Misi 030 : Putar Haluan

757 184 35
                                    

S O J A

Saat Bude—ah, memangnya masih ada alasan gue memanggilanya dengan sebutan Bude?—mengatakan nama calon tunangan Ajun di depan semua tamu undangan di Duaja Kusala ... kesadaran terhenti beberapa waktu. Gue kira gue bermimpi atau halusinasi tapi, tapi ... semua ini nyata. Gue gak bermimpi.

Ajun sama cewek lain yang gak gue kenal ... berdiri bersisian kala Rahayu Palamarta mengumumkan kabar pertunangan mereka.

“Heh,” tegur Kang Gaharu mengembalikan kesadaran gue. “Ayo.”

Tangan besarnya menggandeng pergelangan tangan kiri gue, tegas namun menjaga. Kami melewati kerumunan tamu hingga penjaga begitu mudahnya.

“Beresin barang lo,” katanya di depan kamar tamu yang gue tempati sejak semalam. “Buruan, waktu kita gak banyak, Soja.”

Seakan tersihir perintah Kang Gaharu, gue bergegas masuk kamar. Lekas mengambil barang-barang gue yang gak diacak sama sekali. Gak sampai lima menit, gue keluar kamar.

“Udah semua?”

“Iya, udah semua—eh, mau diapain, Kang?”

Seluruh tas dan tentengan gue direbut dia lalu selanjutnya dibopong. Enteng banget kaya gak ada isinya padahal tadi gue harus bersusah payah.

I’ve said before that we don’t have any time.” Kang Gaharu hanya berkata gitu terus menarik gue menuju ruangan besar berisi beragam kendaraan mulai dari sepeda hingga mobil besar. “Choose one.”

“Apa?”

“Motor, pilih satu.”

Seraya mengangguk, gue menunjuk sebuah sepeda motor gunung berwarna oranye hitam dengan jempol. “Ini, Kang.”

“Really?”

“Iya, Kang, soalnya oren teh warna kebanggan The Jak.”

“Lo Jak Mania??”

“Bukan, saya mah dukung siapa aja yang menang asal tim Indonesia.”

“Masih aja bisa becanda lo, ayo naik.”

Pararunten ieu, Kang.”

“Apaan lagi sih!?”

“Ini saya gimana naiknya make kaen ketat nyelepet gini???”

“Duh lagian ngapain make kaen ngetat gitu sih!?”

“Tanyain ibunya Kang Gaharu atuh, kenapa nanya saya!”

Kang Gaharu berdecak menahan emosi jiwa raga, kemudian dia menstandarkan motornya. Kirain mau ganti jadi mobil, taunya eh taunya ... gue digendong buat naik ke atas jok motornya. Sinting bener.

“Pegangan yang bener, kalo lo jatuh pas gue ngebut gue gak mau nolongin!” ancam Kang Gaharu terdengar serius. Karena ancamannya itu, gue memeluk erat pinggangnya agar supaya tidak kejungkel pas doi lagi ngepot. “Gak usah sekenceng ini juga meluknya anjrit!”

“Saya gak mau jatoh atuhlah, Kang! Hayu, buruan. Katanya kita gak punya banyak waktu!”

 Katanya kita gak punya banyak waktu!”

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Rahasia-Rahasia | Ryujin - Dowoon ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora