BAB 7- Appetence

Mulai dari awal
                                    

Ting

Eunwoo tersadar dari pikirannya, mengeluarkan ponsel dari saku celana belakangnya. Ia mengernyitkan dahinya, nomor tak di kenalinya itu mengirimi pesan yang sangat memutar otak cerdasnya.

Unknown

Sebuah mawar merah, wellcome Cha Eunwoo.

...

"Kenapa kau membolos," tanya Jiyeon mengelus wajah Pria di hadapannya. Kekasihnya itu terlihat begitu tampan walau hanya dibaluti seragam sekolah. Tangan Pria itu meraih tangannya kemudian mengecupnya beberapa kali dengan lembut. Pria itu membawa tangannya untuk menuju ranjang, meletakkan kedua tubuh mereka untuk bersandar di punggung kasur.

"Hanya ingin," ucap Pria itu menyenderkan kepalanya pada pada Jiyeon. Ini alasan Jiyeon merasa nyaman, Pria ini ada di saat Jiyeon merasa jenuh, dan tentunya untuk menghindar dari Chanyeol, maka saat Pria ini menelponnya. Ia dengan gila mengharuskan membatalkan rapatnya.

"Kau terlihat tidak baik-baik saja Jiyeon, kau istirahat cukup? Jangan bilang kau tidak tidur kerena pekerjaanmu?"

Jiyeon mengangguk kemudian kepalanya terasa dibawa ke bawah, Kekasihnya itu meraih wajahnya, mencium bibirnya dengan lembut dengan mata mereka yang terpejam menikmati ciuman mereka yang semakin panas.

"Ehmmmm" Lenguh Jiyeon mendorong dada kekasihnya. Ia melihat raut kecewa dari Pria itu.

"Cukup Wonwoo, aku melupakan rapatku hari ini." Jiyeon merasakan perasaannya aneh, ini terlalu kentara saat ciuman yang di berikan Wonwoo, bisa-bisanya ia terbayang akan perlakuan Eunwoo.

Wonwoo melihat Jiyeon yang turun dari ranjangnya, tidak seperti biasa Jiyeon yang biasanya berjam-jam menghabiskan waktu untuknya, biarpun ada sebuah acara penting, wanita itu lebih memilihnya. Sekarang, Jiyeon seakan menghindar. Wonwoo bangkit dan menahan tangan Jiyeon.

"Ada yang kau sembunyikan dariku?"

"Wonwoo, please, rapat kali ini penting, aku menyayangimu," ucap Jiyeon menyentuh tangan Wonwoo lembut, semakin membuat Pria itu merasakan kejanggalan dari kata Jiyeon yang terakhir "Aku menyayangimu?" Bukan "Aku mencintaimu"

"Baiklah Jiyeon, hati-hati," desis Wonwoo penuh penekanan sambil menatap Jiyeon tajam saat wanita itu berhasil menghilang dari jangkuan matanya.

***

"Mau paman ambilkan ini?"

Gadis kecil itu menggangguk dengan wajah sedikit takut melihat Pria asing yang tak di kenalinya. Tubuh kecilnya menggeser kebelakang Pria itu. Hyena menampilkan lengkungan dikedua sudut bibirnya. Tangannya terulur mengambil boneka beruang yang ingin Hyena capai.

"Jangan takut, dimana orang tuamu?" ucap Pria tinggi dengan Pakaian kantornya. Sehun berjongkok mengelus poni Hyena, tangan kecilnya mengarah dengan jari telunjuk yang menunjuk wanita paruh baya asik dengan mengambil beberapa daging segar.

"Dia bibiku, Paman."Hyena berlari, Sehun tersenyum melihat wajah cantik itu sangat menggemaskan. "Aku pikir dia bersama orangtuanya."

"Hyung!"

Eunwoo mendorong troli, sepulang sekolah, Sehun menjemputnya untuk menemani kakaknya berbelanja, ia melihat Sehun yang memperhatikan seseorang. Eunwoo pun melihat arah pandangan Sehun.

"Menikahlah, buatkan aku ponakan, sepertinya aku akan mendahuluimu."

Sehun menautkan alisnya, ia mendekat kearah Eunwoo dan mengambil alih troli itu, "Aku mendahuluimu? Mendahului apa?," tanya Sehun belum mengerti arah pembicaraan ini.

[✔] Noona,  Please Touch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang