MANAGER KESAYANGAN | NCT 127...

By Anggriani127

2.5M 378K 116K

[Penuh dengan typo, tapi kalau mau dibaca ya silahkan] Yang namanya kesayangan itu ya disayang bukan malah d... More

Prolog
1.Lee Nara
2.Bad MENU
3.Bekal
4.Naif?
5.Si Maknae
6.Sang Leader
7. Xiaojun
8.Baby BOY
9.Qian Kun
10.Suap?
11.Lelah
12.Hadiah For Maknae
13.Laporan Palsu?
14.Good People
15.Empat Mata
16. Pelukan Dari Sahabat
17.Orang Jahat
18.Back Home
19.Son Aera
20.Nyonya Lee
21. Park Taehoon
22.Akhir Untuk Awal
23.Mark Lee
24.Hampir Salah Paham
25.Lee Taeyong
26.Na Jaemin
27. Mulai Curiga
28. Dong Sicheng
29. Bae Jinyoung
30. Busan
31. After Meeting
32. Kesadaran
33. Lucas
34. Pembelaan Yang Sia Sia
35. Sandaran
36. Malarindu
37. Fansign
38. Ong Sena
39. Khawatir (1)
40. Khawatir (2)
41. New Member
42. Nara Sakit
43. Pergi
44. Hilang
45. Super M
46. Insomnia
47. Post It
48. Summer Fight
49. Nakamoto Yuta
50. Leo & Lia (1)
51. Leo & Lia (2)
52. Wasiat
53. Lee Daehwi
54. Quality Time
55. Sengaja
56. Bertemu
57. Chittaphon Leechaiyapornkul
58. Sakit
59. Fakta
60. Kim Doyoung
61. TENNARA
63. Keluh Kesah
64. Liu Yangyang
65. Kim Jungwoo
66. Lokasi Syuting
67. Nara Kembali
68. Lee Jeno
69. Duo Maknae
70. Seo Johnny
71. Dejavu
72. Berantem
73. Menyesal
74. Lee Haechan
75. Zhong Chenle
76. Cry
77. Curhat
78. Sorry
79. Hendery
80. Pulang
81. Hwang Hyunjin
82. Sungchan & Shotaro
83. Lee Joon Young
BUKAN UPDATE!!
84. Keputusan
85. Tentang Kita
86. Janji Papa
87. Choi San
88. Jeong Jaehyun
89. Huang Renjun
90. Moon Taeil
91. GRADUATION 👩‍🎓
92. CANDLE LIGHT💚
93. RESONANCE
94. CONCERT
95. NO LONGER
96. UNIVERSE
97. BEAUTIFUL
98. Sweet Or Bad Dream
99. Takeaway
100. Night Talk
101. End to Beginning
102. Luka

62. KUNNARA

25.3K 3.5K 1.7K
By Anggriani127

Happy Reading Sijeuni☘️

Nara pun keluar dari ruangan Ten dan bergegas pergi sebelum ada yang mengetahui bahwa dia baru saja menjenguk Ten.

Ia menghentikan langkahnya di lorong rumah sakit yang berhadapan langsung dengan taman rumah sakit. Memperhatikan beberapa anak kecil yang sedang bermain dengan riang nya tanpa memikirkan beban kehidupan yang ada di sekitarnya.

Mata Nara memanas ketika melihat Lia dan juga Leo yang bermain bersama perawat mereka.

Nara sedih.

Kenapa? Karna untuk saat ini ia harus menjaga jarak dan menahan diri agar tidak menemui dua anak kembar itu.

Kejadian semalam benar benar masih membela di relung hati Nara.

"Kalian berdua kenapa menangis sayang? Ada yang sakit? Bilang sama Nuna ya?" tanya Nara yang baru datang ke ruangan si kembar.

Lia dan Leo masih menangis tanpa menjawab pertanyaan Nara.

"Suster, mereka kenapa? Kenapa-"

"Kita nggk tau Nona, tiba tiba mereka menangis seperti ini maka nya saya panggil Nona" jawab Suster itu.

"Eonnie jahat!" ucap Lia membuat Nara menoleh kearah Lia.

"A-apa maksud Lia sayang? Eonnie-"

"Eonnie bilang Eomma Appa masih di lawat, tapi telnyata Eomma Appa udah nggk ada hiks hiks"

Deg!

Nara terdiam seketika.

"Hiks hiks,, Eonnie jahat! Kenapa Eonnie bohong sama Lia, hiks"

"Nuna ambil Eomma Appa Leo, Leo benci Nuna!" ucap Leo lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Nara.

"Sa-sayang, Eonnie bisa jelaskan semuanya, Eonnie bisa jelaskan semua, jangan salah paham sama Eonnie" ucap Nara gemetar kepada Lia

Lia menggeleng, "Eonnie jahat hiks"

"Leo sayang, dengerin Nuna dulu ya? Nuna bisa-"

"Nggk mau! Gala gala Nuna,Eomma Appa Leo pelgi,, Nuna jahat!!"

Hampir saja Nara kehilangan keseimbangan namun dengan cepat suster yang ada di dekatnya langsung menahan nya.

"Nona baik baik saja?"

"Sa-saya baik baik saja, tolong jaga mereka, tenangkan mereka ya, saya pergi dulu"

Nara langsung keluar dari ruangan dan berlari menuju ruangan Daehwi.

"Nara? Ada ap-"

"Siapa yang memberitahu semuanya sama Lia dan juga Leo, siapa?!!" Tanya Nara dengan airmata yang sudah membasahi pipinya.

"Kasih tau apaan?"

"Mereka tau,, mereka tau kalau Eomma Appa mereka udh nggk ada, mereka sudah tau Daehwi!!"

"A-apa??"

Nara bahkan smoai terduduk di sofa saking lemas nya.

"Biar aku cek CCTV sekarang" ucap Daehwi lalu membuka laptop miliknya dan mencari rekaman CCTV, untuk mengetahui siapa orang yang terakhir kali bertemu dengan si kembar.

"Nara" panggil Daehwi

"Ya? Apa kau menemukannya?" tanya Nara lalu menghapus airmata nya dan bangkit menghampiri Daehwi.

Nara melihat video rekaman cctv sore tadi yang ada di laptop Daehwi dan melihat si kembar sedang bermain berdua di ruangan. Tak lama dari itu datanglah seorang suster yang mengajak mereka mengobrol dan bisa dilihat, wajah Lia yang tadinya bahagia langsung menangis disusul Leo yang ikut menangis melihat kakak nya yang menangis.

"Siapa nama suster itu?" tanya Nara

"Choi Kinan, dia suster bagian administrasi. Biar aku yang-"

"Jangan, biar aku saja" tahan Nara

"Tapi-"

"Kamu urus si kembar, tenangkan mereka biar aku yang bicara sam suster itu"

"Tapi Ra-"

"Si kembar benci sama aku, mereka nggk mau ketemu aku. Jadi tolong, kamu yang maju tenangkan mereka ya, urusan suster itu biar aku yang urus"

"Baiklah, kabarin aku kalau dia macam macam"

"Pasti"

Nara pun bergegas keluar dari ruangan Daehwi dan pergi ke bagian administrasi.

"Nona Lee? Ada apa?" tanya Yejin, asisten Daehwi

"Dimana perawat Choi Kinan?" tanya Nara

"Kinan?"

"Tidak tau, dia tidak ada disini" jawab salah satu perawat

"Benarkah?"

"5 menit yang lalu dia baru saja kirim pesan, dia bilang jika ada yang mencari nya dia sedang ada di rooftop Rumah Sakit" ucap perawat dengan name tag Lee Sachi

"Rooftop?"

