5. Bandara

22 5 10
                                    


“Perasaanku mengharu biru, dalam kepalaku dipenuhi biru”

Dua jam sebelum penerbangan Mia sudah berada di bandara. Tidak ada yang di lakukan hanya menunggu waktu berjalan hingga dia bisa berangkat untuk pulang.

Entah kenapa Mia tidak bisa tenang jika menunggu di rumah Yunki jadi dia putuskan untuk pergi sekarang tanpa di temani siapapun karena gadis itu menolak tawaran teman-temannya. Hari ini memang menyenangkan dan tentu melelahkan juga jadi gadis itu tidak ingin menjadi beban mereka.

Gadis itu melihat waktu di jam tangan lalu mengecek waktu keberangkatannya di layar.

Tak terasa waktu berjalan tapi masih satu jam tiga puluh menit lagi. Sekarang waktu terasa sangat lama baginya.

Karena merasa sangat boring gadis itu pergi ke toilet.

Mia agak merasa kebingungan karena toilet yang dia temui desainnya berbeda, sebelumnya dia tidak pernah menemukan toilet seperti ini.

Awal masuk toilet tidak ada tanda pria/wanita tapi Mia tetap masuk saja karena saat bertanya pada petugas kebersihan katanya di arah sini.

Tidak terlalu lama gadis itu menemukan lorong lain untuk menuju toilet pria jadi dia langsung melanjutkan langkahnya untuk menemukan lorong wanita yang seharusnya dia masukin.

Setelah menyelesaikan urusannya gadis itu langsung menuju keluar.

Saat melewati lorong pria dia bertemu laki-laki yang menarik perhatiannya.

Lelaki itu menggunakan style yang sangat fashionable walaupun dia hanya menggunakan pakaian berwarna hitam semua, damn so cool.

Tapi tubuh lelaki itu terlihat kelelahan, kepalanya menunduk bahkan sepertinya dia tidak menyadari Mia yang bodohnya terdiam memperhatikan lelaki itu.

Mia tidak bisa melihat wajah lelaki itu karena tertutup masker dan topi yang laki-laki itu gunakan.

Dia agak terkejut saat melihat lelaki itu berhenti lalu berpegengan pada dinding lorong, nafasnya terengah-engah, sedetik kemudian lelaki itu terlihat seperti sedang muntah tanpa mengeluarkan apapun.

Dengan sangat cepat lelaki itu melangkah masuk ke toilet.

Karena khawatir Mia hampir saja ikut masuk. Sepertinya sifat empatinya bereaksi tanpa kendali.

Saat tersadar dia menepuk jidatnya, merasa bodoh padahal sebelum-sebelumnya dia tidak pernah tertarik bahkan sampai peduli dengan orang lain kecuali orang tertentu.

Tining!

Mia langsung membuka notifikasi dari Yunki sampai lupa untuk keluar terlebih dahulu. Jika ada yang melihatnya pasti berpikir dia sedang menunggu pria di dalam.

Mia yang sedang asik chatan sambil menyenderkan dirinya di tembok itu melihat kembali lelaki yang dia temui tadi lewat lagi di depannya.

Hei aku ini kenapa, gumam Mia.

Entah kenapa perhatiannya selalu tertuju pada lelaki itu, Mia dengan pikirannya yang masih merasa heran dan penasaran segera melangkah menuju keluar.

Lelaki yang ada didepannya berjalan agak lambat bahkan sekarang dia berhenti. Mia bermaksud untuk mendahului lelaki ini tapi dia juga segera menghentikan langkahnya setelah melihat kerumunan orang dengan kamera dan jangan lupa blitch yang berarti mereka berdua sedang di foto.

Ada apa sih?

“JIMINAAA!!!”.

Jimin? Yang ada di samping Mia adalah Jimin. Gadis itu menoleh tidak percaya kalau di sampingnya adalah Jimin.

P E O N YWhere stories live. Discover now