2. Namanya

1 0 0
                                    

Clara melongok kelas di depannya, sepertinya guru killer yang terkenal galak tengah mengajar di kelas itu. Clara mengundurkan niatnya yang ingin bertanya soal nama dari cowok berkacamata kemarin.

"eh Ra, mau anterin gue ke kantin ga?" Tanya Nashwa, temannya dari kelas 10 itu berdiri di depan meja Clara.

"Boleh. Yuk" ucap Clara berdiri, keluar dari kursi dan mejanya.

"Woy! Bondan! Gue sama Clara izin ke toilet ya" ucap Nashwa hanya dijawab anggukan oleh ketua kelasnya itu. Clara sudah berada di luar lebih dulu melongok di kelas kelas sebelahnya.

Ternyata kelas sebelah kirinya juga tengah tak ada guru.

"Yuk Ra" Ajak Nashwa membuat Clara mengikuti cewek itu.

Clara berjalan biasa di samping Nashwa, hatinya tidak berharap apapun, otaknya juga tidak memikirkan apapun. Benar benar datar dan kosong

Sampai akhirnya mereka hampir dekat dengan lorong kantin, dan Clara membulatkan matanya karena seseorang yang keluar dari sana.

Itu dia.

Cowok berkacamata yang dilihatnya kemarin, dia sangat tinggi saat dilihat dari dekat. Clara memberanikan diri tetap menatap cowok itu seraya berjalan.

Cowok berkacamata itu sendirian, dengan minuman di tangannya, dia melewati Clara begitu saja yang setia menatap cowok itu sampai jarak memisahkan mereka.

"Gila! Dari deket ganteng banget!"

Ucap Clara dalam hati, sedangkan Nashwa sudah ngacir ke salah satu kedai untuk membeli makanan, Clara menyusul temannya itu.

Clara tidak bisa menyembunyikan senyuman nya, dia terus menerus tersenyum sampai membuat Nashwa heran.

"Kenapa Lo senyum senyum Ra?" Tanya Nashwa sambil membuka bungkusan permen

"Gapapa, ada cicak buat anak tadi" ucap Clara asal, membuat Nashwa mengerutkan keningnya bingung sedangkan mbak kantin yang melayani Clara terkekeh mendengar itu.

Setelah membeli makanan yang mereka inginkan, mereka berjalan untuk kembali ke kelas. Hati Clara sudah tidak karuan antusias nya, siapa tahu kakak kelasnya itu menampakkan diri lagi kan.

Dan benar saja, dia tengah berkumpul dengan teman temannya di koridor kelas. Apa mungkin itu kelasnya? 12 IPA 4?

Teman temannya bergurau, dan dia hanya tersenyum membalas gurauan itu. Clara rasanya ingin pingsan begitu melihat senyumannya.

Wah tidak, dia harus jaga ekspresi biar tidak terlalu terlihat memperhatikan.

Clara berjalan biasa bersama Nashwa melewati cowok itu dan teman temannya, walaupun dalam hatinya Clara benar benar antusias tapi dia tetap bersikap seakan akan tak ada apa apa.

Setelah mendekati kelas, Clara menghirup udara banyak banyak sampai membuat Nashwa heran.

"lah lo kenapa? sesek?" Tanya Nashwa khawatir, sedangkan Clara dalam hatinya berkata

'mau pingsan gue!'

"ga, gapapa ko" Clara tersenyum paksa

"Kirain gue lo ngeliat cicak buat anak lagi" Nashwa terkekeh lantas jalan ke dalam kelas lebih dulu.

Clara masuk kelas dengan lagak biasa, padahal dalam hatinya dia benar benar luluh karena melihat senyuman cowo berkacamata tadi.

^_^

Bel istirahat berbunyi

Biasanya Clara akan naik ke lantai dua untuk mengajak Putri ke kantin bersama, sekalian modus untuk melihat mantannya tentu saja.

Tapi kali ini malah Putri yang lebih sering menghampirinya.

