O2. Jalankan Misi?

195 55 11
                                    

"Masih bisa tersenyum?"

Dejun baru saja tiba menyusul Kinara di kedai ramen dan hal pertama yang ia ucapkan adalah kalimat tanya sarkastik. Bagaimana tidak? Ia khawatir saat gerimis mulai berjatuhan sementara Kinara masih sendirian di toilet umum. Berulang kali menelpon, tidak ada satupun yang direspon dan tiba-tiba saja Kinara memberi kabar bahwa dirinya sudah berada di kedai ramen setelah berfoto dengan cosplayer hantu yang ia temui di pinggir jalan.

"Aku memesan dua ramen," ujar Kinara mencairkan suasana.

"Aku tidak meminta."

"Apa aku menawarimu?" candanya.

Dejun mendengkus tertawa, sementara Kinar justru terbahak mendapati ekspresi gondok Dejun yang susah payah ditutupi.

"Sudahlah." Pria itu masih berusaha mengalihkan perhatiannya pada buku menu.

"Hei, aku bersungguh-sungguh. Aku sudah memesankanmu satu," tukasnya saat Dejun hendak memilih menu. "Kau tahu? Tadi aku bertemu laki-laki tampan yang sedikit bodoh."

"Ini sudah yang kelima kalinya kau memberitahuku. Apa yang menarik dari itu? Kupikir kau tidak tertarik pada hal-hal yang berhubungan dengan hantu."

"Memang tidak, aku hanya kasihan." Kinara merogoh tasnya sesaat guna mencari ponsel. "Tidak ada yang mengajaknya berfoto meski ia sudah berdandan semaksimal mungkin dan dia sendiri pun juga tidak berusaha menarik atensi orang-orang meski ia tahu bahwa sebentar lagi turun hujan, rasanya sakit melihat keringat pria itu akan mengering dengan sia-sia."

Kinara menyorongkan layar ponselnya ke depan wajah Dejun. "Lihatlah hasil foto kami."

Dejun mengernyit heran. Bola matanya bergerak-gerak dari menatap Kinar yang tersenyum lebar lalu kembali pada layar ponsel. Direbutnya ponsel itu dari tangan sang empu.

"Hei, apa yang kau--"

"Biarkan aku meminjamnya sebentar, ponselku mati," bohong Dejun.

Kinar mengedikkan bahu sesaat sebelum pelayan kedai itu datang membawa pesanan mereka. Gadis itu tersenyum manis seraya berterima kasih.

Dejun hanya melirik sekilas, lantas kembali menatap layar ponsel itu lamat-lamat. Matanya sehat, bukan? Dejun yakin tidak ada yang salah kecuali foto Kinar seorang diri di situ.

Di mana pria cosplayer hantu yang Kinar maksud?

"Cepat habiskan sebelum miemu mengembang."

Perhatian Dejun teralihkan saat Kinar menegurnya. Ia lantas meletakkan ponsel itu di atas meja dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

•••

Seandainya Hendery bisa meraih uang yang tergeletak di topi sulap terbalik itu, sudah bisa dipastikan ia akan memungut dan membawanya berlari mengejar sang puan yang kini berhambur menuju kedai ramen. Hendery menghela napas samar, titik-titik air hujan yang berjatuhan tak mampu membasahi maupun melunturkan bekas noda darah di bagian tubuhnya.

Ia pun hanya diam, masih tetap diam dalam posisi itu dan membiarkan lalu-lalang manusia melewatinya tanpa sadar. Hanya ada satu yang ada di pikirannya saat ini, tentang bagaimana sosok gadis asing dengan senyuman renyah itu mampu melihatnya. Prasangka akan kemungkinan-kemungkinan terbaik hingga terburuk telah mengitari pikirannya sejak tadi.

Setelah sekian lama membisu dalam keterasingan, bersembunyi dalam tajamnya sorot hitam sosok bayang yang serupa dengan dirinya, baru kali ini Hendery merasakan sesuatu baru di mana seseorang menyadari keberadaannya. Dan itu terjadi pada Kinar yang bahkan tidak sadar bahwa dirinya bukanlah sosok manusia. Hendery menggerakkan tubuhnya yang ringan menuju kedai guna menatap gadis itu lebih dekat. Gadis itu tak sendirian lagi, ada sosok laki-laki yang menemani.

FINDING YOU | Hendery WayVWhere stories live. Discover now