"Ada apa Nona mencari Kinan?" tanya Yejin

"Bukan apa apa, aku pergi"

Nara pun kembali pergi dan berlari menuju lift rumah sakit dan menekan angka 15.

Tak butuh waktu lama ia sampai ke lantai 15 yang sepi dan pergi ke tangga untuk mancapai rooftop Rumah Sakit.

Disana ia melihat seorang gadis sedang berdiri sendirian.

"Nona Choi?"

Gadis itu membalikkan badannya dan tersenyum di keadaan yang minim pencahayaan ini. Tapi Nara bisa lihat dengan jelas senyuman itu, bukan senyuman yang tulus namun sebuah senyuman kepuasan,itu pikir Nara.

"Mohon mmaf sebelumnya, apa kita pernah saling mengenal satu sama lain?" tanya Nara

"Menurut mu?"

"Maaf, sengat ku aku tidak pernah mengenal mu Nona Choi yang terhormat"

"Aku tersanjung dengan cara mu memanggil ku, Nona Lee" ucap nya

"Lalu kenapa kau melakukan semua ini?"

"Melakukan apa?" tanya nya santai

"Apa perlu aku jelaskan semuanya? Aku bahkan sudah melihat mu di cctv, jadi aku rasa aku tidak perlu-"

"Memang nya kenapa dengan yang aku lakukan? Aku tidak melakukan kesalahan kan?" tanya Kinan

"Tidak melakukan kesalahan? Lalu apa tujuan ku menemui mu jika kau tidak mempunyai kesalahan Nona Choi?!" ucap Nara dengan nada suara yang lebih tinggi.

"Aku melakukan kebenaran, aku tidak suka cara mu berbohong kepada 2 anak kembar itu, makanya aku melakukannya" jelas Kinan

"Kau tidak mengenal ku,jadi kau tidak akan tau bagaimana cara kerja ku, jadi jangan ikut campur urusan ku karna aku tidak pernah ikut campur urusan mu, paham?!"

"Aku membenci mu" ucap Kinan

"Apa kau bilang?"

"Aku muak melihat mu menjadi ratu jika kau bersama dengan Dokter Lee, aku muak ketika aku harus mendahulukan jadwal periksa mu dibandingkan dengan pasien yang lain, seakan akan hanya kamu yang paling butuh pertolongan yang cepat padahal masih banyak pasien yang lain yang lebih parah dari sakit ku itu!! "ucap Kinan emosi

Nara diam.

"Kau mungkin memang tidak tau apa apa tentang ini, tapi bukan hanya aku yang merasa kesal terhadap mu tapi hampir semua suster disini merasakan hal yang sama seperti ku"

"Jang Yejin, asisten pribadi Dokter Lee yang sangat dekat ku bahkan juga manaruh rasa kesal terhadap mu tapi dia masih bisa menahan nya, sedangkan aku? Aku sudah muak lihat wajah sok polos mu itu yang membuat Dokter Lee lebih mengutamakan mu daripada pasien yang lain, itu alasan ku membenci mu Nona Nara yang terhormat"

Nara masih diam,matanya memanas. Dirinya benar benar baru tau fakta itu sekarang.

Marah.

Kenapa dirinya baru tau sekarang? Kenapa disaat yang sudah berantakan ini dirinya harus mengetahui fakta yang membuat keadaan hatinya makin berantakan?

Kenapa?

"Sudah tau alasannya kan? Aku pergi dulu" ucap Kinan lalu pergi meninggalkan Nara sendirian di rooftop.

p.s: baru Doyoung datang temani Nara

Tiba tiba ada seseorang yang menyodorkan sebuah sapu tangan tepat di hadapan Nara membuatnya langsung menoleh ke sebelah kanan dan-

"Pakailah" ucap Kun

Nara tersenyum dan menerima sapu tangan itu, menyeka airmata yang nyaris keluar.

"Oppa kenapa bisa ada disini?" tanya Nara dengan suara yang masih terdengar serak.

Masih ingat kan kalau Nara habis nangis di ruangan Ten?

"Kata Juna, kalau aku mau ketemu bidadari harus pergi ke taman rumah sakit dulu, soalnya bidadari nya suka menyendiri di taman rumah sakit makanya aku kesini"

"Tapi kayaknya bidadari nya lagi ganti jam kerja, soalnya aku cuma ketemu kamu disini" ucap Kun seraya tersenyum manis kepada Nara membuat Nara juga ikut tersenyum juga.

"Benarkah? Tapi tadi bidadari nya nggk titip pesan apa apa loh sama aku, apa mungkin dia kehabisan pulsa?" tanya Nara

"Bisa jadi,soalnya sudah satu minggu lebih bidadari nya nggk kasih kabar, sebentar biar aku telfon bidadari nya dulu,kalau emang kehabisan pulsa biar aku belikan pulsa yang banyak nanti" ucap Kun lalu mengeluarkan hp nya dan menelfon seseorang.

Tak lama dari itu hp Nara yang ada didalam tas berdering dengan cepat Nara mengambilnya dan tertera nama Kun Oppa disana.

"Kenapa tidak diangkat? Apa menekan tombol hijau memerlukan pulsa yang banyak?" tanya Kun

Nara diam, ia paham. Kun sedang menyinggung nya sekarang.

"Maaf"

Kun tersenyum seraya menutup panggilan dan menaruh hp nya ke dalam saku celana nya lagi.

"It's okay, yang penting kamu baik baik aja sekarang"

Nara diam.

"Mereka kembar kan?" tanya Kun melihat ke arah Lia dan juga Leo yang masih bermain di taman rumah sakit.

"Ya, mereka kembar"

"Lucu ya?"

Nara menganggukkan kepalanya pelan.

"Ada hal yang ingin kau ceritakan? Aku siap mendengarkan nya?" tanya Kun

Nara menoleh kearah Kun dan menatap lekat laki laki berdarah China itu.

"Kalau belum siap, ya nggk usah di paksa"

"Mungkin ini saatnya aku bisa membagi kisah ku sama kamu, Oppa"

"Hmm?"

"Oppa adalah member yang selalu ada untuk aku, tapi Oppa tidak tau apa apa tentang aku. Sedangkan member lain? Mereka tidak pernah ada untukku tapi aku dengan nyaman nya bercerita masalah ku kepada mereka, apa kau kecewa kepada ku Oppa?" tanya Nara dengan mata yang kembali berkaca kaca.

Entah kenapa sejak semalam mata ini tidak pernah berhenti mengeluarkan airmata.

"Sedikit"

"Kenapa tidak banyak?"

"Kalau banyak aku tidak akan mau menemui mu lagi, Ra" ucap Kun

Nara terdiam.

"Aku memang kecewa sama kamu karna kamu belum pernah menaruh kepercayaan mu sedikit pun kepada ku, sedangkan kepada Jaemin? Aku rasa kau dengan mudah memberinya kepercayaan, Xiaojun? Aku rasa dia juga dengan mudah mendapatkan kepercayaan itu,lalu siapa lagi? Taeyong?"

Nara diam.

"Self injury, aku akan melukai diriku sendiri jika aku tidak bisa mengontrol emosi ku, oleh sebab itu aku harus pintar untuk mengontrol emosi ku sendiri" ucap Nara membuat Xiaojun terdiam tak percaya.

Nara menoleh ke arah Xiaojun.

"Kau bisa merahasiakan nya kan?" tanya Nara dengan sorot mata yang sangat teduh membuat Xiaojun tak mampu melihat mata itu lama lama.

"A-apa Xiaojun memberitahu mu Oppa?" tanya Nara dengan nada bicara nya kembali gemetar menahan tangis.

"Ya, semalam dia menceritakan itu kepada ku" jawab Kun membuat kaki Nara lemas seketika namun Kun dengan cepat menahan nya agar tidak terjatuh.

"Dan aku juga tau, aku tau kalau kau-"

Jeda, Kun menjeda ucapan nya saat melihat airmata Nara jatuh menetes ke pipi cantiknya.

Dengan perlahan Kun mengusap airmata itu dengan tangannya.

"Aku tau kalau kau sudah bertemu dengan Ten sebelum Ten sakit" sambung Kun

"Jas hitam milik mu, masih disimpan dengan rapi didalam lemari Lucas bahkan tidak ada yang boleh menyentuh nya sedikit pun, dan aku rasa kau juga sudah kenal dekat dengan Lucas bukan?" tanya Kun

"Aku lebih kenal dekat dengan mu Oppa" lirih Nara

"Tapi mereka yang mendapat kepercayaan mu lebih dulu,itu tandanya mereka jauh lebih dekat denganmu dibanding kedekatan kita bukan?" tanya Kun

"Jangan bicara seperti itu Oppa"

"Tapi kenyataannya memang seperti itu kan?"

Nara terdiam.

"Aku nggk masalah kamu nggk percaya sama aku, yang penting kamu harus tau kalau aku selalu percaya sama kamu"

"Aku emang nggk tau masalah kamu apa,yang aku tau aku bisa buat kamu bahagia dan melupakan masalah kamu sekarang, itu aja" ucap Kun

Nara masih diam, ia memandang lekat laki laki yang sedang berdiri di hadapan nya ini. Laki laki yang mengikuti nya tengah malam untuk pergi ke salah satu kedai 24 jam dan menemani nya sampai dirinya selesai mengerjakan tugas kuliah. Laki laki yang menghampiri nya disaat ia sedang menyendiri di tepi sungai han. Laki laki yang selalu ia abaikan telepon dan juga pesan pesan singkat nya. Laki laki yang selalu ada disaat ia sendirian. Laki laki yang selalu mengerti keadaannya sekalipun ia tidak memberitahukan nya. Laki laki yang selalu memberikan pundak nya untuk sandaran dirinya. Laki laki yang telaten mengurus nya disaat dirinya sakit. Laki laki yang masih setia menghubungi nya sekalipun tau jika panggilan tersebut tidak akn pernah di angkat olehnya.

Laki laki hebat bukan?

Tes! Satu airmata kembali menetes membasahi pipinya namun dengan cepat Kun mengusap nya.

"Jangan awali pertemuan dengan airmata, aku mau awal yang bagus untuk kita kedepannya" ucap Kun

"Maaf"

"Untuk?"

"Semuanya"

"Udah aku maafin kok"

"Semudah itu?" tanya Nara

"Kalau ada yang mudah ngapain harus dipersulit?" tanya Kun balik

Nara diam.

"Tapi kalau kamu mau minta yang sulit, boleh" ucap Kun, Nara mendongak menatap Kun menunggu ucapan Kun selanjutnya.

"Hug me please" pinta Kun

Nara menaikkan satu alis nya, apa?

"Nggk dilakukan juga gpp, aku bakal tetap maafin kamu kok jadi-"

Ucapan Kun terhenti saat Nara memeluk nya. Membuat Kun terdiam seketika.

"Ini bukan permohonan maaf, tapi ini sebagai ucapan terima kasih"

Kun tersenyum dan membalas pelukan itu.

"Ini satu hal yang paling aku tunggu dari lama, Ra"

"Benarkah?"

Kun makin mengeratkan pelukan nya, sudah lama ia ingin merengkuh tubuh gadis yang penuh beban ini dengan sayang. Sekarang ia sudah memeluk nya dan dia akan memberitahu Nara lewat pelukan ini bahwa dirinya adalah orang yang lebih tepat dari member lain. Semoga.

"Oppa"

"Hmm"

"Bagaimana jika aku mempunyai anak?" tanya Nara

"Kau memang sudah punya anak kan? 23 member itu semua anak mu kan?" tanya Kun

Nara mengggeleng dalam pelukan Kun, "Bukan member, tapi anak kecil"

"Kau akan memilikinya nanti, Ra"

"Bukan nanti, tapi sekarang"

Kim melepas pelukan nya dan memegang kedua bahu Nara.

"Anak kecil? Baby maksudnya?" tanya Kun

Nara mengangguk membuat Kun berpikir keras apa maksud dari ucapan Nara. Pikirannya mulai macam macam sekarang.

"Lucu banget sih kalau mikir, jangan mikir macam macam ya" ucap Nara menoel hidung Kun.

"Tapi-"

"Aku bakal cerita, jadi jangan salah paham"

"Ngokey"


Disini lah mereka sekarang, di tepi sungai Han seraya menikmati suasana malam yang indah dan juga tidak terlalu ramai.

"Jadi, namanya Lia dan Leo?" tanya Kun membuat Nara menganggukkan kepalanya.

"Kemarin sudah selesai sidang, dan mereka sudah resmi jadi anak angkat ku. Sebenarnya bukan hanya aku yang bertanggung jawab untuk mereka, tapi ada satu sahabatku juga. Dia salah satu dokter di rumah sakit itu"

"Kami sudah sepakat bakal asuh Lia dan juga Leo bersama, dan untuk memberitahukan kebenaran kedua orang tua mereka yang sebenarnya itu butuh waktu. Kondisi salah satu dari mereka masih belum sehat sepenuhnya karna dia punya penyakit bawaan sebelum kecelakaan itu terjadi "

"Semuanya sudah kami atur, kami siap menerima apa yang akan mereka lakukan nanti jika tau kedua tang tua mereka sudah tidak ada,tapi bukan sekarang"

"Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberitahu semua fakta itu, karna baik aku ataupun sahabatku masih sibuk dengan urusan masing masing. Aku sibuk dengan kalian, dia sibuk dengan pasien nya"

"Jujur, ini adalah tanggung jawab yang berat. Sekalipun kami berdua, tapi kami punya tanggung jawab yang masing masing di luar urusan mereka"

"Jadi-mungkin itu alasan aku belum bisa kembali ke dorm kalian"

"Keadaan dorm yang kacau akan membuat ku lupa tanggung jawab ku yang lain, karna aku terlalu sibuk mengurus kalian"

"Ekspetasi ku adalah, jika aku keluar dari dorm maka keadaan dorm akan jauh lebih baik tanpa aku,tapi realita nya?"

Kun menarik tangan kiri Nara dan menggenggam nya erat.

"Kamu tau penyesalan?" tanya Kun

"Sosok yang dulu dianggap sebagai pengganggu dan pembawa sial, justru sosok yang mereka rindukan keberadaan nya sekarang"

"Tidak semua, mungkin hanya sebagian" ucap Kun

"Iya sih, tapi aku kan tidak pergi jauh? Aku masih ada untuk kalian, aku masih ada untuk memantau keadaan kalian. Tapi kenapa kalian malah seenaknya membuat masalah baru yang membuat ku semakin tidak ingin kembali ke dorm" ucap Nara

"Kau benar benar tidak ingin kembali ke dorm?"

"Bukan tidak ingin, aku hanya butuh waktu. Urusan ku belum selesai, aku masih harus mengurus Lia dan juga Leo. Jangan lupakan masalah Ten oppa, dia sampai masuk rumah sakit karna aku jadi aku yang akan maju untuk bertanggung jawab nantinya"

"Kenapa kamu ingin bertanggung jawab untuk kesalahan yang tidak kamu lakukan?" tanya Kun

"Karna aku alasan dia pergi ke club malam itu"

Kun diam.

"Sudahlah, kenapa malah bahas Ten oppa sih" ucap Nara seraya mengusap wajahnya kasar.

"Kamu yang pertama kali menyebut namanya, Ra"

"Maaf"

"Apa yang kamu bicarakan dengannya tadi pagi?" tanya Kun

"Aku hanya menyuruh nya agar lekas sembuh, karna lusa kalian sudah proses syuting mv"

"Selain itu?"

"Apa?"

"Tidak ada lagi yang kalian bicarakan?"

"Ada, tapi apa aku harus menceritakan nya juga? Nanti aku nangis lagi loh"

"Jadi Ten membuat mu menangis, iya?" tanya Kun

"Sedikit"

"Kenapa nggk banyak?"

"Nanti aku gampang kangen kalau aku nangisin dia" ucap Nara seraya menoleh kearah lain.

"Apa kamu bilang?" tanya Kun

Nara menggeleng, "Bukan apa apa"

"Jadi aku harus bikin kamu nangis dulu gitu supaya kamu kangen sama aku?" tanya Kun

"Heh, siapa bilang?"

"Tadi kamu sendiri yang bilang, kamu bakal gampang kangen kalau kamu nangisin Ten, iya kan?"

"Are you jealous, oppa?" tanya Nara menatap Kun.

Kun terdiam.

Hening.

Tak lama kemudian justru terdengar tawa bahagia dari Nara membuat Kun terheran heran, apa yang lucu?

Namun sedetik kemudian ia paham apa yang Nara tertawakan.

"Kau ngerjain aku,iya?"

"Nggk"

"Bohong"

"Nggk salah lagi maksudnya" ucap Nara kembali tertawa membuat Kun menghembus kan nafas nya kesal.

"Owh gitu ya, sini aku kerjain balik kamu" ucap Kun lalu bergerak untuk menggelitiki Nara.

"Ya! Kun Oppa! Kau makin menyebalkan rupanya"

"Kau jug makin menyebalkan, Ra! Sini kamu, aku harus memberi ku pelajaran"

Nara langsung bangkit dan lari untuk menghindari serangan dari Kun.

"Ya! Lee Nara! Jangan lari kau!"

"Kemari lah Oppa, kau harus banyak lari agar lemak yang tadi kau makan tidak membuat mu gemuk" ejek Nara lalu melanjutkan lari nya.

"Hati hati,Ra!" tegur Kun saat Nara menuruni anak tangga menuju jalanan yang ada di bawah.

"Ayo Oppa! Kemari lah, atau aku akan pergi dengan laki laki yang lain, disini banyak laki laki yang lebih tampan dari mu" teriak Nara

"Tunggu aku Lee Nara!!"

Kun pun ikut menuruni anak tangga dan pergi mengejar Nara yang kembali menghindar darinya.

Di jalanan yang hanya di terangi oleh lampu jalanan mereka saling berlarian mengejar satu sama lain sampai pada akhirnya Nara tersandung dan terjatuh.

"Akhh"

"Nara!" Kun langsung berlari menghampiri Nara.

"Tuh kan makanya jangan terlalu laju lari nya, yang mana yang sakit?"

"It's okay, nggk terlalu sakit kok"

"Jangan berbohong lagi!" ucap Kun kesal

"Aku nggk bohong"

"Aku nggk percaya, yang mana yang sakit, hmm?"

"Oppa, apa itu?!" Nara menunjuk sesuatu di belakang Kun membuat Kun refleks menoleh ke belakang dan-

"Akhh"

Pekik Kun saat Nara tiba tiba naik ke punggung nya.

"Antar aku pulang oppa" ucap Nara

"Kau benar benar membuat ku kaget, Ra" ucap Kun mengusap dada nya

"Maaf"

"Tinggal bilang mau gendong apa susahnya sih?pake acara modus jatuh segala, bikin khawatir tau lah" omel Kun lalu bangkit dan menggendong Nara.

"Kan perempuan pintar bikin kode" ucap Nara

"Benarkah? Cocok tuh jadi nggota kepolisian, biar bisa pecahan kode kode kejahatan gitu"

"Jangan dong"

"Kenapa?"

"Nanti penjahat nya nggk bakal di hukum, kan perempuan mudah memaafkan" jawab Nara

"Ya jangan asal di maafkan lah, lihat dulu seberapa banyak kesalahan dia, kalau masih bisa di maafkan ya maafkan aja tapi kalau dia melakukan kesalahan fatal, masa iya masih di maafkan?"

"Ya nggk usah di maafin, tinggalin aja terus cari yang lain deh" jawab Nara

"Heh, kok nyambung kesitu sih?" tanya Kun tertawa

"Ya mau nyambung kemana lagi? Aku nggk paham masalah kepolisian, jadi jangan salahin aku lah kalau nyambung kemana mana"

"Kalau perasaan aku, paham nggk?" tanya Kun

"Huh?"

"Gpp, lupakan. Kau ternyata lebih ringan sekarang, apa kau sering telat makan?" tanya Kun

"Hanya beberapa kali, tapi tenang aja aku baik baik aja"

"Tapi kalau terlalu sering telat makan bisa membuat mu jatuh sakit lagi nantinya" omel Kun

"Iya iya, jangan di omelin dong kan tadi udah makan tepat waktu sama oppa"

"Kan tadi, kemarin kemarin?"

"Ya maaf, urusan ku banyak jadi lupa rasa lapar itu kayak apa"

"Makanya jangan kebanyakan urusan, nanti ada yang terlupakan" ucap Kun

"Termasuk oppa"

Langkah Kun langsung terhenti.

"Kenapa berhenti?" tanya Nara

"Kau melupakan ku?" tanya Kun balik

"Turunkan aku oppa" Pinta Nara, Kun pun menurut dan menurunkan Nara dari punggung nya lalu membalikkan badan menghadap kepada Nara.

"Bukan melupakan, tapi terlupakan. Mungkin karna banyak hal yang harus ku pikirkan dan aku lakukan, makanya aku sampai lupa sama orang orang yang selalu ada buat aku, bahkan kadang kadang aku suka lupa sama kesehatan diri aku sendiri, jadi-"

Ucapan Nara terhenti saat Kun menariknya ke dalam pelukan nya.

"Berhentilah memikirkan keadaan orang lain, Ra" bisik Kun

"Termasuk oppa?" tanya Nara

Kun diam.

"Apa aku harus berhenti memikirkan keadaan mu? Apa aku harus berhenti memikirkan keadaan para member? Apa aku harus berhenti memikirkan keadaan Lia dan juga Leo? Apa aku harus berhenti memikirkan-"

Cup!

Ucapan Nara kembali terhenti disaat Kun mengecup singkat kening nya.

"Berhentilah memikirkan keadaan orang yang tidak pernah memikirkan mu, paham?"

Nara diam menatap Kun tak percaya.


















































Bagaimana guys?

Seru atau nggk?

Jujur, aku butuh waktu lama untuk menulis ke-uwuan ini🤭aku senyum senyum sendiri, apa kalian juga?

Please kasih tau ost lagu apa yang cocok buat baca chapter ini? Kalau aku sih, dengerin lagu still - DKB.

Makin bingung nih pilih kapal yang mana,, tapi menurut ku kapal ini bakal berlayar,oupps keceplosan🤭

Tulis perasaan kalian setelah baca chapter ini ya, apa kalian termasuk dalam orang uwuphobia atau enggak, kalian komen aja😂

Oh ya, buat kalian yang bucin nya Lee Taeyong, kalian boleh mampir loh ke lapak aku yang lain.

Nggk maksa mampir kok, tapi kalau mau ya silahkan.

Always terbuka pintu untuk kalian semua.

Sekian dari author, selamat membaca.

See you,,

Bye bye pyongg!!!


Continue Reading

You'll Also Like

168K 26.4K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
75.9K 9.2K 30
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
52.8K 4.9K 30
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
117K 11.9K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...