mencoba pergi dari kehidupan seorang Hirate.

" Maafin mama ya sayang. " Memi mengusp pelan kepala Yurina.

" Maafin mama, karena menjauhkanmu dari papa kamu yang sebenarnya ''

***

______________________________

Jadwal upnya aku ubah jadi Malam Minggu😂😂😂😂.

Jadi bakal up setiap malam minggu 😌

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 139 8
Re-publish Tidak ada descrip Lebih.. kalau penasaran cuss baca aja... konflik Ringan... bahasa non baku, - Wakayuu -
5.1K 366 9
[COMPLETE] ✔️ "Apa yang terjadi? mengapa bisa begini? Ya! Apakah kau mendengarku?" Sowon. "Eonni, waktunya kita mengantar nya ke rumah abadinya" Eun...
2.8K 166 8
Serial ke 108. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal d...