1.3 : 19O319

437 113 94
                                    











"eh kayaknya kak shaka marah sama gue deh."

"marah kenapa anjir? seorang shaka bisa marah?" tanya ningning terheran—dia tahu betul kalo shaka itu soft banget ke syanaz. maklum, shaka kan made in bandung.

"chatt gue dikacangin masa. gara-gara gue anggurin chatt nya kali ya? hadeh padahal gue sibuk ngerjain tugas."

"lo sih kebanyakan belajar, meledak entar otak mu rek," celetuk jindan yang langsung mendapat tamparan keras di lengan nya. siapa lagi kalo bukan syanaz.

"biarin syanaz belajar, biar bisa bagi-bagi jawaban tugas ke kita elah."

"WOIYA BENER JUGA!"

"sampah lo bedua."

syanaz mengecek ponsel nya yang barusan berbunyi—menandakan ada nya sebuah pesan. udah buru-buru buka ponsel, eh ternyata bukan nama mas crush yang nangkring.

melainkan ningning.

"ningning? HEH PANJUL! KITA SAMPINGAN NGAPA CHATT GUE SIH ELAH???"

"santai beb. itu pesan terusan anjir, rapat osis."

sialan, kirain pesan dari shaka.


















"syanaz buruan, nanti telat!"

"iya ih bawel, orang baru bel juga."

setelah guru mengucapkan salam dan bel pulang sekolah berbunyi, syanaz buru-buru masukin buku nya ke dalam tas. segera ningning menarik syanaz keluar kelas menuju ruang osis yang letak nya di depan lapangan basket.

syanaz bingung waktu ruang osis terkunci. anak-anak osis yang lain juga nggak keliatan batang hidung nya.

"ning, kok sepi sih? katanya rap–"

"SEMANGAT YAA! JANGAN LUPA DITERIMA!!"

syanaz kaget waktu ningning dorong dia ke tengah lapangan basket. wew, ada shaka guys disitu lagi berdiri. dia pake sweater warna navy.

syanaz liat sekeliling nya, ada kak lele sama ningning yang lagi cekikikan di pinggir lapangan dan juga beberapa anak kelas duabelas yang lagi belajar sambil nunggu giliran tryout utbk sesi tiga.

"what are u doing here? bukannya lagi tryout ya?" tanya syanaz kepada shaka yang tengah tersenyum.

"udah selese dari jam sembilan."

"terus kenapa nggak pulang?"

"i have something to tell u, but please don't get mad," ucap shaka sembari menatap bola mata syanaz.

"what is it?"

shaka mengeluarkan sebuah amplop berwarna merah muda dari saku nya lalu menyodorkan nya pada syanaz.

"ini teh angpau? kan belom lebaran?"

"terima dulu bocil. baca, then answer it."

syanaz akhirnya menerima amplop dari shaka. cewek itu membuka amplop dan terdapat secarik kertas. syanaz mulai membuka kertas tersebut. sebelum membaca isi surat nya, mata syanaz memicing pada shaka. awas aja kalo tu kertas ternyata isinya tagihan dari ibu kantin ke syanaz perihal ambil gorengan lima tapi bayar nya cuma dua.

setelah membaca isi surat tersebut, syanaz terlihat bingung—namun lima detik setelah nya cewek itu tersenyum malu-malu.

syanaz, would u be my Br?
ps. but without 'bro'

blue jeans, sungchanWhere stories live. Discover now