"Mau jajan ga,Ra?" Tanyanya didepan Clara yang tengah memperhatikannya kelas di depan lapangan sana.

"Mau yuk, tapi gue bingung mau beli apa" ucap Clara berjalan mendahului Putri.

"Gue mau beli pempek kayak kemarin lagi, Lo minat?"

"Boleh boleh" Clara akhirnya menyamakan tapakan kakinya dengan Putri.

"Tau ga sih, tadi kan gue iseng nanya sama mantan Lo begini 'eh Dit,kalo Clara ngajak balikan lo mau ga?'-"

"HAH?! Gila Lo ya nanya begitu?!" Ucap Clara kaget, tapi ya dia penasaran apa yang dikatakan Adit tentang pertanyaan Putri itu.

"Bentar dulu, pasti lo seneng deh denger jawaban dia. Dia bilang 'mau aja, tapi gue malu kalo mulai duluan lagi'. Dia mau tapi malu, dia pengen lo yang mulai duluan!" Ucap Putri membuat Clara mematung.

Gila!

"Kalo emang lo masih sayang, ga ada salahnya lo yang mulai duluan. Daripada capek capek move on ternyata kalian berdua masih pengen satu sama lain" ucap Putri.

Clara masih diam, dia tidak tahu harus menanggapi apa. Dia masih ingin berhubungan dengan Adit, tapi di satu sisi dia juga menginginkan kakak kelasnya yang berkacamata itu. Ini gila. Clara gila.

"Ntar deh, gue pikirin dulu. Lagian gue dah terlanjur naksir sama tuh kakel kacamata" ucap Clara dijawab hembusan nafas Putri.

"Lo sia sia in kesempatan tau ga, apalagi buat orang yang belum tentu mau sama lo"

"Tapi kan gue juga berhak pilih, put" ucap Clara tersenyum pada Putri.

Saat itu keadaan kantin cukup ramai, dan yang membuat Clara tidak bisa berlagak seperti biasa adalah karena keberadaan kakak kelas berkacamata itu yang duduk di sekitar lorong kedai kedai kantin.

Mau tidak mau Clara menahan perasaan antusiasnya saat melewati cowok yang sedang makan basreng itu.

Clara menoleh ke belakang, ternyata cowok itu juga meliriknya. Sial.

"Ra! Lo mau beli berapa?" Clara terkejut. Sialan, Putri selalu saja begitu.

"Goceng aja" ucap Clara, mengalihkan kembali pandangannya pada kakak kelas itu namun dia sudah tidak memandang kearah sini.

Kalau diingat, hal tadi cukup gila. Lebih gila dibanding fakta bahwa Adit -mantan Clara. Mau diajak balikan.

Clara menahan pipi merahnya agar tidak keluar, selagi menunggu Putri membelikan pempek untuknya. Clara sedikit mencuri pandang pada cowok berkacamata itu.

Dari samping sini, Clara dapat melihat ketebalan kacamata cowok itu, cukup tebal. Mungkin minus matanya cukup buruk.

Di tengah tengah sedang memperhatikan, Clara tersentak karena bahunya terasa di colek seseorang. Clara menoleh dan mendapati Alya di sebelahnya.

"Jajan apa Ra?" Tanyanya

"Pempek" Clara menaikkan sebentar dagunya, dan hanya di jawab anggukan oleh Alya.

"Gue duluan ya" ucap Alya, begitu melihat Tasyana sudah selesai mengambil makanan.

Siapa Tasyana? Sama seperti Alya, dia adalah teman SD Clara dulu. Saat SD mereka sangat akrab dan dekat, tapi berbeda saat SMA kini.

Saat memperhatikan Alya dan Tasyana pergi, Clara juga memperhatikan cowok itu lagi.

"EH THIO! balikin duit dua ribu gue anjing!"

Clara membelalakkan matanya.

Itu namanya, disebut. Namanya disebut oleh Tasyana.

Dan, namanya Thio.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SumbangWhere stories live. Discover now