NCT: Keluarga Kita [END]

De awokawokawok21

374K 46.9K 13.9K

Sequel dari NCT: Cerita Kita Cerita dimana hari-hari mereka dilalui bersama anak-anak yang hebat (read: dikit... Mai multe

Cast pt. 1
Cast pt. 2
Cast pt. 3
Chapter 1: Jaeyong
Chapter 2: Ilyoung
Chapter 3: Johnten
Chapter 4: Henxiao
Chapter 5: Luwoo
Chapter 6: Kunyang
Chapter 7: Yuwin
Chapter 8: Markhyuck
Chapter 9: Nomin
Chapter 10: Sungle + Harjun
Chapter 11: Sabtu
Chapter 12: Ngumpul
Chapter 13: Kacau
Chapter 14: Drama
Chapter 15: Mangatasik
Chapter 16: Datang
Chapter 17: Misi (1)
Chapter 18: Misi (2)
Chapter 19: Misi (3)
Chapter 20: Rawat mami
Chapter 21: Penyakit
Chapter 22: Pak Tua
Chapter 23: Hari
Chapter 24: Balik
Chapter 25: Hari Terakhir
Chapter 26: Rencana
Part 27: Batal
Part 28: Pemakaman
Part 29: H-2 Natal
Part 30: Natal
Part 31: Insiden
Part 32: Siapa
Part 33: Pengkhianat
Part 34: Terbongkar
Part 35: Malam
Part 36: Rasa
Part 37: Sebenarnya
Part 38: Jenguk
Part 39: Nambah
Part 40: Makan Malam
Part 41: Sama-sama
Part 42: Pantai
Part 43: Hadiah
Part 44: Model
Part 45: Ditolak
Part 46: Babies
Part 47: Hoodie
Part 48: Random
Part 49: SLB
Part 50: Pergi
Part 51: Hampa
Part 52: Lelah
Part 53: Tanda
Chapter 54: Balik
Part 55: Hilang
Part 56: Panik
Part 57: Kode
Part 58: Dendam
Part 59: Mental
Part 60: Be you
Part 61: Baru
Part 62: Mulai
Part 63: Terima
Part 64: Nyerah?
Part 65: Penyamaran
Part 66: Subuh
Part 67: Main
Part 68: Empang
Part 69: Terjun
Part 70: Kebun (1)
Part 71: Kebun (2)
Part 72: Hutan
Part 73: Hutan (2)
Part 74: Rumah Sakit
Part 75: Bolos
Part 76: Bujuk
Part 77: Masak
Part 78: Terjun
Part 79: Tangkap
Part 80: Jawaban
Part 81: Nabrak
Part 82: Keluarga
Part 83: Jahil
Part 84: Dekorasi
Part 85: Ultah
Part 86: Belajar
Part 87: Lari
Part 88: Hasil
Part 89: Kapal (1)
Part 90: Kapal (2)
Part 91: Breakfast
Part 92: Nyolong
Part 93: Agustus
Part 94: Bantuan
Part 96: Pasrah
Part 97: Bandung
Part 98: Salah
Part 99: TSB
Part 100: Diundang
Part 101: Lampiasan
Part 102: Diskusi
Part 103: Penggemar?
104: Lulus
105: Acara
106: Pisah (LAST)
KOMITMEN!
ORGANISASI BOBROK

Part 95: Balas

2.3K 370 195
De awokawokawok21

Sampe bandara Hwasa turun dari mobil dan beneran cuma pake piyama ditambah sandal swallow.

"Kak Hwasa!"

Waktu masuk lobby ada yang manggil. "Puji Tuhan langsung ketemu. YO SINI!" Hwasa balik teriak dan ngebuat orang-orang kaget, tapi dia nggak peduli.

Jaemin lari dan langsung meluk Hwasa. "Makasih kak."

"Iya, lo aman sama gue." Dia lepas pelukan. "Capek sayang?" Dia tanya dua ponakannya.

Jaehyuk sama Lia geleng kepala. "Kata mama kita bakalan liburan lagi! Jadi aku semangat." Lia senyum lebar bahkan lompat-lompat kecil.

Tapi beda sama Jaehyuk yang ngerti kalo ini bukan liburan. Dia tahu mamanya nggak mungkin pentingin liburan disaat hari sekolah kayak gini.

Jaehyuk senyum, pasang senyum palsu mungkin berguna buat keadaan sekarang pikir dia. "Aku juga seneng!"

Hwasa ngangguk. "Kita langsung ke mobil yah." Dia ambil alih koper dari tangan Jaemin soalnya dia tau adeknya keberatan megang koper sambil gendong Kevin.

Perjalanan cuma dua puluh menit aja sampe akhirnya boleh tiba di rumah. Hwasa langsung suruh Jaehyuk sama Lia ke kamar baru dia ajak Jaemin ngobrol berdua di bawah selesai letakin Kevin.

"Gimana ceritanya?" Hwasa letakin teh yang dia buat di atas meja makan.

Jaemin hembusin nafas dalam. "Tadi sore Renjun telpon aku dia bilang kalo misalnya papa akhir-akhir ini nggak stabil."

"He-em." Hwasa ngangguk sambil minum.

"Ku tanya, papa sakit? Renjun bilang nggak, tapi pikirannya lagi kurang bagus. Mungkin ada masalah gitu sama mama nggak tau juga."

"Okey."

"Oh yaudah ku kira cuma masalah biasa doang. Aku bilang ntar aja selesai kerja aku ke rumah buat jenguk gitu. Tapi jam enam sore Renjun telpon bilang aku hati-hati."

Hwasa lipat tangan depan dada, nyimak baik-baik. "And?"

"Dia bilang kalo misalnya dia lagi di rumah dan dia denger kalo papa mau balas dendam dia. Aku kayak, hah? Dendam apaan?"

Hwasa kekeh dia letakin gelasnya. "Gini nih yang pengen gue musnahin." Nahan emosi dia dengernya.

"Mungkin papa masih dendam sama aku soal dulu kak."

"Yep, gue tau. Jenong dah cerita."

"Renjun bilang papa pake anak buahnya katanya mau nyakitin aku. Yaudah aku cerita ke Jeno dan Jeno suruh buat aku terbang kesini."

Hwasa ngangguk. "Jeno bener, lo aman di sini."

"Iya kak." Jaemin senyum kecil.

"Renjun tau lo ke Manado?"

Jaemin ngangguk. "Dia yang pesen tiket aku sama anak-anak. Dia bilang bakalan kabarin."

"Oke, berarti gue harus kerja sama bareng Renjun. WA ke gue nomornya."

Jaemin ngangguk, dia ambil hp dan langsung ngelakuin yang Hwasa bilang. "Udah kak."

"Yaudah, habisin tehnya gue mau cari dulu solusinya." Hwasa berdiri tapi baru juga mau naik tangga hp dia bunyi. "Halo?"

Ternyata yang telpon Solar. "Ke rumah mamanya Kun."

"Ngapain? Dugem?"

"Anjing serius!"

Hwasa decak kesel. "Yaudah ngapain?"

"Bokap Kun bikin ulah."

"HEH? YAH AMPUN! GUE BARU DAPET SATU KOK DAH TIMBUL LAGI SATU? BELAH AJA BADAN GUE! BELAHHH! HAYATI LELAH!" Hwasa teriak emosi yang udah dicampur sama kelebayan:)

"Nggak pake teriak bangsat. Udah, otw aja kemari Johnny sama Hendery juga udah otw ke kamari. Kek apa juga lo hayati-hayati, nggak belajar biologi kita."

Hwasa ngangguk. "Iya, otw." Tapi gimana pun juga dia bakalan tetap bantuin.

Jaemin berdiri dari duduknya. "Kenapa kak?"

"Ada urusan mendadak. Lo bisa sendiri kan? Tenang aja rumahnya aman ada bibi juga di kamar bawah dia bisa urus keperluan lo sama anak-anak. Satpam juga di depan kompleks sama depan rumah udah gue sogok pake rokok sama roti, jadi mereka bakalan jaga. Anak buah gue juga kira-kira tiga patroli." Hwasa senyum.

Jaemin ketawa dan ngangguk. "Eh tapi Jay kemana kak?"

"Dia lagi sama dokter."

Jaemin ngernyit bingung. "Dokter?"

Hwasa ngangguk. "Gue titipin dia ke dokter, sekaligus perbaiki mentalnya dan nanti matanya bakalan dioperasi. Jadi satu minggu ini dia di dokter gue."

Jaemin ngangguk-ngangguk ngerti. "Yaudah, hati-hati kak."

