Chapter 5: The Mafioso

477 78 2
                                    

Names, characters, bussiness, places, events, locales, and incidents are used in a fictitious manner.

This is a work of fiction.

The following story is based on author imagination

e)(o
********************

"Katakan Baekhyun. Apa yang kau lakukan di Distrik Jung-gu pada malam hari alih-alih berada di penginapan bersama anggota orkestra yang lainnya?".

Saat ini Sehun dan Baekhyun sedang berada di dalam mobil, menuju ke sebuah hotel untuk menginap selama satu malam dengan di antar oleh Wonwoo yang merupakan salah satu assisten sang pemimpin Griffin. Perjalanan pulang ke Yeongdo harus mereka tunda mengingat besok mereka harus kembali lagi ke kantor polisi untuk mengetahui hasil penyelidikan latar belakang.

"Aku- hanya ingin memastikan sesuatu".

"Apa itu?".

Baekhyun merogoh saku kantung jaketnya, Lalu menyerahkan ponselnya kepada Sehun. Si lelaki albino itu menerimanya dengan cepat dan langsung menghidupkannya, "Di mana?".

"Daftar panggilan".

Sehun langsung melarikan jarinya menekan pada ikon yang di maksud, disana terdapat 22 panggilan tidak terjawab serta satu panggilan diterima dari nomor tidak di kenal.

"Nomor itu terus saja menelpon ku sejak kemarin. Aku mencoba mengabaikannya karena itu nomor asing, tapi orang itu benar-benar mengganggu ku bahkan ketika aku tidur".

"Kau menerima panggilannya satu kali. Lalu apa yang dia katakan?".

Baekhyun terdiam sebentar, "Dia memintaku datang ke suatu tempat di Distrik itu".

"Kemana?".

"Aku tidak tahu. Maka dari itu aku ingin memastikannya".

Sehun terdiam, tapi jari-jarinya terus berlarian diatas ponsel milik si mungil, "Dia memberikan koordinat padamu?".

Baekhyun mengangguk, "Setelah dia menelpon ku, dia langsung mengirimkan lokasi yang harus aku datangi".

"Dan kau langsung pergi begitu saja?".

Si mungil menghela nafas pelan, "Orang itu mengatakan sesuatu tentang Ayah".

Sang pria dominan langsung melirik pada Baekhyun yang memandang ke luar jendela.

Jika itu sudah menyangkut sesuatu tentang Ayah Baekhyun, berarti itu adalah sesuatu yang tidak main-main. "Apa yang dia katakan?".

Baekhyun menggeleng, "Mereka hanya ingin mengatakannya secara langsung. Sementara saat dalam perjalanan ke sana, Aku mengalami perampokan".

Sehun menghela nafas, "Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku, lebah?".

"Kau sudah cukup sibuk dengan gathering, Aku tidak ingin menambah beban pikiranmu lagi".

"Dan itu adalah keikutsertaan ku yang terakhir. Aku tidak akan pernah mengikuti acara apapun lagi".

"Sehun-".

"Sudah cukup, Baekhyun. Keputusan ku sudah bulat. Kau tidak akan bisa memaksaku untuk ikut hal-hal sialan seperti itu lagi".

Baekhyun membanting tubuhnya ke sandaran kursi, sadar jika beradu argumen dengan Sehun tak akan pernah ia menangkan. Kembali memandang ke luar jendela, menikmati suasana kota seoul pada pukul tiga dini hari.

Matanya terasa memberat tanpa sebab, dia mengantuk. Sejak kemarin hingga hari ini pikirannya dipenuhi oleh berbagai macam hal. Di tambah insiden tidak mengenakkan yang baru saja terjadi.

Lunar de' Lotus: UnintendedWhere stories live. Discover now