O7. Orang Hilang

114 37 3
                                    

Fajar menyingsing, panasnya matahari mulai menyeruak. Menimbulkan sinar terang yang menembus tirai jendela kamar Kinar. Gadis itu mengerut-erutkan dahi saat silau cahaya menerpa wajahnya. Ia kemudian membalik posisi tidurnya, hendak kembali terlelap saat dering telepon memekakkan telinga itu memecah keheningan. Matanya yang berat ia usahakan terbuka, kepalanya seolah masih berputar saat pandangan buramnya mengedar ke sekeliling.

Butuh beberapa detik baginya menyadari bahwa ia sedang berada di kamar kos. Tidur dengan selimut hangat dan kaos kaki.

Tunggu, siapa yang membawanya pulang?

Dirinya seketika itu bangkit, melepas kaos kaki yang melekat di kaki mungilnya. Ia menyambar ponsel cepat, menatap layarnya yang menunjukkan pukul sebelas siang dan tiga panggilan tak terjawab. Tangannya menyisir lalu meremas rambut kesal karena melewatkan satu mata kuliah pagi. Ia kemudian membuka belasan pesan Dejun yang belum dibuka sejak kemarin.

From : Dejun
Aku tidak melihatmu di kos.
Kau di mana?

From : Dejun
Bersenang-senang sendiri?

From : Dejun
Kau pulang ke rumah? Kenapa tidak memberitahu?
Sungguh aneh.

From : Dejun
Hei, pukul berapa ini? Kau belum juga pulang.

From : Dejun
Dasar bodoh, siapa yang menyuruhmu mabuk?
Apa kau bahkan belajar untuk ujian besok?

From : Dejun
Minumlah obat pengarmu ketika bangun.
Aku pergi.

From : Dejun
Aku sudah mengijinkanmu pada Pak Dean Di, kau akan mendapat ujian susulan.

Kinar kemudian membelalak pada pesan Dejun yang terakhir. Menepuk dahinya kuat saat melupakan bahwa ini sudah masuk minggu ujian akhir semester mereka. Gadis itu memukul kasurnya kesal, kemudian bangkit memandangi pantulan dirinya yang sangat berantakan.

Meski dalam keadaan mabuk, Kinar masih ingat betul detil dari kejadian semalam. Bagaimana ia tampak begitu kacau, berjalan serampangan, meracau tentang Dejun dan diteriaki oleh hantu. Ah, iya! Di mana hantu itu? Kinar mengedarkan pandangannya di seluruh sudut kamar kos, lantas bernapas lega saat dirinya yakin tidak ada jejak Hendery di sekitarnya. Akhir-akhir ini banyak kejadian aneh, Kinar harap hantu itu tidak akan muncul di hadapannya lagi.

•••

Jeda sebelum ujian siang nanti masih lama, Dejun baru saja keluar dari perpustakaan menuju kantin. Ia rasa sudah cukup bagi dirinya mempersiapkan ujian selanjutnya. Di sana, ada Yangyang dan Winwin yang sepertinya sudah lebih dulu nongkrong di situ dilihat dari dua piring kosong di depan mereka. Dejun kemudian bergabung langsung, membuatnya dihadiahi oleh tatap bingung dari dua cowok itu.

"Kau tidak salah meja?" tanya Winwin dengan raut wajah datar.

"Kenapa?" Dejun heran.

"Tidak, kupikir mejamu hanya ada di perpustakaan."

"Hei," tegur Yangyang sambil terkekeh. "Dejun juga butuh makan selain belajar, memangnya kau yang hanya menghabiskan waktu untuk makan?"

"Aku hanya bertanya," kilah Winwin seraya menyedot minumannya hingga setengah.

"Dejun, apa Kinar tidak akan ikut ujian kedua juga?" tanya Saeron yang baru saja bergabung duduk di seberang Dejun. Gadis itu tidak membawa apa pun selain botol softdrink yang baru saja ia beli di kantin.

Dejun mengedikkan bahu. "Tidak tahu, dia hanya membaca pesanku."

"Apa kalian bertengkar?"

"Kenapa bertanya hal itu?"

FINDING YOU | Hendery WayVWhere stories live. Discover now