MS-4

321K 1.9K 4
                                    


21+
🔞🔞🔞


---Darren POV
Jam lima pagi, gue terjaga lagi, Kali ini terasa agak dingin karna AC nya masih menyala. Kuambil selimut sambil melihat wanita di sebelah ku yang masih berposisi telanjang bongkok udang. Hal ini menarikku untuk memeluknya dari belakang.

Kutebarkan selimut lebar itu hingga menutupi tubuh kami berdua. Tangan kiri kusisipkan di bawah badannya dan tangan kananku kupelukkan melingkupi dadanya. Pinggulku kulekatkan ke arah pantatnya, sehingga otomatis zakarku menempel di situ pula, di sela-sela paha belakangnya.

Dasar darah mudaku masih panas, sejenak kemudian burung kecilku sudah jadi ‘garuda’ perkasa yang siap tempur lagi. Kugerak-gerakkan menusuki sela-sela paha belakang wanita ini.

Tanganku pun tidak tinggal diam dan mulai memelintir puting wanita ini kiri-kanan seraya meremas-remas gumpalan kenyal itu. Kontan mendapat perlakuan seperti itu wanita itu terbangun dan bereaksi.

“Sudah, Dar..! Jangan lagi..!” tubuh Wanita itu beringsut menjauhiku, namun gue tetap memeluknya erat.

Bahkan dengkulku sekarang berupaya membuka pahanya dari belakang. Wanita itu beringsut menjauh lagi dan kedua tangannya berusaha melepas pelukanku.

“Jangan, Dar..! .” rintihnya sambil tetap membelakangiku.
“Tapi, tadi kita sudah melakukannya, Hon?” tanyaku tidak mengerti. Pelukanku tetap.
“Ya. Ta.. tadi gue.. khilaf..”
“Khilaf..? Tapi kita sudah melakukannya sampai dua kali Hon?” gue gak habis mengerti.
Kulekatkan lagi zakarku ke pantatnya. Wanita ini menghindar.

“Ii.. ya, dar. Gue tadi benar-benar tak mampu" sambil menahan nafsunya.

“Yang pertama memang. Gue baru terbangun setelah itu memasuki gue. Gue mau melawan tapi tenaga lo kuat bgt sampai akhirnya gue diam dan malah jadi terlena.”
“Kalau yang kedua..?” tanyaku ingin tahu sambil mendekap lebih erat. Wanita ini menghindar dan menepisku lagi.

“ Lo mencium bibir gue. Di situ lah kelemahan gue selalu terangsang kalau berciuman..”
“Oh, kalau gitu gue cium aja sekarang ya..? Biar lo nafsu lagi.” pintaku bernafsu sambil berupaya memalingkan wajah wanita ini. Tapi dia menolak keras.

“Jangan, Dar..! udah cukup. Kita jangan kaya gitu lagi. Hiks.. hiks.. hiks..” dia terisak.
Gue jadi mengendurkan serangan, meski tetap memeluknya dari belakang.
Kemudian kami terdiam. Dalam dekapanku terasa dia sedang menangis. Tubuhnya berguncang kecil

"Ya sudah, Sekarang kita tidur aja.Tapi sambil memeluk lo gini ya..?”
Tidak kuduga dia justru berbalik menghadapku sambil membetulkan selimut kami dan berkata, 

“Tapi Lo harus janji ga akan gituan lagi?”
“Iya, gue janji.., anggap aja Lo sekarang lagi meluk guling sendiri.”

Sekilas kulihat bibir dia tersenyum.  Di bawah selimut, gue kembali memeluknya dan kurasakan tangan nya juga memelukku. Buah dada besarnya menekan dadaku, tapi gue mencoba mematikan nafsuku.
Zakarku, meski menyentuh pahanya, juga kutahan supaya tidak tegang lagi. Wajah kami berhadap-hadapan sampai napas dia terasa menerpa hidungku. Matanya terpejam, gue pun mencoba tidur.
Mungkin saking lelahnya, dengan cepat dia terlelap lagi.

Namun lain halnya dengan gue, terus terang meski sudah berjanji, mana bisa gue mengekang terus nafsu birahiku, terutama si ‘garuda’ kecilku yang sudah mulai mengepakkan sayapnya lagi. Dengan tempelan buah dada sebesar itu di dada dan pelukan hangat tubuh polos menggairahkan begini, mana bisa gue tidur tenang? Mana bisa gue menahan syahwat?
Jujur aja, gue udah benar-benar ingin segera menelentangkan dia, menusuk dan memompanya lagi!

Tapi gue udah janji nggak akan menyetubuhinya lagi. Mestikah janji nya gue ingkari?
Bisa ngga mengingkari janji tapi tetap dapat menyebadani dia?
Benakku segera berputar, dan segera ingat kata-kata dia tadi bahwa dia paling mudah terangsang kalau dicium. Knpa gue ngga menciumnya aja? Bukannya mencium ngga sama kya menyetubuhi?

Ya, pelan tapi pasti kusisipkan kaki kiri di bawah kaki kanan dia, sedang kaki kananku kumasukkan di antara kakinya sehingga keempat kaki kami saling bertumpang tindih.

Gue ngga perduli penisku yang sudah jadi tonggak keras melekat di pahanya. Kurapatkan pelukan dan dekapanku ke tubuh nya, wajahku kudekatkan ke wajahnya dan perlahan bibirku kutautkan dengan bibirnya.

Lidahku kembali berupaya memasuki rongga mulutnya yang agak menganga.
Gue terus bertahan dengan posisi erotis ini sambil agak menekan bagian belakang kepala dia supaya pertautan bibir kami tidak lepas.

Dan usahaku ternyata tidak sia-sia. Setelah sekitar 30 menit kemudian, tubuhku mulai pegal-pegal, kurasakan gerakan lidahnya dia. Serta merta gerakannya kubalas dengan jilatan lidah juga.

“Emm.. emm.. mmhh..” desis nya sambil membelit lidahku.

Kepalanya kutekan makin kuat dan gue berusaha menyedot lidahnya hingga masuk ke mulutku. Kukulum lidahnya dan kupermainkan dengan lidahku. Kusedot, kusedot dan kusedot terus sampai dia agak kesakitan, lalu kubelit-belit lagi dengan lidahku.

Ya, silat lidah ini berlangsung cukup lama dan ketika tanpa sengaja pahaku menyenggol Vagina nya, terasa agak basah. Pasti dia terangsang, pikirku. Tapi gue ngga mau memulai, takut melanggar janji. Biar dia aja yang aktif.

Maka gue pun berusaha menambah daya rangsang pada dirinya. Pelan tangan kirinya kubimbing untuk menggenggam zakarku. Meski mula-mula enggan, tapi lama kelamaan digenggamnya juga ‘garuda perkasa’-ku. Bahkan dipijit-pijit sehingga aku pun menggelinjang keenakan.












Selanjutnya.....

###
21+
⚠️⚠️⚠️Silahkan berkomentar jika perlu di hujattt tapi Jgn pedes pedess:v

🔞🔞🔞

Maniac Sex With my WifeWhere stories live. Discover now