He's Dangerous

By wanodyakirana

10.2K 2.1K 7.1K

[Mature Content] "Jung, kau memang berbahaya." Nyatanya, Jeon Jungkook memang sinting. Lebih dari apa pun, Le... More

1. Comfort
2. Treason
3. Risk
4. The Plans That Failed
6. Jungkook is Back
7. The Quandary
8. Who is He?
9. Hiraeth
10. Craftiness
11. Tacenda
12. Bamboozle
13. Strange
14. Peace Agreement
15. Decero: Start From Zero
16. Bae Soora's Death
17. Hidden Facts
18. Leira Becomes A Suspect
19. He's Dangerous
20. Traitor's Neighbor
21. The Right Hand
22. Feeling Relieved
23. The Last Wedding Gift
24. Now It's All Over
25. Wherever I May Go

5. Circulation Of Money

450 157 318
By wanodyakirana

Ada dua kantong hitam yang ukurannya sangat besar sudah ditumpuk dan ditaruh di troli. Leira memandangi dengan seksama, lalu menyurai rambutnya frustrasi. Kantong di depannya itu berisi uang sepuluh miliar yang sudah ia bagi dua setelah mencairkannya melewati beberapa proses.

Susunan rencana untuk mengantarkan uang ini sudah ditetapkan para polisi. Mereka akan mengikuti Leira dari jarak jauh, karena mobil Leira sudah dipasang gps dan Leira diberi headset fbi untuk berkomunikasi.

Pada pukul sepuluh pagi, kotak surat sudah ada yang mengisi. Masih dengan kurir yang sama seperti kemarin. Untuk hari ini Jay menyuruh para wartawan pulang karena dia sudah membuat kesepakatan dengan mereka—telah menjanjikan untuk merekam kejadian hari ini, terlepas penculiknya ditangkap atau tidak, Jay tetap menyerahkan rekaman video itu kepada wartawan.

Pergilah ke pesta pertunangan yang ada di sebelah restoranmu. Selamat berjumpa di sana.

D01

Bahkan, Jay sampai menyiapkan sebuah helikopter demi mengawasi pergerakan Leira dari atas sana yang dipantau oleh Han. Leira memakirkan mobilnya tak jauh dari pintu masuk, lalu membuka bagasi dan mengambil dua kantong uang, pun ditaruh ke atas troli.

Antara yakin atau tidak, Leira menerobos masuk sehingga menjadi sorotan orang-orang. Ia sama sekali tak peduli, malah menatap balik mereka secara intens guna memastikan sosok yang mencurigakan. Namun, nihil, karena tidak ada tanda-tanda yang aneh. Saat pandangan Leira mengarah ke tempat lain, netranya tak sengaja menangkap seekor burung merpati yang baru bertengger di pohon dan kakinya seperti diikat benang yang melilit kertas.

"Apakah anda menemukan sesuatu?" Tiba-tiba Jay mengudarakan suaranya, membuat Leira sedikit tersentak saat ingin mendekati keberadaan burung merpati.

"Sebentar. Diam dulu!"

Dengan keberanian tinggi, Leira menangkap burung merpati itu secepat mungkin. Perlahan, ia melepaskan lilitan benang dari kaki si merpati, pun membiarkan burung itu terbang bebas. Agaknya, kertas yang dipegangnya ini adalah sebuah surat yang ditujukan untuknya.

Sebuah perintah baru dari orang yang sama.

Tidak jadi di sini. Pergilah ke The Jell di Itaewon.

D01

Leira mendengkus kasar, sangat tak terima jika dipermainkan. Karena memang bukan seperti ini perjanjiannya. "Ke Itaewon, sekarang!" katanya kepada Jay. Ia pun bergegas masuk ke dalam mobil.

Sesampainya di depan The Jell, toko wine yang sempat ia kunjungi dua hari lalu. Leira membuka bagasi mobil, pun tak memedulikan troli lagi, karena ia akan membawa kedua kantong tersebut dengan tangannya meski terasa amat berat, sampai napasnya berembus tak karuan.

Langkahnya terhenti begitu melihat satu botol Decero dan beberapa amplop berserakan tepat berada di samping pintu masuk. Leira merasa bahwa amplop tersebut ditujukan untuknya. Namun, haruskah ia membuka satu per satu untuk memastikan? Agaknya, Leira harus memaksakan diri untuk melakukannya.

Kala Leira membuka amplop pertama, ia sama sekali tidak menemukan satu huruf pun. Begitu beralih ke amplop lain, masih sama tidak ada tulisannya. Kertasnya benar-benar kosong. Leira sampai membuang napas pasrah, sangat melelahkan sekali hari ini—ia banyak ditipu oleh si pencuri.

Tetapi, Leira tidak boleh menyerah begitu saja. Bagaimanapun ia harus tetap mencari keberadaan amplop yang menunjukkan petunjuk ke mana selanjutnya ia harus menyerahkan uang sepuluh milliar ini. Serius, Leira ingin Jung kembali dengan selamat.

Sampai pada akhirnya Leira menebar pandanganya ke segala arah, hingga netranya tak sengaja menangkap sebuah amplop hitam yang terselip di tengah-tengah pot bunga. Lalu, ia mendekat dan berjongkok untuk mengambil amplop itu. Setelah membacanya dengan teliti, Leira mendesah pasrah. Pasalnya, isinya adalah sebuah perintah lagi.

Jika kau lelah, bisa istirahat sebentar. Bukan bermaksud untuk mempermainkan, tetapi rencana tempatnya mendadak berubah. Bawa uangnya ke perlombaan renang yang tak jauh dari sini.

D01

***

Bukan seperti ini yang Leira harapkan, di mana tempatnya terlalu banyak orang yang menyaksikan perlombaan renang. Leira bingung harus memulai dari mana, sedangkan banyak pintu masuk yang harus ia pilih. Tangannya pun tak kuat jika harus menenteng kedua kantong berat ini lama-lama.

Napasnya kembali tak karuan, keringat mulai bercucuran di wajahnya. Tempatnya luas sekali, sangat mustahil jika Leira menemukan amplop kecil di sini. Akan membutuhkan waktu sangat lama jika mencari ke seluruh tempat, sama sekali tidak worth it.

"Agaknya, pencurinya ini mau bermain-main dulu. Sungguh membuat pusing sekali rasanya—sampai kita harus berpindah-pindah tempat." Jay mengeluh kepada Han. Dia benci dipermainkan seperti ini.

Han juga sama bencinya. Dia juga lelah. "Sangat melatih kesabaran sekali. Jika dia tertangkap, akan kupastikan mendekam lama dipenjara karena sudah menjaili kita. Sialan." Mereka sama-sama menunggu Leira di luar dan memastikan keadaan sekitar.

Di sisi lain, suara berisik yang bersumber dari bel yang berdering keras, mampu membuat seluruh orang menutup telinganya. Atensi Leira teralihkan, pun cepat-cepat berlari ke arah sumber suara sebelum suaranya menghilang.

Ia sampai harus menerobos kerumunan sehingga membuahkan protes dari orang-orang. Leira hanya mampu mengucap kata maaf atas kesalahannya ini. Namun, tiba-tiba suara bel itu berhenti. Disusul suara bel baru lagi yang keberadaanya bertolak belakang dengan keberadaan Leira sekarang.

Rasanya Leira ingin menangis sekarang. Ia berada di ujung sebelah kanan, dan belnya berada di ujung sebelah kiri. Mau tidak mau, Leira harus berlari lagi sampai ke ujung kiri.

"Shit, sialan sekali," geramnya. Kesabaran Leira sudah di ambang batas.

Saat Leira berhasil membaca isi amplopnya, suara Jay dari luar merengsek indra pendengaran. "Bu, apakah anda sudah menemukan surat lagi? Tolong beritahu kami isinya."

Namun, tidak ada respons sama sekali.

Jay mengulangi kalimatnya. "Bu, bisa mendengar saya? Apakah sudah menemukan surat lagi?"

Meskipun Jay mengulang beberapa kali kalimatnya, Leira sama sekali tidak memberikan jawaban. Jay sampai bingung sendiri, dia dan Han memutuskan masuk untuk menyusul Leira. Takutnya terjadi sesuatu pada wanita itu.

Sebelum Jay sempat turun dari mobil, Leira sudah keluar duluan dengan tetap menenteng kedua kantong hitam berisi uang itu. "Ke taman dekat daerah ini. Di sebelah rumah sakit," teriak Leira, kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Selama perjalanan, Leira tak berhenti menggigiti jari kukunya. Salah satu kebiasaan buruk yang Leira miliki ketika terlalu khawatir. Bahkan, ia beberapa kali sempat melirik kursi penumpang, di mana ia meletakkan kedua kantong itu.

Entah, Leira tidak yakin akan keputusannya kali ini. Mungkin berhasil, atau mungkin tidak. Semuanya tergantung Tuhan dan penculiknya.

Baru turun dari mobil, Leira menginjak sebuah amplop putih, yang ia yakini itu surat dari si penculik. Leira berharap, ia tidak disuruh berpindah tempat lagi, karena ia benar-benar kelelahan sekarang. Semoga saja, taman adalah tempat terakhir.

Letakkan uangnya di sebelah bangku yang berada di depan air mancur.

D01

Detik itu juga, buru-buru Leira berlari ke tempat yang sudah dimaksud tanpa menunggu kehadiran Jay dan Han. Untung saja, para polisi lainnya sudah berjaga di tempat. Mereka sampai duluan sebelum Leira datang.

Dengan hati-hati, Leira meletakkan kedua kantong itu di samping bangku. Kemudian ia mundur menjauh dari tempat, bersamaan dengan kedatangan Jay dan Han. Mereka semua menunggu seseorang yang akan mengambil kantongnya.

Cukup lama tidak ada seseorang datang, akhirnya ada seorang pria yang berani mendekat sambil menebar pandangannya. Penampilannya agak mencurigakan juga. Saat dia berjongkok dan hampir membuka isi kantongnya, Jay lebih dulu menarik kedua tangan pria itu ke belakang punggung.

Pria itu meringis kesakitan. "Kau siapa? Berani sekali memperlakukanku seperti ini?!"

Jay yang sama emosinya, pun menukas, "Diam! Anda sudah tertangkap basah. Jangan mengelak!"

"Kau gila? Aku tertangkap apanya, bodoh?! Lepaskan, atau kau kulaporkan ke polisi?" pekiknya semakin marah.

Jay tidak takut dengan ancaman pria ini. Dia menyuruh Han untuk membuka kantongnya, untuk membuktikan uangnya masih ada atau tidak. "Buka kantongnya, cepat!"

Semua orang langsung terdiam, Jay langsung melepaskan pria itu dan membiarkannya pergi. Mereka semua kaget dengan apa yang mereka lihat, kantong yang semula berisi miliaran uang, kini menjadi miliaran kertas.

Kecurigaan Jay dan Han mereka tetapkan kepada Leira. Pasalnya, sedari tadi wanita itu menenteng uang ke mana pun dan tidak perna sekali saja ditinggalkan. Mereka menatap Leira sulit diartikan, sementara yang ditatap hanya diam dan menundukkan kepala.

Han yang sudah muak, pun angkat bicara. "Jangan-jangan ini semua rencana anda, Bu? Anda menipu kami semua dengan menyembunyikan uang tebusan karena sebenarnya suami anda tidak diculik, melainkan anda sembunyikan di suatu tempat. Atau anda bekerja sama dengan selingkuhan anda untuk menjebak kami seolah-olah ini memang kasus penculikan yang rumit. Saya sangat tidak menyangka!"

Leira yang takut dengan suara Han yang mulai meninggi, pun merogoh sakunya untuk memberikan surat yang ia temukan saat berada di kolam renang tadi.

Pergilah ke lorong, ikuti pintu yang berada di sebelah bangku penonton. Jika menemukan dua belokan, beloklah ke arah kanan, dank au akan menemukan dua kotak besar. Setelah itu, kau tukar uangnya dengan kantong plastik lain yang sudah kutukar sebelumnya. Jangan sampai tidak kau lakukan, apalagi sampai melapor kepada polisi.

D01

Awalnya, Leira ragu—harus dilakukan atau tidak. Jika tidak ia lakukan, Jung tidak akan kembali. Jika ia lakukan, risikonya bertambah besar, para polisi akan mencurigainya. Seperti saat ini, semua orang menjadi tidak percaya atas ucapannya.

Semuanya serempak mendengkus kasar. Mereka benar-benar merasa ditipu. Jay sungguh tidak tahu harus melakukan apa sekarang, rencananya tidak berjalan dengan. Kacau total.

Salah satu polisi wanita berinisiatif untuk mengacak-acak kantong yang berisi kertas itu, berharap menemukan petunjuk yang tertingal. Agaknya, instingnya tepat, dia menemukan amplop yang terselip di dalam. Kemudian dia memberikannya kepada Jay.

Tunggu sampai jam dua belas malam nanti, Jeon Jungkook akan kukembalikan secara utuh. Namun, aku tidak bisa menjamin nyawanya bisa terselamatkan. Jika dia masih hidup, tolong dijaga dengan baik.

D01

Leira bernapas lega. Setidaknya, keputusannya tadi untuk menukar uangnya dengan kertas adalah pilihan yang tepat.

"Jika jam dua belas nanti suami anda tidak kembali, anda yang akan kami jadikan tersangkanya, Bu." Jay menegaskan. Leira tahu, ini memang risikonya.

Continue Reading

You'll Also Like

26K 2.5K 22
Keberadaannya membelenggu kebebasan, menyerang kewarasan, membuatnya sinting secara bersamaan; definisi yang tepat untuk mendeskripsikan eksistensi S...
4.9K 554 14
[Mature] Seolhwa cukup sembrono dalam menggunakan masa remajanya. Jika ia tak mengikuti saran temannya untuk mengunduh aplikasi dating itu, mungkin s...
9.3K 1.1K 5
Di tengah gejolak panas dunia bisnis, Hasa yang dianggap sasaran empuk, suatu hari membawa seorang pria berpakaian serba hitam yang diperkenalkan seb...
160K 11.6K 26
Tidak ada yang menyangka bahwa sebuah sentuhan bisa membuat mereka berdua saling mempelajari apa yang tidak pernah mereka dapatkan dalam buku manapun...