[18] lembar delapan belas

379 70 1
                                    

Pagi ini kelas Adlyne ada jadwal olahraga, dan berhubung jamnya tinggal lima belas menit, anak-anak cewek yang lain udah pada ganti baju duluan, termasuk Adlyne sendiri. Sedangkan anak-anak cowok masih sibuk main voli di lapangan.

Adlyne yang barusaja kembali dari koperasi, membeli susu kotak dingin rasa karamel favoritnya, memilih untuk duduk di bangku semen depan kelas yang ada di bawah pohon rindang, di mana semilir angin terasa sejuk menerpa.

"Perasaan gue bilang buat nungguin deh tadi, lo main nyelonong aja, tau-tau di sini udah minum susu kotak." Suara familier yang menginterupsi itu membuat Adlyne refleks mendongak.

Cewek itu langsung nyengir waktu lihat Alice datang sambil ngomel-ngomel.

"Gue 'kan udah bilang tadi sama lo kalau mau duluan, antrinya juga masih banyak tadi, mana gue udah keburu haus," balas Adlyne.

"Terus kenapa nggak masuk kelas? Oh, mau liatin Leon yang lagi main voli di sana, ya?" tebak Alice sambil senyam-senyum, melihat ke arah lapangan.

Membuat Adlyne menoleh padanya dan berdecak. "Apaan sih, orang gue mau nyari angin doang, kok. Di kelas sumpek, nggak lama juga anak-anak cowok pada masuk buat ganti baju."

Alice tersenyum, membuat Adlyne yang melihat itu pun merasa aneh.

"Kenapa sih lo senyam-senyum?"

Membuang napas, Alice mengulum bibirnya. "Sampai kapan sih, Lyne, lo itu mau denial kayak gini?"

"Apa sih?" sahut Adlyne bingung.

"Lo beneran nggak sadar atau sengaja pura-pura nggak sadar aja?"

Adlyne makin bingung. "Sadar apa sih? Sadar kalau gue cakep? Ya udah dari orok itu mah."

Alice tertawa. "Dodol banget sih, lo?"

"Ada ya emang orang yang nggak pekaan kayak lo?"

Adlyne menggeleng heran. "Lo ngomong muter-muter mulu kayak bunderan HI, bikin orang bingung aja. Lagian sadar apa sih? Nggak pekaan apa coba?"

"Gini ya, Lice, semua makhluk hidup itu ciri-cirinya peka terhadap rangsang, kalau nggak peka berarti dia bukan makhluk hidup!" cetus Adlyne sambil bawa-bawa teori sains.

Alice kembali menyuarakan tawa. "Kalau nggak peka bukannya butuh dirangsang?"

Adlyne yang lagi sedot susu kotaknya pun langsung tersedak dan terbatuk-batuk sampai wajahnya memerah. "ANJIR YA LO?! NGGAK GITU KONSEPNYA!" seru Adlyne, masih batuk-batuk.

Sumpah demi apapun, perih banget, soalnya masuk ke hidung.

"Pelan-pelan aja dong!" Alice masih sibuk ketawa.

"Lo sih!" Adlyne segera beranjak, masuk ke dalam kelas untuk mengambil tisu karena hidungnya berair.

"Nggak lucu!" semprot Adlyne pada Alice yang masih awet ketawa.

"Hari ini yang waktunya piket siapa?"

Adlyne dan Alice sama-sama menoleh waktu dengar teriakan teman cewek mereka yang memang suka teriakin temannya buat nyuruh piket.

Bittersweet Where stories live. Discover now