Perjalanan Kedelapan

24 6 2
                                    

Pesawat lepas landas di pulau yang baru pertama kali jejaki, pulau yang sebelumnya hanya ia tahu dari film kartun kesukaannya saat kecil "Princess Mononke". Suhu udara di Yakushima tidak seperti di Hiroshima saat ini. Tidak terlalu dingin, namun tetap saja nuansa akan tibanya pertemuannya terhadap rasa sakitnya sendiri yang membuat suhunya justru lebih dingin bagi seorang . Yakushima merupakan pulau beriklim sub-tropis yang terletak di lepas pantai selatan Kyushu dan termasuk dalam lingkup prefektur Kagoshima. Dari buku semasa sekolah dasar ia tahu Pulau ini terkenal di Jepang sebagai pulau hutan cedar dan memiliki pohon cedar tertua di Jepang, juga salah satu yang tertua di dunia. Yakushima dikelilingi hutan yang masih asri.

"Sempurna, untuk tempat persembunyian bagi seseorang yang telah memberikan rasa sakit paling dalam di kehidupan ku," Ujar agak keras setelah ia mencoba menenangkan dirinya aka napa yang terjadi di pesawat beberapa jam lalu. Walaupun emosinya masih tercekat betul di dalam ucapan yang ia lontarkan.

Hiro yang sebelumnya akan aktif berbicara lebih memilih banyak diam, ia tahu masih berusaha pulih. Seiring cuaca yang berubah dari hujan menjadi cerah, ia seolah memberi jeda bagi untuk menurunkan emosinya.

"Maafkan atas apa yang terjadi di pesawat, itu di luar kemampuanku," membuka pembicaraannya dengan Hiro

"Wajar, setiap orang punya rasa sakit yang tak akan pernah bisa ia tangani sendiri." Jawab Hiro "Begitupula alasan mengapa aku menghubungimu bukan?"

"Tidak ada yang tau bahwa dibalik kuatnya aku mendengar rasa sakit orang lain, aku terlalu lemah mengatasi rasa sakitku sendiri. Maafkan aku, selama ini mungkin hanya Ibuku dan Midori yang jadi korban amarah ketidaksadaranku. Sekarang malah kau yang jadi korban berikutnya, seseorang yang bahkan pertemuan awalnya hanya sebatas pencerita dan pendengar kisah rasa sakit. Ya namun mau bagaimana lagi begitulah aku sebenar-benarnya. Meski aku terlihat bahagia tetapi ada sesutau yag aku pendam sendiri dan tidak pernah aku ceritakan kepada siapa-siapa." menjelaskan panjang

"Biarlah orang lain hanya melihatku tersenyum dan bahagia tanpa tau apa yang aku rasakan dan yang aku alami. Aku tidak perlu menceritakan kisahku, aku tidak ingin mereka mengasihaniku. Biarlah kesedihan yang aku rasakan cukup dipendam dan tidak diceritakan kepada siapa-siapa. Lucu bukan keyakinanku, disisi lain aku mengharapkan orang lain bercerita akan kisah kelamnya pada Trip to the wound, Aneh," berada ditengah kebimbangannya sendiri.

"Sudahlah, kau hanya ingin terlihat baik-baik saja meski sebetulnya banyak hal yang kau pendam sendirian. Meski banyak kesedihan yang kau rasakan dan banyak kepedihan yang kau alami." Ujar Hiro menenangkan. "Sebentar, mengapa jadi aku yang memberi petuah, kalau begitu sepulang dari sini kau harus mentraktir ku makanan sebagai bayaran atas konsultasimu barusan," Hiro berusaha memecah suasana.

tersenyum, ia merasa ada benarnya apa yang di ucapkan Hiro. Bahwa sedetik lalu kondisinya berbalik, sosok dirinya yang harusnya menjadi pendengar rasa sakit malah berganti posisi sebagai pencerita kisah kelam yang ia alami sendiri. Sementara Hiro yang justru lebih bijak menyikapi berbagai kesah yang dialami .

"Ah, kalau hanya mentraktir mu itu urusan mudah bagi seorang psikolog ternama macam aku," gurau balik yang langsung di balas tawa renyah dari wajah Hiro.

"Ya sudah ayo kita lanjutkan pencarian kita di pulau ini?" Hiro melangkahkan kakinya panjang melewati Natsumi.

Natsumi tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia sadar penuh bahwa kedatangannya kepulau ini untuk menyelesaikan sumber rasa sakitnya. Ia tiba-tiba kembali ragu

Hiro yang sadar, kemudian ikut berhenti dan menoleh ke arah Natsumi.

"keraguan itu datang lagi? Ujar Hiro sambil mendekat perlahan kearah Natsumi

Natsumi hanya menunduk, kali ini ia tak sanggup mejawab pertanyaan Hiro

"Natsumi, bukan berarti karena kita sudah sejauh ini datang ke yakushima, kita tidak bisa kembali. Kalau memang kamu tidak ingin kita bisa kembali pulang dan menyudahi perjalanan ini. Biar bagaimana pun tempat ini adalah tempat yang paling kamu benci seumur hidupmu," Ujar Hiro

"Apa kami yakin aku sanggup jika benar nanti aku bertemu dengannya?" Tanya Natsumi entah berapa kali. Dalam lubuk hatinya terdalam ia masih sangat amat ragu dengan perjalanan ini

"Tidak semua orang kuat bertemu kembali dengan masa lalu yang mengganggu seumur hidupnya, Aku bisa saja goyah jika ada di posisimu, kamu bisa terbang sejauh ini saja sudah sebuah pencapaian menurutku," jawab Hiro "Jadi jika kamu ingin kita meninggalkan pulau ini, aku tidak bisa memaksakan,"

Perubahan emosi yang dijalani Natsumi memang sebuah hal yang wajar. Tak ada siapapun yang mampu berdamai dengan masa lalu yang sama seperti yang dialami Natsumi.

"Apa kamu ingin kita menyudahi perjalanan ini?" Tanya Hiro kemudian

Natsumi sadar bukan hal yang konyol untuk menyudahi perjalanan ini dan kembali pulang, namun di balik keraguannya ada adrenalin yang menuntunnya untuk terus melangkah menyelesaikan apa yang telah dimulai. Jika Hiro saja mampu sembuh ketika ia bertemu dengan masa lalu dan menerima kenyataan bahwa ketakutannya sudah tidak ada didunia ini, mungkin saja treatment yang sama bisa berhasil jika di terapkan kepadanya.

"Bagaimana?" tanya Hiro lagi karena belum keluar satu jawaban pun dari mulut seorang Natsumi.

"Tidak, kita lanjut saja," ujar Natsumi

"Kamu yakin?" Tanya Hiro lagi, ia tak ingin natsumi terkesan terpaksa. karena yang sebenarnya. ia tidak ingin melakukan perjalanan ini.

Natsumi mengangguk.

"Hiro, aku ada satu permintaan?" Natsumi berucap lirih kemudian

"Iya," jawab Hiro

"Jika nanti aku benar-benar bertemu dengannya, jangan pernah meninggalkan diriku," Natsumi memohon "Aku mungkin bisa benar-benar kuat jika kamu tetap ada dekat denganku, aku menaruh semua kepercayaanku kepadamu," Ujar Natsumi

"Tapi," tiba-tiba wajah Hiro berubah. Ia tidak menyangka Natsumi sebegitu menaruh tanggung jawab kepercayaan bahwa dirinya mampu menjaga Natsumi begitu besar.

"Tapi apa," Natsumi bertanya karena wajah Hiro berubah, biar bagaimana pun Natsumi seorang psikolog ia tahu ada yang ingin disampaikan Hiro.

Hiro buru-buru menenangkan dirinya, ia tidak ingin terbaca begitu saja oleh Natsumi.

"Natsumi, aku janji, ia tak akan pernah bisa menyentuh mu sejengkalpun, aku akan menjagamu dan selalu berada dekat denganmu, setelah semuanya selesai aku rasa kamu bisa menjalani semuanya tanpa ada prasangka dan trauma lagi," Ujar Hiro

"Terima kasih Hiro, aku bisa tenang sekarang, setidaknya aku tidak memikul keraguanku sendiri, ada kamu yang membantuku kuat," Ujar Natsumi menanggapi janji Hiro

"Yoss, kita lanjutkan perjalanan kita ini?" Ujar Hiro bersemangat

"Haik," Ujar Natsumi tegas dan kembali melanjutkan Langkah pencariannya di Yakushima. Sebuah pulau Misterius di Selatan Jepang.

.................................................

Selamat siang semuanya, setelah perjuangan melawan rasa sakit semingguan lebih akhirnya saya bisa kembali menulis dan melanjutkan cerita ini. Mudah2an masih pada sabar kan yah. Mohon maaf yah atas menunggunya. Semoga proses recovery saya berjalan baik. Dan kawan-kawan semua tetap diberi Kesehatan. Amin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trip to The Wound (BWC 2020)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang