🌿 4. Love (?)

77.5K 2.5K 174
                                    

Badanku terasa lemas hingga tubuhku harus duduk jongkok dan menunduk saat berada di  lift yang mengantarku ke lantai 11.

Ting....
Suara itu sangat tidak asing yang menandakan aku harus keluar dari lift.

Aku berjalan sempoyongan menuju unitku, aduh kenapa sih cuman gara gara Jaemin menyatakan perasaanya bikin lemes.

Seketika langkahku terhenti setelah membuka pintu apartementku, mataku terbelalak melihatnya tiduran di sofa ruang tamuku semakin menambah kakiku gemetar lemas.

Beberapa member NCT memang aku kasih tau kode pintu apartementku, dan mereka aku bebaskan untuk keluar masuk apartku. Termasuk Jaehyun.

"Haahhhh"

Aku membanting badanku ke sofa didepan Jaehyun, Jaehyun hanya melihatku sambil bersiul dan memainkan ponselnya dengan santai.

Sebenarnya Jaehyun tu orangnya asik kalo udah kenal, dan dia tu berani. Baru beberapa hari yang lalu kita memulai dialog agak intens dan dia udah berani masuk apartementku tanpa izin dulu. Walaupun aku ngasih kode pintu tapi seenggaknya dia izin dulu lah biar sopan, lah ini langsung nyelonong masuk aja.

"Jalan jalan yok"

Pinta Jaehyun sembari dia berdiri dari tidurnya.

Aku hanya meliriknya lalu memejamkan mataku, berusaha tidak peduli dengan apa yang dia katakan barusan.

"Nara"

Panggilnya, namun suara itu terdengar samar seperti dia menjauh dariku, terpaksa kubuka mataku, melihat hampir seisi ruangan untuk mencari sosok laki laki berbaju hitam. Dan aku tidak menemukan sepanjang mataku memandang.

Panik dong kemana Jaehyun, aku langsung duduk tegak dan mencarinya lebih rinci.

Hah! Kamar! Aku langsung berlari menuju kamar, dan bener. dia bener bener masuk kamarku mengaca di kaca besar tepat disamping ranjang tidurku.

"Jay ngapain disini ayo keluar!!"

Rengekku sambil menarik tangannya, namun apa daya badanya yang tinggi dan berotot membuat usahaku untuk menariknya keluar tidak ada gunanya.

"Eh gua cuma mau liat kamar manager gua tu kek apa jangan dipaksa keluar"

Yaudadeh terserah akhirnya aku pasrah dan duduk di ranjang sembari melihat Jaehyun melihat lihat isi kamarku.

"Memang ya perempuan kalau punya komputer gapernah ada sandinya"

Aku tercengang pandanganku tertuju pada Jaehyun yang udah duduk di kursi depan komputerku.

Sontak aku langsung lari dan berusaha kembali buat narik Jaehyun pergi dari situ, mengurungkan niat Jaehyun untuk membuka komputerku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak aku langsung lari dan berusaha kembali buat narik Jaehyun pergi dari situ, mengurungkan niat Jaehyun untuk membuka komputerku.

Ya emang gada apa apanya komputerku cuman tu malu aja siapa tau ada suatu hal gitu ehehe.

"Jay ih jangan awass, pliss lahh jangan Jay"

Aku terus berusaha narik tangan kiri Jaehyun walaupun dia nggak bergerak sedikitpun.

"Aaaa Jaehyun ma jangan ih jangan buka buka komputerku, Jay plis lahh"

Rengekku semakin jengkel terhadap Jaehyun yang diem aja dan berusaha mencet ini itu di komputerku.

"Awwww!"

Teriak Jaehyun ketika aku menggigit lengannya, tapi kenapa tiba tiba aku kehilangan keseimbangan ketika Jaehyun menarikku dan sekarang posisiku? Dipangkuannya Jaehyun astaga! Dia ma emang bener bener berani.

"Ih ko gini sih lepasin"

Rengekku kembali untuk melepaskan tubuhku yang diborgol dipangkuannya.

"Uuwwii Nara punya banyak game juga, main yuk bareng"

Ajak Jaehyun seperti tidak terjadi apa apa.

Aku terus berontak untuk lepas dari pangkuannya hingga akhirnya aku berteriak. Membuat Jaehyun sedikit memundurkan kursi sehingga menjauh dari meja komputer.

Lagi dan lagi, dia menatap dalam manik mataku sehingga membuatku tidak bisa lepas dari kontak matanya.

Hal ini terjadi sekitar 30 detik, kami benar benar terdiam dan saling menatap.

"Nara.."

Jaehyun memanggil namaku lembut, kini pandangannya beralih sedikit kebawah. Oh tidak situasi macam apalagi seperti ini? Matanya tertuju pada bibirku.

Tangan kananku meremas baju bagian bawah Jaehyun, aktivitas ini kembali terjadi. Namun beda orang. Mataku terpejam, nafasku kembali terhenti ketika Jaehyun menautkan bibirnya ke bibirku.

Aku merasakan bibirnya yang dingin karena ac ruangan dan lembut. Tak lama kemudian Jaehyun mulai sedikit melumat, remasan tanganku di baju Jaehyun semakin kuat.

Entah kenapa aku hanya diam, seakan Jaehyun menghipnotis diriku. Dengan tempo perlahan Jaehyun melumat bibirku. Aku masih terdiam tanpa gerakan kecuali meremas baju Jaehyun.

Aku begidik ketika tangannya mulai memegang leherku mengelus sampai tengkuk dan jempolnya tepat berada di batas rahangku. Tangan satunya melingkarkan di bahuku untuk menahan diriku.

Hahh! Lidahnya mulai bermain menyentuh bibirku, mataku terbuka karena ini. Entah kenapa tiba tiba aku mulai menerima lumatan bibir Jaehyun, perlahan aku menutup kembali mataku dan mulai hanyut dalam permainannya.

Lidahnya semakin liar dan membuka mulutku, ciumannya semakin liar, dan aku masih hanyut mengikuti alur permainannya, kini kita sudah bertukar saliva dan menikmatinya.

Tiba tiba Jaehyun menghentikannya, yah ada sedikit rasa kecewa saat Jaehyun berhenti, tapi? Kenapa aku jadi gini dihadapan Jaehyun?

Jaehyun hanya tersenyum melihatku, detik selanjutnya dia memelukku dengan erat, kepalanya bersembunyi dibalik leherku.

"Sebenarnya aku bukan orang yang pendiam. Aku diam karena aku suka. Nara aku menyuakimu"

Kuhembuskan nafas kasar untuk kesekian kalinya di hari ini. Tuhan tolong aku, kenapa dua manusia dengan inisial J hari ini?

"Jay, tapi.... emmmhh"

Tiba tiba desahan itu tanpa izin keluar dari mulutku, mataku langsung terpejam dan tanganku spontan menutup mulutku.

"Hahaha kenapa? Segitunya, pengen main?"

Respon Jaehyun terhadap desahanku setelah dia mencium leherku yang membuat sengatan di tubuhku.

Aku hanya terbelalak menatapnya, dasar Jaehyun emang bener berani.

"Besok sore temenin kerumahku"

Kalimat itu terucap ketika Jaehyun mengalihkan tubuhku dari pangkuannya, lalu setelah itu? Udah seperti biasanya dia langsung pergi seenaknya.

Aku terduduk di ranjang, bingung dengan apa yang udah aku lakuin dengan dua laki laki ini. Rasanya sedih karena aku seperti penghianat bagi Jaemin. Namun seperti ada rasa suka terhadap Jaehyun untuk kali ini. Aku masih belum paham dengan perasaanku.

About J | Jung Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang