Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOL...

By hanwistereia

32.1K 5.2K 1.9K

"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini... More

00 : prolog
01 : new page
02 : another side
03 : as if it's
04 : inner
05 : mood
06 : Jongho
07 : play date
08 : all day long
09 : move on? system not found
10 : don't die
11 : I like him
12 : focus
13 : lunch
14 : thinking out loud
15 : day and night
16 : pleasure
17 : like always
18 : conversation
19 : followed
20 : boy-space-friend
21 : reason
22 : let it all go
23 : sweet talking
24 : attached
25 : Cause I'm Envy
26 : coming home
27 : from home
28 : for home
29 : hands on me
30 : next to you
31 : meet up
32 : sick
34 : just a dream
35 : how it's ended
36 : summer break
37 : affirmation
38 : another page
39 : roommate
40 : bothered
41 : daily of college
42 : dating on the festival
43 : dating on the festival (2)
44 : two is better than one
45 : confident
46 : under control
47 : who's knows?
48 : he knows
49 : tossed around
50 : the bitter part of life

33 : almost ended

445 82 69
By hanwistereia

Seumur melaksanakan ujian, kayaknya ini pertama kalinya Beomgyu bersyukur dengan adanya ujian.

Sebab dengan adanya ujian, segala sesuatu di sekelilingnya mendadak ngeblur karena tujuannya cuman satu; mengerjakan ujian dengan baik. Dan bagaimana caranya supaya bisa mengerjakan ujian dengan baik dan lancar? Iya, belajar.

"KAPAN GUE WISUDA YA TUHAN? PULANGKAN SAJA HAMBA KE PELUKAN BUNDA!" rengek Junseo nelungkupin kepalanya di atas meja sambil ngacak-ngacakin rambutnya. Stress dia.

Tapi tiga detik kemudian, bangun lagi dan jerit, "SIAPA YANG MENCIPTAKAN ADANYA EKONOMI DI TEKNIK? KENAPA HARUS ADA EKONOMI DI TEKNIK? APA KURANG PUAS HAMBAMU INI BELAJAR KOSETAN(re: cosectan) PAS TAHUN PERTAMA TERUS SEKARANG MALAH NGITUNGIN PAJAK? AAAAAAAAA," Plak!

"BACOT ANJENG!" emosi Jeongin sampai ngelempar print out soal-soal latihan. Masalahnya dia juga stress sama ekonomi teknik dan bacotan Junseo sama sekali gak menambah wawasannya.

Lawak sih sebenarnya dengerin sambatan Junseo, tapi sayang dia bergabung dengan kelompok belajar yang isinya anak-anak ambis jadi bukan lawakannya disahutin malah ditempeleng.

Meski pun yang nempeleng Junseo sebenarnya bukan salah satu populasi ambisnya, tapi sama Jeongin yang lagi mode baper senggol smackdown.

JEONGIN KAN OTAKNYA 11-12 SAMA JUNSEO, TAPI DIA PUNYA TEMEN SATU AMBIS-TAPI GOBLOK DAN SATU AMBIS-AMBISAN SAMPE MAMPUS, JADI BUKANNYA SENENG ADA TEMEN NGETOLOL JEONGIN MALAH STRESS.

Pulangkan saja Jeongin dan Junseo ke pelukan Pak Namjoon...

"Ya udah, kalian istirahat dulu aja. Jajan atau apa kek. Kalau kalian udah capek jangan dipaksain, nanti malah pusing." kata Jiheon sambil menatap Jeongin dan Junseo.

Tapi lanjut nulis lagi begitu selesai.

Yha, oqe.

Junseo mulai menyesali keputusannya ngeiyain ajakan Minju buat belajar bareng sama Jiheon dkk. Junseo juga merasa super tolol karena lupa kalau Jiheon kuliah pakai beasiswa alias dia pinter banget, goblok.

Tadinya Junseo mau mengajak Jeongin jajan saja, dibanding di sini gak guna (emang iya), tapi mantan pawang behel itu sudah nelungkupin kepalanya di atas kedua tangan yang terlipat di meja dan matanya merem. Otaknya udah panas, dikit lagi konslet terus meledak. Junseo gak berani ngeganggu, takut dimakan.

Terus Junseo ingat kalau cowoknya bukan cuman mereka, ada satu lagi yaitu Beomgyu-

-yang duduk di paling pojok dan kayaknya gak terganggu sama sekali oleh keributan di sekitarnya. Matanya yang menatap lurus pada apa yang di bawah dagunya cuman berkedip dua-tiga kali dalam sepuluh detik, bibirnya bergumam pelan, sedangkan tangan kanannya sibuk menulis dan tangan kirinya memegang kalkulator.

Bayangan Choi Beomgyu yang ngegoblok di kelas seketika luntur sudah.

Harusnya Junseo gak heran, kenapa Beomgyu dan Jiheon bisa temenan.


❏❏❏


Selain belajar, ada satu lagi tips menghadapi ujian dengan baik dan benar.

Kerjakan, kumpulkan, dan lupakan.

Ah, satu lagi, perayaan.

"YAAASSHH!!" suara berisik Beomgyu menggelegar di lorong. "SAYONARA ADIOS ANYEONGIGASEYO GOODBYE BABAY! GUE BEBAS! MERDEKAAAA!"

Jaeyun tadinya mau nanya soft file desain tugas kelompok mereka, tapi gak jadi. Untuk saat ini, pura-pura gak kenal dan pulang adalah pilihan paling bijak.

"Tuhan itu adil," kata Nakyung tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Yuri.

"Ada yang gak pinter tapi waras, ada yang pinter tapi sinting."

"CHOI BEOMGYUUUU!" Junseo menyusul keluar kelas kemudian.

"KIM JUNSEOOOO!" sahut Beomgyu terus gandengan sama Junseo dan muter-muter di tempat sambil ketawa.

Nakyung langsung melengos. "Yah, ada juga sih yang maruk kadang."

"Lah, Beomgyu ganti pasangan ngehomo?" Hitomi natap keduanya salah fokus.

"Pulang yuk, pulang..." Yuri langsung ngegandeng temannya dan pergi bareng Nakyung.

"Jeongin..." panggil Jiheon.

"Apa?" Jeongin nyahut dengan muka capek.

"Jangan cemburu ya, biar gitu-gitu, Beomgyu orangnya setia kok."

Sekali lagi, setelah beberapa chapter berlalu, kalau Jeongin gak ingat Jiheon itu cewek dan lebih muda, pasti mukanya udah Jeongin acak-acakin.

Kesel-___-

Makin kesel ketika omongan Jiheon terbukti dengan Beomgyu menghampiri sahabatnya itu.

"Jeongin!"

"Gak."

"JEONGIIIINNNN! KONCO MESRAKUUU!" Beomgyu berhambur mendekati Jeongin.

"AAAAAAAAAAA TIDAAAAAKKKK! GUE MASIH BETAH PERJAKA, TOLOOONGGG!"

Jiheon cuman ngelihatin teman-temannya sambil ngebatin; sekali tolol tetap tolol.


❏❏❏


Tadi itu, boleh dibilang perayaan karena ujian sudah berakhir. Tapi belum betul-betul berakhir sebetulnya karena masih ada presentasi kelompok itu. Nanti tapi, bukan besok.

Yah, tapi seenggaknya, ujian tulisan dan ekonomi sudah lewat. Dilalui dengan sehat sentosa dan masih waras.

Sekarang saatnya mendinginkan otak dengan jajan di koperasi. Apalagi panas-panas begini enaknya jajan es krim.

Sampai di koperasi, Jiheon dan Jeongin langsung menyerbu bagian es krim.

Tapi, beda dengan Beomgyu. Dia lagi pengen jus anggur. Waktu itu, Yuri beli terus Beomgyu minta dan rasanya enak. Beomgyu jadi ketagihan.

Beomgyu ngider sendiri ke bagian lain. Dan di tempat itulah, dia bertemu seseorang yang udah lama gak dijumpai.

Choi—

"Kak Jongho?"

(yha, penonton kecewa)

"Ciee, sendiri aja," ledek Beomgyu sambil noel-noel lengan Jongho.

Yang diledek mendengus pelan. "Sekarang sendiri, tapi ada yang bisa dicium entar malem. Dibanding sekarang ramean, tapi entar malem cuman bisa peluk guling."

Asem.

Beomgyu manyun. Padahal tadi mood-nya sudah bagus karena ujiannya sudah nyaris kelar. Karena pundung, Beomgyu melewati Jongho begitu saja.

Jongho cuman ngelirik, terus fokus nyari jajanan incerannya.

"Akhir-akhir ini, kayaknya lo jarang main ke kamar." kata Jongho tiba-tiba yang sialnya buat Beomgyu kembali triggered kedua kalinya.

Itu ucapan biasa yang gampang banget Beomgyu ngeles, tapi entah mengapa kalau Jongho yang bilang tuh ada sesuatu yang beda. Sesuatu yang bikin Beomgyu takut. Perasaan kayak takut keciduk selingkuh, padahal Beomgyu jelas-jelas jomblo.

Padahal juga, Jongho ngomong begitu gak sambil memperhatikan lawan bicaranya. Malah kesannya dia lagi ngobrol sama makanan ringan di etalase, bukan sama Beomgyu yang lagi dredeg di sebelahnya.

"Y-ya, kan gue juga lagi UAS, jarang belajar di kamar." jawab Beomgyu akhirnya.

"Hhm, masuk akal." Jongho manggut-manggut terus menoleh ke Beomgyu setelah mendapat makanan yang dia mau.

Tapi—APANYA YANG 'MASUK AKAL' WOY!! BEOMGYU JADI MIKIR YANG IYA-IYA! JADI JONGHO TUH PROTAGONIS ATAU ANTAGONIS?!

Pura-pura bego adalah jalan ninja Beomgyu. "A-apanya yang 'masuk akal'?"

"Yah, gitu deh. Cuman gue kira lo sama Soobin berantem." Jongho menjawab sekenanya sambil berjalan melewati Beomgyu. Meninggalkan yang lebih muda terbengong di tempat.

Itu apa maksudnya?

Ah, enggak, ralat. Bahkan kalau pun Beomgyu mengerti maksudnya, memang maksudnya betul begitu? Memangnya segabut apa Jongho sampai sepeduli ini?

"Oy," panggil Jongho dari jauh. "lu gak mau bayar?"

"O-oh, iya!" Beomgyu langsung ikut membayar jajanannya.

Tapi Jongho keluar koperasi terlebih dahulu, enggak menunggu Beomgyu. Yang lebih muda menyusul keluar kemudian tapi langsung dihampiri teman-temannya.

"Mau langsung balik atau main?"

"Jeongin gak lupa kan kalau masih ada presentasi Jumat nanti?"

"Enggak, tapi kan itu masih tiga hari lagi. Makanya refreshing—"

"Kalau gak lupa, terus kenapa malah ngajak main?"

Jeongin manyun. "Kan refreshing, Heon..."

"Kalau refreshing mah mending gue nontonin Inyeop oppa atau Rowoon oppa dibanding main." sahut Jiheon sambil ngibasin rambutnya terus melengos pergi mengarah ke gedung asrama.

Jeongin cengo di tempat.

Beomgyu sendiri sebenarnya gak masalah mau main atau balik, tapi lihat Jiheon balik kayaknya dia juga mending balik.

Pundak Jeongin ditepuk, "Entar kapan-kapan lagi mainnya, yak?"


❏❏❏


Hampir dua minggu. Dua minggu, Beomgyu gak ketemu Soobin padahal kamarnya sebelahan.

Dibilang gak sengaja, kayaknya enggak juga, soalnya—jujur—beberapa hari di awal UAS Beomgyu memang sengaja menghindar. Beomgyu sengaja berangkat mepet banget jam ujiannya dimulai biar gak papasan Soobin-seenggaknya pas pagi.

Tapi niatnya cuman bertahan tiga hari, setelahnya biasa saja. Soalnya Beomgyu ngerasa tolol sendiri. Tiba-tiba ngehindar, tiba-tiba ngambek, padahal mereka gak ada apa-apa. Padahal Soobin gak pernah maling kulit ayam goreng Beomgyu, gak pernah. Soobin juga gak pernah ninggalin pintu kamar Beomgyu terbuka setelah masuk terus pergi, gak pernah.

Soobin gak pernah ngapa-ngapain.

Soobin malah memperlakukan baik padanya, terlampau baik malahan. Yah, kecuali tiap ngebandingin Beomgyu sama anjing memang itu rada bangsat sih.

Selama dua minggu itu juga Beomgyu gak pernah ketemu Jongho, kecuali pas di koperasi kemarin, tapi Beomgyu gak terlalu peduli. Sama sekali gak peduli dan mikirin malah. Dan Beomgyu gak merasa itu aneh sama sekali.

Tapi kalau Soobin... itu aneh. Aneh rasanya gak ada yang ngerecokin Beomgyu dengan bacotan bijak yang sering Beomgyu gak ngerti. Apalagi tiap kali Beomgyu gak ngerti sambil pasang muka bego, Soobin cuman menghela napas terus usap-usap kepalanya sambil bilang; "Udah, lupain aja, nanti kepala lo angus kalau dipakai mikir."

Ngeselin, tapi Beomgyu kangen.

Kangen banget.

Nggak kangen ledekannya, tapi kangen Soobin-nya.

Beomgyu berguling di kasurnya sambil mengeratkan pelukan gulingnya. Matanya merem sudah berniat mau tidur daripada ngegalau apalagi halu, tapi suara getaran ponsel di meja membatalkan niatnya.

Well, sebenarnya Beomgyu mau mengabaikan ponselnya saja kalau suara getarannya cuman sekali-dua kali, tapi ini berkali-kali membuatnya penasaran juga.

Kelompok 4 Bu Kahi (6)

Lee Jaeyun
guys, kumpul yuk

Kim Junseo
left the group

Hitomi Honda removed Kim Junseo

Jo Yuri
HITOMIIIIIII

Lee Nakyung
biarin aja, biar panik
@Lee Jaeyun mau ngapain pak?

Lee Jaeyun
kumpul biasa aja bentar

Jo Yuri
kumpul biasa tuh gossip maksudnya?

Lee Jaeyun
@Jo Yuri wkwkwk enggak
kumpul buat ngobrolin materi dikit
mau gak?

Hitomi Honda
kalau sekarang gak mau

Lee Jaeyun
besok ya, di selasar labtek kayak biasa pas jam makan siang

Jo Yuri
kalau pas jam makan siang di kantin aja atuh pak @LeeJaeyun

Lee Jaeyun
oh iya ya, ya udah, besok kumpul ya di kantin umum pas jam 12 siang
@Lee Nakyung @Jo Yuri @Hitomi Honda @Choi Beomgyu

Hitomi Honda
oke
-nakyung, yuri, beomgyu, junseo

Jo Yuri
anjir Hitomi wkwkwk

Lee Nakyung invited Kim Junseo

Kim Junseo joined

Lee Nakyung
@Choi Beomgyu @Kim Junseo oke ya?

Beomgyu
iya

Kim Junseo
APAAN INI WOYYY

Hitomi Honda
bubar bubar

Kim Junseo
APAAN INI WEH???
HALOOWWW
INI OKE APAAN, JAEYUN MAU TRAKTIRAN APA GIMANA??
OOOOYYY
IH KOK PADA KOMPLOTAN NGACANGIN GUEEE )):
@Choi Beomgyu lo ada di pihak gue kan?? )):
YAAHHHH!!! (;'༎ຶД༎ຶ')

Hitomi Honda removed Kim Junseo

Lee Jaeyun
Hitomi......


❏❏❏


Pukul setengah 12, Beomgyu sudah siap. Tinggal berangkat setelah merapihkan rambut, kacamata, dan pakai sepatu.

Karena Beomgyu pikir cuman kumpul dan makan, dia gak repot-repot pakai softlens.

"Sip, dah cakep gue. Kapan juga gue jelek? Oh iya, selama ujian gue jelek kurang hiburan, kurang belaian. Omo, anjir, gue ngomong sendiri sekarang." kemudian Beomgyu beranjak memakai sepatu converse merahnya terus berangkat.

Blam

Itu bukan suara pintu kamar Beomgyu tertutup, malahan Beomgyu baru keluar kamar.

Bantingan pintu itu berasal dari kamar di sebelahnya.

"Kak Soobin?" sapa Beomgyu spontan.

"Oh, hai dek, ada ujian lu?" Soobin menyahut cepat sambil repot memakai sepatunya sambil loncat-loncat di tempat.

"Enggak sih..." jawab Beomgyu pelan, ragu juga mau menjelaskan soalnya Soobin kelihatan lagi kerepotan dan... terburu-buru.

"Oh, gitu—ah, anjir," keluh Soobin pas lembaran print out-nya jatuh sebagian dari tas yang ternyata belum tertutup rapat. Di satu sisi, sepatu sebelahnya belum ngepas di kaki.

Cepat Beomgyu bergerak mengambil lembaran print out sebelum sang empu berjongkok.

"Maka—"

"Kak Soobin benerin dulu aja sepatunya, biar gue masukin ini tas."

"Oh iya," Soobin langsung berjongkok membenarkan sepatunya. Bersamaan dengan Beomgyu memasukan lembaran print out ke dalam tas Soobin dan menutupnya rapat.

"Makasih ya dek,"

"Iya." Beomgyu mengangguk dan menepuk sambil mendorong pelan punggung Soobin. "Dah, sana buruan, gue mah selo, jangan ditungguin."

"Iya, ya udah. Sorry ya gue duluan! Dah! Makasih dek!"

"Iya, dadah..." Beomgyu melambai dari jauh pada Soobin yang berlari cepat menuruni tangga, gak menoleh lagi sekali pun.

"Dah berangkat si Soobin?"

"AYAM-kaget!" Beomgyu tersentak di tempat. Menemukan jendela kamar Soobin terbuka menunjukkan kepala Jongho dengan muka ngantuknya.

"Soobin dah berangkat?" Jongho mengulang tanyanya.

"Udah kak, emang kenapa?"

"Gak pa-pa sih..."

Nggak jelas, efek bangun tidur kali ya? Eh, tapi masa' jam segini baru bangun woy?!

"Kak Jongho gak ada jadwal ujian?"

"Nanti jam satu. Dah, Gyu." Jongho langsung menutup jendela kamarnya.

Beomgyu cengo di tempat. Garuk-garuk kepala belakangnya karena emang dua hari belum keramas kemudian beranjak pergi.


❏❏❏


"Gak guna anjir kumpul hari ini, jidat gue malah sakit, huhuhu..." keluh Junseo sambil mengusap dahinya, habis kena hukuman karena kalah pas main tadi.

"Gak usah lebay, cuman disentil tiga kali doang."

"Ya sekali sentil sama lima orang, untung kepala gue gak sampai copot. Mana kuku lo pada panjang-panjang kayak-"

"'kayak' APA, HM?"

Junseo langsung ciut dipelototin Nakyung.

Beomgyu cuman ketawa pelan ngelihat interaksi mereka. Kasihan sih, tapi lucu, tapi kasihan.

"Dah Beomgyu, kita balik ya," pamit Yuri.

"Inget dress code-nya biru muda. Awas kalau lupa, lo juga Junseo, awas aja kalau sampai lupa."

"Iya Nakyung, astaga..."

Beomgyu ketawa. "Dadah, hati-hati kalian."

Kelima temannya lanjut jalan mengarah keluar area kampus. Beomgyu berputar sendiri kembali ke asrama.

Jalan menuju asrama dari kampus melalui jalan setapak yang kedua sisinya dipenuhi semak dan rindang pohon. Sinar matahari menyorot lewat celah-celah dahan pohon ketika Beomgyu iseng menengadah.

Mata Beomgyu menyipit, "Panas..."

Ketika libur semester nanti, pasti cuaca akan lebih panas.

"Pristine
Untraced by the world outside you
Anyways
I'll never get real
And you'll never change to me 'cause I'm not looking
Anyways..."

Beomgyu mulai bersenandung demi mengisi kesendirian. Kakinya pun turut menghentak dan berputar pelan, melakukan gerakan menari kecil sambil terus melangkah.

"...Same night
Same humility for those that love you
Anyways, anyways
And if you do find someone better
I'll still see you in everything
Tomorrow and all the time..."

Senandung Beomgyu menjadi lebih lirih ketika memasuki gedung asrama.

"...And don't you like me for me?
Is there any better feeling than coming clean?
And I know myself and I'll never love anyone else
I won't love anyone else
I'll never love anyone else..."

Senandungnya berhenti ketika Beomgyu mencapai lantai lima. Seiring dengan langkahnya menjadi lebih pelan, hanya karena dia ragu-ragu berjalan menuju kamarnya.

Meski yang membuatnya meragu adalah sosok punggung yang gak asing berdiri di depan kamar sebelahnya. Soobin ada di sana.

Beomgyu menggigit bibir bawahnya guna meredam gejolak yang kerap kali muncul ketika melihat cowok jangkung itu dari jauh. Supaya Beomgyu bisa menampilkan cengiran biasa-tidak terlalu lebar juga tidak terlalu kaku-ketika menyapanya.

"Kak Soobin!"

Yang dipanggil menoleh cepat. "Beomgyu, hei,"

Dalam hati, Beomgyu sedikit takjub dengan kontrol dirinya untuk tidak berhambur memeluk Soobin ketika menghampirinya. "Hehehe, baru pulang ya kak?"

"Yah, biasa dibilang gitu..." Soobin menampilkan cengiran sambil mengusap tengkuknya, gerakannya agak canggung dari biasanya.

Karena apa? Apa karena Soobin melakukan kesalahan sebelumnya? Seingat Beomgyu sih enggak, mengingat intensitas mereka bertemu dan mengobrol saja sedang jarang. Atau justru Beomgyu sendiri yang sempat melakukan atau mengatakan hal menyinggung?

"...cuman gue kira lo sama Soobin berantem..." seketika ucapan Jongho tempo hari teringat.

Beomgyu gak ingat kalau dia dan Soobin berantem. Seenggaknya, dalam arti yang sebenarnya.

"Kak Soobin kenapa?"

"H-hah? Apanya?"

"Gak ngerti juga, cuma... kak Soobin kelihatan agak bingung."

"...."

"Ujiannya susah ya?" tanya Beomgyu malah buat Soobin makin bingung. "Atau tadi kakak telat masuk ya terus gak dibolehin ikut ujian?!"

"Enggak kok, enggak..."

"Terus kenapa?"

"Ngh-"

"Kalau gak cepet bilang, lo gue pukul."

Beomgyu sendiri sebenarnya mempertimbangkan, apakah dia perlu memenuhi ucapannya atau cuman sebagai ancaman saja. Di satu sisi, inginnya sih Soobin Beomgyu sayang-sayangin, tapi kayaknya dia juga perlu nonjok kakak tetangganya ini minimal sekali. Sekalian buat pelampiasan kekesalannya atas jedug-jedug ala dugem jantungnya beberapa bulan terakhir.

"I-itu, sebenarnya gue—" Soobin lebih dulu bicara sebelum Beomgyu berakhir nonjok beneran. "—gue, hngh... lupa nggak bawa kunci kamar."

"....gitu doang?"

"Yah, gitu—tapi gue bukannya sengaja gak bawa kunci atau ini akal-akalannya si Jongho! Sumpah dek!"

Emang kalau akal-akalannya Jongho kenapa? Beomgyu gak sampai otak gimana bisa nyambung ke sana.

"Gue beneran lupa tapi masalahnya gue gak tahu kapan Jongho bakal balik, soalnya tiap ujian dia sering nginep di tempat temennya buat nugas gitu..."

"Oh gitu,"

"I-iya..."

"...yaelah," Beomgyu mengusap pipinya dengan satu tangan. "Gue kira lo kerasukan atau kenapa gitu kak. Salah makan terus sakit perut kebelet berak misal."

Soobin cemberut. "Kagak."

"Ya udah," Beomgyu menarik ujung kemeja Soobin-tadinya sih mau digandeng tangannya, tapi Beomgyu bukan tipe yang demen mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Enggak ketika Beomgyu bahkan gak melihat abu-abu dari Soobin.

"Tungguin di kamar gue aja. Dibanding homeless."

"...boleh?"

"Kenapa juga enggak sih?" Beomgyu membuka pintu kamarnya masih sambil memegangi Soobin. Dia menoleh ketika pintu kamarnya terbuka lebar, bersamaan dengan senyumnya yang terbentang.

"Apa sih yang enggak buat elo, kak?"


###

[18-01-2021]

jangan lupa ini genre-nya slice of life yak ;)

Continue Reading

You'll Also Like

54K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
55.2K 11.2K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
825K 87.2K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...