[20] lembar dua puluh

289 56 3
                                    

Gila.

Adlyne beneran nggak paham sama yang ada di dalam pikiran Leon tuh apa. Bisa-bisanya dia bilang kayak gitu, mana enteng banget ngetiknya. Adlyne yang awalnya enjoy aja pas lagi becanda bareng teman-temannya Arega, langsung diam seribu bahasa. Jantungnya serasa mau lompat dari tenggorokan, bahkan perutnya ikutan mules.

Sampai ditanyain sama sepupunya karena tiba-tiba nggak berkutik padahal tadinya masih asik ketawa.

"Kenapa?"

Dengan ekspresi melas, Adlyne merengek. "Ga ..."

"Kenapa, lo?" Arega mengulangi pertanyaannya, bingung karena Adlyne tiba-tiba jadi aneh.

"Kalau gue nangis di sini, lo bakalan malu, nggak?"

Arega melotot kaget. "Lo kenapa, njir? Abis liat apaan, lo? Siniin hape lo."

Waktu Arega mau ambil ponselnya, Adlyne langsung buru-buru sembunyiin telepon pintar itu dan menggeleng cepat.

"Ga ...," rengeknya lagi, membuat Arega semakin bingung.

"Lo kenapa sih, nyet? Jangan bikin khawatir deh. Dimarahin bokap lo? Putus sama cowok— oh iya lupa lo 'kan jomlo, terus kenapa?" tanya Arega kayak rel kereta, nggak ada habisnya.

Adlyne mencebikkan bibirnya, jujur aja dia speechless banget, bingung mau bereaksi apa, tapi dari desiran darah dan pacuan jantungnya yang seperti habis lari marathon cukup untuk mendeskripsikan bagaimana perasaan Adlyne saat ini.

Sedangkan di sisi lain, Leon lagi merutuki dirinya sendiri karena ngetik nggak pakai akal sehat.

"Alahh, goblok banget nih, alamat ditolak ini mah," rutuknya frustrasi, apalagi pas liat chat-nya cuma dibaca sama Adlyne.

Makin-makin dah tuh overthinking-nya.

"Ya Allah galau." Leon mengusap wajahnya, pusing.

Sebab dia nggak mau galau sendirian, langsung deh dia koar-koar di grup HZSQ, ngajak sobat-sobatnya buat nongkrong. Nggak perlu ditanya mereka pada mau apa enggak, jawabannya ya jelas mau. Walaupun isinya orang begajulan, kalau urusan begini mereka nggak kaleng-kaleng solidnya.

Dan ya, saking solidnya, yang galau satu orang, tapi yang healing satu tongkrongan.

"Lo gapapa, Lyne?"

Pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari Alice itu membuat Adlyne mengangkat pandang dengan tatapan bingung, karena Adlyne rasa dia nggak lagi ngapa-ngapain sampai perlu ditanyain kayak gitu. Orang mereka berdua daritadi cuma diam sambil main handphone, ya Adlyne bingung dong tiba-tiba ditanya begitu.

"Emang gue kenapa?" Adlyne balik bertanya.

"Lo aneh," cetus Alice. "Gue perhatiin akhir-akhir ini lo anteng banget, biasanya paling rame, ribut sama Leon. Kalian berdua lagi ada masalah?"

Adlyne diam. Dia emang belum cerita apa-apa sama Alice soal apa yang terjadi malam itu, tentang Leon yang tiba-tiba banget confess ke Adlyne, entah itu serius atau cuma becanda, tapi hal itu cukup bikin Adlyne merasa terdistraksi.

Bittersweet Where stories live. Discover now