Special Mission : Someone You Loved #2

551 93 25
                                    

Suatu kali Soja pernah bertanya pada Siya ketika mereka tengah metis alias ngerujak di kostan bareng penghuni Mahalini lainnya, “Nih, lo kaga takut apa main api begini sama laki orang?”

“Kenapa harus takut?”

“Ya kan ... lo ngambil punya orang, Ya.”

“Selama dia rela sama gue, kayaknya gue gak perlu takut. Gue gak maksa mereka buat stay, merekanya sendiri yang mau kaya gitu.”

Soal takut, Siya rasa siapa pun punya ketakutannya tersendiri. Baginya, takut hanya datang saat dia tidak melakukan yang ingin dilakukannya. Karena kalau itu terjadi, sama saja dia membohongi diri sendiri.

Sayangnya, Siya sudah lama membohongi dirinya sendiri. Sejak melepas masa putih abu-abunya dan mengenal Gaharu hingga kisah mereka mesti diakhiri oleh keluarga Gaharu.

Hm, soal masa lalu Siya dan Gaharu nampaknya selalu jadi pertanyaan besar bagi orang-orang. Pasalnya, hal itu yang membuat keduanya di masa kini berubah seratus delapan puluh derajat dari diri mereka sebelumnya.

Untuk Siya, hal itu memang bukan hal baik dan dia tidak bisa mengubahnya sekeras apa pun usaha yang ia kerahkan. Tapi, bukannya itu salah satu alasan Tuhan menciptakan takdir? Siya bisa anggap dirinya dan Gaharu tidak sengaja terkelindan takdir rumit yang tak mereka inginkan.

Walau jujur, laki-laki itu akan selalu punya tempatnya sendiri di hati Siya.

Makanya, waktu bertemu lagi setelah bertahun-tahun saling menjauhkan diri di tempat yang sebenarnya berpotensi besar mempertemukan mereka, Siya agak kaget. Seingatnya Gaharu gak suka acara keluarga saat mereka punya hubungan dulu. Laki-laki itu sebisa mungkin beralasan agar tidak perlu hadir.

“... Narasi.”

Ditambah Gaharu memanggilnya Narasi, sama seperti dulu. Bagaimana Siya bisa berpura-pura tidak peduli?

 Bagaimana Siya bisa berpura-pura tidak peduli?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Maaf, saya rasa anda gak ada urusan sama kami. Jadi saya mohon, silakan pergi.”

Bagai orang tuli, Gaharu terus saja mendekat ke arah Siya. Tangguh di sisi kiri sampai bingung melihat kelakuannya.

“Narasi.”

“Saya gak kenal anda.” Siya berkata lagi, “Dan benar yang dibilang teman saya barusan. Kita gak punya urusan apa-apa, saya harap anda segera pergi atau kami yang pergi.”

Jelas Gaharu kaget, matanya terbelalak dan kakinya langsung stuck di tempat. Lebih-lebih kala Siya menggandeng Tangguh kemudian pergi meninggalkannya tanpa kata. Namun bukan Gaharu jika diam saja melihat sesuatu yang tidak bisa diterimanya.

Dia langsung menyusul Siya dan Tangguh yang telah masuk ke dalam lift. Sialnya, lift lainnya juga penuh. Jadi, dia terpaksa menuruni tangga darurat hingga lantai lima belas kemudian lanjut lewat lift.

Rahasia-Rahasia | Ryujin - Dowoon ✔Where stories live. Discover now