Perjalanan Kelima

14 5 0
                                    

Setelah apa yang terjadi kemarin Natsumi dipenuhi kegelisahan ketika bangun di pagi hari. Bukan karena tak biasanya, ibunya tidak membangunkannya pagi ini. Ibunya sudah pergi pagi-pagi sekali, melalui pesan singkat di telepon genggamnya, Ratna hanya bilang, ia ingin menemui seseorang dan lanjut lagi ke city hall untuk mengurus uang pension yang ia dapat.

Natsumi akan sendirian dirumah setengah harian ini. Tepat sekali, hari ini memang ia tidak memiliki rencana apapun. Tidak ada jadwal 'Trip to The Wound'. Sungguh kebetulan paling berharga bagi natsumi, bisa seharian dirumah tanpa ada ibundanya.

Ia langsung bergegas keruang tengah. Tempat dimana satu-satunya televisi di rumah ini berada. Cekatan ia gapai remote di meja kecil di samping sofa. Ia coba mengingat kapan terakhir kali ia sempat menonton televisi. Sudah lama sekali.

Natsumi memang memilih cepat-cepat meninggalkan rumah ketika matahari terbit. Lalu pulang agak malam selepas matahari terbenam. Itupun ia lebih nyaman langsung bergegas ke kamar.

Matanya beralih menuju meja makan di ruang sebelah. Sudah lama ia tidak makan bersama Ibunya. Belakangan ibunya yang selalu mengantarkan makanan ke kamarnya. Di taruh tepat di sebelah pintu masuk. Natsumi enggan bertatapan berlama-lama dengan ibundanya. Ia merasa asing dengan ibundanya sendiri. Bingung harus bercerita mulai dari mana atau dengan topik seperti apa.

Natsumi takut apapun cerita berujung pada kisah mengusik masa lalu. Ia memang belum sembuh benar. Lebih tepatnya sedang dalam perjalanan mencoba sembuh total. Tidak mudah bagi seorang natsumi. dan butuh waktu agak lebih lama.

Tetiba ia jadi teringat kembali tujuannya duduk di sofa, yang di depannya ada sebuah televisi. Ia langsung mengganti chanel televisi dengan remote yang ia genggam. Ia lihat sebentar jam dinding sebelah kiri atas tempat ia duduk.

Delapan tiga puluh pagi. Biasanya ada acara berita pagi-pagi seperti ini. 'NHK' channel tivi nasional yang sekarang terpampang di televisi. Benar, ada berita pagi yang sedang tayang. Bukan berita cuaca harian yang di nanti seperti kebanyakan orang jepang yang menyaksikan berita di pagi hari.

Gagasan berita televisi harusnya jadi pilihan bagi manusia yang butuh asupan informasi bukan? Mengingat begitulah esensi dari keberadaan sebuah acara berita, bagi Natsumi saat ini, tentu ada berita yang lebih penting baginya. Berita criminal, lebih spesifik berita tentang pembunuhan. Tepatnya lagi ia ingin tahu apakah Hiro benar-benar melakukannya kemarin. Membunuh ayah kandungnya sendiri. Entah untuk apa Natsumi penasaran dengan urusan kliennya. Bukankah itu hak pribadi kliennya. Natsumi tidak berpandangan sesederhana itu untuk kasus yang satu ini. Kalau saja Hiro benar-benar melakukannya. Ini merupakan rentetan kejadian atau tindak pidana yang seharusnya dia punya peran di dalamnya. Sebagai seorang yang punya andil untuk membantu seseorang sembuh dari permasalahan mental, apalagi beberapa jam sebelum tindakan pembunuhan, ia berada tepat disamping Hiro. Harusnya Natsumi bisa menghalangi tindakan penghilangan nyawa ini. Atas dasar kebencian sekali pun pembunuhan tidak di benarkan. Harusnya Natsumi dapat menjadi orang pertama yang menghalangi niatan buruk ini bermula. Namun ia terlalu terusik dan memilih pergi setelah pengakuan besar akan masa lalunya.

Hingga menjelang acara berita habis berita yang ia nanti tak kunjung muncul. Acara pun berlanjut pada acara masak-memasak pagi. Ia ganti channel televisinya. Namun hasilnya nihil, tidak ada acara berita lagi. Semuanya hampir sama, di pagi hari jika bukan acara masak-memasak, pasti acara yang berhubungan dengan iklan sisipan minuman obat herbal khusus para manula. Target penonton acara pagi jepang memang bukan manusia yang usianya sama dengannya. Dengan tingkat keberadaan manusia usia lanjut yang tinggi, hingga acara televisi pun lebih memilih focus pada segment penonton nenek-nenek atau kakek-kakek.

Natsumi kembali bertanya-tanya. Mengapa tidak ada berita tentang hiro. Atau jangan-jangan dia hanya menggertak saja. "Ah tidak mungkin, bukannya dia sudah sangat yakin dengan kebencian dengan ayahnya yang membuncah," Ujar natsumi dalam hati. "dia sudah sangat yakin kok menghabisi ayahnya sendiri atas dasar kisah kelam masa lalunya," lanjut natsumi

Trip to The Wound (BWC 2020)Where stories live. Discover now