20. Draco dan Twix

3.7K 540 103
                                    


Setelah lepas dari serangan pertanyaan Ginny, Hermione akhirnya berhasil keluar dari kamarnya menuju ruang rekreasi Gryffindor. Untungnya lagi, Harry dan Ron tidak ada di sana sehingga Hermione bisa melancarkan misinya tanpa perlu direcoki kedua sahabatnya itu.

Jadi rencananya Hermione dan Draco akan membuka surat dari Narcissa hari ini di tepi danau. Oleh karena itu Hermione memutuskan untuk memberikan janjinya kepada Draco--twix dan 5 buah apel hijau--saat ini juga. Satu hal yang tidak terpirkirkan Hermione sebelumnya, ternyata seisi Hogwarts sudah tahu kalau apel hijau dan Draco Malfoy sangat erat kaitannya. Jadi begitu melihat keberadaan buah-buah segar itu di dalam tasnya, Ginny langsung bisa menebak Hermione akan bertemu dengan Draco.

Hermione sudah menceritakan semua yang terjadi sebelumnya pada sahabat-sahabatnya tapi sepertinya putri semata wayang keluarga Weasley itu tak percaya kalau interaksi Hermione dan Draco hanya sebatas mengurusi Lana saja. Terbukti dari celetukan Ginny saat Hermione hendak keluar dari pintu asrama tadi.

"Baiklah akan kubiarkan kau pergi sekarang, tapi jangan harap kau bisa tidur malam ini sebelum menceritakan mengenai kencan piknikmu dengan Malfoy ini."

Hermione hanya bisa memutar bola matanya. Ginny Weasley semakin lama semakin tidak waras.

Pertengahan bulan November bukanlah waktu terbaik untuk bersantai di tepi danau. Selain pemandangannya yang tidak terlalu cantik--karena pohon-pohon yang sudah botak semuanya--angin yang bertiup dari arah danau juga dinginnya bisa sangat kurang ajar di penghujung tahun seperti ini.

Hermione akan selamanya bersyukur ia terlahir sebagai penyihir. Dengan sedikit hentakan pada tongkat sihirnya, ia bisa membuat udara di sekitarnya hangat layaknya sinar matahari di akhir bulan Juni.

Namun kali ini Hermione tak perlu menggunakan mantra penghangat karena Draco sudah melakukannya terlebih dahulu. Hermione menemukan laki-laki itu sudah duduk di atas karpet berwarna hijau--tentu saja, anak Slytherin bisa gatal-gatal jika memakai warna lain selain hijau--dengan sebuah keranjang kecil di sampingnya.

"Hei," sapa Hermione sebelum mengikuti Draco duduk di atas karpet.

"Oh hai," balas Draco. "Wow, kau bawa pesananku?" tanya Draco menunjuk tas yang dibawa Hermione.

"Tentu saja, aku bukan orang yang suka ingkar janji," jawab Hermione seraya mengulurkan tote bag-nya kepada Draco. "Apa ini?" sekarang giliran Hermione yang bertanya, menunjuk keranjang kecil yang tergeletak di samping Draco.

"Oh ini, well, kupikir..kupikir karena kau akan membawa sesuatu jadi aku juga seharusnya melakukan yang sama. Tidak banyak, hanya..." Draco mulai mengeluarkan isi keranjang tersebut. "...jus dan pie labu, roti isi, kentang goreng, dan puding cokelat."

Oh wow Ginny ternyata peramal, kami jadi benar-benar piknik sekarang.

"Well, ide yang bagus. Berita apapun yang ditulis ibumu soal Lana sekarang tidak akan semengerikan itu lagi dengan adanya makanan-makanan ini," ucap Hermione yang tidak terlalu diperhatikan Draco lagi, laki-laki itu terlalu fokus pada cokelat muggle kesukaannya.

"Hm, sudah lama sekali aku tidak makan ini, rasanya lebih enak dari yang kuingat," kata Draco setelah gigitan pertamanya.

Mengambil satu pie labu, Hermione menjawab. "Aku tidak menyangka kau benar-benar suka cokelat itu. Siapa yang memberikannya padamu? Seingatku tak ada kelahiran muggle di Slytherin."

Draco menelan coklatnya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Memang bukan dari anak Slytherin."

Hermione mengerutkan dahinya benar-benar penasaran bagaimana Draco bisa mengetahui keberadaan cokelat muggke itu. "Lalu dari mana? Tidak mungkin dari ibumu kan?"

POTION [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang