Hotalge High School

By Enhyliy

206K 25K 1K

Apa kalian tau Hotalge High School? Sekolah ternama di dunia. Mungkin semua murid ingin bersekolah disana. Ta... More

Terpaksa (1)
Tentang Hotalge School (2)
Preliminary Exams (3)
Perpisahan (4)
Makan malam (5)
Teman baru? (6)
Hari perkenalan (7)
Mental orang beda-beda (8)
Rooftop (9)
Iri(10)
Kunjungan orang tua (11)
Chapter exam (12)
Curhat (13)
Game (14)
Buku hilang (15)
Poin berkurang (16)
Jadi bahan gibah (17)
Death note (18)
Maag kambuh (19)
Selamat jalan (20)
Persiapan semester exam (22)
Rindu ibu (23)
D-day (24)
Dia kembali lagi (25)
Kemarahan orang tua (26)
Jangan lupa bersyukur (27)
Terbunuh (28)
Tae-Ra (29)
Saudara tiri (30)
Bad birthday (31)
Sad boy (32)
Tersangka pertama (33)
Salah tuduh orang (34)
Rest in Peace (35)
Tersangka baru (36)
Amaya (37)
What kind of job? (39)
Three cell phones (40)
Who? (38)
Flashback (41)
Confession (42)
43 (END)
44 (EXTRA PART)

Kena hukum (21)

3.2K 440 25
By Enhyliy

Setelah empat hari libur karena kematian ibunya, akhirnya hari ini Caitlin kembali ke sekolah. Walau mungkin tidak semangat seperti biasanya.

Tantenya mengantarkan Caitlin sampai pintu masuk asrama. Awalnya dia di larang oleh satpam namun karena dengan berbagai alasan akhirnya tante di izinkan untuk masuk.

Kedatangan Caitlin disambut hangat oleh ketiga sahabatnya.

"Jagain Caitlin ya, dia masih down banget. Jangan bahas orang tuanya juga." pesan tante Caitlin berbisik kepada Tae-Ra.

Tae-Ra mengangguk mengerti.

Caitlin hanya menatap lurus ke depan tak berniat tersenyum atau menyapa sahabatnya.

Tae-Ra meraih pergelangan tangan Caitlin ingin mengajaknya ke kamar bersama Evelyn dan Adrin juga. Tapi Caitlin dengan cepat menepisnya. Membuat Tae-Ra tersenyum kikuk.

Caitlin tampak tak memperdulikan orang yang ada di sekitarnya. Dia berjalan menuju ke kamarnya dengan tatapan kosong tampak tak ingin diusik oleh orang lain.

"Dia lagi butuh waktu, maklumin aja." kata Evelyn paham dengan keadaan Caitlin saat ini.

Setibanya di kamar Caitlin merebahkan diri di kasur. Mengambil hp lalu memandangi fotonya bersama dengan ibu tercinta.

Caitlin berusaha untuk mengikhlaskan, namun sangat susah baginya. Biasanya pagi-pagi ibunya sudah mengirimi pesan semangat untuknya. Tapi sekarang itu tidak akan pernah terjadi lagi. Dan sekarang beban pikiran Caitlin bertambah karena dia memikirkan dengan siapa Karla tinggal,jika bersama tantenya Caitlin jadi tidak enak, karena ekonomi keluarga tantenya agak sedikit buruk. Jika Karla numpang hidup disana pasti akan menambah beban tantenya.

Apa Caitlin harus mengundurkan diri dari hotalge? Dan bekerja untuk mencari uang?

Sepertinya itu keputusan yang agak buruk.

Ting tong

Caitlin melirik ke pintu tampak malas membukakannya tapi Caitlin juga penasaran siapa yang datang.

Caitlin membuka pintu dengan malas. "Masuk aja." suruh Caitlin kepada tiga sahabatnya.

"Caitlin." panggil Evelyn.

Caitlin yang sedang melamun di kasur menoleh kepada Evelyn. "Hmm?"

Evelyn menarik nafas dalam lalu memutar posisi duduknya agar berhadapan dengan Caitlin. "Gak ada satu orang pun yang gak ngalamin keterpurukan, gak ada seorang pun yang gak dapet masalah dihidupnya. Jadi yang harus lo lakuin apa? Yang harus lo lakuin itu ikhlas. Lo harus tetap berjalan lurus ke depan tatap masa depan lo, pikiran lo jangan stuck disitu aja terus. Mungkin bener lo itu sedih, lo kehilangan, gapapa nangis aja, tapi lo juga harus mikirin kehidupan lo ke depannya. Gue yakin lo bisa ikhlas dengan sendirinya. Intinya disini lo harus ikhlas atas kepergian ibu lo."

Tae-Ra mencubit pelan paha Evelyn, membuat Evelyn mengernyit heran.

"Jangan bahas tentang ibunya." bisik Tae-Ra.

Evelyn menggeleng pelan. "Gapapa ini cara supaya dia bisa kuat."

Caitlin mengangguk. "Makasih. Lo bener gue emang harus ikhlas. Ibu pasti gak seneng kalo gue sedih-sedihan gini. Tapi kalo gue bisa kerja pasti ibu gabakal perlu kerja lembur lagi, dan pasti ibu gak bakalan ketabrak dan ninggalin gue kayak gini."

Adrin menatap Caitlin, tatapannya tampak tulus sekali. "Saat lo ngalamin keterpurukan atau masalah jangan salahin diri lo sendiri Caitlin. Ini semua bukan salah lo, ini semua takdir. Kematian itu takdir, takdir yang gak bakal bisa diubah sama siapapun. Jadi jangan pernah salahin diri lo sendiri."

Caitlin menghela nafas berat, matanya tampak berkaca-kaca. "Makasih semua. Makasih udah nasehatin gue. Kata-kata kalian bakalan selalu gue inget."

Tae-Ra tampak tak tega melihat Caitlin menahan tangisnya dari tadi."Caitlin lo nangis aja gapapa. Gausah malu sama kita, gue tau ini berat banget buat lo. Jadi nangis aja gausah ditahan."

Caitlin langsung menangis dan memeluk erat ketiga sahabatnya. Rasanya sekarang dia benar-benar merasa diberikan suntikan semangat. Dia merasa ketiga sahabatnya itu benar-benar menguatkannya di masa-masa seperti ini. Jati dirinya yang kemarin sempat hilang rasanya sekarang sudah perlahan kembali.

Caitlin sangat menyayangi sahabatnya.

"Tapi..." kata Caitlin terdengar ragu.

"Tapi kenapa?" tanya Adrin heran.

Caitlin sedikit bergeser. "Karla tinggal sama siapa? Kalo sama tante gue kayaknya gak mungkin deh. Soalnya ekonominya gak bagus, kalo Karla tinggal disana malah jadi bebam tante gue lagi. Anaknya juga banyak. Jadi ya gitu."

Adrin memainkan bibirnya tampak memikirkan sesuatu. "Gimana kalo adek lo tinggal sama nyokap gue?"

Caitlin tersentak kaget.Lalu tertawa canggung. "Gausah lah ntar ngerepotin nyokap lo."

Adrin memukul pelan lengan Caitlin. "Ya enggak lah! Mama gue kemaren-kemaren ini nelfon gue katanya dia mau adopsi anak dari panti asuhan karena dia itu sekarang bener-bener kesepian dia tinggal cuma sendiri di rumah. Mending Karla tinggal sama nyokap gue."

Caitlin tersenyum antusias, lalu mendekatkan wajahnya ke Adrin. "Beneran?" tanyanya memastikan.

Adrin mengangguk semangat. "Iya woi."

Adrin merogoh sakunya untuk mengambil hp. "Bentar gue hubungin nyokap dulu."

Adrin mengotak-atik hpnya untuk menghubungi sang mama.

"Halo maaa." sapa Adrin lembut.

"Halo sayang." jawab mamanya lembut.

"Katanya mama kesepian kan. Jadi temen Adrin itu beberapa hari yang lalu kehilangan ibunya, ayahnya juga gak pernah nemuin dia lagi. Nah dia punya adek, dan dia gatau adeknya mau tinggal sama siapa. Mama mau gak tinggal bareng sama adeknya Caitlin?"

Mama Adrin menutup mulutnya cukup kaget. "Mau banget Drin. Kapan dia bisa mama jemput? Oh iya sampein ke teman kamu itu ya mama ikut berbela sungkawa."

"Iya nanti Adrin sampein. Jadi mama beneran mau ya tinggal sama adek Caitlin?" tanya Adrin memastikan.

Mama Adrin mengangguk semangat.
"Iya mama mau. Kalo bisa secepatnya ya biar bisa mama jemput.

Adrin hormat. "Siap ma. Aku tutup ya telfonnya. Bye ma."

Tuttttt

Adrin bertepuk tangan kegirangan. "Ih mama mau tauu."

Caitlin tersenyum senang. "Makasih ya. Kalian bener-bener kasih energi positif buat gue."

"Huftt tadi aja dicuekin." cibir Tae-Ra dengan nada bercanda.

Caitlin terkekeh pelan. "Iyaa sorry. Tadi gue lagi bener-bener gak mood."

Tae-Ra mendorong pelan bahu Caitlin. "Santai aja kali ah, gue bencanda doang."

Caitlin berdiri tiba-tiba. "Oke kalian semua harus terangin pelajaran yang gue ketinggalan selama 4 hari ini."

Evelyn menaikkan alisnya. "Sekarang?"

Caitlin mengangguk. "Iya sekarang."

Adrin mencuatkan bibirnya. "Gausah sekarang juga kali ah. Baru dateng juga lo. Besok aja."

Caitlin menggerakkan telunjuknnya ke arah kanan dan kiri. "Enggak gue mau sekarang. Cepetan ayooo." paksa Caitlin.

Tae-Ra mengangguk. "Yaudah cepetan ambil buku lo!"

Caitlin mengacungkan jempolnya tampak semangat. "Okee."

Caitlin mengambil buku-bukunya dan meletakkannya di atas kasur. "Ayo ajarin." perintahnya.

⚫⚫⚫⚫

"Duh kasian ya lo." ucap Keana dengan nada mengejek pagi itu.

"Sekarang gaada orang tua ya? kasiannn. Makanya jangan nyuri soal kerja lo, kemakan karmanya kan." kata Keana blak-blakan.

Caitlin yang tak terima langsung mendorong kuat Keana. "Maksud lo apa? Gila ya lo! Gue gaada nyuri soal!"

Keana yang hampir tersungkur langsung membalas perbuatan Caitlin. Dia mendorong kuat Caitlin. Caitlin jatuh sampai terduduk di lantai.

"Oh gue tau, lo kayak gini karena lo iri kan? Secara lo dulu waktu tes kesini dapet peringkat empat dan sekarang? dapet 5 nilai tertinggi aja lo gabisa." tembak Caitlin tepat sasaran. Keana langsung memperlihatkan muka kekalahannya.

"Jalang gila!" bentak Keana mendorong Caitlin ke arah pintu kelas. Tak sadar bahwa Mr. Lia sudah datang beberapa detik yang lalu. Keana yang tak sadar masih tetap menjambak dan mendorong Caitlin ke arah pintu. Mrs. Lia yang berdiri di depan pintu otomatis ikut terdorong oleh Keana.

Mr. Lia terdorong beberapa langkah. "Hei! Hentikan!" bentak Mrs.Lia.

Keana dan Caitlin mengerjap kaget.

"Poin kalian saya kurangi 20!" kata Mrs. Lia tegas. Tampak tak main-main dengan kata-katanya.

"Jangan Mrs." kata Caitlin memohon.

"Poin saya kemaren udah berkurang 20." sambungnya.

"Ooh jadi kamu dari dulu udah nakal ya?" tanya Mrs. Lia.

"Bukan Mrs." jawab Caitlin menggeleng.

"Kalian berdua hari ini jangan masuk ke kelas saya. Silahkan hafalkan nama-nama ilmiah tanaman yang ada di taman. Sekarang! tidak ada pembantahan." perintah Mrs. Lia tegas. Membuat Caitlin dan Keana mengangguk takut. Setelah kepergian dua murid itu Mrs.Lia masuk ke kelas untuk mengajar pagi itu.

"Gara-gara lo nih." kata Caitlin mendorong Keana.

Keana mendorong balik Caitlin. "Lo kali!"

Caitlin mencibir sinis. "Dih lo kali anjir. Kan lo yang ngejek gue duluan." balas nya tak terima. Keana langsung kicep.

"Bitch." bisik Caitlin di telinga Keana. Lalu langsung berlari menyusuri koridor. Ketika Caitlin angkan berbelok ke kiri tak sengaja bertemu Mr. Vender.

"Caitlin ngapain kamu disini? tanya Mr. Vender.

"Saya dihukum Mr." jawab Caitlin.

"Dihukum kenapa?"

"Tanya aja sama orang yang di belakang saya. Dia yang bikin saya dihukum. Permisi ya Mr saya mau ke taman dulu." pamit Caitlin.

Mr. Vender hanya menggeleng tak habis fikir.

⚫⚫⚫⚫

Halo semua! apa kabar?

Umur kalian berapa kalo boleh tau?

Ada yang bisa nebak umur aku berapa?

Makasih yang udah baca.

Jangan lupa buat vote+comment ya semua.

Continue Reading

You'll Also Like

12.9K 3.4K 55
"Lo tau gak gara gara lo gue gak bisa hidup tenang dengan nilai"kata lelaki itu "maaf, aku gak maksud begitu kalian tau kan aku hanya orang biasa"bal...
133K 4.8K 68
[TEENFICTION] 15+ πŸ…”πŸ…πŸ…“ { π™†π™–π™§π™šπ™£π™– 𝙠𝙖𝙑𝙖π™ͺ π™—π™šπ™§π™Ÿπ™ͺπ™–π™£π™œ 𝙩π™ͺ𝙝 π™Ÿπ™–π™£π™œπ™–π™£ π™¨π™šπ™©π™šπ™£π™œπ™–π™-π™¨π™šπ™©π™šπ™£π™œπ™–π™. π˜Ύπ™žπ™£π™©π™– π™šπ™’π™–π™£π™œ π™œπ™€...
74.2K 6.9K 37
"Ketika 15 murid jenius memberontak sistem kelas unggulan demi meraih keadilan." -Bukan Kelas Unggulan- β€’β€’β€’ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [FIKSI REMAJA/TE...
43.1K 3.6K 26
Cerita ini dimulai di sebuah SMA yang terletak di pinggiran kota besar. Suasana harian sekolah berlangsung biasa hingga suatu hari sebuah virus miste...