"Siap King, emm lalu bagaimana dengan sekertarismu itu? Kita meninggalkanya di bawah"

"Biarkan saja, kau tidak perlu mengurusi jalang itu"

"Baik King" ujar Richard sambil menganggukan kepalanya "masih ada waktu beberapa jam sebelum acara itu di mulai lebih baik King menggunakan waktu untuk beristirahat"

Tanpa menjawab Dareen pun segera memasuki kamar miliknya dan bersamaan dengan itu pintu lift kembali terbuka dengan Clarissa di dalamnya

"Richard!!! Kenapa kalian meninggalkan ku sendirian di bawah? Dan di mana Dareen?" Ujar Clarissa

Richard yang mendengar nama King nya di sebut degan tidak etis itu merasa emosi "itu bukan urusan mu dasar jalang dan lagi pula dia itu atasan mu kau tidak berhak memanggil bossku dengan sebutan seperti itu, apa lagi dengan mulus sialan mu itu" setelah mengucapkan kata-kata pedas itu Richard pun meninggalkan Clarissa di lorong hotel sendirian

"Tck sialan kau Richard, awas kau nanti" geram Clarissa, karena merasa sendirian di lorong hotel mau tidak mau Clarissa pergi dari situ dan kembali ke kamarnya yang berada satu lantai di bawah kamar milik Dareen, yah Dareen memang sengaja melakukannya agar waktu istirahatnya tidak terganggu dengan kehadiran si jalan itu

"Dareen" sapa Jay

"Kenapa?"

"Apa kau masih merasakan perasaan ini? Perasaan ini membuat ku sangat nyaman, semenjak kita berangkat hingga sampai di sini perasaan ini tidak mau hilang bahkan semakin kuat" ujar Jay

"Tapi aneh, kita sudah sering ke sini tapi kenapa baru kali ini kita merasakan perasaan yang seperti ini" bingung Dareen

"Apakah ini pertanda jika kita akan menemukan mate kita?" Tanya Jay antusias

Dareen yang mendengar itu pun mendengus kesal "kenapa kau selalu berharap jika kita akan mendapatkan seorang mate? Hapus lah pikiran yang tidak penting itu"

"Apa yang maksud mu tidak penting?"

"Walaupun kita mendapatkan seorang mate, aku tidak akan pernah mau menerimanya, sudah cukup Jay, sudah cukup 3 kali kita di khianati!!" tanpa memperdulikan jawaban dari Jay, Dareen pun dengan cepat memutuskan mindlink mereka yang membuat Jay marah-marah di dalam sana

Dengan perasaan yang masih kesal Dareen pun menidurkan tubuhnya dengan menghadap ke arah jendela yang menunjukan pemandangan kota Bali

Yah walaupun Dareen masih kesal dengan ucapan dari wolf nya tadi namun itu tidak menutup kemungkinan jika Dareen terus memikirkan semua perkataan Jay

"Mate? Omong kosong apa itu?" Batin Dareen

******

"Woy kembar!! kalau makan cepetan dikit napa" kesal Alan

"Alan denger ya, kita tuh lagi ngisi energi tau, soalnya tadi pas shopping kita sibuk nawar belanjaan jadi energi kita banyak yang kekuras"

"Ya ya ya terserah lu pada dah, gue tunggu di bis, jangan kelamaan atau enggak ntar gue suruh pak supir buat ninggalin kalian berdua" Alan menarik tangan Zahra agar mengikutinya masuk ke dalam bis

"Kalian bisa cepet gak? Gak enak tau di tungguin sama yang lain" Kali ini Alisha yang berbicara karena memang si kembar terlalu memakan banyak waktu

"Ini udah selesai kok" Rion dan Dion dengan cepat membereskan sisa-sisa makanan di depannya

Alisah memandang mereka bingung "lah tadi katanya belum?"

"Bercanda doang tadi"

Alisha terkekeh pelan "ya udah kalau gitu kita ke bis sekarang, udah di tunggu sama yang lain juga" Alisha berdiri lalu berjalan ke arah bis meninggalkan mereka berdua

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now