Hwasa angkat jempol terus dia lari keluar. Hp bunyi tanda pesan masuk dan itu dari Solar yang ngirim lokasi.

Dia ngebut, iyalah udah jam sembilan jalanan udah mulai sepi. Makan waktu sepuluh menit doang. Waktu turun rumah udah di police line, banyak mobil sama ambulans. "Apa nih?" Hwasa garuk-garuk kepalanya.

Dia mau masuk eh tapi ditahan sama salah satu polisi di depan pagar. "Maaf, anda dilarang masuk."

"Aelah, gue bagian keluarga sama tim penyelidikan." Hwasa decak kesel.

"Surat keterangan?"

"Lama ye... SOLAR BANGSAT! KELUAR HEH! GUE DILARANG MASUK!" jalan ninja dia adalah teriak.

Nggak lama Solar, Chaerin, sama Dara lari keluar barengan. "Mulut lo anjir."

"Ya lagian ini polisi satu minta gue tidurin."

"Heh! Pak sorry yah, karunia bibir dia emang." Dara minta maaf. "Dia tim saya jadi bagian penyelidikan."

Polisi tadi yang nahan Hwasa akhirnya ngangguk. "Oh, baik. Silahkan masuk."

"Wle." Sebelum masuk si Hwasa masih sempet-sempetnya meletin lidah ke si polisi yang jaga.

Sampe dalam yang dia liat Kun yang nangis di pelukannya Yangyang. "Ngap-- oh Tuhan!" dan nggak jauh dari sana tepatnya di dapur masih ada mayat yang dia tau itu mamanya Kun.

Udah terkulai di lantai, tangan kanan putus, lehernya keluarin banyak darah, mata kebuka, dan masih pake baju tidur.

"Dibungkus mayatnya bangsat! Ini polisi kok bego sih!" Hwasa protes.

"Katanya bakalan diidentifikasi Hwa terus foto bukti gitu dulu." Johnny ngomong.

"Udah berapa lama?"

"Yah udah sepuluh menit lebih."

"Eh anjing. Cuma foto emang berapa lama. Lo semua gila apa? Ditutup dulu seenggaknya! Tega gitu lo semua liat Kun sama Yangyang liatin tante Yoona yang dalam keadaan kek gini? Anjing yah! Mana gue mau ngomong sama tim forensik mereka." Hwasa decak kesel dan jalan samperin.

Hendery nelen ludah. "Kaget gue anjir dapat telpon tadi."

"Duain." Johnny ngangguk. "Mana gue mau lovey dovey lagi sama Ten."

"Lah lo mending, gue rumah udah sepi, udah siap-siap yah malah ditelpon. Bangsat banget itu." Hendery decak kesel.

Chaerin lipat tangan depan dada. "Diem lo berdua anjir."

"AAAAAARGGGGH!"

"Eh bangsat!" semuanya kaget waktu denger Kun teriak kenceng.

"MA BAKALAN AKU BUNUH ITU ORANG! AH! BANGSAT!"

Yangyang jadi takut beneran liat suaminya ngamuk. "Kak, udah... aku takut kamu kayak gini." Dia narik wajahnya Kun biar nggak natap mayat mamanya yang udah mulai ditutup sama petugas.

"Yang mama aku... aku nggak terima! Aku mau balas dendam!" Kun nangis lagi.

Yangyang geleng kepala. "Kamu mau bunuh papa kamu juga percuma."

"Dia bukan papa aku! Nggak sudi aku punya papa kayak dia!"

Yangyang ngangguk. "Iya, orang itu. Kamu mau bunuh dia juga percuma nantinya kamu yang bakalan dipenjara. Kamu mau ninggalin aku sama tiga anak kita hm?"

Kun nunduk, bahunya naik turunin tanda dia nangis sesegukan lagi. "Ahh!"

Yangyang narik suaminya lagi, ngebiarin Kun nangis sepuasnya di bahu dia.

"Takut beneran gue liat Kuncoro teriak kek gitu." Hendery elus-elus dada.

Johnny ngangguk. "Duain, baru kali ini gue liat dia ngamuk."

"Kek beruang ngamuk njir." Chaerin nelen ludah.

"Julid banget bibir lo." Dara nahan ngakak.

Selesai ngomong Hwasa datang lagi samperin timnya. "Gimana sih kejadiannya?"

"Pokoknya kata Yangyang si Siwon yang laporin diri sendiri kalo dia udah bunuh istrinya sendiri." Solar jelasin.

"Nyerahin diri si tua bangka?" Johnny nanya.

Solar ngangguk. "Gue rasa dia rada aneh-aneh keknya."

"Gila maksud lo?" Hendery nanya.

"Mulut lo anjir. Difilter sat!" Dara nahan ngakak.

Hendery gigit bibirnya. "Ups." Dia nutup bibir ala-ala cewek cantik.

"Terus udah dibawa ke kantor dia?" Hwasa nanya lagi.

Solar ngangguk. "Langsung dibawa. Pokoknya tadi Yangyang nelpon gue dan waktu gue sampe udah kayak gini keadaan rumahnya."

"CCTV nggak ada di ini rumah?"

Solar geleng kepala. "Nggak ada."

Hwasa ngangguk. "Hukumannya bisa hukuman mati nggak sih ini?"

Johnny ngangguk. "Bisa."

"Yaudah, gue mau lo turun ke polisi buat urus ini." Hwasa natap Johnny.

"Aman." Johnny angkat jempol.

Waktu mereka lagi ngobrol Kun sama Yangyang datang samperin. "Gue mau mintol." Kun ngomong pake suara seraknya.

"Apaan?" Solar nanya.

"Gue mau nguburin nyokap gue besok. Nggak usah banyak diselidikin. Intinya nyokap gue dibunuh sama itu orang biadab." Kun jelasin. "Mintol banget sama lo semua buat bicarain ini ke polisi."

Johnny ngangguk. "Ntar gue atur. Lo yang kuat yah!" dia nepuk-nepuk bahu temennya.

Kun senyum kecil. "Thanks."

Besok malamnya emang langsung dilakuin pemakaman. Kayak ayahnya Hwasa waktu itu dimana acara pemakaman cuma datang Kun sama temen-temennya.

"Kaget gue weh dengernya." Yuta yang baru datang ngomong ke Hendery.

Hendery ngangguk. "Sama. Gue juga kaget ampe terjungkal-jungkal malahan."

"Oh gue mah sampe terlempar-lempar." Yuta nyambung nggak mau kalah.

"Gue sampe terhempas-hempas!" Lucas yang denger ikutan nimbrung jadi greget juga dia.

"Gue sih waras." Jaehyun senyum.

Mereka ibadahnya cuma nyanyi, doa, terus abis itu bawa ke pekuburan.

Leeknow, Eunwoo, sama Yuri dari tadi nggak berhenti nangis. Mereka bener-bener ngerasa kehilangan, apalagi mereka bertiga itu deket banget sama oma mereka.

"Oma... " Eunwoo nangis sesegukan.

Leeknow narik adeknya terus dia rangkul. Dia nangis sih tapi nggak sama kayak adeknya. "Udah ah, drama banget kamu nangisnya. Kek sintron azab yang sering ditonton sama oma."

Eunwoo masih sesegukan, bahkan narik-narik ingus. "Kualat loh kamu nanti."

"Ini... " tiba-tiba aja ada tisu di depannya. "Ingusnya itu jatuh-jatuh kasihan." Moonbin senyum.

Leeknow senyumin balik. "Makasih Bin." Terus dia ambil. "Nih, dari jodohmu yang masih belum sah!"

Eunwoo senyum di tengah nangisnya. Emang dasar bucin dari kecil:)

Kun jongkok di samping kuburan mamanya. Dari kecil sampe dia sebesar sekarang yang selalu nemenin dia cuma mamanya. Kasih sayang selama ini cuma dari mamanya aja. "Maafin Kun ma, Kun nggak bisa balas dendam mama ke dia. Maafin Kun yang cuma bisa nangis di sini. Makasih buat semuanya ma. Yang tenang yah di sana."

Yangyang ikutan jongkok juga. Waktu Yangyang jongkok semuanya ikutan jongkok. Anak-anak bahkan sampe bingung kenapa orang tua mereka ikutan jongkok.

"Ngapain jongkok?" Jungwoo nanya bingung.

Ten di samping geleng kepala. "Idk."

"Lah?"

"Lo kenapa jongkok?" Lucas natap Yuta.

"Gue liat lo jongkok yah gue jongkok."

Lucas garuk kepala. "Kalo lo?" Dia nanya Jaehyun.

"Nyari emas." Jaehyun jawab asal. "Kali aja si tuyul nggak sengaja jatuhin hasilnya."

"Bisa gitu yah?" Lucas ngakak.

Sepuluh menit kemudian mereka balik ke mobil. "Pulang yah!" Hendery nepuk bahunya Kun.

"Makasih yah!" Kun natap satu-satu temen-temennya.

"Santai." Taeil senyum. "Kamu yang kuat." Dia, Johnny, Lucas, sama Hendery tau gimana deketnya Kun sama mamanya. "Mama kamu udah seneng di sana."

Kun ngangguk-ngangguk.

"Masalah itu orang ntar gue yang urus." Johnny jelasin lagi.

Kun ngangguk. "Iya."

"Yaudah, taman bermain akan ditutup diharapkan para pengunjung untuk pulang, hal ini dikarenakan para mayat sudah lelah bermain seharian. Terima kasih atas kunjungan anda semoga sampai di tempat tujuan dengan selamat sentosa." Lucas tiruin kayak suara pramugari. Caririn suasana dulu di tengah kuburan.

"Anjing, taman bermain." Chaerin ngakak diikutin sama lainnya.

"Wahanya mana weh!" Solar ikutan nanya.

Lucas senyum terus abis itu dia jalan masuk mobil gitu juga sama yang lainnya.

Klakson mobil bunyi sebagai tanda buat pamitan dulu, soalnya arah mereka semua beda-beda.

***
"Nang ning nang ning nung... beban keluarga minum amer dulu." Yuta samperin Haruto sama Yuna yang lagi di atas tempat tidur bayi.

Dia nari-nari sambil bawa dot bayi. "Udah haus iya?" Dia buka dua dot susu milik si kembar. "AC mau minum susu?"

Haruto sama Yuna cuma natap Yuta diem. Heran kayaknya.

"Kok nggak jawab?" Yuta ngernyit bingung. "Oh belum bisa bicara." Dia ketawa sendiri terus abis itu kasih dua anaknya dot susu.

Lea sama Asahi yang liat dari pintu natap heran. Mereka sengaja berdiri di pintu soalnya mau jagain adek mereka. Winwin lagi masak di bawah dan kalo cuma Yuta sendiri dua anak itu nggak yakin.

"Minum banyak biar gendut." Yuta senyum lebar. "Ntar kalo dah gendut jadi bulat bisa jadi bola. Yah kan?"

"Papa kenapa sih?" Asahi garuk kepalanya kebingungan.

Lea ngangkat dua bahunya. "Biasa lagi kurang."

"Kurang apaan?"

"Kurang waras kata temen-temennya." Lea lanjutin.

"Papa." Asahi jalan masuk.

Yuta natap dua anaknya. "Kenapa?"

"Dedeknya lagi minum susu?"

Yuta geleng kepala. "Bukan, racun ini."

Asahi natap datar.

"Enak nggak sih?" Lea ikutan nanya.

"Mana papa tau rasanya." Yuta balas. "Orang kalian yang masih bocah seharusnya masih ingat."

"Jangankan rasanya minum dari dot pa, pelajaran kemarin aja Asahi nggak ingat."

Yuta yang denger langsung ngakak. "Aduhhh... " kayaknya ini dua anak bener-bener nurun ke dia.

Asahi senyum tanpa dosa. "Kan pelajaran nggak seru buat apa diingat?"

Lea ngangguk. "Setuju."

"Keknya enak banget ngedot yah?" Yuta natap si kembar.

Yuta tanpa rasa bersalah akhirnya lepas dotnya, dia penasaran dan mau cobain. Dan yang terjadi Haruto sama Yuna langsung nangis.

"PAPA!" Lea sama Asahi teriak.

Yuta senyum lebar. "Biasa aja. Aealah lagian istirahat bentar heh tangan papa keram!" Yuta decak kesel. "Ini tangan dah mati rasa."

"Kita aja." Lea sama Asahi nawarin diri.

"YUTA SI KEMBAR JANGAN DIJAHILIN YAH!"

"NGGAK! AKU CUMA MAU PINDAHIN DULU KE KASUR!"

Dengan senang hati Yuta terima tawaran dua anaknya. Dia gendong satu-satu Haruto sama Yuna terus dipindahin ke atas tempat tidur. "Nah, kasih deh... "

Lea sama Asahi naik ke atas tempat tidur terus abis itu pegangin dot susu adek mereka.

"Gini dong! Kerja sama tim yang bagus. Kan enak." Yuta senyum lebar.

"LEA ASAHI TURUN MAKAN AYOK!"

"Lahhhh... " Yuta cengo. Baru juga dipindahin. "Belum juga semenit."

Lea sama Asahi senyum lebar. "Ayo pa pegang lagi, kita mau makan." Asahi ngomong.

Yuta natap datar, mau nggak mau akhirnya dia naik di atas tempat tidur terus abis itu pegangin dua dot anaknya. "Gue lelangin beneran ini dua anak lama-lama."

***
"Papa kok gitu?" Renjun natap ayahnya tajam. Besok paginya dia nekat sendirian ke rumah ayahnya buat minta penjelasan. "Papa mau apain Jaemin? Papa kok nggak berubah sih?"

Papanya senyum. "Kamu diam aja, papa bakalan lakuin dia sama kayak apa yang papa lakuin ke ayahnya. Kamu tau ibu kamu ternyata nggak pernah berubah!"

Renjun ngernyit bingung. "Maksud papa apa?"

"MEREKA MASIH AJA SELINGKUH DI BELAKANG PAPA! KAMU BAYANGIN GIMANA PERASAAN PAPA?"

Renjun ngusap wajahnya. Dia kira semua drama perselingkuhan itu udah selesai semenjak Jaemin pergi dari rumah. "Bukannya mama bilang dia udah nggak ada hubungannya sama papi Jaemin?"

"Kamu mau aja dibodohi sama mama sialan kamu itu."

"Pa... itu kesalahan mama sama papinya Jaemin jadi jangan papa lampiasinnya ke Jaemin. Dia kakak aku juga pa!"

"DIEM RENJUN! DIA BUKAN SIAPA-SIAPA KITA!"

"Pa jangan gitu!" Renjun decak kesel.

"KAMU DIAM AJA!"

Renjun nelen ludah, dia takut sekarang. "Yaudah kalo gitu. Aku bakalan hentiin rencana papa. Aku nggak bakalan biarin papa nyentuh setitik pun kakak aku sendiri!" Renjun natap tajam.

Ayahnya geleng kepala. "Silahkan. Tapi dengan kamu udah datang kesini maka kamu udah nyerahin diri kamu mendekam di rumah ini!"

Renjun buletin mata kaget. Dia lari ke pintu keluar dan bener aja udah dikunci. "PA LEPASIN AKU!"

Papanya geleng kepala. "Selama rencana papa belum selesai nggak akan papa lepasin kamu."

"Pa, Harvey sama Vernon udah nungguin aku!"

"Papa nggak peduli sama suami dan anak kamu!"

Renjun makin nggak ngerti sama jalan pikiran ayahnya sendiri. "Aku aduin papa ke mama." Renjun balik badan dan dia jalan masuk ke kamar mamanya. "Ma-- AAAA!"

Renjun teriak kenceng. "MAMA!!!"

Dia langsung jatuh ke lantai. Di dinding kamar ada mamanya dan ayahnya Jaemin yang digantung. Wajah udah penuh darah, tangan kaki, badan semua udah luka.

"M-mama... papi... " wajah Renjun langsung pucat.

Nggak lama Ayahnya timbul dari belakang dan jongkok di samping dia. "Kalo kamu berani lari. Siap-siap aja kamu bernasib sama kayak mereka."

























|||||||||||||

Sorry kemarin nggak update soalnya nggak sempat ngetik.

Manado hujan deras guys dari kemarin, longsor sama banjir dimana-mana salah satu korbannya keluargaku:)

Mohon doa dan tetep Stay safe yah semua.





Have a good day💚

Continuă lectura

O să-ți placă și

3K 286 13
[REVISI] Hanya kisah seorang Queen Leara Pratama, si ratu jalanan yang terkenal sangat cepat dan ganas. Bertransmigrasi ke dalam tubuh Raisya Yoo Jin...
572K 57.4K 41
Welcome to : 2nd My Jaemren fanfict ' Need Your Love' BxB. If you straight, dont read it. Apa yang akan Jaemin dan Renjun lakukan jika sebuah masala...
288K 29.3K 27
Secuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulnya. YES THIS STORY CONTAIN BXB!
115K 10.1K 19
"ingat pernikahan kita ini hanya bussiness jadi jangan sampai jatuh cinta denganku." Na Jaemin. "aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu tuan na jae...