BAB 10 - Snare

2K 150 14
                                    

So pitiful, over the past few months,
I've heard things are different
for you now
You've become so small

So pitiful, over the past few months,I've heard things are differentfor you nowYou've become so small

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Noona Please Touch Me

Tak ada senyuman kala tungkai itu berayun melangkah. Menampilkan kesan sombong dan berwibawa bagi wanita berumur hampir menginjak 28 tahun ini.

Pernah kalian dengar bukan, pepatah mengatakan dunia ini begitu kejam? Sebenarnya bukan dunia yang kejam, para anak adam di dunia ini yang menciptakan jalan hidup mereka. Inilah yang Jiyeon selalu katakan, mengapa dia memacari Wonwoo, dia jujur pada dirinya sendiri. Ini adalah bentuk pelampiasannya, awalnya ia berniat menghancurkan anak-anak muda seperti Wonwoo, lambat laun, rasa dendam itu itu tergantikan dengan rasa nyaman atas ketergantungan kasih sayang yang diberikan Pria berumur 18 tahun ini. Bukan tanpa alasan, rasa dendamnya sangat membara, seluruh anak adam dan hawa di umurnya dahulu menginjak 18 tahun tersenyum senang menerima kelulusan. Namun, kenyataan pahit setelah video berdurasi 20 menit itu menendangnya dari sekolah.

Sebuah heels dengan tinggi 10cm berukuran jari kelingking itu berjalan menyusuri lorong hotel untuk menemui kekasihnya, mengusir rasa bosan dan gundah yang bersarang didiri Jiyeon. Kaki jenjang dan tubuh ideal itu mampu membuat para penghuni hotel dan pegawai yang tak sengaja melihat menjadi terpusat pada nya.

Wanita cantik itu tersenyum melihat balasan sang kekasih yang sudah menunggunya beberapa menit. Tangannya meraih gagang pintu itu lalu membukanya tanpa mengetuk maupun mengucapkan sebuah rentetan kata-kata sebagai salam.

"Maaf aku telat," katanya terlontar dari bibir yang di poles lipstik mahal berwarna peach. Pria berpakaian kemeja bergaris horizontal itu mengukir senyuman kala tangan wanita seksi itu melingkari ke lehernya.

"Tidak masalah, hingga satu jam aku tidak akan mempermasalahkannya, Noona," jawab Wonwoo sambil mengecup bibir tipis itu. Sedetik kemudian tangannya membimbing Jiyeon menuju ruangan tengah, tangannya menunjuk meja yang berada tepat di sudut ruangan, tidak! lebih tepatnya menunjuk sebuah kaleng bir besar yang tertata di meja.

"Selalu begini," ucap Jiyeon.

Jiyeon tersenyum tanda mengerti, dia mengangguk sebagai tanda persetujuan dengan senyum yang terukir di bibir ranum kecil milik Jiyeon. Jiyeon menggeleng menahan tangan Wonwoo yang ingin menarik tengkuknya.

"Menikmati alkohol dahulu, kau setuju?"

"Baik," singkat Wonwoo." Kau menjaga perasaan seseorang?" Lanjut Wonwoo sambil menghempaskan tubuh Jiyeon ke sofa. Dengan santainya tubuhnya telah menimpa Jiyeon, hari yang buruk menembus hingga ke dalam mimpi. Bahkan Wonwoo sempat meracau di tengah tidur kala kata-kata perpisahan yang masuk ke dalam bunga tidur Wonwoo. Awal mula ia mendapatkan tanda kemerahan dari leher Jiyeon. Jelas bukan dari Chanyeol, ia belum bisa mengetahui selain dirinya siapa Pria lain yang bermain pada kekasihnya ini.

[✔] Noona,  Please Touch MeМесто, где живут истории. Откройте их для себя